You are on page 1of 30

Shaving Cream

Nanda Fadilla Wardhani 14334117


Hanindini Fadilah 15334003
Tri Indah Lestari 15334503
Fariqa Afiani 15334767
Apa itu Kosmetika?
Kosmetika (Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.386/Men.Kes/SK/IV/1994)
didefinisikan sebagai sediaan atau paduan bahan yang
siap untuk digunakan pada bagian luar dalam
(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin
luar), gigi dan rongga mulut, untuk membersihkan,
menambah daya tarik, mengubah penampakan,
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik dan
memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan
untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Anatomi Rambut
Apa itu Shaving Cream?
• Kosmetika cukur adalah sediaan kosmetika yang digunakan sebelum,selama dan
sesudah cukur rambut, baik rambut kepala, rambut kumis, jambang ataupun
rambut janggut. Klasifikasi dari sediaan cukur dibedakan atas:

• Sediaan pra cukur adalah sediaan kosmetika yang digunakan sebelum cukur
rambut, baik rambut kepala, rambut jambang, kumis dan janggut.Tujuan
penggunaan kosmetika ini untuk mempersiapkan rambut dan kulitnya menjadi
lebih sempurna dan efektif dibandingkan dengan jika hanya menggunakan sediaan
cukur saja.
• Sediaan cukur basah adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk pencukuran
basah, baik rambut kepala, jambang, kumis dan janggut.Biasanya terdapat dalam
bentuk: emulsi atau krim, stik, aerosol, sabun cair.
Komposisi: Krim cukur aerosol

• Sediaan pasca cukur adalah kosmetika yang digunakan untuk memberikan rasa
nyaman dan mempunyai antiseptika, membebaskan kulit dari infeksi bakteri yang
disebabkan kulit tergores selama pencukuran. Biasanya terdapat dalam bentuk:
bubuk, gel, krim, lotion.
Krim dibagi menjadi 2 type :

Tipe air krim minyak


terdispersi dalam terdispersi dalam
minyak (A/M) air (M/A)
Krim tipe air dalam minyak (A/M) merupakan suatu krim
yang dibuat dengan mendispersikan komponen air ke dalam
komponen minyak; sifatnya tidak mudah hilang bila terkena
air; berwarna putih atau transparan dan agak kaku; dan
diproduksi oleh pengemulsi agen dari alam, misalnya lilin
lebah, alkohol wol atau wol lemak. Contoh : Cold cream,
yaitu sediaan kosmetika yang dibuat untuk memberikan rasa
dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih,
biasanya berwarna putih dan bebas dari butiran kasar. Krim
tipe minyak dalam air (M/A) merupakan suatu emulsi
yang dibuat dengan mendispersikan komponen minyak ke
dalam komponen air; sifatnya mudah dicuci dengan air;
berwarna putih, tipis dan halus; dan diproduksi oleh sintetis
lilin, misalnya macrogol dan cetomacrogol. Contoh :
Vanishing cream, yaitu sediaan kosmetika yang digunakan
untuk membersihkan dan melembabkan kulit serta sebagai
alas bedak.
Kualitas dasar krim, yaitu:
• Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka
krim harus bebas dari inkopatibilitas, stabil pada
suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam
kamar.
• Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan
seluruh produk menjadi lunak dan homogen.
• Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah
yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari
kulit.
• Terdistribusi merata, obat harus terdispersi
merata melalui dasar krim padat atau cair pada
penggunaan.
Kelebihan & Kekurangan menggunakan
sediaan dasar krim
Kelebihan :
• Mudah menyebar rata dan praktis.
• Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air untuk tipe m/a (minyak
dalam air).
• Tidak lengket dan tidak berminyak, untuk tipe m/a (minyak dalam air).
• Zat aktif yang diabsorbsi pada pemakaian topikal tidak cukup beracun,
sehingga efek samping dapat dimimalisir.
• Meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkan
kulit berminyak.

Kekurangan :
• Susah dalam pembuatannya, karena dibutuhkan suhu yang optimal pada
saat pembuatan (fase minyak dan fase air).
• Mudah pecah, karena suhu tidak optimal atau saat pencampuran fase
minyak dan fase air pengadukannya tidak tepat.
Bahan & basis krim
Bahan – bahan dalam krim meliputi zat aktif, basis, dan zat
tambahan lainnya. Bahan utama dalam krim adalah zat aktif
yaitu zat berkhasiat dalam sediaan krim tersebut. Selain zat
aktif terdapat basis. Basis pada krim bukan merupakan
bahan utama tetapi penggunaannya dalam formulasi sediaan
krim cukup memegang peranan. Untuk mendapatkan suatu
bentuk sediaan krim dibutuhkan bahan utama untuk
membuat basis krim yaitu fase minyak, fase cair dan
surfaktan atau emulgator. Selain bahan-bahan utama
pembuatan basis krim, ada pula bahan penunjang yang
berguna untuk meningkatkan estetika dan stabilitas krim,
seperti antioksidan, pengawet, pewarna, pewangi,
pengkhelat dan pendapar.
Fase minyak
• Hidrokarbon
squalen, paraffin cair, petrolatum, paraffin padat, microcrystaline wax, ceresin,
dll.
• Lemak dan minyak
minyak zaitun, almond oil, cocoa butter, macadamia nut oil, avocado oil,
hardened palm oil, castor oil, sunflower oil, evening primrose oil, trigliserida
sintetik, dll.
• Wax/Lilin
beeswax, lanolin, carnauba wax, candelilla wax, jojoba oil, dll.
• Asam Lemak
asam stearat, asam oleat, asam isostearat, asam miristat, asam palmitat, dll.
• Alkohol
stearil alkohol, behenil alkohol, heksadesil alkohol, oktildodekil alkohol,
kolesterol, ceteth-20, dll.
• Ester sintetik
isopropil miristat, trigliserida, pentaeritritil tetraester, kolesteril ester dll.
Fase air
• Humektan
gliserin, propilen glikol, sorbitol, polietilen glikol,
dipropilen glikol, manitol, dll.
• Thickening agent
pektin, derivat selulosa, xanthan gum, natrium
alginat, dll.
• Pelarut
etanol, air, propilen glikol, gliserin dll.
Surfaktan
• Kelompok emulgator anionik
kalsium palmitat, trietanolamin, natrium lauril
sulfat.
• Kelompok emulgator kationik
alkonium bromida, setrimid, benzalkonium
bromida.
• Kelompok emulgator amfoter
protein, lesitin
• Kelompok emulgator non ionik
span, tween
Pengawet
• Kriteria pengawet yang ideal adalah sebagai
berikut :
1. Tidak toksik dan tidak mensensitisasi pada konsentrasi yang digunakan.
2. Lebih mempunyai daya bakterisid daripada bakteriostatik.
3. Efektif pada konsentrasi yang relatif rendah untuk spektrum luas.
4. Stabil pada kondisi penyimpanan.
5. Tidak berbau dan tidak berasa.
6. Tidak mempengaruhi atau dapat bercampur dengan bahan lain dalam
formula dan bahan pengemas.
7. Larut dalam konsentrasi yang digunakan.
8. Tidak mahal
Metode Pembuatan Cream
Pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan proses
emulsifikasi.

Biasanya komponen yang tidak bercampur dengan air seperti minyak


dan lilin dicairkan bersamasama di penangas air pada suhu 70-75°C,
sementara itu semua larutan berair yang tahan panas, komponen yang
larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen
lemak. Kemudian larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan ke
dalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara konstan,
temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk mencegah
kristalisasi dari lilin/lemak. Selanjutnya campuran perlahanlahan
didinginkan dengan pengadukan yang terus-menerus sampai
campuran mengental. Bila larutan berair tidak sama temperaturnya
dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan menjadi padat,
sehingga terjadi pemisahan antara fase lemak dengan fase cair.
Evaluasi Sediaan Cream
Evaluasi Fisik
1. Organoleptis
Dilihat dengan adanya pemisahan fasa atau pecahnya emulsi, bau tengik, perubahan
warna.
2. Homogenitas
Dengan cara meletakkan sedikit krim diantara 2 kaca objek dan diperhatikan adanya
partikel-partikel kasar atau ketidakhomogenan.
3. Viskositas dan Rheologi
4. Ukuran Partikel
• Prinsip : perubahan reflektan pada panjang gelombang dimana fase dalam berwarna
mengabsorbsi sebagian cahaya yang masuk, ternyata berbanding terbalik dengan
suatu kekuatan dari diameter partikel.
• Prosedur : sebarkan sejumlah krim yang membentuk lapisan tipis pada slide
mikroskop.
• Syarat : Tidak boleh lebih dari 20 partikel berukuran >20µm, tidak boleh lebih dari 2
partikel berukuran >50µm, dan tidak satupun partikel berukuran >90µm.
5. Stabilitas Krim
Dilakukan uji percepatan dengan :
• Agitasi dan sentrifugasi (mekanik)
• Prosedur : sediaan disentrifuga dengan kecepatan tinggi (± 30000 rpm). Amati
adanya pemisahan atau tidak.
• Prosedur : krim dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30, 40, 50,
60 dan 70oC. Amati dengan bantuan indikator (ex. Sudan merah), mulai suhu
berapa terjadi pemisahan. Makin tinggi suhu, krim makin stabil.
6. Isi Minimum
7. Penentuan Tipe Emulsi
• Uji kelarutan zat warna
• Uji pengenceran
8. Penetapan pH
Persyaratan pH yang ditentukan adalah 4,5 – 6,5.
9. Uji Pelepasan Bahan Aktif dari Sediaan
Prinsip : mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan krim dengan cara
mengukur konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu tertentu.
10. Uji Kebocoran Tube
Evaluasi Kimia
1. Identifikasi ( tergantung monografi).
2. Uji Penetapan Kadar (tergantung monografi).
Evaluasi Biologi
1. Uji Batas Mikroba
• Tujuan: Untuk memperkirakan jumlah mikroba
aerob viabel dalam semua jenis sediaan farmasi
dan untuk menyatakan sediaan tersebut bebas
dari mikroba tertentu
• Parameter: sediaan tidak mengandung mikroba
seperti: Escherichia coli, Staphylococcus aureus,
Salmonella sp., Pseudomonas aeruginosa
Formula 1
QS
Deionized Water

Magnesium Aluminum Silicate (Veegum HV, RT Vanderbilt) 2.000


PHASE B
Cetyl Alcohol 1.800
Stearic Acid 4.000
Butyrospermum Parkii Seed Oil (Ultra Refined Shea Oil, Biochemica) 2.000
Prunus Amygdalus Dulcis (Sweet Almond) Oil (Biochemica) 2.000
Theobroma Cacao (Cocoa) Seed Butter (Biochemica) 2.000
PHASE C
Sodium Hydroxide Solution QS
PHASE D
Carthamus tinctorius (Safflower) oleosomes & glycerin (Hydresia® G2) 7.500
Aloe Barbdensis Leaf Extract (BioVera Oil, BioChemica) 0.500
Rosemarinus Officinalis (Rosemary) Leaf Oil 0.200
Eugenia Caryophyllata (Clove) Leaf Oil (Wholesale Supplies Plus) 0.100
Citrus Medica Limonum (Lemon) Peel Oil (The Chemistry Store) 0.250
Fragrance (Blue Spruce, Chemia) 0.100
PHASE D
Coco-Glucoside (and) Glyceryl Oleate (Lamesoft PO65, Cognis) 2.000
PHASE D
Formula 2
• RECIPE Parts by Weight
• A Stearic acid 11.20
• Myristic acid 5.60
• Coconut fatty acid 6.40
• B Water 50.84
• Potassium hydroxide 7.52
• Sodium hydroxide 0.39
• Triethanolamine 1.05
• PEG 400 6.00
• C Stearic acid 11.20
• Myristic acid 5.60
• D GENAPOL LRO paste 3.00
• E Menthol 0.20
• Perfume 1 .oo
Formula 3
• Trade Name INCI Name
% w/w
• Concentrate Phase
• Phase A
• Deionized Water Water (Aqua)
74.19%
• Structure® Cel 4400 E Rheology Modifier Hydroxyethyl Ethylcellulose 0.10%
• Structure® Cel 500 HM Rheology Modifier C12-16 Alkyl PEG-2 Hydroxypropyl 0.10%
• Hydroxyethyl Ethylcellulose
• Sorbitol Solution, (70%) USP 10-015 Sorbitol (And) Water 3.80%
• Aloe Vera 200X Powder Aloe Barbadensis Leaf Juice 0.00%
HYDROVANCE® Moisturizing Agent Hydroxyethyl Urea 0.48%
• Finsolv® SLB-201 Dimethicone PEG-8 Benzoate 0.48%
• Brij™ L23 Laureth-23
0.48%.
• Hystrene® 5016 NF FG PWD Stearic Acid 9.50%
• Phase B
• TEA (99%) Triethanolamine
4.75%
• Phase C
• Menthol L Pellets Menthol
0.14%
• Phase D
• Phenonip® XB Phenoxyethanol (and) Methylparaben 0.95%
• (and) Ethylparaben (and) Propylparaben
• Citroflex® 2 Triethyl Citrate
0.05%
• Materials Inc.
• Propellant Phase
• A-46 Isobutane (and) Propane
5.00%
• Total: 100.00%
Formula 4
• Ingredients % By Weight
• Deionized Water 69.7
• Carbomer 940 0,2
• Propylene Glycol 1,0
• Allantoin 0.2
• Methylparabena 0.2
• Triethanolamine 0.2
• B. Polysorbate 80 2.0
• Glyceryl Stearate and PEG 100 Stearate 3,0
• PEG-75 Lanolin Oil 2.0
• Cocoa Butter 5.0
• Ethylene Glycol Monostearate 2.0
• C. DERMATEIN GSL 3.0
• D. Dimethicone 1.0
• Diazolidinyl Urea 0.3
• SD Alcohol-40 10.0
• Menthol 0.1
• Fragrance 0.1
Formulasi Pilihan
• Zat Aktif : Aloe Vera 1%
• Soaps : potassium hydroxide 7%
• Humectants : glyceril Monostearat 2,8%,
propylene glycol 2%
• Thickeners, emulsifying agents : Stearic Acid 5%, Myristic acid
3,5%
• Emollients : Caprylic/Capric 7,0%
• Silicones including volatile silicones : dimethicone 2%
• Surfactants : sodium lauryl sulfate 2,4%
• Pengawet : Methyl Paraben 0,15%
• Antioxidants : Tokoferol 0.1%
• Adjust PH : TEA 0,5% qs
• Perfume : Rose Oil qs
• Pelarut /: Water Deionized (ad 100%)
Pembuatan Shaving Cream
Pembuatan Shaving Cream

1. Panaskan pada lumpang suhu 75̊̊C Sejumlah Asam Stearate, Glyceril Monostearat,
Caprylic/Capric Triglyceride, Dimethicone
2. Pada lumpang yang berbeda campurkan Air terdeionisasi ditambah KOH, lalu homogenkan,
lalu ditambahan Propilen glikol dan myristic acid homogenkan
3. Campurkan lumpang ke pertama ke lumpang kedua dari suhu 70 C hingga mencapai suhu
ruangan (kurang lebih 30 C) aduk samai homogen.
4. Kemudian tambahkan natrium lauryl sulfat, tokoferol lalu homogenkan, lalu tambahkan
Metyl Paraben, lalu homogenkan.
5. Tambahkan extrax aloe vera dan fragrance pada sediaan lalu aduk sampai homogen.
Pengharum juga ditambahkan sambil tetap mengaduk . Ukur PH, jika tidak sesuai tambahkan
TEA secukupnya sampai sesuai dengan PH yang diinginkan.
EVALUASI SEDIAAN SHAVING CREAM
Uji Organoleptis

Bau Tidak berbau

Warna Putih

Bentuk Krim berbusa

Tekstur Lembut
Uji Homogenitas

Sebaran Warna Merata

Pemisahan Fase Tidak terjadi

Kesimpulan Memenuhi syarat homogenitas


UJI TIPE SEDIAAN
Metode Pengenceran

Pengamatan Terlarut

Kesimpulan Tipe minyak dalam air

•Metode Metilen Blue

Pengamatan Berwarna biru


Kesimpulan Tipe minyak dalam air
1. Uji pH Sediaan
Hasil uji: pH sediaan shaving cream 5.6
2. Uji Mikrobiologi
Hasil uji: bebas kapang dan khamir
HASIL UJI STABILITAS
• Stabilitas fisik Suhu 40 oC
Pengamatan 1 Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6 Minggu 8 Minggu
Organoleptis Warna : Warna : Warna : Warna : Warna :
Putih Putih kuning Putih Putih Putih
kuning+ kuning++ kuning+++
Homogenitas     
pH 5,5 5,6 5,7 6 6,1
Viskositas - - - - Tidak terjadi
perubahan
viskositas
HASIL UJI STABILITAS
• Stabilitas fisik Suhu 60 oC
Pengamatan 1 Minggu 2 Minggu 4 Minggu 6 Minggu 8 Minggu
Organoleptis Warna : Warna : Warna : Warna : Warna :
Putih Putih kuning Putih Putih Putih
kuning+ kuning++ kuning+++
Homogenitas     
pH 5,7 5,9 6,0 6,3 6,3
Viskositas - - - - Tidak terjadi
perubahan
viskositas
KESIMPULAN
Dari 4 formula yang dibandingkan dengan
formula pilihan dapat disimpulkan:
Formula yang dibuat mengandung ekstrak aloe
vera yang dapat melembabkan serta
mengurangi iritasi saat bercukur
Serta komponen bahannya mudah didapat dan
pengerjaannya relatif mudah

You might also like