You are on page 1of 16

KELALAIAN DAN

MALPRAKTIK DALAM
PRAKTIK KEPERAWATAN
DAN HUKUM KESEHATAN
KELOMPOK V
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan keperawatan di Indonesia telah
mengalami pertumbuhan yang begitu pesat
menuju kepada perkembangan keperawatan
sebagai profesi. Perawat merupakan salah satu
tenaga profesional yang memberikan
pelayanan kesehatan secara langsung kepada
individu, keluarga dan masyarakat, oleh karena
itu perawat sangat beresiko melakukan
malpraktek.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penulisan makalah ini adalah rangkuman teori tentang
kelalaian dan malpraktik dalam keperawatan dan hukum kesehatan.
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan adalah sebagai berikut :
 Menjelaskan dan memahami tentang kelalaian dalam praktik keperawatan
 Menjelaskan dan memahami tentang malpraktik dalam praktik keperawatan
 Menjelaskan dan memahami tentang hukum kesehatan dalam penerapan
praktik keperawatan.
D. Manfaat Penulisan Makalah
Dalam penulisan makalah ini penulis dberharap makalah ini bisa bermanfaat
bagi bagi insan akademik dan semoga pembaca dari berbagai kalangan juga
mendapat informasi baru dalam lingkup keperawatan.
BAB II
LANDASAN TEORI

I. KELALAIAN
Kelalaian sering disebut sebagai culpa, yaitu
kesalahan / kelalaian (negligence). Bila
kesalahan dalam menjalankan profesi kesehatan
disebut malpraktik, kalalaian dalam menjalankan
profesi disebut Medical Negligence.
kelalaian terbagi atas :
a. Kelalaian berat (culpa lata, gross negligence)
b. Kelalaian ringan (culpa levis)
Beberapa Kelalaian atau Mallpraktek pada Area
Perawatan Kritis

a. Tugas dan kelalaian tugas


b. Kerusakan dan penyebab
c. Menanggung kelalaian orang lain
d. Protokol-protokol
e. Pesanan Medik yang Dapat Dipertanyakan
f. Pengaturan Staf Yang Tidak Adekuat
g. Peralatan medik
II. DEFINISI MALPRAKTEK

 Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum


sifatnya dan tidak selalu berkonotasi yuridis.
Secara harfiah “mal” mempunyai arti salah
sedangkan “praktek” mempunyai arti
pelaksanaan atau tindakan, sehingga malpraktek
berarti pelaksanaan atau tindakan yang salah.
Caffee (1991) dalam Vestal, K.W. (1995) mengidentifikasi 3 area yang
memungkinkan perawat berisiko melakukan kesalahan, yaitu :
a. Tahap pengkajian keperawatan (assessment errors)
b. Perencanaan keperawatan (planning errors)
c. Tindakan intervensi keperawatan (intervention errors).
UNTUK MALPRAKTEK HUKUM ATAU
YURIDICAL MALPRACTICE DIBAGI DALAM 3
KATEGORI SESUAI BIDANG HUKUM YANG
DILANGGAR,
a) Criminal malpractice
b) Civil malpractice
c) Administrative malpractice.
Upaya Pencegahan dan Menghadapi Tuntutan
Malpraktek

 Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan


upayanya, karena perjanjian berbentuk daya upaya (inspaning
verbintenis) bukan perjanjian akan berhasil (resultaat
verbintenis).
 Sebelum melakukan intervensi agar selalu dilakukan informed
consent.
 Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis.
 Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada senior .
 Memperlakukan pasien secara manusiawi dengan
memperhatikan segala kebutuhannya.
 Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien, keluarga dan
masyarakat sekitarnya.
Apabila tuduhan kepada perawat
merupakan criminal malpractice,
maka tenaga perawatan dapat
melakukan :
 Informal defence  Formal/legal defence

Mengajukan bukti untuk Melakukan pembelaan dengan


mengajukan atau menunjuk
menangkis/ menyangkal pada doktrin-doktrin hukum,
bahwa tuduhan yang yakni dengan menyangkal
diajukan tidak berdasar tuntutan dengan cara menolak
atau tidak menunjuk pada unsur-unsur pertanggung
doktrin-doktrin yang ada, jawaban atau melakukan
misalnya perawat pembelaan untuk
membebaskan diri dari
mengajukan bukti bahwa pertanggung jawaban, dengan
yang terjadi bukan mengajukan bukti bahwa yang
disengaja, dilakukan adalah pengaruh
daya paksa
III. HUKUM KESEHATAN

 DEFINISI
Hukum kesehatan (helath law) merupakan suatu
spesialisasi dari ilmu hukum yang ruang
lingkupnya meliputi segala peraturan perundang-
undangan di sector pemeliharaan kesehatan.
SUMBER DAN FUNGSI HUKUM

SUMBER HUKUM DAPAT DIBEDAKAN MENJADI


SUMBER HUKUM MATERIL DAN FORMIL

 SUMBER  FUNGSI
a. Menjaga ketertiban didalam
Hukum kesehatan tidak masyarakat
hanya bersumber pada b. Hukum tidak terkecuali hukum
hukum tertulis saja tetapi kesehatan pastinya memiliki
juga yurisprudensi, fungsi menjaga ketertiban dalam
masyarakat.
traktat, Konvensi, doktrin,
c. Menyelesaikan sengketa yang
konsesus dan pendapat timbul di dalam masyarakat
para ahli hukum maupun
d. Merekayasa sikap dan pandangan
kedokteran. masyarakat
IV. INFORMED CONSENT

Pengertian Informed Consent oleh Komalawati


( 1989 :86) disebutkan sebagai berikut:
“Yang dimaksud dengan informed Consent adalah
suatu kesepakatan / persetujuan pasien atas
upaya medis yang akan dilakukan oleh dokter
terhadap dirinya, setelah pasien mendapatkan
informasi dari dokter mengenai upaya medis yang
dapat dilakukanuntuk menolong dirinya, disertai
informasi mengenai segala resiko yang mungkin
terjadi.”
Persetujuan Tindakan Medik ( Informed
Concent) dapat terdiri dari :

 Yang dinyatakan  Dianggap diberikan


(expressed),yakni ( Implied atau tocit
secara lisan(oral)atau concent),yakni dalam
tertulis(written) adalah keadaan biasa (normal)
persetujuan yang atau dalam keadaan
dinyatakan secara lisan darurat (emergency)
atau tulisan, bila yang adalah persetujuan yang
akan dilakukan lebih diberikan pasien secara
dari prosedur tersirat, tanpa pernyataan
pemeriksaaan dan tegas.
tindakan biasanya.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN B. SARAN
 Malpraktik bersifat sangat  Dalam memberikan pelayanan
keperawatan , hendaknya berpedoman
kompleks. pada kode etik keperawatan dan mengacu
 Perawat diperhadapkan pada pada standar praktek keperawatan

tuntutan pelayanan profesional.  Perawat diharapkan mampu


mengidentifikasi 3 area yang
 Banyak kemungkinan yang dapat memungkinkan perawat berisiko melakukan
memicu perawat melakukan kesalahan, yaitu tahap pengkajian
malpraktik. Malpraktik lebih keperawatan (assessment errors),
perencanaan keperawatan (planning
spesifik dan terkait dengan status errors), dan tindakan intervensi
profesional seseorang, misalnya keperawatan (intervention errors) sehigga
perawat, dokter, atau penasihat nantinya dapat menghindari kesalahan
yang dapat terjadi
hokum
 Perawat harus memiliki kredibilitas tinggi
 Untuk mengatakan secara pasti dan senantiasa meningkatkan
malpraktik kemampuannya untuk mencegah terjadinya
malpraktek

You might also like