You are on page 1of 21

psoriasis

Anisah Khaira Ummah


09020060
DEFINISI
 Psoriasis berasal dari kata psora yang
merupakan bahasa Yunani yang berarti sisik.
 Psoriasis adalah penyakit kulit kronik residif
dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak
eritema berbatas tegas, kering, ditutupi oleh
skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih
mengkilat disertai dengan fenomena tetesan
lilin, Auspitz dan Koebner.
 Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang
penderita nya mengalami proses pergantian
(kulit) yang terlalu cepat. Kemunculan
penyakit ini terkadang dalam jangka waktu
lama atau kambuhan dalam waktu yang tidak
menentu. Penyakit ini secara klinis bersifat
tidak mengancam jiwa dan tidak menular.
(wikipedia)
EPIDEMIOLOGI
 Penyebabnya belum diketahui dengan pasti,
namun diduga dapat dipengaruhi oleh faktor
genetik, imunologi, dan faktor lainnya.
 Dapat menyerang semua umur, namun paling
sering timbul pada dewasa muda (>20tahun).
 Frekuensi yang sama pada pria dan wanita
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TIMBULNYA PENYAKIT
 Bangsa kulit putih lebih banyak terjangkit
daripada kulit berwarna.
 Lebih sering pada musim hujan.
 Biasanya diturunkan scr autosomal dominan.
 Infeksi lokal dan gangguan metabolik dapat
menjadi faktor pencetus penyakit ini.
 Stres dan emosi, serta kehamilan dapat
memperberat penyakit ini.
GEJALA SINGKAT PENYAKIT
 Dimulai dengan makula dan
papel eritematosa dengan
ukuran mencapai lentikular-
numular, yang menyebar
secara sentrifugal.
 Akibat penyebaran seperti
ini, dijumpai beberapa
bentuk psoriasis.
 Bentuk titik (psoriasis
pungtata), bentuk tetes-
tetes (psoriasis gutata),
bentuk numular
(psoriasis numular),
psoriasis folikularis atau
psoriasis universalis
(pada seluruh tubuh).
PEMERIKSAAN KULIT
 Efloresensi/sifat-sifatnya :
• Makula eritematosa yang besarnya bervariasi dari
miliar sampai numular, dengan gambaran yang
beraneka ragam, dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau
geografis.
• Makula ini berbatas tegas, ditutupi oleh skuama kasar
berwarna putih mengkilat. Bila skuama digores dengan
benda tajam menunjukkan tanda tetesan lilin.
• Bila penggoresan diteruskan, mka akan timbul tanda
Auspitz dengan bintik darah. Dapat pula menunjukkan
fenomena Koebner atau reaksi isomorfik, yaitu timbul
lesi-lesi psoriasis pada bekas trauma/garukan.
 Lokalisasi:
Siku, lutut, kulit kepala,
telapak kaki & tangan,
punggung, tungkai atas
& bawah, serta kuku.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
Menunjukkan akantosis, papilomatosis dan
hilangnya stratum granulosum. Juga
hiperkeratosis serta abses Munto. Pada dermis
ditemukan infiltrasi sel-sel polinuklear,
limfosit dan monosit serta pelebaran ujung-
ujung pembuluh darah.
PEMERIKSAAN PEMBANTU/
LABORATORIK
 Pemeriksaan yang bertujuan menganalisis
penyebab psoriasis, seperti pemeriksaan darah
rutin, kimia darah, gula darah kolesterol dan
asam urat.
DIAGNOSA BANDING
1. Dermatitis seboroika: biasanya menunjukkan
kulit yang berminyak tanpa skuama yang
berlapis-lapis.
2. Lues stadium II (psoriasiform): skuama
berwarna coklat tembaga dan sering disertai
demam pada malam hari (dolores nocturnal)
3. Pitiriasis Rosea: biasanya berjalan subakut,
skuama tidak berlapis-lapis dan efloresensi
berup eritema berbentuk lonjong sesuai dengan
garis lipatan kulit.
KOMPLIKASI
 Dpt menyerang sendi, menimbulkan
artritis psoriasis
 Psoriasis pustulosa: pada eritema
timbul pustula miliar. Bila menyerang
telapak tangan & kaki serta ujung jari
disebut psoriasis pustula tipe Barber.
Namun bila pustula timbul pada lesi
psoriasis dan juga kulit di luar lesi,
dan disertai gejala sistemik berupa
panas/rasa terbakar disebut tipe
Zumbusch. Tipe ini ber prognosis
kurang baik.
 Psoriasis eritrodermia: bila lesi psoriasis
terdapat di seluruh tubuh, dg skuama halus &
gejala konstitusi berupa badan terasa panas-
dingin.
PENATALAKSANAAN
 Sistemik
 Kortikosteroid
 Methotrexate (MTX)
 Diaminodifenilsulfon (DDS)
 Cyclosporin
 Retinoid
 Levodopa
 Topikal
 Preparat ter (ter kayu, fosil, atau batu bara)
 Kortikosteroid
 Dihydroxyantharalin (Antharalin)
 Sinar UV
 Emolien lembut
 PUVA (kombinasi antara psoralen dengan
sinar UV)
 Pengembangan obat baru lainnya
 Makrolaktam
 Pemakaian excimer laser
 Terapi kombinasi
 Terapi rotasi
 Calcipotriene (vitamin D)
PROGNOSIS
 Tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat
kronik residif.
DAFTAR PUSTAKA
 Abdullah, Benny. Dermatologi. Surabaya: AUP, 2009.
 Goldstein, Beth & Adam. Dermatologi Praktis. Jakarta:

Hipokrates, 1998.
 Siregar RS. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC, 1996 .

Gambar
 http://www.dermatologionlinejurnal.com

 http://www.docstoc.com

 http:// faculty.philau.edu - _rackoverm_.htm

 http:// MayoClinic.com

 http://www.riversideonline.com/health_reference/Disease-
Conditions
 http://www.wikipedia.com

You might also like