You are on page 1of 61

KEPANITERAAN KLINIK

KSM ILMU KESEHATAN JIWA


RSJ KALAWA ATEI BUKIT RAWI
FAKULTAS KEDOKTERAN UPR

LAPORAN
KASUS TN. S
Pembimbing :
dr. Hotma Marintan, Sp. KJ
dr. Dini Mirsanti, Sp. KJ
Disusun oleh:
Ni Ketut Adhi, S.Ked
FAB 118 008
DEPRESI

Depresi adalah gangguan


psikiatri yang menonjolkan
m o o d sebagai masalahnya,
dengan berbagai gambaran
klinis yakni gangguan episode
depresif, gangguan distimik,
gangguan depresif mayor dan
gangguan depresif unipolar
serta bipolar.
Episode depresi biasanya
berlangsung selama 6 hingga
9 bulan, tetapi pada 15-20%
penderita bisa berlangsung
selama 2 tahun atau lebih.
DEPRESI BERAT

Depresi Mayor merupakan gangguan yang lebih berat,


membutuhkan lima atau lebih simptom-simptom selama dua
minggu, salah satunya harus ada gangguan mood, atau
ketidaksenangan pada anak-anak.
EPIDEMIOLOGI Gangguan depresi berat, paling
sering terjadi, dengan prevalensi
seumur hidup sekitar 15 persen.
Perempuan dapat mencapai 25%.
Sekitar 10% perawatan primer dan
15% dirawat di rumah sakit.

Pada anak sekolah


didapatkan prevalensi sekitar
2%.

Pada usia remaja didapatkan


prevalensi 5% dari komunitas
memiliki gangguan depresif berat.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA DEPRESI

Sosio
Jenis Status
Usia Ekonomi
Kelamin Perkawinan
Budaya
Jenis Kelamin Usia

• Perempuan 2x • Pada umumnya,


lipat lebih besar rata-rata usia
dibanding laki- onset untuk
laki. Diduga gangguan
adanya depresif berat
perbedaan adalah kira-kira
hormon, 40 tahun,
pengaruh dimana 50% dari
melahirkan, semua pasien
perbedaan mempunyai
stresor onset antara
psikososial usia 20 dan 50
antara laki-laki tahun.
dan perempuan,
dan model
perilaku yang
dipelajari
Status Perkawinan Sosio-Ekonomi-
Budaya

• Depresi lebih
• Paling sering
sering terjadi di
terjadi pada daerah pedesaan
orang yang dibanding daerah
tidak perkotaan.
mempunyai • Kelompok dengan
hubungan pendapatan rendah
ditemukan tingkat
interpersonal depresi yang cukup
yang erat atau tinggi yaitu sebesar
pada mereka 51%.
yang bercerai • Depresi yang
atau berpisah. tertinggi
ditemukan pada
kelompok
pendidikan yang
lebih tinggi sebesar
13,4%.
ETIOLOGI

Genetik

Biokimia

Hormonal

Kepribadian

Lingkungan
Genetik Biokimia Hormonal
• Penelitian keluarga • Hipotesis • Wanita dua kali lebih
menemukan bahwa Katekolamin: depresi sering dihubungkan
sanak saudara derajat berhubungan dengan dengan depresi saat
pertama dari defisiensi katekolamin menopause. Bunuh
penderita gangguan pada reseptor otak. diri dan saat masuk
depresif berat Reserpin yang rumah sakit biasanya
berkemungkinan 2 menekan amina otak sebelum menstruasi.
sampai 3 kali lebih diketahui kadang- Selama penyakit
besar daripada sanak kadang menimbulkan afektif berlangsung
saudara derajat depresi lambat sering timbul
pertama • Hipotesis indolamin : amenore. Hal ini
5-hidroxitriptamin (5 menggambarkan
HT), metabolit bahwa gangguan
utamanya asam 5- endokrin mungkin
hidroksi indolasetat merupakan faktor
(5HIAA) menurun penting dalam
dalam LCS pasien menentukan etiologi.
depresi, dan 5 HIAA
rendah pada otak
pasien yang bunuh
diri.
Kepribadian Lingkungan

• Kepribadian depresi • Peristiwa kehidupan yang


ditunjukkan dengan menyebabkan stress lebih
perilaku murung, pesimis sering mendahului
dan kurang bersemangat. episode pertama
• Mereka dengan rasa gangguan mood daripada
percaya diri rendah, episode selanjutnya.
senantiasa melihat • Kehilangan obyek cinta,
dirinya dan dunia luar seperti orang yang
dengan penilaian dicintai, pekerjaan
pesimistik. Jika mereka tempatnya berdedikasi,
mengalami stres besar, hubungan relasi, harta,
mereka cenderung akan sakit terminal, sakit
mengalami depresi. kronis dan krisis dalam
keluarga merupakan
pemicu episode gangguan
depresif.
KLASIFIKASI
Episode Depresif dengan gejala:
 Konsentrasi dan perhatian • Episode depresif
berkurang ringan
 Harga diri dan kepercayaan diri • Episode depresif
berkurang sedang
 Gagasan tentang perasaan
• Episode depresif berat
bersalah dan tidak berguna
(bahkan pada episode tipe tanpa gejala psikotik
ringan sekalipun) • Episode depresif berat
 Pandangan masa depan yang dengan gejala psikotik
suram dan pesimistis • Episode depresif
 Gagasan atau perbuatan
lainnya
membahayakan diri atau bunuh
diri • Episode depresif YTT
 Tidur terganggu • Gangguan Depresif
 Nafsu makan berkurang Berulang
• Suasana perasaan mood yang depresif, kehilangan minat dan
Episode kesenangan, dan mudah menjadi lelah biasanya dipandang
sebagai gejala depresi yang paling khas. sekurang-kurangnya
depresif dua dari ini, ditambah sekurang-kurangnya dua gejala lazim di
atas.
ringan • Lamanya seluruh episode berlangsung ialah sekurang-
kurangnya sekitar 2 minggu .

• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala yang


Episode paling khas yang ditentukan untuk episode depresif
ringan, ditambah sekurang-kurangnya tiga (dan
depresif sebaiknya empat) gejala lainnya.
sedang • Lamanya seluruh episode berlangsung minimal sekitar
2 minggu.
• penderita biasanya menunjukkan ketegangan atau kegelisahan yang
amat nyata, kecuali apabila retardasi merupakan ciri terkemuka.
Episode • Semua tiga gejala khas yang ditentukan untuk episode depresif ringan
depresif dan sedang harus ada, ditambah sekurang-kurangnya empat gejala
berat tanpa lainnya, dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat.
gejala • Episode depresif biasanya seharusnya berlangsung sekurang-kurangnya
2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat
psikotik cepat, maka mungkin dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam
waktu kurang dari 2 minggu.

Episode
depresif • Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2
tersebut di atas, disertai waham, halusinasi atau stupor depresif.
berat Wahamnya biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau
dengan malapetaka yang mengancam, dan pasien dapat merasa
bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik
gejala biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau
kotoran atau daging membusuk.
psikotik
Episode • Episode yang termasuk di sini adalah yang tidak
sesuai dengan gambaran yang diberikan untuk
depresif episode depresif pada F32.0-F32.3, meskipun
kesan diagnostik menyeluruh menunjukkan

lainnya sifatnya sebagai depresi.

• episode berulang dari depresi sebagaimana


Ganggua dijabarkan dalam episode depresif ringan, sedang,
atau berat, tanpa riwayat adanya episode

n tersendiri dari peninggian suasana perasaan dan


hiperaktivitas yang memenuhi kriteria mania dan
hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria
Depresif hipomania segera sesudah suatu episode
depresif.
Berulang • Episode masing-masing juga lamanya antara 3
dan 12 bulan (rata-rata lamanya sekitar 6 bulan).
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. S
 Usia : 69 tahun (6 agustus 1949)
 Alamat : Palangka Raya
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Status pernikahan : Menikah
 Suku : Jawa
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : pensiunan PNS
 Tanggal masuk RS : 26 Desember 2018
RIWAYAT PSIKIATRI

Keluhan utama:
Sulit tidur
RIWAYAT PSKIATRI
Riwayat gangguan sekarang:

Dilakukan wawancara dan observasi pada pasien di poli


jiwa RSUD dr. Doris Sylvanus pukul 08.30 wib – selesai. Dari
hasil observasi didapatkan laki-laki roman wajah sesuai
usia, wajah tampak murung, mata terlihat mengantuk,
rambut pendek sebagian beruban, tidak berjenggot dan
tidak berkumis. Penampilan rapi dan bersih, menggunakan
kemeja batik dan celana kain berwarna coklat, kuku tangan
pendek dan bersih, tidak tercium aroma tidak sedap. Pasien
menggunakan sandal coklat.
Sebelumnya dokter muda memperkenalkan diri dan
mengajak pasien untuk berjabat tangan. Pasien membalas
jabat tangan dokter muda.
ANAMNESIS DENGAN PASIEN

 DM: selamat pagi bapak, saya dokter muda ni ketut yang


bertugas hari ini, saya mohon ijin untuk menanyakan
beberapa pertanyaan terkait keluhan dan riwayat sakit bapak,
apakah bapak bersedia?
 OS: iya, silahkan
 DM : sudah lama ya bapak datang?
 Os : lumayan mbak
 Dm: bapak tadi pagi berangkat jam berapa? Naik apa?
 Os: jam 6 naik motor, takut antri di bawah
 Dm: sama siapa bapak kesini?
 Os: sendirian, tadi dirumah anak saya yang bungsu lagi tidur.
 Dm: bapak tau sekarang ada dimana?
 Os:iya mbak, di RS Doris
 Dm: apa yang membuat bapak datang kemari?
 Os: ini mbak, saya sulit tidur
 Dm: susah tidur seperti apa yang bapak maksud? Apakah sulit
memulai tidur atau terbangun saat tidur?
 Os: mulai tidur juga susah, waktu malam juga terbangun saya mbak
 Dm: biasanya bapak tidur jam berapa?
 Os: biasanya jam 8 malam
 Dm: sekarang bagaimana jam tidur bapak?
 Os: terkadang sampai jam 12 malam baru bisa tidur, nanti jam 3
bangun terus ga bisa tidur lagi mbak.
 Dm: tadi malam bapak tidurnya nyenyak? Apakah ada terbangun?
 Os: terbangun-bangun
 Dm: sejak kapan bapak sulit tidur?
 Os: kurang lebih 4-5 bulan ini mbak
 Dm : apa yang bapak lakukan kalau tidak bisa tidur?
 Os: nonton tv atau gak rebahan di ranjang aja mbak
 Dm: menurut bapak, apa yang buat bapak susah tidur?
 Os: terkadang ada yang saya pikirkan mbak
 Dm: apa yang bapak pikirkan?
 Os: kuliah anakku yang bungsu
 Dm: kenapa kuliahnya pak? Bisakah bapak bercerita?
 Os: anakku yang bungsu umurnya 20 tahun, belum kuliah, tapi
sudah kerja jadi satpam. Gak tau dia tu gak mau kuliah, padahal
saya sudah tua
 Dm: Apa bapak tau alasan dia tidak mau kuliah?
 Os: kata dia enak bekerja dapat penghasilan
 Dm: dulu waktu selesai SMA, apakah anak bapak yang bungsu
pernah menginginkan masuk universitas tertentu?
 Os: setau saya tidak pernah mbak
 Dm: baiklah pak, untuk anak bapak yang lainnya bagaimana?
 Os: semua kakaknya sudah berkeluarga, sudah ikut
keluarganya masing-masing.
 Dm: baiklah pak, selain itu apa yang bapak rasakan kalau sulit
tidur?
 Os: sakit kepala mbak
 Dm: sakit kepala seperti apa yang bapak maksud?
 Os: kepala saya rasa cenut-cenut di bagian depan mbak,
biasanya saya oles balsem saja
 Dm: kapan muncul sakit kepalanya pak?
 Os: kapan saja mbak, tidak menentu
 Dm: bagaimana sakit kepalanya setelah bapak oles balsem?
 Os: sedikit menghilang
 Dm : dulu pertama kali berobat kare na apa pak?
 Os: keluh an sama m bak, tidak bisa tidur sam a mudah lelah 5 bulan yan g
lalu
 Dm : apa yan g bapak m aks ud den gan mudah lelah?
 Os: gampan g capek m bak, jadi kalau mau n gapain -n gapain jadi m ales
 Dm : ken apa gam pan g capek pak?
 Os: gak tau mbak
 Dm : apa bapak habis men gerjakan sesuatu yan g berat jadinya capek?
 Os: en ggak mbak, saya dirumah saja
 Dm : apa keluh an mudah lelah masih bapak rasakan sam pai sekaran g?
 Os: terkadan g m bak
 Dm : waktu itu bapak berobat kem an a?
 Os: ke dokter umum depan doris
 Dm : apa kata dokternya pak?
 Os: dibilan gnya gangguan tidur, terus diberi obat supaya tidur
 Dm : bapak in gat warn a o batnya? Atau nama obatn ya?
 Os: lupa saya mbak
 D m : se t e la h m i nu m ob at y a ng b ap ak bi l ang t ad i, a pa ke l uh an ny a
b e rk uran g ?
 O s: t i du r j ad i ja m 8 m a la m , t ap i te rba ng u n te ru s su bu h, m a k an y a say a
b e ro bat k e sin i sia p a t au bisa dap at oba t ya ng le bih bag u s.
 D m : ob at y an g l e b i h b a g us se pe rt i ap a m ak sud ba pa k?
 O s: o bat y ang ti d ak b i k i n ba ng un su bu h
 D m : de ng an k e l uh an y a ng bap ak ka ta kan t ad i, bag a im a na p e rasa an b a p a k ?
 O s: l e l ah m b ak , m e ng a nt uk, y a m u ng ki n ka ren a susa h ti d ur
 D m : l al u, b ag ai m a na p e ra saa n b ap ak a khi r-ak hi r i ni ?
 O s: m ud ah l e la h, p ad aha l sa ya d iru m ah sa ja , m un g ki n k are n a susa h ti d u r
 D m : de ng an k e l uh an -k e l u han i ni , a pak ah ba pa k pe rna h m e m p uny a i p i k i ran
u nt uk m e n g ak h iri h id up ?
 O s: t i da k m b a k , it u t id ak d iaj a rk an d i ag am a say a
 D m : ap a saj a ak ti vit as b apa k s e kara ng ?
 O s: d i ru m a h saj a,t e rk a d a ng m e ny ap u ru m a h, n on t on tv d a n m e nc uci
 D m : ba pa k seri ng k e l ua r rum a h da n be rt e m u t e ta ng g a?
 O s: j a ra ng , sa ya l e b ih se n an g di rum a h. Ja ga ru m ah sa j a m b a k
 D m : b a p ak t au ka l a u b e r a d a d i r u m a h t e r u s m e ne r u s t i d a k b ai k u n t u k b ap a k?
 O s: i y a t au , b i sa j ad i sa ki t -sa ki t an
 D m : ka l a u d i j a l an b a p a k m e n e m u ka n o r a n g p i n g sa n, ap a y a n g b ap a k l a k uk an ?
 O s: p an g g i l o r an g -o r an g b ua t t o l o n g i n , l a l u b aw a k e r s
 D m : ap a ka h b ap ak p e r na h m e n d e n g a r b i s i ka n a t a u m e l i h a t s e su a t u y a ng t i d ak
b i sa d i l i h a t o r a ng l a i n?
 O s: t i d ak p e r na h
 D m : b a i k b ap a k, ap ak ah ad a y a ng m au b a p a k c e r i t ak an l ag i ?
 O s: o h i y a m b ak, sa y a j ug a n a fs u m a ka nn y a ku r an g
 D m : ap a y a n g b ap ak m a k su d na f su m a ka n ny a ku r a ng ?
 O s: ka l a u l i a t m ak an a n, ga ad a r a sa u n t uk m a ka n , r a s an y a ke n y an g s aj a
 D m : m ul ai ka p an k e l u ha n ny a p a k?
 O s: ku r a n g l e b i h 2 m i n gg u i n i m b ak
 D m : ke na p a n a f su m a ka n b a p ak b e r k u r a ng ?
 O s: t e r ka d a n g m a ka na n y a n g t i d a k s e s ua i se l e r a
 D m : si a p a y a ng m e ny i a p k an b a p a k m ak an a n?
 O s: t e r ka d a n g m a sa k se n d i r i , kal au t i d a k sa y a i k u t m a ka n d i r u m a h a na k
p e r t a m a sa y a
 Dm: kenapa bapak ikut makan dirumah anak bapak?
 Os: istri saya sudah meninggal kurang lebih 5 tahun yang lalu
karena stroke mbak, saya tinggal sama si bungsu.
 Dm: maaf pak, saya turut berduka
 Os: terimakasih mbak
 Dm: dalam 1 hari biasanya bapak makan berapa kali?
 Os : 3 kali dalam 1 hari, dulu tidak ada keluhan seperti ini
 Dm: bagaimana kalau sekarang?
 Os: sekarang bisa 2 kali atau 1x saja mbak
 Dm: baik pak, apakah ada hal lain yang ingin diceritakan?
 Os: tidak ada mbak
 Dm: baik pak, sudah selesai. Terimakasih banyak
 Os: iya sama-sama
RIWAYAT GANGGUAN PSIKIATRI
 Pasien mengaku 5 bulan yang lalu ( bulan juli) pasien ada
berobat ke dokter umum. Pasien mengeluhkan susah tidur
dan mudah lelah. Pasien mengatakan terkadang ada hal yang
dipikirkan sehingga pasien susah tidur. Pasien memikirkan
mengenai anak bungsu pasien yang belum kuliah dan lebih
memilih bekerja sebagai satpam, padahal pasien sudah tua.
 Pasien juga mengatakan 5 bulan terakhir ini anak bungsu
pasien sibuk bekerja, jadi tidak ada yang menemani pasien
dirumah.
 Pasien hanya tinggal berdua dengan anak bungsunya karena
istri pasien sudah lama meninggal dunia tahun 2013 karena
sakit stroke. Pasien jadi lebih senang menyendiri dirumah.
Sosialisasi pasien dengan tetangga menjadi kurang baik
karena pasien jarang keluar rumah.
 Pasien bukan seorang peroko, tidak pernah mengonsumsi
alkohol ataupun obat terlarang.
RIWAYAT GANGGUAN
SEBELUMNYA
Kondisi Medik Umum :
 Pasien mengaku tidak ada menderita tekanan darah
tinggi ataupun diabetes melitus
 Riwayat trauma kepala disangkal
RIWAYAT GANGGUAN
SEBELUMNYA

Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol :


Pasien tidak ada menggunakan obat-obat terlarang,
minum alkohol ataupun merokok
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1 . Riway at P re n a ta l
 Pasien hanya tahu lahir di daerah jatilawang, jawa
tengah
 Di tolong oleh bidan kampung
 Tidak didapatkan informasi yang cukup

2 . Riway at m as a k an a k aw al (0 -3 ta h un )
 Pasien termasuk anak yang pendiam.
 Tidak di dapatkan informasi yang cukup.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

3 . Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)


Perilaku sesuai dengan anak-anak seusianya.
Setelah pulang sekolah, biasanya langsung
bermain bersama teman-temannya.

4. Riwayat masa remaja l (11-18 tahun)


Pasien memiliki banyak teman pada waktu SMP
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

5 . R i w a y a t d ewasa muda (18 tahun - sekarang)


Pasien tidak melanjutkan sekolah SMA karena
masalah biaya, tapi pasien masih berniat untuk
sekolah. Pasien bekerja di kampung membantu
orang tua bekerja angkat-angkat barang
6. Riwayat Pendidikan
 SD di jatilawang selama 6 tahun, prestasi biasa
saja, tidak pernah tinggal kelas
 Smp di jatilawang selama 3 tahun, prestasi biasa
saja, tidak pernah tinggal kelas
 Pasien tidak melanjutkan SMA terkait maskah
biaya.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

7. Riwayat P e k erj aan


 Pasien pindah dari jawa ke palangka raya untuk
mencari kerja pada tahun 1970
 Pasien bekerja di kantor gubernur dan pensiun
tahun 2009

6. Riwayat P e rn i k ah an
 pasien menikah satu kali pada tahun
1987-sekarang
 Istri pasien meninggal tahun 2013
karena sakit stroke
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

7. Riwayat kehidupan beragama


Sebelum sakit, pasien rajin sholat 5 waktu
Setelah sakit pasien sering melewatkan sholat isya
dan sholat subuh
8. Riwayat psikoseksual
Pasien tidak ingat pertama kali mimpi basah.
Pasien menikah tahun 1978 dan memiliki 7 orang anak
9. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien mengaku tidak pernah melakukan
pelanggaran hukum.
RIWAYAT KELUARGA

: Pasien : Tinggal
: Laki-laki
Serumah
: Perempuan : Meninggal
SITUASI KEHIDUPAN SEKARANG

 Pasien tinggal serumah dengan anak bungsu pasien


 Tidak lagi bekerja dan berdiam di rumah saja.
 Pasien menghabiskan harinya dengan menonton tv,
menyapu rumah, mencuci
PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRINYA
DAN LINGKUNGANNYA

 Pasien menyadari dirinya sakit


 Pasien tidak tahu apakah orang-orang di sekitar
rumahnya tahu dia sakit.
 Pasien tidak mau berbaur dengan tetangga dan
lebih sering berdiam di rumah.
STATUS MENTAL (DESKRIPSI
UMUM)

PENAMPILA N :
laki-laki roman wajah sesuai usia, wajah
tampak murung, mata terlihat mengantuk,
rambut pendek sebagian beruban, tidak
berjenggot dan tidak berkumis. Penampilan rapi
dan bersih, menggunakan kemeja batik dan
celana kain berwarna coklat, kuku tangan
pendek dan bersih, tidak tercium aroma tidak
sedap. Pasien menggunakan sandal coklat.
STATUS MENTAL (DESKRIPSI
UMUM)

PERILA KU DAN A KTIVITAS MOTORIK:


 Keadaan pasien tenang
 Kontak mata dengan pemeriksa kurang.
STATUS MENTAL (DESKRIPSI
UMUM)

PEMBICARAA N :
 Pasien menggunakan bahasa Indonesia dengan
aksen kedaerahan.
 Volume cukup, intonasi cukup, artikulasi jelas.
 Perbendaharaan kata cukup

SIKA P TERHADAP PEMERIKSA


Kooperatif
STATUS MENTAL

KESADARAN :
 Compos mentis (kesadaran normal)

ORIENTASI :
 Waktu : Baik
( pasien dapat menjelaskan tadi berangkat jam 6
pagi)
 Tempat : Baik
(Pasien dapat menjelaskan posisinya saat ini
berada di RS doris)
 Orang : Baik
(Pasien dapat menjelaskan bahwa pasien sendiri
ke RS karena anak b ungsunya sedang tidur)
STATUS MENTAL

MO O D dan A F EK :
 Mood : Hipotimik
 Afek : murung
( pasien mengatakan perasaannya hari ini lelah
dan mengantuk karena kurang tidur. Perasaan
pasien akhir- akhir ini mudah lelah padahal
dirumah saja, mungkin karena kurang tidur)

Keserasian : A P P R O P R I ATE
STATUS MENTAL

PRO SES PI KI R :
 Bentuk Pikir : - realistik

 Arus Pikir : koheren


 Isi Pikir : pre-okupasi
STATUS MENTAL

GANGGUAN P ERS EP S I:
 Tidak ada keluhan

KEM AU AN :
Aktivitas sehari-hari seperti merawat diri (mandi,
makan) dilakukan sendiri. Pasien menggunakan
waktu luang untuk menonton tv, menyapu rumah
dan mencuci. Pasien jarang bersosialisasi dengan
tetangga dan lebih sering dirumah
FUNGSI INTELEKTUAL

KEMAMPUAN BERBAHASA :
Pasien menggunakan bahasa Indonesia dengan
aksen kedaerahan. Volume cukup, intonasi cukup,
artikulasi jelas. Perbendaharaan kata cukup

DAYA INGAT
 Long term : Baik
(pasien dapat mengingat tahun saat menikah)
 Short term : menurun
( pasien tidak ingat obat-obatan yang diminum)

 Immediate term : Baik


(dapat mengulang 3 benda yang disebutkan
pemeriksa)
FUNGSI INTELEKTUAL

DAYA KONSENTRASI :
dapat mengeja nama pemeriksa secara terbalik.

KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS :


 Mampu menulis namanya sendiri
 Dapat membaca satu paragraf penuh

VISUOSPASIAL :
 dapat menggambarkan jam yang menunjukkan
pukul 02.00 WIB
 Dapat menggambar bentuk geometri, seperti kotak
dan segitiga.
FUNGSI INTELEKTUAL

I N T E L E GE N SI D A N D A Y A IN F O R MA SI :
 Pasien mengetahui nama Presiden saat ini dan
mengenai sistem jaminan kesehatan sekarang.
P I K I R A N A B ST R A K :
Pasien dapat menjelaskan perbedaan RS
umum dan RS jiwa.

P I K I R A N K R E A T IF :
Pasien dapat berangkat dari rumah jam 6 pagi
naik motor supaya tidak antri di rumah sakit.
FUNGSI INTELEKTUAL

K E M A M P U A N M E NO L O NG D IR I :
 Pasien mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara mandiri yaitu mandi, makan, dan minum obat
DAYA NILAI

 Da y a n i l a i s o s i a l
Pasien mengatakan akan menolong jika menemukan orang
yang pingsan di depannya
 Uji daya nilai
Pasien mengetahui jika berada di rumah terus
tidak baik untuk kesehatan
 P e n i l a i a n r ea l i t a
Pasien tidak pernah mendengar bisikan atau
melihat sesuatu yang tidak bisa orang lain lihat.
 P e n g e n d a l i a n i m p u l s : Mampu mengendalikan impuls.

 Tilikan (Insight) : derajat 6


 T a r a f y a n g d a p a t d i p e r c a y a : Dapat dipercaya.
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH
LANJUT

 Tekanan Darah : 130/70 mmHg


 Nadi : 84 x/menit
 Laju napas (RR) : 20 x/menit
 Suhu : 36,5 0 C

P e m e r i k s a a n s t a t u s i n t e r n u s : dalam batas normal


P e m e r i k s a a n s t a t u s n e o r o l o g i k u s : dalam batas
normal .
IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA
A. Deskripsi Umum
 Penampilan : Laki-laki, roman wajah sesuai usia,
wajah tampak murung, mata terlihat mengantuk. Penampilan
rapi.
 Perilaku : kontak mata kurang terhadap
pemeriksa
 Pembicaraan : Bahasa Indonesia, respon normal
 Sikap : kooperatif
B. Kesadaran dan orientasi
 Kesadaran : Compos mentis (normal)
 Orientasi : Baik
C. Mood dan Afek : appropriate
D. Proses Pikir
 Bentuk pikir : Realistik
 Arus pikir : Koheren
 Isi pikir :
E. Gangguan persepsi : tidak ada gangguan
F. Kemauan : Menurun
IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA
A. F u ng si Inte l e kt u a l
 Kemampuan berbahsa : Baik
 Daya ingat : Baik
 Daya konsentrasi : Baik
 Kemampuan baca tulis : Baik
 Visuospasial : Baik
 Intelegensi dan daya info : Baik
 Pikiran abstrak : Baik
 Pikiran kreatif : Baik
 Kemampuan menolong diri : Baik

B. D a ya N i la i
 Daya nilai sosial : Baik
 Daya daya nilai : Baik
 Penilaian realita : Baik

C. Pe ng e nd a l ia n i mp u ls : Baik
D. In sig ht : Derajat 6
E. Ta ra f d i p e rca ya : Dapat dipercaya
FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan psikiatri
yang dilakukan, menurut PPDGJ-III memenuhi kriteria
Depresi, yaitu :
 Pada pasien didapatkan gejala utama: afek depresif,
keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas
 Gejala lainnya yang didapatkan pada pasien: tidur
terganggu dan nafsu makan berkurang
 Tingkat keparahan lebih dari 2 minggu
 Pasien menghadapi sedikit kesulitan untuk meneruskan
kegiatan sosial, dan urusan rumah tangga
DIAGNOSIS BANDING
EVALUASI MULTI AKSIAL
 Aksis I : F. 3 2 . 0 Episode depresif ringan
 Aksis II : Tidak ada diagnosis
 Aksis III : Tidak ada diagnosis
 Aksis IV : Masalah terkait primary support group
 Aksis V : GAF scale 70-61
GAF scale 80-71 ( terbaik 1 tahun terakhir)
FORMULASI ETIOLOGI

ETIOLOGI FAKTOR FAKTOR FAKTOR


PREDISPOSISI PRESIPITASI PERPETUASI
BIOLOGI Laki-laki
- -
Usia 69 tahun
PSIKOLOGI Anak yang pendiam Tidak bekerja -
INTERPERSONAL Istri meninggal Tinggal dengan
- Dua orang anak anak bungsu laki-
meninggal laki
SISTEM MEDIK - - -
PROGNOSIS

Faktor yang memperingan:


 Gejala depresi episode ringan
 Tidak pernah dirawat inap karena depresi berat
 Tidak ada riwayat penyalahgunaan zat dan alkohol
RENCANA PENATALAKSANAAN

FARMAKOTERAPI
 Sertraline tab 50 mg (1 – 0 – 0)
 merlopam tab 2 mg (0 – 0 – 1/4)

NON-FARMAKOTERAPI
 Psikoedukasi :
 Memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi
hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega
 Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi
dirinya dan memahami cara menghadapi serta
memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur
DISKUSI TERAPI

 Sertraline termasuk golongan serotonin selective


reuptake inhibitor (SSRI) obat ini bekerja di dalam SSP
dengan menghambat selektif ambilan kembali serotonin.
Efek sampingnya dapat menyebabkan peningkatan berat
badan, hipotensi dan kardiotoksisitas. SSRI jarang
menyebabkan sedasi yang bermakna dan baik digunakan
untuk usia lanjut
 Merlopam atau lorazepam, termasuk dalam golongan
obat antikonvulsan jenis benzoadiazepine yang bekerja
dengan cara meng- re inforce GABA re-uptake inhibitor
sehingga hiperaktivitas tersebut mereda dan
menghasilkan efek samping menenangkan.
SKEMA PERJALANAN PENYAKIT

You might also like