You are on page 1of 27

PENCAMPURAN AGREGAT

• Setiap jenis perkerasan jalan memiliki


persyaratan gradasi agregat tertentu yang
dapat dilihat dalam setiap spesifikasi
bahan perkerasan jalan (misalnya yang
dikeluarkan oleh Bina Marga).
• Spesifikasi gradasi tersebut berupa nilai
rentang gradasi agregat yang
diperbolehkan terjadi di lapangan.
(karena di lapangan memakai alat berat
dan agregat dalam jumlah besar).
• Gradasi tengah adalah gradasi agregat
yang merupakan nilai tengah dari rentang
gradasi agregat yang ada dalam
spesifikasi. Gradasi tengah ini sering
disebut juga gradasi ideal.
Contoh : Gradasi Agregat untuk Beton Aspal jenis Split Mastik Aspal

Ukuran Persen Berat Lolos


Nomor Saringan Spesifikasi Gradasi
Saringan (mm) Tengah
¾ inci 19 100 100
½ inci 12,5 90 - 100 95
3/8 inci 9,5 50 - 65 57,5
No. 4 4,75 30 - 45 37,5
No. 8 2,36 20 - 30 25
No. 50 0,3 10 - 22 16
No. 200 0,075 8 - 12 10
• Pada umumnya agregat yang tersedia di
lapangan, baik agregat alam maupun
agregat hasil pengolahan, belum
memenuhi gradasi agregat sebagaimana
yang disyaratkan di dalam spesifikasi
pekerjaan.
• Untuk itu diperlukan pencampuran dari
berbagai ukuran agregat yang tersedia di
lapangan.
Berdasarkan ukuran dominan dari kelompok
agregat yang tersedia, agregat dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Fraksi agregat kasar : kumpulan agregat
yang butir-butirnya dominan terdiri dari
agregat kasar, sedikit agregat halus dan atau
filler.
2. Fraksi agregat halus : kumpulan agregat
yang butir-butirnya dominan terdiri dari
agregat halus, sedikit agregat kasar dan atau
filler.
3. Fraksi filler / abu batu : kumpulan agregat
yang butir-butirnya dominan terdiri dari filler,
sedikit agregat kasar dan atau agregat halus.
• Agregat campuran adalah agregat yang
diperoleh dari mencampur secara
proporsional fraksi agregat kasar,
agregat halus dan filler, sehingga didapat
gradasi baru yang memenuhi spesifikasi
gradasi agregat yang disyaratkan.
• Tiga metode yang dapat digunakan :
1. metode analitis,
2. metode grafis, ,
3. metode semi grafis.
1. METODE ANALITIS
(ARITHMATICAL METHOD)
untuk mencampur 2 fraksi agregat :
S = aA + bB
sehingga :
B  S  x100%
a=
 B  A
dan  A  S  x100%
b=
A  B
dengan :
S = persen lolos saringan dengan lubang d
mm yang diinginkan, didapat dari
spesifikasi campuran
A = persen lolos saringan fraksi agregat
kasar untuk lubang d mm.
B = persen lolos saringan fraksi agregat
halus untuk lubang d mm.
a = proporsi dari fraksi agregat kasar
b = proporsi dari fraksi agregat halus
Untuk mencampur 3 fraksi agregat :
P = aA + bB + cC
dengan :
P = persen lolos saringan dengan lubang d mm yang
diinginkan, didapat dari spesifikasi campuran
A = persen lolos saringan fraksi agregat kasar untuk
lubang d mm.
B = persen lolos saringan fraksi agregat halus untuk
lubang d mm.
C = persen lolos saringan fraksi filler untuk lubang d mm.
a = proporsi dari fraksi agregat kasar
b = proporsi dari fraksi agregat halus
c = proporsi dari fraksi filler
• Nilai a, b, c diperoleh dengan cara trial
and error, karena perhitungan P yang
dilakukan untuk satu ukuran saringan
belum tentu secara keseluruhan dapat
menghasilkan campuran yang memenuhi
spesifikasi campuran.
• Proporsi yang terbaik adalah proporsi
yang dapat menghasilkan agregat
campuran bergradasi mendekati gradasi
tengah rentang spesifikasi.
Contoh Gradasi Campuran Agregat untuk
Laston Gradasi VI Bina Marga

Saringan Spesifikasi
mm # Spek Batas Atas Batas Bawah Nilai Tengah

38,1 1½ 100 100 100 0

25,4 1 90 – 100 100 90 95


19,1 ¾ 82 – 100 100 82 91
12,7 ½ 72 – 90 90 72 81
4,76 4 52 – 70 70 52 61
2,38 8 40 – 56 56 40 48
0,59 30 24 – 36 36 24 30
0,279 50 16 – 26 26 16 21
0,149 100 10 – 18 18 10 14
0,074 200 6 – 12 12 6 9
Grafik Gradasi Campuran Agregat VI Bina Marga

100
90
Pe rs e ntas e Lolos (%)

80
70
60
50 Batas Atas
40 Batas Bawah
30 Nilai Tengah
20
10
0
0,01

0,1

10

100
Ukuran Saringan (mm)
Rancangan agregat campuran dengan metoda analitis

P= aA + bB + cC

Dengan :
P = persen lolos saringan dengan bukaan d mm yang
diinginkan, diperoleh dai spesifikasi
A = persen lolos saringan fraksi A untuk bukaan d mm
B = persen lolos saringan fraksi B untuk bukaan
saringan d mm
C = persen lolos saringan fraksi agregat C untuk bukaan
d mm
a = proporsi dari fraksi A
b = proporsi dari fraksi B
c = proporsi dari fraksi C

Nilai a,b dan c di tentukan dengan cara trial and eror dengan ketentuan
(a+b+c)=1
Contoh :
Analisa Saringan dari masing-masing agregat

Saringan
Spesifikasi Hasil analisa saringan
mm # Spek Nilai Tengah Fraksi A Fraksi B Fraksi C

38,1 1½ 100 100 100 100 100

25,4 1 90 – 100 95 85 100 100

19,1 ¾ 82 – 100 91 75 100 100

12,7 ½ 72 – 90 81 40 95 100

4,76 4 52 – 70 61 15 90 100

2,38 8 40 – 56 48 2 80 100

0,59 30 24 – 36 30 1 50 100

0,279 50 16 – 26 21 40 100

0,149 100 10 – 18 14 20 97

0,074 200 6 – 12 9 5 85
Contoh menetukan nilai a, b dan c
Jika perhitungan dimulai pada saringan No. 8

P  B 48  80
a   0.41
A  B 2  80
a = 0.41 dan
b + c = 1 – 0.41 = 0.59 ……………………………………(1)
Berdasarkan a = 0.41 maka untuk saringan no. 200 diperoleh :
P = aA + bB + cC
9 = 0.41(0) + 5(b) + 85(c) ……………………………………………..(2)
Dari persamaan (1) diperoleh b + c = 0.59 atau b = 0.59 – c
Untuk persamaan (2)
9 = 6(0.59 – c) + 85c
c = 0.06
b = 0.59 – 0.06 = 0.53
Contoh Perhitungan

Saringan 0,41 x 0,53 x 0,06 x Gradasi


Hasil analisa saringan Fraksi A Fraksi B Fraksi C Agregat Spesifikasi
mm # Fraksi A Fraksi B Fraksi C Gabunga Nilai Spek
n Tengah

38,1 1½ 100 100 100 100 100


41 53 6 100
25,4 1 85 100 100 95 90 – 100

34,85 53 6 93,85
19,1 ¾ 75 100 100 91 82 – 100

30,75 53 6 89,75
12,7 ½ 40 95 100 81 72 – 90
16,4 50,35 6 72,75
4,76 4 15 96 100 61 52 – 70
6,15 50,88 6 63,03
2,38 8 2 80 100 48 40 – 56
0,82 42,4 6 49,22
0,59 30 1 50 100 30 24 – 36
0,41 26,5 6 32,91
0,279 50 40 100 21 16 – 26
0 21,2 6 27,2
0,149 100 20 97 14 10 – 18
0 10,6 5,82 16,42
0,074 200 5 85 9 6 – 12
0 2,65 5,1 7,75
Grafik Gradasi Agregat Gabungan

100

90
Persentase Lolos Saringan (%)

80

70

60
Batas Atas
50

40 Batas Bawah

30
Gradasi
20
gabungan

10

0
0,01 0,1 1 10 100

Ukuran Saringan (mm)


Diketahui agregat A, agregat B dan agregat C dengan gradasi sbb :

No. saringan % lolos


spesifikasi Agregat A Agregat B Agregat C
½” 100 100 100 100
3/8 “ 80 -100 90 100 100
4 55 - 80 55 95 100
8 40 - 60 24 80 100
16 30 - 50 9 60 95
30 15 - 40 5 28 85
100 10 - 25 2 18 60
200 2 - 10 1 6 25

Rencanakanlah campuran antara agregat A,


agregat B dan agregat C sehingga dapat memenuhi
spesifikasi dengan menggunakan CaraGrafis
2. METODE GRAFIS (GRAFICAL
METHOD)
Langkah-langkah untuk merancang proporsi
campuran secara grafis :
a. Dibuat empat persegi panjang berukuran
10 cm x 20 cm atau dengan
perbandingan 1:2.
b. - Sumbu mendatar untuk menunjukkan
ukuran saringan,
- sumbu tegak untuk menunjukkan
persen lolos saringan.
c. Dibuat garis diagonal dari empat persegi
panjang yang menjadi garis gradasi tengah
untuk spesifikasi agregat campuran yang
diinginkan.
d. Berdasarkan persen lolos setiap ukuran
saringan dari garis gradasi tengah
ditentukan garis-garis yang menunjukkan
lokasi setiap ukuran saringan.
Jadi skala untuk sumbu horizontal
ditentukan dari gradasi tengah spesifikasi
agregat campuran.
e. Garis gradasi agregat dari masing-masing
fraksi yang akan dicampur digambarkan.
f. Proporsi dari fraksi agregat kasar
ditentukan dengan menarik garis vertikal
sehingga jarak dari tepi bawah ke garis
gradasi fraksi agregat kasar = jarak dari
tepi atas ke garis gradasi agregat sedang.
g. Nilai proporsi agregat kasar ditunjukkan
oleh besarnya persen lolos yang diperoleh
dari garis tepi atas dengan perpotongan
garis vertikal tersebut dengan garis gradasi
tengah spesifikasi agregat campuran.
h. Proporsi dari fraksi agregat halus
ditentukan dengan menarik garis vertikal
sehingga jarak dari tepi atas ke garis
gradasi fraksi agregat halus = jarak dari
tepi bawah ke garis gradasi agregat
kasar ditambah dengan jarak dari tepi
bawah ke garis gradasi agregat sedang.
i. Nilai proporsi agregat halus ditunjukkan
oleh besarnya persen lolos yang
diperoleh dari garis tepi bawah dengan
perpotongan garis vertikal tersebut
dengan garis gradasi tengah spesifikasi
agregat campuran.
j. Nilai proporsi agregat tengah adalah
100% dikurangi proporsi (agregat kasar
+ agregat halus).
k. Hasil dari metode grafis ini harus dicek
dan dievaluasi lagi untuk mendapatkan
proporsi campuran yang terbaik.
Contoh :
Analisa Saringan dari masing-masing agregat

Saringan
Spesifikasi Hasil analisa saringan
mm # Spek Nilai Tengah Fraksi A Fraksi B Fraksi C

38,1 1½ 100 100 100 100 100

25,4 1 90 – 100 95 85 100 100

19,1 ¾ 82 – 100 91 75 100 100

12,7 ½ 72 – 90 81 40 95 100

4,76 4 52 – 70 61 15 90 100

2,38 8 40 – 56 48 2 80 100

0,59 30 24 – 36 30 1 50 100

0,279 50 16 – 26 21 40 100

0,149 100 10 – 18 14 20 97

0,074 200 6 – 12 9 5 85
3. METODE SEMI GRAFIS
(SEMIGRAFICAL METHOD)
Langkah-langkah untuk merancang proporsi
campuran secara semigrafis :
a. Digambar bujursangkar 10 cm x 10 cm
b. Persen lolos saringan untuk fraksi
agregat kasar digambarkan pada sisi
kiri (skala 0 – 100%), dan persen lolos
saringan untuk fraksi agregat halus
digambarkan pada sisi kanan (skala 0 –
100%).
c. Titik-titik di sisi kiri dan kanan dari persen
lolos setiap fraksi untuk nomor / ukuran
saringan yang sama dihubungkan
dengan sebuah garis.
d. Pada garis hubung tersebut diberikan
tanda x untuk titik yang menunjukkan
batas atas dan batas bawah gradasi
spesifikasi agregat campuran. Titik ini
diperoleh dengan menggunakan skala
pada sisi kiri dan kanan yang memotong
garis hubung tersebut.
e. Ditarik garis vertikal dari titik-titik yang paling tengah
dari batas atas dan batas bawah spesifikasi agregat
campuran. Garis ini menjadi batas daerah dimana
proporsi kedua fraksi akan menghasilkan agregat
campuran yang memenuhi spesifikasi.
f. Garis tengah dari daerah yang dibatasi oleh kedua
garis vertikal tersebut menjadi nilai proporsi untuk
pencampuran kedua fraksi. Persentasi campuran
dibaca dari skala horizontal yang dibuat. Untuk
agregat kasar angka 0% dimulai dari kanan ke kiri,
sedangkan untuk agregat halus angka 0% dimulai
dari kiri ke kanan.

You might also like