You are on page 1of 33

Osteoarthritis (OA, dikenal juga sebagai arthritis

degeneratif, penyakit degeneratif sendi)


merupakan penyakit sendi degeneratif yang
mengenai sendi-sendi penumpu berat badan
dengan gambaran patologis yang berupa
kerusakan kartilago sendi, dimana terjadi proses
degradasi interaktif sendi yang kompleks, terdiri
dari proses perbaikan pada kartilago, tulang dan
sinovium diikuti komponen sekunder proses
inflamasi.1,2
Epidemiologi
Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang
paling banyak ditemukan di dunia, termasuk di
Indonesia. Bahkan sejak tahun 2001 hingga
2010 dicanangkan sebagai dekade penyakit
tulang dan sendi di seluruh dunia. Penyakit ini
menempati urutan kedua setelah penyakit
kardiovaskuler sebagai penyebab
ketidakmampuan fisik. Di Inggris dan Wales,
sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang mengalami
gejala OA. Di Amerika, 1 dari 7 penduduk
menderita OA
IDIOPATIK SEKUNDER
Setempat Trauma
Tangan Kongenital atau
- Kaki: developmental:
- Coxae Gangguan setempat:
Vertebra Faktor mekanik
Tempat lainnya: Metabolik
Endokrin
Penyakit Deposit
Kalsium
Penyakit Tulang dan
Sendi lainnya
Setempat:
Manifestasi Klinis
–Nyeri sendi
–Kaku pada pagi hari
(morning stiffness)
–Hambatan pergerakan sendi
–Krepitasi
–Perubahan bentuk sendi
–Perubahan gaya berjalan
Faktor Risiko Osteoartritis Lutut (Genu)

• Secara garis besar, terdapat dua pembagian


faktor risiko OA lutut yaitu faktor predisposisi
dan faktor biomekanis.
Faktor Predisposisi
– Faktor Demografi
– Jenis kelamin
– Ras / Etnis
– Faktor Genetik
– Umur
–Faktor Gaya Hidup
»Kebiasaan Merokok
»Konsumsi Vitamin D
–Faktor Metabolik
»Obesitas
»Osteoporosis
»Penyakit Lain
»Histerktomi
»Manisektomi
Faktor Biomekanis

• Riwayat Trauma Lutut


• Kelainan Anatomis
• Pekerjaan
• Aktivitas Fisik
• Kebiasaan Olahraga
Kriteria Diagnosis Osteoartritis Lutut (Genu)
Kriteria diagnosis OA lutut menggunakan kriteria klasifikasi American College
of Rheumatology seperti tercantum pada tabel berikut ini :
Derajat osteoartritis lutut dinilai menjadi lima
derajat oleh Kellgren dan Lawrence, yaitu :
• Derajat 0 : tidak ada gambaran osteoartritis.
• Derajat 1 : osteoartritis meragukan dengan gambaran
sendi normal, tetapi
• terdapat osteofit minimal.
• Derajat 2 : osteoartritis minimal dengan osteofit pada 2
tempat, tidak terdapat
• sklerosis dan kista subkondral, serta celah sendi baik.
• Derajat 3 : osteoartritis moderat dengan osteofit moderat,
deformitas ujung
• tulang, dan celah sendi sempit.
• Derajat 4 : osteoartritis berat dengan osteofit besar,
deformitas ujung tulang,
• celah sendi hilang, serta adanyasklerosis dan kista
subkondral.
Penatalaksanaan Osteoarthritis

• Tujuan penatalaksanaan pasien dengan


osteoarthritis adalah:
• Meredakan nyeri
• Mengoptimalkan fungsi sendi
• Mengurangi ketergantungan kepada orang
lain dan meningkatkan kualitas hidup
• Menghambat progresivitas penyakit
• Mencegah terjadinya komplikasi
Pilar terapi pada pasien dengan osteoarthritis yaitu:
• Nonfarmakologis:
- Modifikasi pola hidup
- Istirahat teratur yang bertujuan mengurangi
penggunaan beban pada sendi
- Modifikasi aktivitas
- Menurunkan berat badan
- Rehabilitasi medik/ fisioterapi
• a. Latihan statis dan memperkuat otot-otot
• b. Fisioterapi, yang berguna untuk mengurangi
nyeri, menguatkan otot, dan menambah luas
pergerakan sendi
Farmakologis:
Sistemik :
• Analgetik
• Non narkotik: parasetamol
• Opioid (kodein, tramadol)
• Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)
• Oral
• Injeksi
• Suppositoria
• DMOADs (disease modifying OA drugs)
• Diantara nutraceutical yang saat ini tersedia di
Indonesia adalah Glucosamine sulfate dan
Chondroitine sulfate.
Topikal
• Krim rubefacients dan capsaicin.
• Beberapa sediaan telah tersedia di Indonesia
dengan cara kerja pada umumnya bersifat
counter irritant.
• Krim NSAIDs
• Beberapa yang dapat digunakan adalah gel
piroxicam, dan sodium diklofenak.
Injeksi intraartikular/intra lesi

• Pada dasarnya ada 2 indikasi suntikan intra


artikular yakni penanganan simtomatik
dengan steroid, dan viskosuplementasi
dengan hyaluronan untuk modifikasi
perjalanan penyakit. Beberapa preparat
injeksi intraartikular
Steroid ( triamsinolone hexacetonide
dan methyl prednisolone )
• Hanya diberikan jika ada satu atau dua sendi
yang mengalami nyeri dan inflamasi yang
kurang responsif terhadap pemberian
NSAIDs, tak dapat mentolerir NSAIDs atau
ada komorbiditas yang merupakan kontra
indikasi terhadap pemberian NSAIDs.
• Dosis untuk sendi besar seperti lutut 40-50
mg/injeksi, sedangkan untuk sendi-sendi
kecil biasanya digunakan dosis 10 mg.
Hyaluronan: high molecular weight
dan low molecular weight
• Diberikan berturut-turut 5 sampai 6 kali
dengan interval satu minggu masing-masing 2
sampai 2,5 ml Hyaluronan. Sediaan di
Indonesia diantaranya adalah Hyalgan
dan Osflex.
Pembedahan
• Sebelum diputuskan untuk terapi
pembedahan, harus dipertimbangkan terlebih
dahulu risiko dan keuntungannya.
Pertimbangan dilakukan tindakan operatif bila
:
• Deformitas menimbulkan gangguan mobilisasi
• Nyeri yang tidak dapat teratasi dengan
penganan medikamentosa dan rehabilitatif
Ada 2 tipe terapi pembedahan : Realignment
osteotomi dan replacement joint
• Partial replacement/unicompartemental
• High tibial osteotomy : orang muda
• Patella & condyle resurfacing
• Minimally constrained total replacement : stabilitas
sendi dilakukan sebagian oleh ligament asli dan
sebagian oleh sendi buatan.
• Cinstrained joint : fixed hinges : dipakai bila ada
tulang hilang dan severe instability.
• Total knee replacement, apabila didapatkan nyeri,
deformitas, instability akibat dari rheumatoid atau
osteoarthritis.
Identitas Penderita
• Nama Pasien : Tn. R
• Umur : 57 tahun
• Jenis Kelamin : Laki - laki
• Alamat : Brangsong
• Pekerjaan : Kuli bangunan
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• No. Rekam Medik : 565562
• Tanggal Pemeriksaan : 23 Juli 2018
Data Subyektif
• Keluhan Utama
• Kedua lutut nyeri
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Lokasi: kedua lutut kanan dan kiri
• Kualitas : nyeri lutut dirasakan lebih berat di
sebelah lutut kiri sampai mengganggu
aktivitas sehari- hari
• Kuantitas :
• Keluhan dirasakan terus menerus
Kronologi:
Pasien datang ke Poli saraf RSUD Kendal dengan
keluhan kedua lutut terasa nyeri terutama untuk
berjalan. Keluhan ini dirasakan pasien sudah ± 1
tahun yang lalu. Nyeri dirasakan pasien seperti
tertusuk jarum. Nyeri tersebut juga tidak
menghilang dengan kompres, maupun obat
pengurang rasa sakit. Nyeri semakin memberat saat
pasien melipat lututnya, berdiri dan berjalan tetapi
sedikit berkurang dengan istirahat. Awalnya, pasien
mengaku mendapatkan keluhan nyeri dan sakit jika
berjalan ini ketika pasien ingin beranjak dari tempat
tidurnya menuju kamar mandi.
Ketika akan berdiri, pasien merasakan kedua
kakinya sangat nyeri. Pasien menyangkal adanya
riwayat jatuh. Riwayat makan minum, buang air
besar dan buang air kecil semuanya masih dalam
batas normal. Pasien mengaku tidak ada
pembengkakan maupun perubahan warna kulit
kemerahan di kedua lututnya. Pasien mengaku
tidak ada kaku pada pagi hari setelah pasien
bangun tidur. Pasien mengaku sudah pernah
berobat ke puskesmas untuk meredakan keluhan
nyeri pada lututnya, hanya saja pasien lupa nama
obatnya. Namun, pasien mengaku tidak ada
perbaikan setelah mengkonsumsi obat tersebut.
• Faktor yang Memperberat dan
Memperingan : semakin ringan untuk
istirahat dan semakin berat bila
digerakkan, berdiri dan berjalan.
• Gejala Penyerta: nyeri kepala (-), mual (-
), muntah (-), kejang (-),keringat dingin
(-), BAK dan BAB lancar
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat keluhan serupa : disangkal
• Riwayat darah tinggi : disangkal
• Riwayat kencing manis : diakui
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat stroke : disangkal
• Riwayat kejang : disangkal
• Riwayat penyakit maag : disangkal
• Riwayat alergi obat : disangkal
• Riwayat trauma kepala : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluhan srupa : disangkal
• Riwayat darah tinggi : disangkal
• Riwayat kencing manis : disangkal
• Riwayat stroke : disangkal
•Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang pekerja kuli bangun. Pasien
menggunakan BPJS untuk biaya pengobatan selama di
rumah sakit.
Data Obyektif
• Status Present
• Kesadaran :composmentis
• Tekanan Darah :120/80 mmHg
• Nadi :88x/m, reguler, isi tegangan
cukup
• RR : 24 x/m
• Suhu : 36,6 oC
• GCS : E4M6V5
Status Internus
• Kepala : mesocephale
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-
), pupil isokor (3mm/3mm), reflek cahaya (+/+)
• Leher
• Kaku kuduk :-
• Pembesaran KGB :-
• Thorax
• Inspeksi : simetris kanan kiri
• Palpasi : pergerakan paru simetris, stem fremitus
kanan=kiri
• Perkusi : sonor seluruh lapang paru
• Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), ronki (-/-),
wheezing (-/-)
• Abdomen
• Inspeksi : datar
• Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
• Perkusi : timpani (+)
• Auskultasi : bising usus (+) normal
• Extremitas
Superior Inferior
• Oedem -/- -/-
• Varises -/-
• Status Psikis
– Cara berfikir : realistis
– Tingkah laku : normoaktif
– Ingatan : cukup
• Status Neurologis
• Pemeriksaan Motorik
• Inspeksi : tidak ada kelainan di ekstremitas
superior et inferior, dekstra et sinistra
• Palpasi : otot kenyal, tidak ada nyeri atau
oedem
BADAN
MOTORIK
• Respirasi : dbn
• Duduk : dbn
• SENSIBILITAS
• Taktil : dbn
• Nyeri : dbn
• Thermi : tidak dilakukan
• Diskriminasi 2 titik : dbn
• Lokasi : dbn
• REFLEK
• Reflek kulit perut : Tidak dilakukan

You might also like