You are on page 1of 30

SHOULDER JOINT

DEWI NURPRATIWI
PO714241161010
Shoulder joint merupakan sendi
yang paling kompleks pada
tubuh manusia karena memiliki
5 sendi yang saling terpisah.
Yang terdiri atas 3 sendi
synovial yaitu sternoclavicular
joint, acromioclavicular joint
dan glenohumeral joint
(shoulder joint) dan 2 sendi
non-sinovial yaitu suprahumeral
joint (coracoclavicular joint) dan
scapulothoracic joint.
Sternoclavicular joint dibentuk oleh ujung proksimal
dari clavicula yang bersendi dengan incisura
clavicular dari sternum dan cartilago costa I. Sendi ini
merupakan modifikasi ball and socket joint atau
saddle joint yang memiliki 2 cavitas sendi atau 2
cavum articularis. Sendi ini memiliki diskus artikular
fibrokartilago yang dapat memperbaiki kesesuaian
kedua permukaan tulang yang bersendi & berperan
sebagai shock absorber. Kapsul articularisnya tebal
dan kendor, diperkuat oleh lig. sternoclavicular
anterior dan posterior. Ujung proksimal dari clavicula
juga berhubungan dengan costa I melalui lig.
costoclavicular dan kedua ujung proksimal clavicula
saling berhubungan oleh adanya lig. interclavicularis.
Sternoclavicular joint berperan besar dalam gerakan
shoulder girdle dan secara keseluruhan berperan
dalam gerakan protraksi – retraksi, elevasi – depresi,
abduksi elevasi lengan/shoulder. Pada gerakan
protraksi – retraksi terjadi gerak arthrokinematika
yaitu ventral slide – dorsal slide, sedangkan gerakan
elevasi – depresi terjadi gerak arthrokinematika
yaitu caudal slide – cranial slide.
Acromioclavicular joint dibentuk oleh processus
acromion scapula yang bersendi dengan ujung distal
clavicula. Sendi ini termasuk irregular joint atau
plane joint, dimana permukaan sendi pada acromion
berbentuk konkaf dan pada ujung distal clavicula
berbentuk konveks permukaan sendinya hampir rata.
Kapsul artikularisnya diperkuat oleh lig. acromiocla-
vicularis pada bagian superior. Pada bagian
belakang sendi diperkuat oleh aponeurosis otot
upper trapezius dan deltoid. Ujung distal clavicula
distabilisasi oleh lig. Coraco-clavicularis yang terdiri
atas 2 serabut ligamen yaitu lig. trapezoideum dan
lig. conoideum . Acromioclavicular joint memberikan
kontribusi pada gerakan elevasi – depresi, protraksi
– retraksi dan abduksi elevasi lengan. Pada saat
gerakan elevasi – depresi processus acromion akan
slide kearah cranial – caudal, se-dangkan saat
gerakan protraksi – retraksi akan slide kearah
ventral – dorsal.
Glenohumeral joint dibentuk oleh caput humeri yang bersendi dengan
cavitas glenoidalis yang dangkal. Glenohumeral joint termasuk sendi
ball and socket joint, tetapi merupakan sendi yg paling bebas pada
tubuh manusia. Caput humeri yang berbentuk hampir setengah bola
memiliki area permukaan 3 – 4 kali lebih besar daripada fossa
glenoidalis scapula yang dangkal sehingga memungkinkan terjadinya
mobilitas yg tinggi pada shoulder. Fossa glenoidalis diperlebar oleh
sebuah bibir/labrum fibrokartilago yang mengelilingi tepi fossa disebut
dengan “labrum glenoidalis”, labrum ini dapat membantu menambah
stabilitas glenohume-ral joint. Kapsul artikularisnya kendor dan jika
lengan tergantung ke bawah akan membentuk kantong kecil pada
permukaan medial, yang disebut “recessus axillaris”. Bagian atas kapsul
diperkuat oleh lig. coracohumeral dan bagian anterior kapsul diperkuat
oleh 3 serabut lig. glenohumeral yang lemah (lig. glenohumeral superior,
middle & inferior).
Suprahumeral joint merupakan celah antara acromion bagian
atas dan head of humeri bagian bawah. Terdapat bursa
subdeltoidea atau subacromialis dan rotator cuff muscles
(subscapular, supraspinatus, dan infraspinatus), serta tendon long
head biceps. Ketika abduksi-elevasi terjadi benturan antara head
of humerus dengan acromion, diantisipasi dengan humerus
external rotation dan atau scapular abduction dan penekanan
jaringan isi suparahumeral.
Sendi scapulothoracic bukanlah sendi anatomis sejati karena tidak
memiliki karakteristik sendi yang biasa (persatuan dengan
jaringan fibrosa, kartilaginosa, atau sinovial). Sendi ini
merupakan artikulasi dari scapula dengan thorax yang
tergantung pada integritas anatomik Acromioclavicular joint dan
Sternoclavicular joint.
Pasien duduk dengan dengan pemeriksa dibelakangnya : letakkan tangan diatas
deltoid dan acromion. Pertama pegang daerah pemeriksaan dengan mantap
sehingga menimbulkan rasa aman bagi pasien.
1. Sudut Suprasternal
• Gerakkan tangan kemedial dari posisi posisi awal diatas deltoid dan acromion
sehingga sudut sternal dapat dirasakan.
2. Sternoclavicular joint
• Sendi ini tepat berada disebelah lateral sudut suprasternal dan dapat
dipalpasi secara bilateral.
3. Clavicula
• Bergeraklah kelateral dari sternoclavicular joint dengan tetap mempalpasi
secara meluncur dengan halus ke permukaan anterior dan superior dari
clavicula.
4. AC joint
• Palpasi dilanjutkan kelateral kira-kira 1 inchi. Acromioclavicular joint sangat
mudah dipalpasi jika ditekan kedalam dan dilakukan fleksi dan ekstensi
shoulder beberapa kali.
5. Acromion
• Acromion berbentuk rectangular (persegi panjang), kadang-kadang
menunjukkan puncak dari shuolder, yang melengkapi struktur shoulder secara
keseluruhan. Yang dapat dipalpasi adalah bagian anterior dan posteriornya.
6. Proc. Coracoideus
• Terletak lebih dalam dari bagian clavicula yang concav, dibawah ujung jari
sekitar 1 inchi dari tepi anterior clavicula. Permukaan antero lateral
processus coracoideus hanya di medial dan ujungnya saja . ini merupakan
suatu garis yang dalam yang terletak dibawah penutup musculus pectoralis
mayor, tapi ini hanya dapat dirasakan jika menekan pectoralis major secara
mantap kedalam triangle pectoral.
7. Tuberculum majus humeri
• Dari bibir lateral acromion, palpasi lateral dari tuberculum majus humeri,
dimana letaknya dibagian inferior dari ujung lateral acromion.
8. Sulcus bicipitalis
• Sulcus bicipitalis terletak terletak dibagian anterior dan medial dari
tuberculum majus. Sulcus bicipitalis ini lebih mudah dipalpasi jika lengan
dalam keadaan eksternal rotasi.
9. Spina scapulae
• Gerakan posterior dan medial pada palpasi acromion yang berbentuk
lonjong juga ada pada spina scapula. Yang perlu diingat adalah acromion
dan spina scapula berada pada suatu sudut yang berkelanjutan.
10. Margo medial scapula
• Dari sisi bawah bagian medial scapula, kira-kira 2 inchi dari proc. Spinosus
vertebra thoracalis dan akhir dari trigonum spina scapula sejajar dengan T3.
9. Triquetrum

Letaknya di distal processus


styloideus ulna, di basis proksimal
carpal. Untuk mempalpasi, hand
harus radial deviasi maka tendon
akan bergerak keluar dari bawah
processus styloideus ulna. Meskipun
begitu triquetrum mungkin sangat
sulit untuk ditemukan karena
terletak dibawah pisiforme.
10. Pisiforme
Saat memeriksa bagian anterolateral tendo, kamu akan
merasakan suatu tulang sesamoidea yang kecil, yaitu
pisiforme. Dimana bentuknya didalam fleksor carpi ulnaris.
11. Hamatum

Letaknya agak di distal dan


radial dari pisiform. Untuk
menemukannya, letakkan
interphalangeal joint dari thumb
pemeriksa diatas pisiform. Tandai
dengan ujung thumb kemudian
berputar ke web (sela antar jari)
diantara thumb pasien dan indeks
finger, dan berhenti diujung thumb
pemeriksa, tapi ditutup agak
dalam dibawah lembaran
jaringan lunak. Pemeriksa harus
menekan dengan gentle untuk
menentukannya.
12. Metacarpal

Posisi pasien terlentang


dengan siku rileks dan lengan
bawah pronasi.
1. Menggunakan ibu jari
kedua tangan menemukan
buku-buku jari.
2. Geser jempol secara
proksimal di sepanjang
poros panjang dan tipis
metacarpal.
13. Anatomi snuffbox
Merupakan suatu lekukan kecil yang letaknya agak dibawah
dan sedikit kedorsal dari processus styloideus radii. Letaknya
agak keluar dari garis dan dapat dipalpasi ketika pasien
mengekstensikan thumb kelateral dari jari-jari.
M. Fleksor Carpi Radialis (FCR)
• Origo : Epicondylus medial humerus.
• Insersio : Basis metacarpal ke-2 dan ke-3 sisi
palmar.
• Fungsi : fleksi wrist, (palmar fleksi), radial
deviasi
• Teknik palpasi :
- posisi pasien supine lying dengan
lengan bawah supinasi.
- secara pasif fleksikan elbow pasien
dan wrist untuk merileksasikan
jaringan.
- gerakan thumb secara medial ke
dalam fleksor carpi radialis
bagian distal pada elbow.
- untuk merasakan kontraksi fleksor
carpi radialis, minta pasien melakukan
fleksi dan radial deviasi wrist secara
aktif.
M. Fleksor Carpi Ulnaris (FCU)
• Origo caput humeral : epicondylus medial
humerus.
• Origo caput ulnar : Aspek medial dari
processus olecranon dan dua pertiga
proksimal dari posterior ulna.
• Insersio : Pisiform, hamatum, dan basis
metacarpal kelima pada sisi palmaris.
• Fungsi : fleksi wrist dan ulnar deviasi.
• Teknik palpasi :
- posisi pasien supine lying dengan
lengan bawah supinasi.
- secara pasif fleksikan elbow pasien
dan wrist untuk merileksasikan
jaringan.
- lokalisir muscle belly dari palmaris
longus dengan thumb.
- gerakkan thumb secara medial pada
di atas muscle belly dari fleksor
carpi ulnaris.
- untuk merasakan kontraksi feksor
carpi ulnaris, minta pasien melakukan
fleksi wrist dan ulnar deviasi secara
aktif.
M. Palmaris Longus (PL)
• Origo : epicondylus medial humerus.
• Insersio : fleksor retinakulum dan
appenourosis palmaris.
• Fungsi : fleksi wrist dan sedikit fleksi
elbow.
• Teknik palpasi :
- posisi pasien supine lying
dengan lengan bawah
supinasi.
- secara pasif fleksikan elbow
pasien dan wrist untuk
merileksasikan jaringan.
- gerakkan thumb secara medial
pada muscle belly dari
palmaris longus.
- untuk merasakan kontraksi
palmaris longus, minta pasien
melakukan fleksi wrist secara
aktif.
M. Extensor Carpi Radialis Longus (ECRL)
• Origo : 1/3 distal supracondilar lateral
humerus
• Insersio : permukaan dorsal basis
metacarpal ke2 sisi radial.
• Fungsi : extensi wrist dan radial deviasi.
• Teknik palpasi :
- posisi pasien supine lying dengan
lengan netral.
- lokalisir epicondilus lateral humerus
dengan thumb.
- geser thumb ke arah distal di atas
extensor carpi radialis longus.
- untuk merasakan kontraksi
extensor carpi radialis l ongus,
minta pasien melakukan ekstensi
dan radial deviasi wrist
secara aktif.
M. Extensor Carpi Radialis Brevis (ECRB)
• Origo : epicondylus lateral humerus.
• Insersio : permukaan dorsal basis tulang
metacarpal ke 3.
• Fungsi : ekstensi wrist dan radial deviasi.
• Teknik palpasi :
- posisi pasien supine lying dengan
lengan bawah netral.
- lokalisir epicondylus lateral humerus
dengan thumb.
- geser thumb secara distal di atas
ekstensor carpi radialis longus.
Selanjutnya gerakkan ke arah distal
dan sedikit ke lateral di atas
ekstensor carpi radialis brevis.
- untuk merasakan kontraksi ekstensor
carpi radialis brevis, minta pasien
melakukan ekstensi dan radial
deviasi wrist secara aktif
M. Extensor Carpi Ulnaris (ECU)
• Origo : Epicondylus lateral humerus dan
apeneurosis posterior border ulna
• Insersio : sisi posterior basis tulang
metacarpal kelima
• Fungsi : ekstensi wrist dan ulnar deviasi
• Teknik palpasi :
- posisi pasien supine lying dengan
lengan bawah pronasi.
- lokalisir processus olecranon
dengan thumb selanjutnya
telusuri secara distal sepanjang
tepi lateral ulna.
- geser thumb secara anterior dan
lateral di atas ekstensor
carpi ulnaris.
- untuk merasakan kontraksi
ekstensor carpi ulnaris, minta
pasien melakukan ekstensi dan
ulnar deviasi wrist secara
aktif.
Flexor Digitorum Superficialis
• Origo :
- caput humerus : epicondylus medial dan
ligamen ulna collateral
- Caput ulnar : sisi medial processus coronoid
ulna
- Caput radial : garis oblique radius
• Insersio : permukaan samping palmar pada
phalangs middle jari kedua – kelima
• Fungsi : fleksi interphalangs 2-5 da fleksi
wrist
• Teknik palpasi :
- Posisi pasien terlentang dengan lengan supinasi.
- fleksikan siku secara pasif dan pergelangan
tangan ke jaringan kendur.
- Cari otot perut palmaris longus dan ibu jari
jempol jauh dan dalam.
- Otot perut fleksor digitorum superfisialis luas dan
jauh ke dalam fleksor superfisial.
- Pasien menolak fleksi jari dan fleksi siku untuk
memastikan lokasi yang tepat.
Flexor Digitorum Profundus
• Origo : permukaan anterior dan medial
pada ½ proksimal ulna, membran
interosseus dan deep fascia abtebrachial
• Insersio : basis distal phalangs 2-5
• Fungsi :
- fleksi distal interphalangs 2-5
- Fleksi metacarpophalageal 2-5
- Fleksi wrist
• Teknik palpasi :
- Posisi pasien terlentang dengan lengan supinasi.
- Fleksikan pergelangan tangan secara pasif ke
jaringan kendur.
- Cari tendon fleksor pergelangan tangan yang
dangkal dan geser jempol di antara dan dalam.
- Otot perut fleksor digitorum profundus luas dan
jauh ke tendon fleksasi superfisial.
- Pasien menolak jari fleksi untuk memastikan lokasi
yang tepat.
Extensor Digitorum
• Origo : epicondylus lateral humerus
• Insersio : permukaan posterior phalangs
middle dan distal jari 2-5
• Fungsi :
- Ekstensi jari 2-5 pada
metacarpophalangeal, proximal
interphalangeal dan distal
interphalangeal
- Ekstensi wrist
• Teknik palpasi :
- Posisi pasien terlentang dengan lengan bawah
pronasi.
- fleksikan siku secara pasif dan rentangkan
pergelangan tangan hingga jaringan kendur.
- Temukan proses olecranon dengan ibu jari
kemudian ikuti distal sepanjang tepi lateral
ulna.
- Geser jempol secara anterior dan lateral ke
ekstensor carpi ulnaris kemudian jauh ke lateral
ke ekstensor digitorum.
- Pasien menolak ekstensi jari untuk memastikan
lokasi yang tepat.
Extensor Digiti Minimi
• Origo : epicondylus lateral humerus
• Insersio : permukaan posterior phalangs
middle dan distal jari ke5
• Fungsi :
- Ekstensi jari 5 pada MCP da IP
- Ekstensi wrist
• Teknik palpasi :
- Posisi pasien terlentang dengan lengan
bawah pronasi.
- Fleksikan siku secar pasif dan rentangkan
pergelangan tangan ke jaringan kendur.
- Temukan proses olecranon dengan ibu jari
lalu geser distal sepanjang tepi lateral ulna.
- Geser jempol secara lateral melewati
ekstensor karpi ulnaris ke ekstensor digiti
minimi.
- Pasien menolak perpanjangan jari kelingking
untuk memastikan lokasi yang tepat.
Gerakan Sendi yang terlibat
Fleksi Radiocarpal Joint,
Intercarpal Joint,
Carpometacarpal joint I
Flexor Digitorum Superficialis
Flexor Digitorum Profundus
Ekstensi Radiocarpal joint,
Intercarpal Joint,
Carpometacarpal joint I
Extensor Digiti Minimi
Extensor Digitorum
Radial Deviasi Radiocarpal Joint,
Carpometacarpal joint I
Ulnar Deviasi Radiocarpal Joint,
Carpometacarpal joint I
1. Radiocarpal Joint, merupakan biaxial ellipsoid joint dengan dua
derajat kebebasan yaitu palmar fleksi – dorsal fleksi serta ulnar
dan radial deviasi. Radius bersendi dengan scapoid dan lunatum.
Posisi istirahat neutral ke arah ulnar deviasi. Close packed position
extention, dengan pola capsular fleksi dan extensi sama
terbatasnya.

2. Intercarpal Joint, struktur sendi dimana scapoid, lunatum, dan


triquetrum merupakan sendi datar yang dihubungkan dengan
ligament interosseum, dan merupakan deretan proximal dari mid
carpal. Deretan distal terdiri atas trapezium. Trapezoideum,
capitatum dan hamatum yang dihubungkan oleh ligament
interosseum secara kuat. Gerakan yang terjadi adalah gerakan
luncur atau geser. Antara kedua deretan tersebut membentuk sendi
mid carpal joint. Posisi istirahat adalah neutral atau sedikit fleksi,
close packed position adalah extensi.
3. Carpometacarpal joint I, persendian ini berbentuk pelana
dan biaxial yang menghubungkan antara trapezius dengan
basis metacarpal I. sendi ini memiliki kapsul sendi yang
longgar dengan ROM yang luas sehingga memungkinkan ibu
jari bergerak menjauhi palmar untuk aktivitas memegang.

4. Mid Carpal Joint, sendi yang terbentuk diantara proximal


row (scapoid, lunatum, triquetrum) dan distal row (trapezium,
trapezoid, capitatum, hamatum) dari tulang carpal.

5. Distal radialulnar joint, termasuk uniaxial pivot joint dengan


satu derajat kebebasan yaitu pronasi (85 ̊) dan supinasi (90 ̊)
Gerakan Bidang Gerak Axis
Fleksi Sagital Frontal
Ekstensi Sagital Frontal
Radial Deviasi Transversal Longitudinal
Ulnar Deviasi Transversal Longitudinal

You might also like