You are on page 1of 18

Nuriyah Fitriana

14 18 777 14 291

Pembimbing : dr. Dewi Suriany, Sp.KJ


F00-F09 Gangguan Mental Organik
F00-F09 Gangguan Mental Organik
 F00 Demensia pada Penyakit Alzheimer
 F01 Demensia Vaskular
 F02 Demensia Pada Penyakit Lain YDK
 F03 Demensia YTT
 F04 Sindrom Amnesik Organik bukan Akibat Alkohol dan Zat
Psikoaktif Lainnya
 F05 Delirium Bukan Akibat Alkohol dan Psikoaktif Lainnya
 F06 Gangguan Mental Lainnya Akibat Kerusakan dan Disfungsi
Otak dan Penyakit Fisik
 F07 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Akibat Penyakit,
Kerusakan dan Disfungsi Otak
Gangguan Mental Organik
• Gangguan Mental Organik (GMO) adalah gangguan
mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan
sistemik atau otak.
– Disfungsi primer: penyakit atau cedera pada otak yang
menyebabkan gangguan fisiologis pada otak;
– Disfungsi sekunder : penyakit pada tubuh (di luar otak)
secara sistemik menimbulkan gangguan fisiologis pada
otak
• Penegakkan diagnosis GMO, memerlukan bukti riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik dan laboratorium yang
menyokong.
Delirium

Delirium adalah gangguan akut, sementara, biasanya


reversibel, berfluktuasi yang menyebabkan gangguan
perhatian, kognisi, dan tingkat kesadaran seseorang.

Epidemiologi : prevalensi delirium pada usia >18 tahun


adalah 0.4% dan pada usia >55 tahun adalah 1030%
Etiologi
• Penyebab utama :
– Penyakit pada sistem saraf pusat ( mis : epilepsi)
– Penyakit sistemik (mis : gagal jantung)
– Intoksikasi atau withdrawal obat-obatan atau zat toksik

• Hipotesis terjadinya delirium :


– Penurunan asetilkolin dalam otak
– Toksisitas penggunaan obat dgn aktivitas antikolinergik
(mis : amitriptilin, doxepin, imipramine thioridazin,
chlorpromazin)
KRITERIA DIAGNOSIS DELIRIUM
DSM V
A. Gangguan kesadaran (misalnya berkurangnya kejernihan
kewaspadaan thd lingkungan) dengan berkurangnya
kemampuan utk memusatkan, mempertahankan dan
mengalihkan perhatian.

B. Perubahan kognitif (spt: defisit memori, disorientasi,


gangguan berbahasa) atau berkembangnya gangguan
persepsi yang tidak lebih dijelaskan oleh demensia yg ada
sebelumnya, yang telah terbukti atau sedang berkembang.

C. Gangguan berkembang dalam periode waktu yang singkat


(beberapa jam atau hari) dan cenderung berfluktuatif selama
perjalanannya.
Perjalanan penyakit dan prognosis
• Gejala delirium biasanya berlangsung selama faktor
kausatif yang relevan masih ada
• Akan surut dalam 3-7 hari setelah faktor kausatif
dihilangkan
• Semakin tua pasien semakin lama alami delirium serta
tingkat kematian semakin tinggi
Penatalaksanaan
1. Terapi kausal
2. Bila kondisi delirium akibat keracunan antikolinergik maka
terapi fisostigminsalisilat 1-2mg IV atau IM
3. Beri dukungan fisik atau sennsorik serta lingkungan yang
sesuai
4. Bila dengan psikosis terapi haloperidol dengan dosis awal
1.5mg atau 2 mg
5. Bila insomnia beri golongan benzodiazepine dengan
waktu paruh pendek (lorazepam)
Demensia
Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit atau
gangguan fungsi kognitif yang biasanya bersifat kronis dan
progresif dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal
yang multipel, termasuk didalamnya daya ingat, daya
pikir, orientasi dan daya tangkap, berhitung, kemampuan
belajar, berbahasa dan daya nilai tanpa gangguan tingkat
kesadaran.
Epidemiologi :
• Usia rentan demensia 60-80 tahun
• Demensia Alzheimer sekitar 0.5% pada usia 65-69
tahun, 1% 70-74 tahun, 2% 75-79 tahun,3% 80-84 tahun,
8% >85 tahun
• 75% demensia adalah demensia vaskuler dan alzheimer
• Penyakit lain : penyakit Pick,Creutzfeldt-Jacob, penyakit
Hungtinton, penyakit Parkinson, HIV, dan trauma kepala
Etiologi Demensia Alzheimer
• Faktor genetik
• Neuropatologi : atrofi difus sulkus korteks yang mendatar
dan ventrikel yang melebar, ditemukan plak senilis (plak
amiloid) adalah patognmonik mikroskopik neuron korteks
dan hipokampus
• Neurotransmitter : hipoaktif asetilkolin dan norepineprin,
terjadi degenerasi spesifik neuron di nukleus basalis
meynert dan penurunan konsentrasi kolin asetiltransferase
(enzym untuk sintesa asetilkolin)
Kriteria Klinis untuk Diagnosis Demensia
berdasarkan DSM IV
Perkembangan defisit kognitif multipel terdiri dari:
1. Gangguan memori (gangguan kemampuan dalam mempelajari
informasi baru atau mengingat informasi yang sudah dipelajari)

2. Salah satu atau lebih gangguan kognitif berikut:


- Afasia (gangguan berbahasa)
- Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
motorik dalam keadaan fungsi otot yang normal)
- Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau menamai objek)
- Gangguan fungsi berfikir abstrak (eg merencanakan,
berorganisasi)

3. Gangguan kognitif di atas menyebabkan gangguan yang berat


pada fungsi sosial dan pekerjaan penderita
Penatalaksanaan
 Pada demensia vaskuler harus batasi diet, olahraga sesuai,
tekanan darah diertahankan dibatas normal
 Pendekatan dan pengobatan pada demensia adalah dengan
pemberian dukungan suportif untuk pasien dan keluarga
 Psikoterapi suportif dan edukasi pasien melaksanakan
aktifitas yang masih dapat dilakukan
 Membantu pasien memperbaiki mem0ri melalui
pencatatan kegiatan serta jadwal kegiatan membuat
catatan untuk problem memori
 Psikoedukasi bagi care giver
Strategi LUPA
 Latihan
 Ulang
 Pertahian
 Asosiasi

 Agenda/catatan/ceklist
 Letakkan ditempat yang sama
Farmakoterapi
 Benzodiazepine untuk insomnia dan anxietas
 Antidepresan untuk depresi yang tidak beri efek
antikolinergik. Contoh: Maprotylin, despiramin)
 Antipsikotik untuk waham dan halusinasi
 Obat dengan efek antikkolinergik tinggi sebaiknya
dihhindari (amitriptylin, imipramin)
 Donezepil (Aricept) dimulai 5 mg, tingkatkan sampai 10
mg , rivastigmin (Exelon) adalah penghambat
kolinesterase yang digunakan pada pengobatan hendaya
kognitif ringan – sedang pada demensia alzheimer
Gangguan amnesik
Terganggunya kemampuan mempelajari informasi baru,
disertai ketidakmampuan mengingat pengetahuan yang
telah dipelajari sebelumnya atau peristiwa masa lalu.
Awitan gejala mendadak.
Etiologi
 Kondisi medis sistemik: Defisiensi tiamin, hipoglikemia
 Kondisi otak primer : Kejang, trauma kepala, tumor
serebral, penyakit serbrovaskular, prosedur bedah pada
otak, ensefalitis, hipoksia, amnesia global transien, terapi
elektrokonvulsif, sclerosis multiple.
 Penyebab berhubungan dengan zat : Gangguan
penggunaan alkohol, neurotoksin, benzodiazepine
Penatalaksanaan
 Atasi kausa penyakit
 Bantu pasien mengenali tempat, waktu agar dapat
mengurangi anxietas
 Psikoterapi k0gnitif atau suportif membantu pasien
menyatukan pengalaman amnestik dalam kehidupan
mereka
 Membantu pasien menerima keterbatasan kondisinya

You might also like