Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing
dr. I Nyoman Sumerta, Sp. An
K E PA N I T E R A A N K L I N I K I L M U A N E S T E S I
FA K U LTA S K E D O T E R A N U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H S U R A K A R TA
RSUD DR HARJONO PONOROGO
2019
PENDAHULUAN
Pasien pediatrik bukan pasien dewasa dalam ukuran tubuh yang lebih kecil.
Dalam dunia pediatrik sendiri terdapat perbedaan golongan antara umur
pasien dan dijabarkan sebagai berikut
6 bulan 80-150 95 45
2 tahun 85-125 95 50
4 tahun 75-115 98 57
2. semakin banyak TBW maka akan semakin rentan terhadap terjadinya dehidrasi,
anak-anak membutuhkan kadar TBW yang lebih banyak karena kadar metabolisme tubuh yang tinggi
serta kemampuan laju filtrasi glomerulus(GFR) yang lebih rendah sehingga pengeluaran urin lebih
banyak dari dewasa waktu paruh obat yang dimetabolisme di ginjal akan meningkat serta toleransi
yang rendah terhadap pemberian air dan garam (GFR saat lahir : 40 ml/min , usia 1 tahun : 100
ml/min, Dewasa : 130 ml/min).
Kebutuhan Cairan Dasar
SISTEM HEPATOBILIER
• Pada Anak-anak maturitas fungsional hati belum sepenuhnya terbentuk
• sebagian besar enzim untuk metabolisme obat sudah diproduksi namun belum
terstimulasi oleh obat.
Seiring pertumbuhan anak-anak kemampuan untuk metabolisme obat akan
meningkat secara drastis dan menjadi siap dalam usia beberapa bulan.
disebabkan 2 hal 1
2
peningkatan aliran
Kadar albumin dan
darah ke hati
beberapa protein
sehingga lebih
yang dibutuhkan
banyak obat masuk
untuk berikatan
ke dalam hati, dan
dengan obat pada
sistem enzim yang
plasma lebih rendah
diproduksi sudah
di anak-anak
dapat distimulasi
dibandingkan dewasa
oleh obat tersebut
SISTEM ENDOKRIN
• Neonatus memiliki cadangan glikogen yang sedikit sehingga mereka
rentan terhadap terjadinya hypoglikemia
• faktor resiko lain adalah bayi dari ibu yang menderita diabetes,
prematur, stress perinatal dan sepsis.
Untuk mengatasi hal tersebut maka bayi dengan faktor resiko dapat
diberi dextrose 5-15mg/kg/menit.
SISTEM GASTROINTESTINAL
Fungsi koordinasi gerakan menelan dan bernapas pada bayi serta
fungsi LES (Lower esophageal sphincter) belum sempurna sampai
berusia 4-5 bulan
Hal tersebut menimbulkan beberapa pendapat untuk mempuasakan bayi sebelum operasi
namun kadar glukosa harus tetap diperhatikan ketat karena bayi rentan terhadap terjadinya
hipoglikemia.
SISTEM THERMOREGULASI
Salah satu obat yang paling sering digunakan untuk anestesi intravena adalah
propofol walau penggunaan dibawah umur 3 tahun belum direkomendasikan.
Dalam pemberian obat anestesi intravena perlu diketahui karena fungsi ginjal
dan hati belum sempurna maka interval dosis pemberian obat perlu
diperpanjang agar tidak terjadi toksisitas.
Dosis untuk anestesi intravena pada anak-anak harus disesuaikan karena massa
otot dan lemaknya berbeda dari orang dewasa.
DOSIS OBAT ANESTESI INTRAVENA
UNTUK PASIEN ANAK
Obat Intravena Dosis Inisial Laju Infus
Sesuai anatomi jalan napas pasien anak, pada intubasi disarankan menggunakan
blade lurus, namun blade bengkok dapat digunakan bila pasien memiliki berat
6-10 kg. Penggunaan ETT lebih disarankan jenis tanpa cuff pada pasien berusia
dibawah 8 tahun, serta usahakan terdapat sedikit bocoran pada ETT.
TATALAKSANA JALAN NAPAS
PEDIATRIK
• Pada saat induksi pasien sebaiknya ditempatkan dalam posisi bernafas yang pasien paling
nyaman, namun pada saat sudah dipasang intubasi sebaiknya pasien ditempatkan dalam posisi
sniffing untuk membuka jalan udara
• Pasien diberikan ganjalan agar dapat membuka LA (Laryngeal Angle), OA (Oral Angle), dan PA
(Pharyngeal Angle) agar memudahkan proses ventilasi.
• Pasien dilakukan jaw thrust agar mandibula dapat terangkat dan membuka glotis sehingga mulut,
laring dan faring akan lebih besar dan lebih mempermudah proses ventilasi
TERAPI CAIRAN PERIOPERATIF
Pemberian terapi cairan sangat penting mengingat tubuh pasien anak yang lebih banyak TBW-nya
(Total Body Water) serta mudah terjadi dehidrasi
Tahap 1 (memberikan Tahapan 2 (pemberian
Tahap 3 (pengganti
kebutuhan cairan cairan rumatan
kehilangan cairan
pengganti yang masih menggunakan rumus
intraoperative)
kurang sebelum operasi) holliday segar)
• Pasien diperiksa apakah • 4cc/kg/jam untuk 10 kg • 1cc/kg/jam untuk
ada tanda dehidrasi pertama operasi superfisial
dari 4 gejala klinis yaitu • 2 cc/kg/jam untuk 10 • 4-7cc/kg/jam untuk
Pengisian kapiler >2 kg berikutnya operasi thorakotomi
detik, tidak ada air • 1 cc/kg/jam untuk • 5- 10cc/kg/jam untuk
mata, mukosa membran setiap penambahan operasi abdomen.
kering dan keadaan berat badan berikutnya.
umum sakit berat
• bila 2 dari 4 gejala
tersebut terpenuhi
maka pasien dehidrasi
dan dapat diberikan
cairan inisial sebanyak
10-20 ml/kg.
KESIMPULAN
Anestesi pada pasien pediatrik berbeda dengan anestesi pada pasien dewasa
karena sistem anatomi dan fisiologi yang berbeda. Secara anatomis lokasi larynx,
glotis dan kartilago krikoid pada pasien anak terletak lebih tinggi sehingga akan
lebih mudah untuk melakukan intubasi dengan blade lurus, serta karena jalan
napas yang sempit maka keterampilan dan kehati-hatian dokter anestesi sangat
diutamakan. Secara fisiologis ambang batas tanda-tanda vital pasien anak berbeda
dari orang dewasa sehingga pemantauan harus dilakukan dengan ambang batas
yang sesuai. Pada Pasien anak terdapat volume distribusi obat yang besar serta
sistem metabolisme obat yang masih belum sepenuhnya terbentuk sehingga
pemberian obat harus disesuaikan dengan dosis yang berbeda dari pasien dewasa.
Anak-anak memiliki proporsi total body water yang lebih tinggi serta mudah
dehidrasi sehingga terapi cairan perioperatif harus diperhatikan dengan baik.
Kebutuhan metabolisme anak lebih tinggi dari orang dewasa sehingga tingkat
ventilasi pun tinggi karena itu pasien anak sangat mudah terkena hipoksia bila ada
gangguan pada jalan napas sehingga selama proses operasi maupun saat
pengawasan paska operasi harus dipantau secara ketat jalan napas dan kondisi
saturasi oksigen pasien, salah satu cara untuk memastikan jalan napas pasien tetap
terbuka adalah dengan menggunakan bantalan serta melakukan jawthrust.