You are on page 1of 68

SKENARIO C BLOK 22

TAHUN 2019

Kelompok G3
3. Yulia Anissa Savitri
4. Fidia Paramitha Putri
5. Angela Maria Linata
6. Friendly Hotsari Purba

7. Bill Lauren Rajagukguk


8. Alifa Soraya
9. M.Hilal Atthariq Ramadhan
10.Jesica Sidabutar
Mrs. A is a 40-year-old G7P6A0 woman was brought to a midwife by a traditional birth
attendant due to failure to deliver the baby after pushing for 2 hours. She was put on
oxytocin drip and delivered a 4100 gram infant by spontaneous delivery 3 hours ago with the
assistance of the midwife. The placenta was delivered spontaneously and intact. She
received episiotomy and had it repaired. After delivery, she complained of massive vaginal
bleeding and was brought to a hospital. Due to the absence of the OBGYN, she was
referrefed to Moh. Hoesin Hospital. The estimated blood loss at the time of delivery was 500
cc. At the hospital, the patient looked pale, weak, and drowsy. Her prenatal course was
uncomplicated and had no significant medical history. She had no history of previous
contraception.

In the examination findings:


Height: 163 cm, weight: 75 kg
Sense: somnolen
BP: 70/40 mmHg, HR: 121 x/min, RR: 24x/m. T: 36,4oC

Obstetric examination:
Outer examination : abdomen flat, soft, uterine fundus palpable at the level of umbilicus,
uterine contraction was poor, active bleeding (+)
Inspeculo : portio livide, external uterine ostium was opened, fluor (-) fluxus (+) active
bleeding, erosion (+), laceration (+), repaired, polyp (-)

Lab: Hb 4,7 g/dL; PLT: 225.000/mm3, WBC: 20.600/mm3, BT/CT: 3minutes/12 minutes,
Ureum: 48,5 mg/dL; Creatinine: 1,10 mg/dL
KLARIFIKASI
ISTILAH
No. Istilah Pengertian

1 Episiotomy Insisi bedah pada perineum dan vagina untuk mencegah


robekan traumatik selama persalinan.

2 G7P6A0 Status gravida


G  Menunjukkan gravida atau jumlah kehamilan (7 kali)
P  Menunjukkan jumlah paritas (jumlah anak yang
dilahirkan, usia kehamilan 20 minggu ke atas = 6 anak)
A  Menunjukkan abortus (Tidak pernah abortus)
3 Massive vaginal Kehilangan volume darah total dalam periode 24 jam,
bleeding dimana volume darah orang dewasa normal sekitar 7% di
berat tubuh ideal dan 8-9% pada anak-anak.
4 Somnolen Mengantuk, terutama yang berlebihan

5 Laceration Luka robek dan rusak.

6 BT (Bleeding Medical test that measures how fast small blood vessels in
Time) the skin stop bleeding.
Petunjuk adanya defisiensi trombosit.
No. Istilah Pengertian
7 CT (Clotting Waktu yang diperlukan untuk pembekuan darah.
Time) Mengetahui adanya aktivitas faktor pembekuan darah.
8 Portio livide Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan
banyak cairan mucus karena pertambahan dan pelebaran
pembuluh darah dari warnanya menjadi livide (merah
keunguan) pada vagina dan portio serviks.
9 Fluxus Kecepatan aliran terutama cairan abnormal atau
berlebihan.
10 Fluor Pengeluaran cairan atau sekret dari alat genitalia yang
tidak berupa darah.
11 Oxytocin Merupakan hormone hipotalamus yang tersimpan di
hipofisis posterior, memicu kontaksi uterus dan
pengeluaran ASI. Bisa dibuat secara sintetik atau diperoleh
dari hipofisis posterior hewan peliharaan; dipakai untuk
menginduksi persalinan aktif, meningkatkan kekuatan
kontraksi pada persalinan, mengontraksikan otot uterus
pasca kelahiran plasenta, mengendalikan pendarahan post
partum dan merangsang pengeluaran ASI.
12 Contraception Pencegahan konsepsi atau kehamilan dengan cara
menghambat terjadinya pembuahan.

13 Intact Tetap utuh/lengkap.


IDENTIFIKASI
MASALAH
No Topik Kesesuaian Concern
1 Mrs. A is a 40-year-old G7P6A0 woman was brought to
a midwife by a traditional birth attendant due to failure Masalah **
to deliver the baby after pushing for 2 hours.
2 She was put on oxytocin drip and delivered a 4100
gram infant by spontaneous delivery 3 hours ago with
the assistance of the midwife. The placenta was Masalah **
delivered spontaneously and intact. She received
episiotomy and had it repaired.
3 After delivery, she complained of massive vaginal
bleeding and was brought to a hospital. Due to the
absence of the OBGYN, she was referrefed to Moh.
Masalah ***
Hoesin Hospital. The estimated blood loss at the time
of delivery was 500 cc. At the hospital, the patient
looked pale, weak, and drowsy.
No Topik Kesesuaian Concern
4 Her prenatal course was uncomplicated and had no
significant medical history. She had no history of Masalah *
previous contraception..
5 In the examination findings:
Height: 163 cm, weight: 75 kg
Sense: somnolen Masalah **
BP: 70/40 mmHg, HR: 121 x/min, RR: 24x/m. T:
36,4oC
6 Obstetric examination:
Outer examination : abdomen flat, soft, uterine
fundus palpable at the level of umbilicus, uterine
contraction was poor, active bleeding (+) Masalah **
Inspeculo : portio livide, external uterine ostium
was opened, fluor (-) fluxus (+) active bleeding,
erosion (+), laceration (+), repaired, polyp (-)
7 Lab: Hb 4,7 g/dL; PLT: 225.000/mm3, WBC:
20.600/mm3, BT/CT: 3minutes/12 minutes, Ureum: Masalah **
48,5 mg/dL; Creatinine: 1,10 mg/dL
ANALISIS MASALAH

Mrs. A is a 40-year-old G7P6A0
woman was brought to a midwife by
a traditional birth attendant due to
failure to deliver the baby after
pushing for 2 hours.
Apa hubungan usia, riwayat kehamilan
dengan kesulitan persalinan pasien selama 2
jam (mengejan)?

Usia Ibu

Usia > 35 tahun elastisitas otot-otot panggul dan


sekitarnya serta alat-alat reproduksi pada umumnya telah
mengalami kemunduran sehingga dapat mempersulit
persalinan

Paritas

Pada wanita dengan riwayat paritas lebih dari sama


dengan 4 kali hal ini mungkin disebabkan oleh karena
adanya gangguan elastisitas otot-otot uterus.
Apa saja yang dapat menyebabkan persalinan
lama? (secara umum)

Kelainan His

Kelainan Janin

Kelainan Jalan Lahir


Apa penyebab persalinan lama pada kasus
ini?

Pertumbuhan janin berlebihan


(makrosomia) dengan berat janin > 4000 gr
Grandemultipara

Grandemultipara adalah wanita yang pernah


melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau
mati. Wanita yang telah melahirkan beberapa
kali dan pernah mengalami kala II memanjang
pada kehamilan sebelumnya serta jarak
kelahiran yang terlampau dekat diyakini lebih
beresiko akan mengalami kala II memanjang
Apa makna klinis dari persalinan lama
selama 2 jam?

Adanya pemanjangan kala II. Normalnya, kala II


untuk multipara hanya berlangsung 0,5 – 1 jam saja.
Apa dampak pada ibu dan janin dari
persalinan lama selama 2 jam?

No Ibu Janin
.

1. Infeksi Intrapartum Molase kepala janin

2. Ruptura Uteri Kaput suksedaneum

3. Pembentukan Cefal hematoma


Fistula
4. Cedera otot – otot Kematian janin
dasar panggung
Bagaimana Proses Persalinan Normal

■ She was put on oxytocin drip
and delivered a 4100 gram
infant by spontaneous delivery
3 hours ago with the
assistance of the midwife. The
placenta was delivered
spontaneously and intact. She
received episiotomy and had it
repaired.
Apa indikasi pemberian oxytocin pada
kasus?

Antepartum

• Meningkatkan
kontraksi uterus agar
proses persalinan Postpartum
dapat berjalan lebih
cepat untuk • Membantu
kepentingan ibu dan menghasilkan
fetus. kontraksi uterus pada
• Untuk induksi kala III persalinan,
persalinan, terapi sehingga dapat
tambahan pada mengontrol
abortus inkomplit perdarahan
atau abortus yang postpartum
terjadi pada trimester
II
• Stimulasi atau
memperkuat
kontraksi persalinan.
Bagaimana cara pemberian oxytocin drip?

■ Kandung kemih dan rektum terlebih dahulu dikosongkan


■ Pasien berbaring di tempat tidur dan tidur miring kiri
■ Lakukan penilaian terhadap tingkat kematangan servik.
■ Lakukan penilaian denyut nadi, tekanan darah dan his serta denyut jantung janin
■ Catat semua hasil penilaian pada partogram
■ 2.5 - 5 unit Oksitosin dilarutkan dalam 500 ml Dekstrose 5% (atau PZ) dan diberikan
dengan dosis awal 10 tetes per menit.
■ Naikkan jumlah tetesan sebesar 10 tetes permenit setiap 30 menit sampai tercapai
kontraksi uterus yang adekuat.
■ Jika terjadi hiperstimulasi (lama kontraksi > 60 detik atau lebih dari 4 kali kontraksi per
10 menit) hentikan infus dan kurangi hiperstimulasi dengan pemberian:
○ Terbutalin 250 mcg IV perlahan selama 5 menit atau
○ Salbutamol 5 mg dalam 500 ml cairan RL 10 tetes permenit
■ Jika tidak tercapai kontraksi yang adekuat setelah jumlah tetesan mencapai 60 tetes
per menit:
■ Naikkan konsentrasi oksitosin menjadi 5 unit dalam 500 ml dekstrose 5% (atau PZ) dan
sesuaikan tetesan infuse sampai 30 tetes per menit (15mU/menit)
■ Naikan jumlah tetesan infuse 10 tetes per menit setiap 30 menit sampai kontraksi
uterus menjadi adekuat atau jumlah tetesan mencapai 60 tetes per menit.
Bagaimana farmakokinetik dan
farmakodinamik dari oxytocin?

Farmakodinamik
Farmakokinetik
Farmakodinamik oxytocin
Absorption sama dengan hormon
Steady state is reached oxytocin yang diproduksi
normally 40 minutes after secara natural oleh lobus
parenteral admin. posterior pituitari. Oxytocin
Distribution memiliki efek pada miometrium
Distribution throughout terutama pada saat akhir
extracellular fluid, small kehamilan aterm, setelah
amounts reach fetus. persalinan, dan puerperium
Metabolism dimana terjadi peningkatan
Rapidly via the liver and jumlah reseptor oxytocin
plasma (by oxytocinase); some hingga 12 kali lipat.
metabolism via mammary Oxytocin juga menstimulasi
gland. kontraksi sel myoepithelial di
Excretion sekitar alveoli mammae
Elimination half-life: 1-5 sehingga menyebabkan
minutes; excreted via urine. keluarnya ASI dan
memfasilitasi laktasi.
Apa indikasi dilakukan episiotomi?

■ Bayi yang akan dilahirkan terlalu besar atau berada


dalam breech
position
■ Proses persalinan terjadi begitu cepat
■ Diperlukan instrument ekstraksi untuk membebaskan
bayi dan
jalan lahir
■ Membantu mempercepat persalinan apabila
persalinan
berlangsung lama
■ Ibu ataupun bayinya mengalami kesulitan
Apa hubungan bayi lahir besar dengan
kasus
Makrosomi
a
Uterus
membesar
lebih dari
normal
Kegagalan
kontraksi uterus
(ATONIA UTERI)
Pembuluh darah di
Arteriole uterus masih terbuka Vena
spiralis (yang diinsersi oleh
plasenta)
desidu

Perdarahan post
partum
Apa makna klinis plasenta keluar secara
spontan dan intact?

 Plasenta keluar secara spontan dan utuh adalah


normal.
 Jika terdapat potongan plasenta yang tertinggal,
maka disebut dengan rest placenta dan dapat
menimbulkan PPP primer atau sekunder (lebih
sering).
 Jika plasenta tertinggal dalam uterus lebih dari
setengah jam setelah anak lahir (tidak spontan)
disebut retensio plasenta. Retensio plasenta
merupakan etiologi tersering kedua dari perdarahan
postpartum (20% - 30% kasus).
Apa makna klinis dari proses melahirkan
selama 3 jam setelah pemberian oxytocin?

■ Bila malpresentasi dan tanda obstruksi bisa


disingkirkan, berikan oksitosin drip.
■ Jika pemberian oksitosin drip tidak ada dalam
kemajuan dalam 1 jam, lahirkan dengan bantuan
vacuum atau forcep bila persyaratan dipenuhi.
■ Lahirkan dengan seksio sesarea bila persyaratan
vacum dan forcep tidak terpenuhi

After delivery, she complained of
massive vaginal bleeding and was
brought to a hospital. Due to the
absence of the OBGYN, she was
referrefed to Moh. Hoesin Hospital. The
estimated blood loss at the time of
delivery was 500 cc. At the hospital,
the patient looked pale, weak, and
drowsy.
Apa penyebab perdarahan pada kasus?

Penyebab perdarahan post-partum primer paling sering

Trauma traktus
Atonia uteri
genitalia
Penyebab yang bisa menyebabkan keadaan pada kasus

Sosial Persalinan
Usia > 35
ekonomi dengan
tahun tenaga yang
rendah
tidak terlatih
Apa makna klinis dari EBL 500 cc?

■ Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan


postpartum ≥ 500 ml darah dari saluran genital yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.
■ Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah
atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan
jalan lahir dan inversio uteri.
■ EBL dihitung dengan menghitung jumlah kasa yang
basah dan jumlah darahan dalam tabung hisap.
Apa tatalaksana awal pada kasus?
Bagaimana dampak dari perdarahan pada ibu?

Anemia

Syok hipovolemik

Kematian

Infeksi puerperal karena daya tahan penderita berkurang

Sindroma Sheehan sebagai akibat nekrosis pada hipofisis pars


anterior sehingga terjadi insufisiensi (kekurangan) pada bagian
tersebut. Gejalanya adalah asthenia, hipotensi, anemia, turunnya berat
badan sampai menimbulkan kaheksia.
Bagaimana cara menghitung estimated blood
loss?

Estimasi Visual
Con’t
Bagaimana mekanisme dari lemah dan pasien
merasa mengantuk serta pucat?
Bagaimana mekanisme perdarahan pada
kasus?

Her prenatal course was
uncomplicated and had no
significant medical history. She
had no history of previous
contraception.
Apa makna klinis tidak ada riwayat
penggunaan kontrasepsi?

Menyingkirkan diagnosis banding karena


kontrasepsi juga bisa menyebabkan perdarahan
Apa pilihan kontrasepsi pada kasus?

Postpartum dan
menyusui < 48
jam

Kontrasepsi hormonal 4D
kombinasi

Pil progestin 2

Injeksi progestin 3

Implan 2

AKDR levonorgestrel 2E

AKDR copper 1

Tubektomi A

Vasektomi -

In the examination findings:
Height: 163 cm, weight: 75 kg
Sense: somnolen
BP: 70/40 mmHg, HR: 121 x/min,
RR: 24x/m. T: 36,4oC
Interpretasi Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Intepretasi


Pemeriksaan
Height IMT Normal: 18,5- 163 cm IMT: 28,22 (Obese I)
22,9 Menurut Klasifikasi
berat badan untuk
Weight 75 kg orang Asia (WHO
2000)

Sense Compos Mentis Somnolen Abnormal


Blood Pressure <120/<80 mmHg 70/40 mmHg Hipotensi
Heart Rate 60-100x/min 121x/min Takikardia
Respiratory Rate 14-20x/min 24x/min Takipneu
Temperature 36,5-37,5 oC 36,4 oC Normal
Mekanisme Abnormalitas

■ Faktor resiko: kala II lama pada multipara,


makrosomia, usia > 40 tahun, anemia.

Miometrium kontraksi  serviks dilatasi  mendorong


fetus dan plasenta keluar  miometrium setelah fetus
dan plasenta keluar gagal kontraksi (atoni uteri)  arteri
plasenta tidak terjepit  perdarahan banyak  pasokan
darah ke organ lain berkurang  syok hipovolemik (BP
turun, takikardia, takipnea, somnolen).
Klasifikasi Penilaian Derajat Syok
Con’t
Obstetric examination:
Outer examination : abdomen

flat, soft, uterine fundus
palpable at the level of
umbilicus, uterine contraction
was poor, active bleeding (+)
Inspeculo : portio livide,
external uterine ostium was
opened, fluor (-) fluxus (+)
active bleeding, erosion (+),
laceration (+), repaired, polyp
Interpretasi
Abdomen Flat, soft Normal

Uterine fundus Palpable at the level of Normal


umbilicus

Uterine contraction Poor Kontraksi pasca persalinan = afterpain


Kontraksi harusnya terasa kuat pada hari
pertama dan kedua.
Poor contraction disebabkan atoni uteri.

Active bleeding + Abnormal, disebabkan atoni uteri;


sehingga arteri tidak terjepit
Con’t
Con’t
Bagaimana cara menilai kontraksi uterus?

Salah satu cara untuk menentukan intensitas kontraksi adalah


dengan membandingkan kekerasan kontraksi uterus dengan
daerah-daerah pada wajah dokter. Misalnya, pipi dapat dianggap
sebagai kontraksi yang lemah, ujung hidung sebagai kontraksi
yang menengah dan dahi sebagai kontraksi kuat.

• Durasi Kontraksi Uterus


Menempatkan tangan di perut dan merasakan saat uterus
menjadi keras dan juga saat rileksasi, membantu dokter dalam
menilai durasi kontraksi uterus. Tergantung pada lama
berlangsungnya kontraksi, maka kontraksi dapat diklasifikasikan
sebagai kontraksi kuat, sedang dan lemah.

Durasi Kontraksi Derajat Kontraksi

Kontraksi berlangsung kurang dari 20 detik Lemah

Kontraksi berlangsung selama 20-40 detik Sedang

Kontraksi berlangsung lebih dari 40 detik Kuat



Lab: Hb 4,7 g/dL; PLT:
225.000/mm3, WBC:
20.600/mm3, BT/CT:
3minutes/12 minutes, Ureum:
48,5 mg/dL; Creatinine: 1,10
mg/dL
Interpretasi

Pemeriksaaan Nilai Rujukan Hasil Interpretasi


Lab

Hb 10-15 g/dl 4,7 g/dL Abnormal


Platelet 150.000 – 400.000 225.000/mm3 Normal
sel/mm3

WBC 4.000 – 11.000/mm3 20.600/mm3 Abnormal

BT/CT 1 – 5/ 10 – 12 menit 3menit / 12 menit Normal

Ureum 10 – 50 mg/dL 48,5 mg/dL Normal


Creatinine 0,4 – 0,9 mg/dL 1,10 mg/dL Abnormal
Mekanisme Abnormal

■ Hemoglobin
Pasien saat melahirkan mengalami uterus yang tidak dapat
berkontraksi dan juga Persalinan dibantu oleh pembantu persalinan
yang manipulatif dan traumatif Pembuluh darah uterus terus
berdilatasi dan Kerusakan tempat implantasi plasenta ruptur
uterus Perdarahan berkurangnya komponen darah Hemoglobin
menurun.
■ Leukosit tinggi
Namun bisa juga disebabkan oleh stress pasca persalinan, biasanya
leukosit akan meningkat atau karena, pendarahan yang massif,
meningkatkan risiko tinggi untuk terkena infeksi pasca persalinan
karena pembuluh darah yang terbuka merupakan port dientry dari
bakteri.
Apa saja pemeriksaan penunjang yang
diperlukan?

1. Pemeriksaan darah lengkap (untuk anemia)


2. Urine output
3. Penggolongan darah ABO dan tipe Rh serta
sampel untuk pencocokan silang
4. Profil hemostasis
➢ Waktu perdarahan (Bleeding time/BT)
➢ Waktu pembekuan (clotting time/CT)
➢ Prothrombin time (PT)
➢ Activated partial thromboplastin time (APTT)
➢ Hitung trombosit
➢ Fibrinogen
Bagaimana tatalaksana yang tepat untuk mengatasi anemia dan BT/CT
memanjang pada kasus ini?

■ Resusitasi cairan

Larutan kristaloid dengan infus awal cairan diberikan dalam jumlah 3x


lipat darah yang diperkirakan hilang. Lebih baik RL daripada NaCl.

■ Transfusi darah menggunakan darah lengkap (whole blood)

Satu unit darah dapat meningkatkan hematocrit 3-4 % volume.Darah


lengkap dipilih karena dapat menggantikna banyak factor
koagulasi, khususnya fibrinogen dan kandungan plasmanya yang
berguna untuk memulihkan hipovolemia. Selain itu penggunaan
darah lengkap lebih bagus karena lebih sedikit pajanan donor
dibanding jika ditransfusi dengan komponen darah dan PRC.
Con’t

• Infus konsentrat trombosit untuk menggantikan trombosit, factor


V, VIII, dan XI.

Dilakukan jika terdapat trombositopenia dengan


trombosit 10.000 – 15.000/mm3. Dapat di berikan plasma segar
(frozen fresh plasma) atau kriopresipitat
Bagaimana Perawatan Pasca Salin

Hal yang perlu diperhatikan:

1. Mobilisasi
➢ 8 jam : baring datar
➢ 2 hari : boleh duduk
➢ 3 hari : boleh jalan
➢ 4 -5 hari : boleh pulang

2. Diet Makanan yang berkualitas

3. BAK
➢ Secepatnya
➢ Post partum → spasme m. sphincter vesical et uretra oleh
kepala janin dan m.sphincter ani oleh iritsasi serta edem
kandung kemih intra partum → sulit BAK
➢ Lakukan pemasangan kateter
Con’t

4. BAB

➢ Ada 3-4 hari post partus, jika tidak ada/ BAB keras berikan
pencahar agar feses tidak tertumpuk di rectum yang dapat
menyebabkan demam

5. Laktasi
6. Demam (tidak lebih dari 38 derajat)
7. Rasa mules (akibat kontraksi uterus; dialami selama 2-3 hari post
partum)

■ BAK
Untuk kala 2 lama dilakukan pemasangan kateter 2 x 24 jam untuk
mencegah terjadinya fistula atau juga dianjurkan untuk senam kegel
dengan cara seperti menahan BAK selama 8 siklus sehari bisa 3-5 kali.
BAB:
Partus kasep sudah ada komplikasi tandanya ibu kelelahan, tanda syok,
dehidrasi, demam. Jika pada janin denyut jantung melemah
PERDARAHAN POST
PARTUM
Definisi
Perdarahan postpartum (PPP) didefinisikan sebagai kehilangan 500 ml
atau lebih darah setelah persalinan pervaginam atau 1000 ml atau lebih
setelah seksio sesaria.

Epidemiologi

Efek perdarahan terhadap ibu hamil tergantung pada volume darah saat
ibu hamil, seberapa tingkat hipervolimia yang sudah dicapai dan kadar
hemoglobin sebelumnya. Anemia dalam kehamilan masih tinggi di Indonesia
(46%) serta fasilitas transfuse darah yang masih terbatas menyebabkan PPP
akan menganggu penyembuhan pada masa nifas, masa involusi, dan laktasi.

PPP bukan merupakan diagnosis, akan tetappi harus dicari kausalnya.


PPP yang dapat menyebabkan kematian ibu 45% terjadi dalam 24 jam
pertama setelah bayi lahir, 68-73% dalam 1 minggu setelah bayi lahir, dan
82-88% dalam 2 minggu setelah bayi lahir.
Etiologi
Klasifikasi

Berdasarkan waktu kejadiannya, perdarahan pasca persalian dibagi


menjadi
2, yaitu :
i. Perdarahan Pasca Persalinan Dini (early post partum hemorrhage, atau
perdarahan pasca persalinan primer, atau perdarahan pasca persalinan
segera) .
1. Terjadi dalam 24 jam pertama
2. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio plasenta, robekan
jalan lahir.
ii. Perdarahan Masa Nifas (perdarahan persalinan sekunder atau
perdarahan pasca persalinan lambat, atau late post partum
hemorrhage)
1. Terjadi setelah 24 jam pertama.
2. Sering diakibatkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak
baik, atau sisa plasenta yang tertinggal.
Berdasaran volume darah yang hilang, perdarahan pasca salin dapat
bersifat minor (500-1000 ml) atau pun mayor (>1000 ml). Perdarahan
mayor
dapat dibagi menjadi sedang (1000-2000 ml) atau berat (>2000 ml).
Patogenesis dan patofisiologi

Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam


uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah
dalam stratum spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat
insersinya plasenta terbuka. Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah
yang terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat
oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan
retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh
darah dan menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian
menjadi faktor utama penyebab perdarahan pasca persalinan
Manifestasi Klinis
Diagnosa perdarahan postpartum:

1. Terjadi perdarahan segera setelah bayi lahir


2. Jumlahnya sekitar 400 – 500 cc
3. Keluar pada umumnya mendadak, tanpa disadari
4. Dapat di ikuti dengan menurunya kesadaran
5. Dapat di ikuti dengan perubahan sistem kardiovaskuler

Penegakan diagnosis atonia uteri :

Setelah bayi dan plasenta lahir, ternyata perdarahan masih aktif dan
banyak, bergumpal dan pada saat dipalpasi didapatkan fundus uteri
masih
setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang lembek. Perlu
diperhatikan bahwa pada saat atonia uteri terdiagnosis, maka pada
saat itu
juga masih ada darah sebanyak 500-1000 cc yang sudah keluar dari
pembuluh darah, tetapi masih terperangkap dalam uterus dan harus
diperhitungkan dalam kalkulasi pemberian darah pengganti
SKDI

3B. Gawat darurat


Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan
terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi
menyelamatkan nyawa
atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada
pasien.Lulusan dokter
mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan
pasien
selanjutnya.Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari
rujukan.
KERANGKA KONSEP

KESIMPULAN

Ny.A, 40 tahun, P7A0 post partum spontan


dengan HPP dini et causa atonia uteri dan
laserasi perineum disertai anemia berat
dan syok hipovolemik derajat sedang.

You might also like