You are on page 1of 15

Kelomok tutorial 5

• Eka Asti Wijaya • Okta Jaka Purnama


(20130320007) (20130320071)
• Lisa Andriani • Ayuk Cucuk Iskandar
(20130320017) (20130320081)
• Ade Palin Salmah • Irwan Fauzi
(20130320021) (20130320089)
• Pradika Fatwa Khoirul Huda • Rizka Saputri
(20130320028) (20130320131)
• Erna Kurniawati • Nur Intan Indriyati O
(20130320029) (20130320138)
• Didik Imam Margatot
(20130320040)
• Eyasintri
(20130320055)
Perubahan Anatomi Fisiologi

• Neonatus – bayi

• Dewasa

• Lansia
Neonatus - bayi
• Nefron terbentuk setelah 35 minggu pada janin,
kemudian tidak terbentuk lagi setelah lahir.
• Panjang dan beratnya yaitu kurang lebih 6 cm,
dan 24 gr pada bayi yang lahir cukup bulan.
• Ketika perkembangannya pada 5 tahun pertama
setelah lahir terjadi gangguan (ISK atau refluks)
maka akan menggnggu pertumbuhan ginjal
• setelah 1 minggu setelah lahir BBL belum dapat
sepenuhnya memekatkan urin
Tabel Jumlah Pengeluaran Urin Pada Anak

Umur (tahun) Volume urin (ml/24 jam)


Neonatus
1-2 hari 15-60
4-12 hari 100-300
15-60 hari 250-450
Anak
1 500
3 600
5 700
7-8 1000
15 1500
Persentase Jumlah Cairan Tubuh Berbagai Usia

Prematur Neonatus 1-3 tahun Dewasa

Cairan tubuh
total 85 % 80 % 65 % 65 %
CES 55 % 45 % 25 % 25 %
CIS 30 % 35 % 40 % 40 %
Dewasa
• Panjang dan berat ginjal 12 cm atau lebih dari
150 gr.
• Frekuensi berkemih rata-rata 5-6 kali atau 4
jam sekali dengan volume 300 ml setiap miksi
atau sekitar 1500 ml/hari (purnomo dalam
Wulandari, 2012).
• Ureter berbentuk tabung kecil dengan
fungsinya mengalirkan urin dari pelvis ginjal ke
dalam vesika urinaria
• Vesika urinaria : menampung urin dari ureter
dan kemudian mengeluarkannya melalui
uretra dalam mekanisme berkemih
• Uretra merupakan tabung tempat
pengeluaran urin yang terakhir, bagian
posterior dan anterior
• Tonus otot sfingter uretra eksterna dan tonus
otot levator ani berfungsi : mempertahankan
urin agar tetap berada di dalam vesika urinaria
pada saat perasaan ingin miksi
Lansia
• Pada lanjut usia ginjal mengalami pengecilan
dan nefron menjadi atrofi (Maryam dkk dalam
Wulandari, 2012).
• Pada lansia jumlah nefron telah berkurang
menjadi 1 juta nefron
• Otot-otot vesika urinaria melemah sehingga
kapasitasnya menurun hingga 200 ml
• Perubahan sistem urinaria pada lansia
merupakan perubahan kapasitas kandung
kemih (Normal:350 ml-400 ml).

• Resiko inkotinensia pada lansia terjadi karena


peningkatan kontraksi kandung kemih yang
tidak disadari dan atrofi kandung kemih.
Perubahan yang terjadi pada proses
penuaan :
• Membran basal glomerulus -> penebalan
sklerosis, pada glomerulus mengalami
penurunan, panjang dan volume tubulus
proximal berkurang dan penurunan aliran
darah.
• Terjadi penurunan kemampuan untuk
pemekatan urin, implikasi dari hal ini adalah
penurunan total cairan tubuh
Faktor yang mempengaruhi ekskresi
dan urinasi
• Genetik
• Kelainan genetik atau penyakit ginjal yang
diturunkan oleh orang tua dapat mempengaruhi
proses pembentukan urin sebagai fungsi eksresi
tubuh.
• Contohnya pada penyakit kongenital renal seperti
sindrom nefrotik yang dimana terjadi injury pada
glomerulus sehingga urin yang yang diproduksi
menjadi sedikit dan lebih pekat daripada normal.
• Aktivitas
• Ketika tubuh beraktivitas, ginjal akan bekerja
efektif menyebabkan kita merasa haus,
sehingga kita ingin minum dan sekresi urin
dihambat saat melakukan aktivitas, urin yang
disekresi lebih pekat
• Pada keadaan tubuh sedikit beraktivitas,
tubuh tidak terlalu banyak asupan cairan
sehingga kita jarang merasa haus. Urin yang
disekresi berwarna jernih
• Makanan
• Mengkonsumsi garam dapat meningkatkan
jumlah natrium dalam darah menyebabkan
ginjal kesulitan untuk mensekresikan
kelebihan air di dalam tubuh
• Makanan yang banyak mengandung Oksalat
dapat membentuk batu ginjal atau disaluran
kemih contoh teh, kopi, sayuran berwarna
hijau seperti bayam.
• Gaya Hidup
• orang yang banyak mengkonsumsi minuman
keras atau alkohol, minuman bersoda,
berkarbonasi, minuman berkafein akan
mengakibatkan plasma darah menjadi lebih
kental menyebabkan kerja ginjal meningkat.
• Merokok berakibat buruk pada fungsi ginjal,
karena banyak zat toksik yang dalam rokok
mengendap pada darah dan menyebabkan
plasma darah lebih kental
• Pada orang yang kurang kebersihan bisa terkena
penyakit infeksi saluran kemih (ISK).

You might also like