You are on page 1of 43

Refleksi Kasus

BAYI BESAR, HIPOGLIKEMIA


DARI IBU DIABETES

Disusun Oleh
Nini Inriani, S.Ked
(12 17 777 14 178)

Pembimbing
dr. Christina Kolondam, Sp.A
BAB I PENDAHULUAN

Kondisi bayi dengan berat badan lahir berlebih atau abnormal


diistilahkan dengan fetal makrosomia atau bayi makrosomia. Istilah
makrosomia digunakan untuk menggambarkan fetus atau bayi yang
lahir dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran normal. semua bayi
dengan berat lahir 4000 gram atau lebih tanpa memandang umur
kehamilan dianggap sebagai bayi makrosomia.
.

Bayi besar(makrosomia) merupakan bayi yang dilahirkan


dengan berat lebih dari 4000 gram. Dimana bayi dengan
makrosomia akan meningkatkan resiko maternal, perinatal
dan prenatal bila dibandingkan dengan berat normal
Salah satu resiko prenatal dari bayi besar adalah hipoglikemia

Hipoglikemia adalah gangguan metabolisme yang dapat terjadi


pada bayi normal maupun bayi beresiko tinggi dimana kadar
gula darah sewaktu kurang dari 45 mg/dl. Manifestasi klinis
hipoglikemia sering kali tidak spesifik, dapat bersifat
asimptomatik dan bisa juga simptomatik
BAB II
LAPORAN KASUS
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Bayi Ny. Sahara
Tanggal lahir : 9 Maret 2018
Pukul : 10.45 Wita
Tanggal perawatan : 9 Maret 2018

ANAMNESIS
Bayi perempuan lahir secara secsio cesarea atas indikasi Ibu diabetes,
riwayat melahirkan anak pertama secara secsio caesaria dengan berat lahir
4000 gram. Bayi dilahirkan secara secsio, menangis spontan dengan
ketuban jernih, sianosis(-), merintih(-).
RIWAYAT PERSALINAN
Bayi perempuan lahir di RSU Anutapura melalui sectio caesarea dengan
indikasi Ibu diabetes dengan riwayat melahirkan anak pertama secara
sectio caesarea dengan berat lahir 4000 gram. Bayi dilahirkan secara
secara sectio, menangis spontan dengan apgar score 7/9, sianosi(-),
merintih(-), usia kehamilan berdasarkan HPHT adalah 37 minggu, berat
badan lahir 43000 gram dengan panjang dengan panjang 52cm.

RIWAYAT KEHAMILAN
Ibu usia 36 tahun, G2P1A0, memiliki riwayat Diabetes Mellitus, tidak ada
hipertensi, tidak ada demam selama kehamilan, riwayat antenatal care
rutin. Selama hamil ibu banyak mengkonsumsi makanan, banyak tidur,
dan mengalami pertambahan berat badan >10 kg selama kehamilan.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
• Denyut Jantung : 147 kali/menit
• Pernapasan : 52 kali/menit
• Suhu : 36,4oC
• CRT : <2 detik

Data Antropometrik
• Berat Badan : 4300 gram
• Panjang Badan : 52 cm
• Lingkar Kepala : 37,5 cm
• Lingkar Lengan : 13 cm
• Lingkar Dada : 38 cm
• Lingkar Perut : 33cm
Sistem Pernapasan SKOR DOWN
• Sianosis : (-) • Frekuensi napas: 0
• Merintih : (-) • Retraksi :0
• Apnea : (-) • Sianosis :0
• Retraksi dinding dada : (-) • Udara masuk :0
• Pergerakan dinding dada : simetris bilateral • Stridor :0
kanan sama dengan kiri
• Total : 0
• Cuping hidung : (-)
• Kesimpulan : tidak ada gawat napas
• Stridor : (-)
• Bunyi napas : Bronkovesikular (+)
• Bunyi tambahan : (-)
Sistem Gastrointestinal
• Kelainan dinding abdomen : (-)
Sistem Kardiovaskular
• Muntah : (-)
• Bunyi jantung : bunyi jantung I/II
• Diare : (-)
murni reguler
• Residu Lambung : (-)
• Murmur : (-)
• Organomegali : (-)
• Bising usus : (+) kesan normal
Sistem Hematologis
• Umbilikus :
• Pucat : (-)
• Keluaran : (-)
• Anemia : (-) • Warnakemerahan : (-)
• Edema : (-)
Sistem Saraf Sistem Genitalia
• Keluaran : (-)
• Tingkat keadaran: Composmentis
• Anus : (+)
• Aktivitas : Sedang
• Fontanela : datar Pemeriksaan lain

• Sutura : belum • Ekstremitas : Lengkap


menyatu • Turgor : Baik
• Kelainan congenital : (-)
• Kejang : (-)
• Trauma lain : (-)
• Refleks cahaya : (+)
• Reflex primitive:
• Reflex moro : (+)
Sistem Genitalia • Reflex sacking : (+)

• Keluaran : (-) • Reflex rooting : (+)


• Reflex Babinski : (+)
• Anus : (+)
• Reflex palmar graps : (+)
BALLARD SCORE

Maturitas Neuromuskular Maturitas Fisik


• Sikap tubuh :3 Kulit :2
• Persegi jendela :4 Lanugo :1
• Recoil Lengan :4 PermukaanPlantar : 3
• Sudut Poplitea :1 Payudara :4
• Tanda Selempang :3 Mata/Telinga :4
• Tumit Ke kuping :2 Genitalia :4

Total Skor : 35
Estimasi usia gestasi 38 minggu
Kurva Lubchenco

Berdasarkan hasil plot yang diperoleh, dapat diketahui bahwa bayi lahir pada usia
gestasi 38 minggu dengan berat lahir bayi 3800 atau berada diatas persentil 90, sehingga
dapat disimpulkan bahwa bayi cukup bulan (BCB) dan besar untuk masa kehamilan
(BMK).
Pemeriksaan Penunjang
RESUME
• Bayi perempuan, usia 0 hari, lahir melalui proses SC atas
indikasi Ibu diabetes dengan riwayat melahirkan anak pertama
secara secsio caesarea dengan berat lahir 4000 gram. Saat
dilahirkan bayi menangis spontan, apgar score 7/9, sianosi(-),
merintih(-), kelainan kongenital(-), usia kehamilan 38 minggu,
berat badan lahir 4300 gram dengan panjang dengan panjang
52cm.
• Dari proses anamnesis yang dilakukan diketahui bahwa ibu
menderita penyakit Diabetes Mellitus, tidak ada hipertensi
sebelum kehamilan dan selama kehamilan, tidak mengalami
demam selama kehamilan, riwayat antenatal care rutin
sebanyak 4 kali kunjungan. Selama hamil ibu banyak
mengkonsumsi makanan, dengan kenaikan berat badan >10 kg
selama kehamilan.
• Dari hasil fisis pada bayi didapatkan: Denyut jantung:147
x/menit, pernapasan: 52 x/menit, suhu: 36,4oC. Berat badan
lahir 4300 gram. Skor Down: 0 yang berarti tidak ada gawat
napas. Skor ballard: 35 dengan estimasi usia kehamilan 38
minggu. Hasil pemeriksaan Lab meliputi darah rutin : WBC 34,5,
RBC 4,9, HGB 14,6, HCT 48,2, PLT125, MCV 115, MHCH 30,2,
Kadar Glucosa : Pukul 16.45: 18 mg/dl, Pukul 16.45: 46 mg/dl,
Pukul 21.50: 30 mg/dl.
Diagnosis :
• Bayi Cukup Bulan (BCB), Besar Masa Kehamilan
(BMK), dengan hipoglikemia
Penatalaksanaan

• Hangatkan bayi
• Isap lendir di mulut dan hidung jika perlu
• Keringkan bayi, bersihkan kemudian dilakukan stimmulasi pada bayi
• Mengklem dan memotong tali pusat kira-kira 2 menit setelah lahir
• Injeksi vitamin K (phytomenadion) 1 mg IM di paha kiri anterolateral
• Injeksi HB0 0,5 mg di paha kanan
• 1 Tetes mata gentamisin pada oculi sinistra dan dextra
• Rawat tali pusat dan hangatkan bayi untuk mencegah hipotermi.
• Asi Ondemand
• IVFD dextrosa 10% 18 tpm

• Tetes/menit= 4,3 x 100 x 60 = 17,9 tetes/menit=18 tetes/menit


24x 60

• GIR = 18 x 10% = 180 = 6,9 = 7


24x 60 25,8

• Injeksi cefotaxim 250 mg/12 Jam/ IV


• Injeksi Gentamicin 25 mg/12 Jam/ IV

Anjuran pemeriksaan : Pantau gula darah


FOLLOW UP....
Tanggal : 10 Maret 2018
Tanggal : 11 Maret 2018
Tanggal : 12 Maret 2018
Tanggal : 13 Maret 2018
Tanggal : 14 Maret 2018
Tanggal : 15 Maret 2018
BAB III
DISKUSI KASUS
Bayi Makrosomia dari Ibu DM
• Pada kasus diketahui bayi perempuan lahir melalui proses sectio caesarea
dengan berat lahir 4300 gram, lahir secara sectio caesarea atas indikasi Ibu
Diabetes mellitus dengan riwayat post sectio caesarea pada kehamilan pertama,
riwayat melahirkan bayi besar.

• Hal tersebut sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa bayi


makrosomia atau bayi besar adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir
lebih dari 4000 gram tanpa memandang usia gestasi

• Hal tersebut didukung oleh penilaian pertumbuhan bayi dengan melakukan


penyesuaian antara umur kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir yang
menggunakan kurva Lubchenco, dimana disebutkan dalam batas normal apabila
berada dalam percentile 10 sampai persentil 90. Pada kasus setelah dilakukan
plot diperoleh hasil berat lahir bayi lebih dari persentil 10 dengan interpretasi
Bayi besar untuk masa kehamilan.
Kurva Lubchenco
• Pada kasus,berdasarkan anamnesis yang dilakukan diketahui
bahwa Ibu bayi memiliki riwayat Diabetes Mellitus, dan
mengalami pertambahan berat badan lebih dari 10 kg. Usia >36
tahun. Hal tersebut sesuai dengan kepustakaan yang
mengatakan bahwa:

• Faktor resiko yang berhubungan dengan bayi makrosomia


diantaranya adalah obesitas, Ibu dengan diabetes melitus
gestasional, diabetes melitus tipe 2, obesitas, kehamilan lebih
bulan, pertambahan berat badan yang berlebih sewaktu masa
kehamilan, usia Ibu hamil >30 tahun.
Pembahasan:

• Bayi dengan Ibu yang mengalami diabetes dan obese


cenderung memiliki berat badan yang jauh lebih berat
berdasarkan usia gestasinya dibanding dengan bayi Ibu
nondiabetes. Sepertempat hingga sepertiga bayi dari Ibu
diabetes pregestasional dan gestasional mempunyai berat
badan lebih dari persentil ke-90 untuk usianya saat dilahirkan.
Hal tersebut diakibatkan oleh adanya transpor glukosa
maternal-fetal yang menyebabkan terjadinya sekrsi insulin janin
yang sesuai dengan peningkatan masukan kalori, sehingga
haltersebut akan memicu pertumbuhan janin dipercepat
• Bayi besar atau bayi makrosomia akan memiliki peningkatan resiko
komplikasi maternal diantaranya adalah atony uteri, cervical/vaginal laserasi,
dan ruptur uteri. Komplikasi pada struktur anatomi bayi makrosomia adalah
distosia bahu, cedera pleksus brakhialis, fraktur klavikula, dan fraktur
brakhialis.

• Dari berbagai penelitian didapatkan kesan bahwa hiperinsulinemia berperan


dalam merangsang pertumbuhan bayi besar. Hipotesis perdersen
menyebutkan bahwa hiperglikemia maternal merangsang hiperinsulinemia
janin dan makrosomia. Hiperinsulinemia akan menekan glukoneogenesis
dan glikogenolisis janin. Kadar glukosa menurun <45 mg/dl. Glukosa
menurun sampai kadar yang rendah 1 -1 ½ jam setelah kelahiran.
• Pada kasus ini pemeriksaan gula darah pertama didapatkan hasil 18 mg/dl
hal tersebut sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa hiperinsulinemia
janin akan menekan proses glukoneogenesis dan glikolisis sehingga akan
terjadi kadar glukosa yang rendah atau hipoglikemia pada janin bahkan
sampai satu jam setengah setelah kelahiran.
Hipoglikemia
• Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa
<40-45 mg/dl pada bayi atau anak-anak , dengan atau
tanpa gejala.
• Untuk neonatus aterm berusia kurang dari 72 jam
dipakai batas kadar glukosa plasma 35mg/dl.
• Sedangkan untuk neonatus prematur dan kecil masa
kehamilan yang berusia kurang dari1 minggu disebut
mengalami hipoglikemia bila kadar glukosa plasma
kurang dari 25 mg/dl.
Bayi yang mempunyai risiko hipoglikemia :
• Bayi dari ibu dengan diabetes
• Bayi besar untuk masa kehamilan (BMK)..
• Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK).
• Bayi kurang bulan.
• Bayi lebih bulan

• Pada kasus ini, dapat disimpulkan bahwa pada kasus bayi


memiliki faktor resiko untuk mengalami hipoglikemia, yaitu bayi
dengan Ibu yang menderita Diabetes Mellitus, Bayi besar untuk
masa kehamilan (BMK). Hal tersebut juga didukung oleh
pemeriksaan laboratorium Gula Darah Sewaktu (GDS) yang
diperoleh yaitu 18 mg/dl.
• Hipoglikemia ini terdiri dari 2 yaitu: hipoglikemia asimtomatik
dan simtomatik.
• Hipoglikemia asimtomatik ini tidak mempunyai gejala-gejala dari
hipoglikemia sedangkan hipoglikemia simtomatik itu terdapat
letargi, Menangis lemah, letargi, kesulitan minum gerakan mata
berputar, keringat dingin, pucat, hipotermi reflex hisap
berkurang dan muntah.
• Pada kasus ini karena bayi tidak mempunyai tanda-tanda
hipoglikemia simtomatik maka dapat disimpulkan bayi
mengalami hipoglikemia asimtomatik dengan melihat faktor
resiko dan hasil pemeriksaaan laboratorium GDS
Tatalaksana Bayi Hipoglikemia
Asimtomatik (tanpa manifestasi klinis)
• Pemberian ASI sedini mungkin dan sering akan menstabilkan kadar glukosa darah.
Teruskan menyusui bayi (kira-kira setiap 1-2 jam) atau beri 3-10 ml ASI perah tiap kg
berat badan bayi, atau berikan suplementasi (ASI donor atau susu formula)
• Periksa ulang kadar glukosa darah sebelum pemberian minum berikutnya sampai
kadarnya normal dan stabil
• Jika bayi tidak bisa menghisap atau tidak bisa mentoleransi asupannya, hindari
pemaksaan pemberian minum, dan mulailah pemberian glukosa intra vena. Pada
beberapa bayi yang tidak normal, diperlukan pemeriksaan yang seksama dan lakukan
evaluasi untuk mendapatkan terapi yang intensif
• Jika kadar glukosa tetap rendah meskipun sudah diberi minum, mulailah terapi glukosa
intra vena dan sesuaikan dengan kadar glukosa darah
• ASI diteruskan selama terapi glukosa intra vena. Turunkan jumlah dan konsentrasi
glukosa intra vena sesuai dengan kadar glukosa darah
• Catat manifestasi klinis, pemeriksaan fisis, kadar skrining glukosa darah, konfirmasi
laboratorium, terapi dan perubahan kondisi klinik bayi (misalnya respon dari terapi yang
diberikan).
Tatalaksana Bayi Yang Lahir Dari Ibu DM
• Adapun tatalaksana bayi yang dilahirkan dari Ibu yang menderita Diabetes Mellitus
yaitu dilakukan penapisan awal terhadap adanya hipoglikemia pada bayi yang
dilahirkan dengan melakukan:3
• Segera setelah lahir perlu dilakukan pemeriksaan glukosa darah sewaktu (GDS)
pada bayi 30 menit pertama, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam kemudian 12 jam setelah
lahir.
• Gejala hipoglikemia yang harus diwaspadai diantaranya : jitterines, irritability,
apatis, tidak mau minum, menangis lemah atau hight pitched cry, hipotonus,
kejang. Bila ada gejala hipoglikemia pada bayi yang baru dialhirkan, dari Ibu
diabetes yang tidak terkontrol segera periksa GDS.
• Kadar glukosa serum/ darah perifer 20-40 mg/dl, dianggap hipoglikemia pada
neonatus, sehingga perlu intervensi segera. Bila kadar GDS tidak naik setelah
pemberian makanan dini, segera berikan glukosa intravena seperti dibawah ini:
• Bila glukosa plasma /GDS <20-25 mg/dl atau pada keadaan diatas, beri bolus, beri
bolus glukosa 10%, 2 ml/kg selama 5-10 menit terutama pada bayi prematur,
dilanjutkan dengan IVFD glukosa 10% berikan dengan dosis 200 mg/kg.
• IVFD dextrose 10%, dengan GIR 6-8 mg/kg/menit perlu diberikan setelah
bolus diberikan untuk mencegah rebound hipoglikemia karena pankreas
dirangsang untuk mengeluarkan insulin lebih bnayk oleh pemberian glukosa
bolus.
• Lakukan monitopring DGS secara seri. Hingga GDS mencapai 40mg/dl dan
tidak turun lagi. Bila GDS tetap <40mg/dl, dosis infus glukosa dapat
dinaikkan 2mg/kg /menit hinggaeuglikemia tercapai
• Bila bayi memerlukan konsentrasi glukosa lebih dari glukosa 12,5% melalui
vena perifer, dengan dosis 80-100ml/kg/menit, perlu dipertimabangkan
pemberian melalui vena central. Makanan enteral bisa dicoba untuk
memberikan lemak dan protein. Bila GIR telah mencapai 12 mg/kg/menit
pikirkan kelainan metabolik yang lain dan pertimbangkan pemberian
hidrokortioson.
• Bila GDS stabil selama 12 jam atau tetap >40 mg/dl, glukosa infus dapat
diturunkan secara bertahap 1-2 mg/kg/menit.
Pada kasus ditatalaksana :
• Hangatkan bayi
• Isap lendir di mulut dan hidung jika perlu
• Keringkan bayi, bersihkan kemudian dilakukan stimmulasi pada bayi
• Mengklem dan memotong tali pusat kira-kira 2 menit setelah lahir
• Injeksi vitamin K (phytomenadion) 1 mg IM di paha kiri anterolateral
• Injeksi HB0 0,5 mg
• 1 Tetes mata gentamisin pada oculi sinistra dan dextra
• Rawat tali pusat dan hangatkan bayi di infant warmer untuk mencegah hipotermi
• ASI Ondemand
• Pemberian IVFD dextrosa 10% 18 tpm

• Tetes/menit= 4,3 x 100 x 60 = 17,9 tetes/menit=18 tetes/menit


• ` 24x 60

• Injeksi cefotaxim 250 mg/12 jam/IV


• Injeksi Gentamicin 25 mg/24 jam/IV
• Pemberian dextrose 10% bertujuan untuk membantu
meningkatkan glukosa
• Anti biotik diberikan untuk meminimalisir resiko infeksi pada bayi

Komplikasi:
• Hipoglikemia merupakan suatu kelainan metabolik dan endokrin
yang sering terjadi pada bayi dan anak yang berakibat
kerusakan otak yang menetap.
• Hipoglikemia menyebabkan suplai glukosa yang rendah ke alat-
alat organ vital khususnya otak. Hipoglikemia yang berulang
dan menetap menyebabkan kerusakan otak dan kematian
Prognosis tergantung dari berat dan lamanya penyakit, cepat dan
tepatnya penanganan, gejala-gejala klinik dan kelainan patologik
lain yang menyertainya.

Pada kasus prognosisnya adalah dubia.


Terima Kasih

You might also like