Professional Documents
Culture Documents
Luka bakar adalah bentuk umum dari trauma, sebagian luka bakar terjadi
akibat kecelakaan murni, tetapi sebagian besar disebabkan oleh kelalaian dari
penderita.
1% penduduk Australiadan Selandia baru (220.000) menderita luka bakar tiap
tahun nya
Etiologi
Penilaian dan tatalaksana emergensi
Temukan cedera lain mengancam jiwa
Anamnesis : KLL, ledakan/letusan, listrik (tegangan tinggi), jatuh dari
ketinggian
Penurunan kesadaran berpotensi cedera multiple
Survey primer dan sekunder
APD
Pertolongan pertama
Resusitasi Cairan
Cairan inisial modifikasi Parkland: 3–4 mL / kg berat badan / % luas luka bakar + tetes
maintenance (anak–anak)
Kristaloid (misal: larutan Hartmann atau Plasmalyte) ½ 8 jam I, ½ 16 jam II
Saat terjadinya trauma awal resusitasi cairan
Perdarahan / syok non–bakar, pedoman trauma.
Pantau adekuasi resusitasi Produksi urin melalui kateter per jam, EKG, denyut nadi, tekanan
darah, frekuensi pernapasan, analisis gas darah arterial dan pulse oxymetri
Cairan resusitasi sesuai indikasi.
Analgesia
Nyeri: berikan morfin iv 0. 05–0.1 mg/kg Titrasi
Pemeriksaan
Radiologi Tulang belakang servikal , Toraks, Panggul , rontgen lain sesuai indikasi
Selang
• Pemasangan NGT
Insersi NGT pada luka bakar luas (> 10% pada anak–anak,> 20% pada dewasa) bila dijumpai cedera
penyerta, atau untuk melakukan dekompresi saluran cerna. Gastroparesis merupakan hal yang umum
terjadi.
Survei Sekunder
Catatan:
1) Pada pasien luka bakar, paresis tungkai mungkin disebabkan oleh insufisiensi vaskular akibat eskar yang kaku.
eskarotomi
2) Penurunan tingkat kesadaran bisa disebabkan:
- Hipovolemia akibat pendarahan tak terdiagnosis atau resusitasi yang inadekuat.
- Hipoksemia
- Lesi pendesakan ruang intrakranial.
Dokumentasi
Buatcatatan
Mintakan persetujuan untuk dokumentasi fotografi dan persetujuan prosedur
Berikan profilaksis tetanus jika diperlukan
Re–evaluasi
Re–evaluasi Survei Primer – khususnya untuk:
Gangguan pernapasan
Insufisiensi sirkulasi perifer
Gangguan neurologis
Kecukupan resusitasi cairan
Penilaian radiologi: foto radiologi toraks
Warna urine untuk deteksi haemochromogens
Pemeriksaan laboratorium:
- Hemoglobin / hematokrit
- Urea / kreatinin
- Elektrolit
- Urine mikroskopik
- Analisis gas darah
- Karboksihaemoglobin (jika tersedia)
- Kadar gula darah
- Skrining obat (mungkin diperlukan oleh Polisi)
Elektrokardiogram
Perawatan Emergensi Luka
Umumnya, luka bakar steril saat luka bakar terjadi.
balutan modern tidak diperlukan menyebabkan penanganan yang memerlukan prioritas
tertunda.
Tindakan yang tepat untuk penatalaksanaan luka adalah menutupinya dengan penutup
plastik atau kain bersih debridement.
Bila rujukan > 8 jam, atau kontaminasi air tercemar atau limbah industri, antimikroba
topikal.
Bersihkan luka dan konsultasi ke unit luka bakar rujukan untuk balutan yang dianjurkan
pembalut antimikroba antimikroba yang mengandung silver atau krim silver sulfadiazin.
Jangan menggunakan balut tekan yang memperberat gangguan sirkulasi pada tungkai yang
sebelumnya memang sudah terganggu.
Balutan harus sesering mungkin dibuka untuk menghilangkan konstriksi.
Luka Bakar Listrik
Konduksi arus listrik melalui dada aritmia jantung sepintas atau henti jantung; jarang
pada tegangan rendah (<1000 V).
Sengatan listrik tegangan tinggi, penurunan kesadaran atau memiliki EKG abnormal saat
masuk rumah sakit EKG 24 jam
Gangguan ritmik jantung lebih mungkin terjadi pada pasien yang memiliki gangguan jantung
sebelumnya.
Selalu ingat bahwa luka masuk atau luka keluar yang lebih kecil dapat disertai kerusakan
jaringan yang berat.
Luka Bakar Kimia
Bila dijumpai residu bahan kimia di kulit, proses pembakaran akan terus berlanjut
pakaian yang terkontaminasi harus dibuka dan luka dicuci menggunakan sejumlah
besar air dalam waktu cukup lama
Luka bakar kimia pada mata pembilasan secara kontinu menggunakan air.
Pembengkakan kelopak mata dan spasme otot disertai nyeri akan menghalangi
pencucian adekuat.
Irigasi prosedur retraksi kelopak mata yang baik konsultasi dengan oftalmologi
Respon lokal dan sistemik pada luka
bakar
Respon lokal
Respon sistemik
Karbon monoksida
- Difusi dengan (Hb), afinitas 240x dibanding O2
carboxyhaemoglobin (COHb).
- menurunkan efektivitas mengikat oksigen
oxygen–binding site
- CO menyebabkan hipoksia jaringan dengan cara
mengurangi oxygen delivery dan utilisasi di tingkat
sel
- Afinitas dg chytohrome intrasel abnormalitas
fungsi sel
Sianida (HCN)
- akibat terbakarnya plastik/lem yang digunakan untuk furnitur.
- diabsorbsi melalui paru dan berikatan dengan sistem cytochrome.
- Fungsi cytochrome terhambat anaerob.
- Gejala: hilangnya kesadaran, neurotoksitas dan konvulsi
- keracunan sianida termasuk jarang terjadi, kerap dijumpai bersama
intoksikasi CO.
Diagnosis Cedera Inhalasi
Tatalaksana Cedera Inhalasi
Indikasi intubasi:
Kebutuhan mempertahankan patensi jalan napas / proteksi jalan
napas
Obstruksi mengancam
Penurunan tingkat kesadaran
Fasilitasi transpor penderita
Kebutuhan untuk penggunaan ventilator
Oksigenasi terganggu
Bila ragu-ragu intubasi
Cedera inhalasi dibawah laring
Topangan respirasi
Proteksi pada penderita tidak sadar
Efek pencucian alami
Oksigen
Oksigen + IPPV
Insoksikasi sianida
Intoksikasi Hidrogen Fluorida
Asesmen Luka bakar
Apapun penyebab nya, kerusakan jaringan khususnya kedalaman luka
berhubungan dengan suhu dan kekatan agen penyebab dan lamanya kontak
1. Estimasi luas luka bakar perhitungan berdasarkan Rule of nine
2. Kedalaman luka
Syok luka bakar dan resusitasi cairan
Pada luka bakar sekuestrasi cairan ke daerah cedera dan saat mencapai
atau melebihi 20–30% sistemik
Edema + evaporative loss pada luka defisit volume plasma hipovolemia
gagal organ acute kidney injury
Tiga zona cedera thermal (Model
Jackson):
Pasang DC pada
• Luka bakar >10% pada anak–anak dan
• Luka bakar >20% pada dewasa.
Hemoglobinuria
Pemberian cairan hingga produksi urine mencapai 2 mL / kg / jam
Pertimbangkan pemberian Mannitol 12.5g dosis tunggal selama 1 jam / L
dalam pola resusitasi cairan dan
Observasi respon yang terjadi
Masalah pada resusitasi cairan
Oligouria tambahkan tetesan, neonates dan geriatric hati hati overload
Anak-anak rentan hipoglikemia
Abdominal compartemen sindrom
Tatalaksana luka
Luka disrupsi arsitektur jaringan dan proses–proses seluler.
Luka bakar, denaturasi protein dan disrupsi struktur sel terjadi akibat kontak dengan sumber termal (baik suhu
tinggi maupun suhu rendah), listrik, kimiawi atau radiasi.
Luka bakar terganggunya ketujuh fungsi utama kulit.
Regulasi suhu
Pengaturan sensorik
Respon imun
Proteksi dari invasi bakteri
Pengendalian kehilangan (penguapan) cairan
Fungsi metabolik
Fungsi estetik dan psikolog
Pertolongan pertama
Prinsip penanganan pertama adalah
- Menghentikan proses pembakaran
- Menurunkan suhu luka
Hentikan proses pembakaran
Pada luka bakar api, penderita berguling di tanah secara aktif maupun pasif menerapkan Stop, Drop,
Cover (face) & Roll technique
Pakaian & perhiasan yang terbakar harus segera dilepaskan secepat mungkin.
Pada luka bakar karena air panas, pakaian yang dibasahi air panas berperan sebagai reservoir,
karenanya segera lepaskan sesegera mungkin.
Bila pakaian melekat pada permukaan kulit, potong dan biarkan melekat di tempatnya. Namun,
pakaian terbuat dari bahan sintetik yang meleleh melekat pada kulit yang tidak vital akan mudah
dilepaskan.
Menurunkan suhu luka (3 jam)
Air mengalir, suhu ideal 15C atau berkisar antara 8C – 25
Dengan menurunkan suhu permukaan luka, reaksi inflamasi diredam dan
menghentikan progress pengrusakan zona stasis
Es atau air es jangan pernah digunakan untuk menurunkan suhu
vasokonstriksi dan secara eksperimen menunjukkan luka yang semakin dalam;
disamping risiko hipotermia
Anak–anak terpapar pada risiko hipotermia kebiruan dan mengigil
Aplikasi penurunan suhu luka harus dihentikan. Pada keadaan seperti ini,
dianjurkan mengupayakan suhu si atas 30°C dan membungkus anak
bersangkutan
Manajemen awal
Setelah 3 jam, hentikan penurunan suhu, luka dicuci dengan air atau salin
dengan sabun atau larutan klorheksidin
Elevasi elevasi ekstremitas yang cedera
Area khusus
edema jalan nafas intubasi
Perineum pasang kateter
Elevasi kepala pada luka bakar pada regio kepala-leher
Escarotomi luka bakar pada seulur lapisan dermis
Trunkus luka bakar melingkar menghambat ventilasi escarotomi
Ekstremitas kompartemen sindrom
Kompartemen sindrom
Pain (nyeri) : Nyeri saat istirahat Nyeri saat menggerakkan sendi–sendi distal
Pallor (pucat) : Sirkulasi ke distal terganggu Pengisian kapiler terhambat (terutama di kuku) Saturasi
oksigen tidak terdeteksi pada pemeriksaan pulse oximetry Dingin
Pulseless (nadi tak teraba) : Tidak teraba denyut nadi Tidak ada denyut, terutama pada pemeriksaan
USG Doppler
Parestesia : Kesemutan hingga hilang rasa (numbness)
escarotomi
Luka bakar > 10% luas permukaan tubuh pada dewasa dan >5% pada anak–anak
Luka bakar seluruh ketebalan kulit (luka bakar dalam, full thickness burns)> 5%
Luka bakar mengenai area khusus, termasuk wajah, tangan, kaki, genitalia dan perineum,
persendian serta luka bakar melingkar pada dada dan tungkai
Luka bakar dengan cedera inhalasi
Luka bakar listrik
Luka bakar kimia
Luka bakar dengan penyakit pre–morbid
Luka bakar dengan trauma berat lainnya
Luka bakar pada usia tertentu: anak–anak dan usia lanjut
Luka bakar pada wanita hamil
Luka bakar bukan karena kecelakaan
Persiapan Rujukan
1. Sistem respirasi
2. Sistem sirkulasi
3. Luka
4. Manajemen nyeri
5. Sistem gastrointestinal
6. Tetanus
Mekanisme Transfer
- Telepon
- Rujukan:
- tempat dan unit luka bakar
- Perujuk:
- stabilisasi penderita
- dokumentasi asesmen awal dan
tatalaksana
(balans cairan, terapi, dosis)
LUKA BAKAR PADA ANAK
Perbedaan luka bakar anak dibandingkan dewasa :
Ukuran dan proporsi tubuh pada anak
Dinamika cairan
Ketebalan kulit
Perbedaan sosial dan perkembangan emosional.
Epidemiologi :
Air panas 55%
Kontak 21%
Api 13%
Friksi 8%
Listrik l 1%
Kimia 1%
Lainnya 1%
UKURAN DAN PROPORSI TUBUH
Kulit bayi lebih tipis dari anak, lebih tipis dari dewasa
Cedera kulit >> pada suhu dan durasi yang sama
Pada bayi, air dengan 60o C akan menyebabkan
Luka bakar seluruh ketebalan kulit dalam waktu kurang dari satu detik
Anak yang sudah besar mampu bertahan sampai lima detik pada suhu ini.
Dewasa hanya mendapat luka bakar yang dalam setelah 20 detik.
MANAJEMEN CAIRAN
Pada anak, proporsi terbesar cairan tubuh adalah pada ekstra sel
Pada anak volume darah 80mL/kg, sedangkanpada dewasa 60–70mL/kg
Kapasitas konsentrasi tubulus renalis pada anak lebih kecil dibanding dewasa
Kehilangan cairan lebih cepat, kelebihan cairan sulit ditangani
Akses Vena :
Vena perifer kulit sehat
Vena besar dengan jarum besar / CVC
Vena perifer kulit yang terbakar
Vena seksi Tidak dianjurkan
MANAJEMEN CAIRAN (3)
Cairan Maintenance :
100mL/kg untuk 10kg pertama
50mL/kg untuk berat badan 10 kg berikutnya
20mL/kg untuk berat badan 19 kg berikutnya
5% glukosa dalam 0. 45% salin (½normal)
RESUSITASI
Kebutuhan cairan lebih besar dari luka bakar jenis lain
Kerusakan otot yang tidak terlihat kehilangan cairan
sulit diperkirakan dengan rumus
Monitoring urine dan produksi urine Penting
Dewasa 75–100 mL/jam
Anak – anak 2ml / kg / jam
Cairan sesuai perhitungan diuresis kurang mannitol
12,5g dalamsetiap liter cairan
MANAJEMEN (2)