You are on page 1of 17

PENYUSUNAN KAJIAN PEMANTAUAN

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP


SUMBER DAYA PESISIR BENGKALIS DI
KECAMATAN BENGKALIS, BANTAN, BUKIT
BATU, SIAK KECIL, RUPAT, RUPAT UTARA
Pendahuluan

 Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang
diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas
manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi
atmosfir secara global dan selain itu juga berupa
perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada
kurun waktu yang dapat dibandingkan, yang dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu
pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh alam maupun usaha dan/atau kegiatan
oleh manusia. (Undang-Undang Republik Indonesia No.
32 Tahun 2009)
Maksud dan Tujuan

 Maksud
Ketersediaan Informasi tentang wilayah pesisir di
Kecamatan Bengkalis, Bantan, Bukit Batu, Siak Kecil Rupat
dan Rupat Utara.
 Tujuan
1. Mengetahui Luas dan Laju Abrasi Pantai yang Terjadi
setiap tahun
2. Mengetahui Keanekaragaman Hayati yang ada di sekitar
wilayah pesisir
3. Mengetahui Kualitas Air, dan Tanah yang ada di wilayah
pesisir.
Sasaran

 Tersedianya informasi tentang luas dan laju abrasi
wilayah pesisir setiap tahunnya.
 Tersedianya informasi dan data keanekaragaman
hayati di wilayah pesisir.
 Terpantaunya kualitas air dan tanah di wilayah
pesisir
Lokasi

Lokasi kegiatan Kajian Pemantauan Dampak
Perubahan Iklim Terhadap Sumber Daya Pesisir
Bengkalis di Kecamatan Bengkalis, Bantan, Bukit
Batu, Siak Kecil, Rupat, Rupat Utara
Tinjauan Teoritis

 Perubahan Iklim Global
 Dampak Perubahan Iklim terhadap Lingkungan
Pesisir dan Laut
 Adaptasi Pembangunan Wilayah Pesisir dan
Kelautan
 Dampak Ekologis Bagi Wilayah Pesisir (Mangrove)
 Abrasi Pantai
Perubahan Iklim Global

Unsur-unsur Perubahan Iklim yang dapat dikenali adalah :
 munculnya fenomena adanya peningkatan suhu global,
 ketidakpastian musim,
 kekeringan yang berkepanjangan,
 permukaan es kutub utara yang makin tipis,
 kebakaran hutan dan banjir terus-menerus.
Perubahan iklim disebabkan oleh:
 peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer, khususnya
dalam bentuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida
(N2O).
 Selain itu terdapat pula gas-gas antara lain NF3 (Nitrogen triflorida),
HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons), dan SF6 (Sulphur
hexafluoride).
 Gas-gas dapat meneruskan radiasi gelombang pendek yang tidak bersifat
panas, tetapi menahan radiasi gelombang-panjang yang bersifat panas.
 Akibatnya atmosfer bumi makin memanas dengan laju yang setara
dengan laju peningkatan konsentrasi GRK di atmosfer.
Proses Terjadinya Perubahan
Iklim Global
1. Terjadi perubahan iklim berawal
secara alamiah saat sinar matahari
yang masuk ke bumi, kemudian
akan dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi ke angkasa. Dan
sebagian sinar matahari yang
dipantulkan akan diserap oleh gas-
gas diatmosfer (yang sering disebut
gas rumah kaca (GRK)), sehingga
sinar tersebut terperangkap didalam
bumi peristiwa ini dikenal dengan
efek rumah kaca (ERK). Dengan
adanya GRK menyebabkan bumi
hangat.

2. GRK diatmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan
dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) dan lain sebagainya
3. Akibat kegiatan manusia yang berlebihan menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata
permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.
4. Pemanasan global akhirnya membawa dampak terjadinya perubahan iklim yang
memepengaruhi kehidupan di bumi, melalui adanya perubahan musim secara ekstrim.
Dampak Perubahan Iklim terhadap
Lingkungan Pesisir dan Laut

 Asidifikasi air laut
adalah penurunan pH air laut. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan CO2 di udara sebagian besar diserap oleh
laut sehingga mempengaruhi pH air laut.
 Peningkatan Suhu dan Permukaan air laut
Pemanasan global merupakan dampak pertama yang
dirasakan dari perubahan iklim. Pemanasan ini membuat
air laut mengembang serta menyebabkan mencairnya es
di kedua kutub bumi. Kedua fenomena ini menyebabkan
meningkatnya permukaan air laut ke arah darat.
Adaptasi Pembangunan
Wilayah Pesisir dan Kelautan

Rencana adaptasi pembangunan wilayah pesisir dan
kealutan terhadap perubahan iklim global terdiri dari:
 Pengelolaan bentang laut (sea scape management)
 Pendekatan ekosistem dalam pengelolaan perikanan
 Penerapan ‘resilient principles’ dalam pembangunan
jejaring kawasan konservasi laut
 Mitigasi bencana
 Rehabilitasi pesisir
 Perlindungan spesies yang terancam punah
Dampak Ekologis Bagi
Wilayah Pesisir

Wilayah pesisir adalah wilayah yang paling rentan
terkena dampak buruk pemanasan global sebagai
akumulasi pengaruh daratan dan lautan.
 Pemanasan global ditenggarai meningkatkan
frekwensi badai di wilayah pesisir.
 Pemanasan global diperkirakan akan meningkatkan
suhu air laut antara 1-3 oC.
Abrasi Pantai

 Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh
kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat
merusak.
 Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di
beberapa daerah di Indonesia mengalami
penyempitan yang memprihatinkan.
 Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan
daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun, hal ini
perlu diperhatikan karena jika tidak ditindaklanjuti
pulau yang permukaan rendah akan tenggelam.
Gambaran Umum
Kabupaten Bengkalis
 Luas Wilayah Kabupaten Bengkalis
7.773,93 km2.
 Terdapat 17 pulau utama disamping
pulau-pulau kecil lainnya.
 Kecamatan Pinggir merupakan
kecamatan terluas yaitu 2.503 km2
 Kecamatan terkecil adalah kecamatan
Bantan yaitu 424,4 km2
 Jarak terjauh antara ibukota kecamatan
dengan ibukota kabupaten bengkalis
adalah ibukota kecamatan mandau yaitu
kelurahan air jamban (Duri)
 Kabupaten bengkalis mempunyai iklim
tropis yang sangat dipengaruhi oleh iklim
laut, dengan temperatur 26-32oC.

 Pada umumnya merupakan daratan rendah, berada pada rata-rata ketinggian 2-6,1 meter diatas
permukaan laut.
 Sebagian besar merupakan tanah organosol yaitu jenis tanah yang banyak mengandung bahan
organik.
 Pada Kabupaten Bengkalis dapat dikelompokkan dalam 5 ordo tanah yaitu Histosol, Entisol,
Inseptisol, Ultisol dan Oxisol. Parameter yang membedakan diantaranya perkembangan profil,
warna dan tekstur. Setelah diklasifikasikan lebih lanjut sampai kategori subgrup terdiri dari 20
subgrup tanah.
Metodologi

Metodologi kajian yang dilakukan secara umum terdiri
dari 5 langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
 Persiapan
 Pengumpulan Data
 Survey Lapangan
 Analisis Data
 Penyusunan Laporan
Koordinasi dan Mobilisasi Tim
Data Sekunder Data Primer
Persiapan Dasar
• Foto Satelit wilayah kajian Adalah data yang
• Peta Guna Lahan wilayah kajian diambil langsung dari
Penyiapan Perangkat Survey • Peta Administrasi Kab. Bengkalis lapangan
• Peta Adiministrasi wilayah kajian
Laporan Pendahuluan

Analisa Laboratorium
Pengukuran Kualitas Air
Analisa Penentuan Kerusakan Pengambilan
Mangrove Pengukuran Kualitas Tanah
Sampel
Analisa Abrasi Pantai Pengukuran Kualitas Udara

Identifikasi Flora dan Fauna Metode Transek


Laporan Antara

Substansi meliputi:
• Pemetaan perubahan garis pantai penyebab
abrasi pantai di wilayah kajian Bagan Alir Kajian
• Informasi kondisi keanekaragaman hayati di Bagan ini menyajikan tahapan yang akan dilakukan
wilayah kajian oleh pelaksana pekerjaan pada pekerjaan
Penyusunan kajian pemantauan dampak perubahan
• Informasi kondisi kualitas air, tanah dan udara iklim terhadap sumber daya pesisir bengkalis di
kecamatan bengkalis, bantan, bukit batu, siak kecil,
di wilayah kajian rupat dan rupat utara.

Eksecutive Summary
Rencana Pelaksanaan Kegiatan

WAKTU PELAKSANAAN
NO URAIAN
BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV

Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

3 Penyusunan Laporan Pendahuluan

4 Survey Lapangan

5 Penyusunan Laporan Antara

6 Analisa Data

7 Penyusunan Laporan Akhir

8 Presentasi

Penyusunan Laporan Ringkasan Eksekutif


9
(Executive Summary)

You might also like