Professional Documents
Culture Documents
• Perubahan frekuensi buang air besar menjadi lebih sering dari normal/lebih
dari 3 kali per hari disertai perubahan konsistensi feses menjadi lebih encer.
• Keluarnya feses lebih dari 200 gram per hari, atau kandungan air pada feses
lebih dari 200 ml per hari.
Epidemiologi
Indonesia 2015
Cara Penularan
Faecal- kontak langsung tangan penderita atau tidak langsung melalui lalat
oral
Kontaminasi makanan atau air dari tinja atau muntahan penderita yang
mengandung kuman penyebab.
Kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain apabila
melekat pada tangan dan kemudian dimasukkan ke mulut atau dipake
untuk memegang makanan.
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
Anamnesis
Gejala
penyerta
Durasi Progresivitas (muntah,
nyeri perut,
demam)
Anamnesis
Riwayat perjalanan, aktivitas
seperti berenang, kontak
Kontak dengan sumber yang Riwayat makanan/minuman
dengan keluarga atau orang
berpotensi tercemar yang dikonsumsi 6-24 jam
disekitarnya dengan gejala
patogen terakhir
serupa, juga pola kehidupan
seksual.
Status hidrasi
Keadaan umum
Tanda vital
Status gizi
Tanda anemia
Tanda bahaya (nyeri perut hebat)
Pemeriksaan Penunjang
Darah elektrolit (Na+, K+, Cl-). Analisis Gas Darah (bila dicurigai
ada gangguan keseimbangan asam basa), Pemeriksaan
toksin (C. Difficile), antigen (E. Hystolitica)
Rehidrasi cairan
Pengaturan asupan makanan
Terapi simptomatik
Terapi definitif
Komplikasi
• Bila tidak teratasi bisa menjadi diare kronis (terjadi sekitar 1% pada
diare akut pada wisatawan).
• Bisa timbul komplikasi sistemik: hipovolemia, hiponatremia,
hipoglikemia, sepsis, kejang dan ensefalopati, sindroma uremik
hemolitik (HUS), pneumonia, kurang energi protein.
• Komplikasi saluran cerna: perforasi, toksik megacolon.
Pencegahan
Menjaga kebersihan air, sanitasi makanan dari vector penyebar kuman
seperti lalat, kebiasaan mencuci tangan sebelum kontak dengan makanan.