You are on page 1of 13

EPILEPSI

Bethari Lekso Aji


Definisi

“ Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan (seizure) berulang sebagai akibat
dari adanya gangguan fungsi otak secara intermiten, yang disebabkan oleh
lepasnya muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron secara
paroksismal”
Bangkitan EPILEPSI

Manifestasi klinis yang terjadi tiba-tiba dan sementara berupa perubahan


perilaku yang stereotipik (berulang) dapat berupa :
- gangguan motorik (kejang-kejang)
- gangguan sensorik
- kehilangan kesadaran
- gangguan otonom (misal salivasi)
- gangguan psikis
Etiologi

 Idiopatik : penyebab tidak diketahui, umumnya mempunyai predisposisi


genetik
 Simptomatik : disebabkan oleh kelainan atau lesi SSP, misalnya cedera kepala,
infeksi SSP, kelainan congenital, gangguan peredaran darah otak, toksik,
metabolik, dll.
Klasifikasi (ILAE 1981)

 Bangkitan Parsial/Fokal
 Bangkitan parsial sederhana, dengan gejala :
 Motorik
 Sensorik
 Otonom
 Psikis

 Bangkitan parsial kompleks


 Bangkitan parsial sederhana yang diikuti denagn gangguan kesadaran
 Bangkitan parsial yang disertai gangguan kesadaran saat awal bangkitan

 Bangkitan parsial yang menjadi umum sekunder


 Parsial sederhana yang menjadi imim
 Parsial kompleks yang menjadi umum
 Parsial sederhana menjadi parsial komleks, lalu menjadi umum
 Bangkitan Umum
 Lena
 Tipikal
 atipikal
 Mioklonik
 Klonik
 Tonik
 Tonik-klonik
 Atonik/astatik

 Bangkitan tidak tergolongkan


Diagnosis

“ Ditegakkan atas dasar adanya gejala dan tanda klinik dalam bentuk bangkitan
epilepsi berulang (minimal 2 kali) yang ditunjang oleh gambaran epileptiform
pada EEG”

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis fisik penunjang
Anamnesis

 Pola/bentuk bangkitan
 Lama bangkitan
 Gejala sebelum, selama dan pasca bangkitan
 Frekuensi
 Faktor pencetus
 Ada/tidak penyakit lain yang diderita sekarang
 Usia pada saat bangkitan pertama
 Riwayat pada saat dalam kandungan, kelahiran dan perkembangan bayi/anak
 Riwayat terapi epilepsi sebelumnya
 Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga
Pemeriksaan fisik

 Melihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi,


seperti trauma kepala, infeksi telinga atau sinus, gangguan kongenital,
gangguan neurologik fokal atau difus, kecanduan alkohol atau obat terlarang
dan kanker
Pemeriksaan penunjang (indikasi)

 EEG
 Membantu menegakkan diagnosis epilepsi
 Menentukan prognosis
 Pertimbangan dalam penghentian OAE
 Membantu menentukan letak fokus
 MRI
 Sensitivitas tinggi
 Indikasi untuk epilepsi yang membutuhkan terapi pembedahan
 Lab (sesuai indikasi)
 Darah
 Cairan serebrospinal
 Pemeriksaan lain
Pengobatan

 Tujuan utama : Tercapai kualitas hidup optimal untuk pasien sesuai dengan
perjalanan penyakit epilepsi dan diabilitas fisik maupun mental yang
dimilikinya, dengan upaya menghentikan bangkitan, mengurangi frekuensi
bangkitan tanpa efek samping/dengan efek yang minimal, menurunkan
morbidotas dan mortalitas
PEDOMAN PENGOBATAN

•Harus dipastikan (penderita epilepsi harus minum obat dlam janga waktu lama)

Diagnosis •Bila pasien mengalami serangan >1x dalam 12 bln terakhir, terapi dimulai
•Jika hanya mengalami 1x serangan, pengobatan ditangguhkan bila tidak ada yanda-tanda lesi
otak yang mendasari

Jenis Epilepsi •Jenis serangan tertentu memerlukan obat antikonvulsi tertentu

Sosial ekonomi

Kepatuhan
Prinsip pemberian obat

 Obat Anti Epilepsi (OAE) diberikan bila :


 Diagnosis epilepsi sudah ditegakkan
 Terdapat minimal 2 bangkitan dalam satu tahun
 Setelah pasien dan keluarga menerima penjelasan tujuan dan efek samping
pengobatan
 Dimulai dengan monoterapi sesuai jenis bangkitan
 Dimulai dengan dosis rendah, dinaikkan dan bertahan sampai dosis efektif
tercapai
 Bila dengan penggunaan dosis maksimum OAE bangkitan tidak terkontrol,
ditambahkan OAE kedua
 Penembahan OAE ketiga baru dilakukan bila bangkitan tidak dapat diatasi
dengan penggunaan dosis maksimal obat kedua OAE pertama

You might also like