You are on page 1of 52

Case Report

Oleh:
Tuti Syarach Dita
Meirisa Rahma P.
Dessy Carmelia N.

Pembimbing:
dr. Hadhi Muljono, Sp.PD
Dr. Akhmar K., Sp.PD-KKV, FINASIM
Gagal Jantung Kongestif merupakan suatu keadaan akhir dari semua penyakit jantung

Gagal jantung merupakan suatu kelainan struktural dan fungsional

Jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi metabolisme jaringan

Hipertensi yang kronik dan tidak terkontrol dapat menyebabkan gagal jantung
kongestif
Prevalensi gagal jantung akibat hipertensi masih tinggi, Di Indonesia sekitar
1,2% masyarakat diatas 15 tahun mengalami gagal jantung (Mihardja, 2010)
 Nama : Ny. YY
 Umur/tanggal Lahir : 47 tahun / 27 Juni 1969
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (Membuka
usaha jahit di rumah)
 Alamat : Desa Nikan Jaya, Linggau Timur I
Sumatera Selatan
 No. Med Rec/ Reg : 247760
 Tgl masuk RS : 29 November 2016
Keluhan Utama
Sesak hebat sejak 3 hari SMRS

Keluhan Tambahan
Sembab di kedua tungkai
3 bulan SMRS 3 minggu SMRS

•Sesak bila beraktivitas berat,


•Sesak bila beraktivitas
berkurang dengan istirahat
sedang, berkurang dengan
•Tidak dipengaruhi cuaca,
istirahat
emosi, debu
•Terbangun malam hari karena
•Terbangun malam hari karena
sesak semakin sering, 2-3 kali
sesak (+)
tiap malam
• Os tidur dengan 1 bantal
• Os mulai terbiasa tidur
•Jantung berdebar – debar
dengan 2 bantal
saat terjadi sesak
•Batuk (+) tidak berdahak
•Nyeri dada (-), mengi (-),
•Sembab di kedua tungkai dan
batuk (-), mual (-), muntah (-),
perut semakin membesar
demam (-)
•Sembab di muka (-)
•BAB dan BAK tidak ada
•Os berobat ke bidan lalu
keluhan
diberi obat batuk sirup
3 hari SMRS

•Sesak hebat baik dengan aktivitas ringan bahkan


saat istirahat
•Kaki semakin sembab
•Banyak berkeringat

Poli RS Dr. Sobirin


 Riwayat darah tinggi tidak terkontrol sejak 10 tahun yang lalu.
 Riwayat sakit asma sejak kecil.
 Riwayat sakit jantung disangkal.
 Riwayat diabetes melitus disangkal.
 Riwayat sakit tenggorokan berulang disertai demam dan nyeri
sendi saat remaja disangkal.
 Riwayat benjolan di leher ada.
 Os pernah diberi obat darah tinggi dari dokter berupa
captopril tetapi tidak diminum secara teratur.
 Riwayat ayah dan ibu dengan darah tinggi ada.
 Riwayat penyakit jantung disangkal.
 Riwayat diabetes melitus disangkal.
 Os merupakan ibu rumah tangga yang sudah
menikah dan memiliki 2 orang anak.
 Os memiliki mata pencaharian tambahan dengan
membuka usaha jahit di rumah dengan pendapatan
rata – rata Rp1.500.000 per bulan.
 Os tidak pernah merokok, minum jamu gendong
ataupun alkohol, sehari-hari os makan teratur 3 kali
sehari dengan nasi dan lauk-pauk serta sayur
 Os tinggal di rumah sendiri sejak menikah bersama
suami dan anak-anaknya.

Kesan : sosial ekonomi menengah.


 Keadaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 112 x/menit, irama ireguler, isi dan tegangan
cukup
Pernapasan : 30 x/menit, regular, abdominotorakal
Suhu tubuh : 36,7oC
Berat badan : 42 kg
Tinggi badan : 155 cm
IMT : 18,7 kg/m2
Status gizi : Normoweight
Keadaan spesifik
 Kepala
Normosefali, simetris, warna rambut hitam, alopesia tidak ada
 Mata
Edema palpebra tidak ada, konjungtiva palpebra pucat tidak
ada, sklera ikterik tidak ada, eksoftalmus tidak ada.
 Hidung
Tampak luar tidak ada kelainan, septum deviasi tidak ada,
kavum nasi lapang, sekret tidak ada, epistaksis tidak ada
 Mulut
Bibir tidak kering, sianosis tidak ada, sariawan tidak ada, gusi
berdarah tidak ada, lidah berselaput tidak ada,atrofi papil
tidak ada, Tonsil T1-T1, faring hiperemis tidak ada
 Telinga
Tampak luar tidak ada kelainan, kedua meatus acusticus
eksterna lapang, keluar cairan telinga tidak ada, sekret tidak
ada, nyeri tekan mastoid tidak ada
 Leher
JVP (5+2) cmH2O, Hepatojugular reflux (-), pembesaran KGB
tidak ada, Distensi vena – vena leher (+), Struma tidak ada.
 Thoraks
Inspeksi: Simetris saat statis dan dinamis, barrel chest tidak
ada, retraksi tidak ada.
Paru (anterior)
Inspeksi : Statis dan dinamis, simetris kanan = kiri
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri, nyeri tekan tidak ada
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru, nyeri ketok tidak
ada
Auskultasi : vesikuler (+) Normal, ronkhi basah halus di
basal kedua lapang paru, wheezing tidak ada.
 Paru (posterior)
Inspeksi : Statis dan dinamis, simetris kanan = kiri
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri, nyeri tekan tidak
ada
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru, nyeri ketok tidak
ada
Auskultasi : vesikuler (+) Normal, ronkhi basah halus di
basal paru, wheezing tidak ada
 Jantung

Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat


Palpasi : Iktus cordis teraba
Perkusi :Batas jantung atas ICS II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri linea aksilaris anterior ICS VI
sinistra
Batas jantung kanan linea sternalis dekstra ICS
V sinistra
Auskultasi : BJ I dan II irreguler, HR: 115x/m tidak sama dengan
nadi (pulsus defisit), gallop tidak ada, murmur sistolik grade 2/6
dengan punctum maksimum di katup mitral.
 Abdomen
Inspeksi : Cembung, venektasi tidak ada, caput medusae
tidak ada, striae tidak ada, umbilikus menonjol (-).
Palpasi : Tegang, hepar teraba 2 jari di bawah arcus
costae dengan tepi tumpul, permukaan rata,
konsistensi kenyal, nyeri tekan epigastrium tidak
ada, ballotement tidak ada
Perkusi : Shifting dullness (+), nyeri ketok CVA tidak ada
Auskultasi : Bising usus (+) normal

 Genitalia : Tidak diperiksa

 Ekstremitas : Akral hangat (+), pitting edema (+) di kedua


tungkai, palmar pucat tidak ada, , sianosis tidak
ada, clubbing finger tidak ada, tremor ekstremitas
atas (-)
Interpretasi:
Aritmia, irregular, HR
bervariasi.
Axis normal, Tidak terdapat
gelombang P yang jelas.
PR Interval tidak dapat
dihitung, QRS Complex 0,08

Kesan: Atrial fibrilasi


 Diagnosis
Gagal Jantung Kongestif e.c. Penyakit Jantung Hipertensi

 Diagnosis Banding
Gagal Jantung Kongestif e.c. Penyakit Jantung Koroner
Gagal Jantung Kongestif e.c. Penyakit Jantung Thyroid
Gagal Jantung Kongestif e.c. Penyakit Jantung Rematik
Asma
 Pemeriksaan Anjuran
Echocardiografi
T4, TSH

 Tatalaksana
Non Farmakologis
Edukasi
Diet Jantung II
O2 2 liter/menit
Bed rest
Balance dan restriksi cairan
Farmakologis
Inj. Furosemid 2 x 20 mg i.v.
Candesartan 1x 8 mg p.o
Spironolakton 1 x 25 mg p.o
Digoxin 2 x 0.25 mg p.o
Asam asetilsalisilat 1x81 mg p.o
Laxadine 3x1 cth
 Interpretasi echocardiografi :
 Left ventricle hypertrophy
 Left ventricle hypokinetic
 Left ventricle ejection fraction 60%
 Mitral regurgitasi

 Kesan: HHD
 Jantung bergungsi untuk memompakan darah

 Siklus jantung terdiri dari 2 :


1. Fase Sistol (Kontraksi dan pengosongan
isi)
2. Fase Diastol (Relaksasi dan pengisian
ruang)
atrium dan ventrikel mengalami siklus yang
terpisah
 Fase diastolik atrium dan ventrikel terjadi bersamaan, atrium
diisi darah oleh vena, vena cava menuju atrium kanan dan vena
pulmonalis menuju atrium kiri, pada saat ini ventrikel juga
relaksasi, tekanan pada atrium melebihi ventrikel, maka katup
AV terbuka
 Saat ventrikel diastol, awalnya pengisian oleh atrium secara
pasif, katup mitral dan trikuspid terbuka.
 Terjadi depolarisasi atrium, lalu darah mengisi ventrikel secara
aktif (kontraksi atrium), jumlah volume darah yang terisi pada
ventrikel disebut end diastolik volume
 Sistolik ventrikel terjadi sesaat setelah diastolik ventrikel
berakhir, tekanan ventrikel akan melebihi tekanan atrium lalu
katup AV tertutup.
 Terdapat selang waktu yang singkat antara penutupan katup av
dan terbukanya katup Aorta dan pulmonal.  isovolumetrik
 Setalah tekanan ventrikel cukup tinggi  katup aorta terbuka,
darah terpompa menuju seluruh tubuh
 Velume yang terpompa disebut stroke volume.
 Terjadi regangan (tensi) yang mengalir dari aorta menuju
pembuluh distal lainnya  teraba denyut
 Gagal jantung kongestif adalah suatu
kondisi dimana fungsi jantung sebagai
pompa untuk menghantarkan darah
tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan jaringan.

 Merupakan tahap akhir dari seluruh


penyakit jantung
 Penyakit Jantung Iskemik  Hipertensi
1. Sindrom koroner akut
 Dekompensasi jantung
2. Infark Miokardium
1. Disfungsi renal
 Penyakit Katup Jantung 2. Asma/PPOK
1. Regurgitasi Katup 3. Penyalahgunaan
2. Stenosis Katup obat/alkohol
4. Volume overload
 Kardiomiopati
1. Miokarditis  Gagal Sirkulasi
2. Post-partum 1. Anemia
kardiomiopati 2. Septikemia
3. Emboli Paru
4. Temponade
 Tahap awal respon neurohumeral bertujuan untuk
mengembalikan pengisian jantung (preload) agar curah
jantung kembali tercukupi.
 Lama-kelamaan respon neurohumeral ini akan menyebabkan
kerusakan sekunder pada struktur jantung
 Tatalaksana farmakologis terpusat pada respon neurohumeral
tersebut
Mayor Minor
Paroksismal Nokturnal Edema ekstremitas
Dispnea
Distensi Vena Leher Batuk malam hari
Ronkhi Paru Dispnea d’effort
Gallop S3 Hepatomegali
Peninggian Tekanan Vena Efusi Pleura
Jugularis
Refluks Hepatojugular Penurunan kapasitas vital 1/3
dari normal
Edema Paru Akut Takikardia (>120x/menit)

Diagnosis Gagal jantung bila terdapat paling sedikit 1


kriteria mayor dan 2 kriteria minor
Terdapat penyakit jantung, namun tidak ada gejala
NYHA I
atau keterbatasan dalam aktifitas fisik sehari-hari,
misalnya berjalan, naik tangga, dan sebagainya.

Telah terdapat gejala ringan (napas sesak disertai


NYHA II
atau tidak disertai angina) serta ada keterbatasan
ringan dalam melakukan aktifitas fisik sehari-hari.

Terdapat keterbatasan fisik pada aktifitas sehari-hari


NYHA III
akibat gagal jantung pada tingkatan ringan,
misalnya pasien akan merasa sesak napas jika
berjalan 20-100 meter. Keluhan akan berkurang saar
istirahat.

Terdapat hambatan aktifitas yang berat, misalnya


NYHA IV
gejala muncul saat istirahat.
 Pemeriksaan Laboratorium
 Elektrokardiografi
 Rontgen Thoraks
 Pemeriksaan Fungsi ventrikel kiri
 Pemeriksaan BNP dan pro-BNP
Perbaikan daya pompa jantung
Pengurangan beban jantung
Mengurangi retensi Na & air
Myocardial Failure Inotropic

Pump Failure

COP on demand COP ⇊ Tekanan Vena 


Vasodilator

Vasokonstriksi simpatis Resistensi Perifer ⇈ Edema Edema


⇈ Perifer Pulm.

Renin release Diuretik

Retensi Na / H2O
Angiotensin I
CEI
Angiotensin II Aldosterone
ARB
AT1 AT2
 Terapi pada kasus Gawat Darurat

1. Terapi oksigen  pertimbangkan tindakan alat bantu


napas jika terjadi shock kardiogenik
2. Loop diuretika  jika terdapat tanda retensi cairan
(kongesti) Furosemid IV 20-40mg
3. Diuretik tiazid  HCT 25mp p.o
penggunaan diuretik harus memperhatikan
keseimbangan elektrolit terutama kalium dan natrium
4. Pemberian inotropik jika terdapat bukti hipoperfusi
dobutamin 2-3µg/kgBB/menit drip intavena
Pertimbangan obat jika gagal jantung diakibatkan CAD
 Vasodilator  nitrat
diberikan hanya saat tekanan darah sistolik
>110mmHg
 Pemberian analgesik OPIOD pada pasien dengan
keluhan nyeri dada.
 Obat gagal jantung jangka panjang
1. ACEi  Captopril 12,5mg 1-2x perhari
2. Beta-blocker  Bisoprolol, metoprolol
3. ARB  Valsartan 40mg 2x perhari
4. Antagonis Aldosteron  Sironolakton 25mg
1 x per hari
Sesak hebat sejak 3 hari
SMRS.Sudah sesak sejak 3
bulan SMRS

Asma TB Paru Efusi


Pleura Gangguan
Ginjal
Gagal
PPOK
Jantung
•Mengi (-)
•Sesak tidak Asma
dipengaruhi cuaca,
debu, atau emosi

•Demam (-)
•Infiltrat di apex TB
paru (-)

•Sembab di kedua
tungkai
•Sembab di muka Gangguan ginjal
(-)
•Barrel chest (-)
•Wheezing (-)
•Ekspirasi memanjang (-)
•Sonor (+) di semua lapang PPOK/Efusi pleura
paru
•Gerakan dinding dada
tertinggal (-)
Mayor Minor
Paroksismal Nokturnal Dispnea Edema ekstremitas (+)
(+)
Distensi Vena Leher (+) Batuk malam hari (+)
Ronkhi Paru (+) Dispnea d’effort (+)
Gallop S3 Hepatomegali (+)
Peninggian Tekanan Vena Efusi Pleura
Jugularis (+)
Refluks Hepatojugular Penurunan kapasitas vital 1/3
dari normal
Edema Paru Akut Takikardia (>120x/menit)
4 gejala mayor, 4 gejala minor
•Penyakit Jantung
•Usia lanjut Bawaan
•Murmur (-) •Penyakit jantung
•Pembesaran tiroid (-) Rematik
•Tremor jari (-) •Penyakit jantung
tiroid

•Hipertensi tak
terkontrol sejak
Penyakit jantung
10 tahun SMRS
hipertensi
•EKG tidak ada
tanda iskemia
 furosemid untuk mengurangi beban preload
jantung
 spironolakton yang memiliki efek hemat kalium
dan antagonis aldosteron yang dapat mencegah
remodelling jantung
 ARB berupa candesartan yang memiliki fungsi
sebagai vasodilator.
 Digitalis juga diberikan karena pasien
menunjukkan tanda atrial fibrilasi
 Aspillet (Asam Asetilsalisilat) diberikan untuk
mencegah terbentuknya trombus akibat adanya
fibrilasi pada atrium jantung.
TERIMA KASIH

You might also like