You are on page 1of 40

REFERAT GOUT ARTHRITIS

Widyasari Lasawedi
13 17 777 14 273

Pembimbing Klinik : dr. Winarti Arifuddin, Sp.PD,


FINASIM
DEFINISI
Arthritis gout atau yang dikenal juga sebagai artritis
pirai, merupakan kelompok penyakit heterogen
sebagai akibat deposisi Kristal monosodium urat
pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di
dalam cairan ekstraseluler. Gangguan metabolisme
yang mendasarkan artritis gout adalah hiperurisemia
yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat.
Pada pria >7,0mg/dl
Pada wanita >6,0mg/dl
EPIDEMIOLOGI
 Artritis gout sebelum usia 30 tahaun lebih banyak
terjadi pada pria dibandingkan wanita
 Di Italia pada tahun 2005 kejadian artritis gout
meningkat dari 6,7/1000 penduduk sedangkan pada
tahun 2009 menjadi 9,1/1000 penduduk.
 Sedangkan jumlah kejadian artritis gout di Indonesia
masih belum jelas karena data yang masih sedikit
ETIOLOGI
 Konsumsi purin
 Obesitas
 Usia
 Obat-obatan
KLASIFIKASI
A. Hiperurisemia dan gout primer
Hiperurisemia primer karena penurunan
ekskresi kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik
dan menyebabkan gangguan pengeluaran asam urat
yang menyebabkan hiperurisemia.
B. Hiperurisemia dan gout sekunder
Hiperurisemia sekunder karena produksi berlebih
dapat disebabkan karena keadaan yang
menyebabkan peningkatan pemecahan ATP atau
pemecahan asam nukleat dari intisel. Peningkatan
pemecahan ATP akan membentuk AMP dan berlanjut
membentuk IMP atau purine nucleotide dalam
metabolisme purin.
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
 Asimptomatik
Pada tahap pertama hiperurisemia bersifat
asimptomatik, kondisi ini dapat terjadi untuk
beberapa lama dan ditandai dengan penumpukan
asam urat pada jaringan yang sifatnya silent.
 Gout Akut
Serangan artritis gout akut terjadi ditandai dengan
nyeri pada sendi yang berat dan biasanya bersifat
monoartikular. Persendian yang terserang meradang,
merah, terasa panas dan bengkak. Serangan akut ini
sembuh beberapa hari sampai beberapa minggu.
interval antara serangan singkat dan dapat
mengenai beberapa sendi.
 Interkritikal
Stadium interkritikal merupakan kelanjutan stadium
akut dimana terjadi periode interkritik asimptomatik.
Walaupun secara klinis tidak didapatkan tanda-
tanda radang akut, namun pada aspirasi sendi
ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa
proses peradangan tetap berlanjut, walaupun tanpa
keluhan.
 Gout Kronis
Stadium gout menahun ini umumnya pada pasien
yang mengobati sendiri sehingga dalam waktu lama tidak
berobat secara teratur pada dokter. Pada tahap ini masa
kristal asam urat (tofi) menumpuk di berbagai wilayah
jaringan lunak tubuh penderitanya. Artritis gout menahun
biasanya disertai tofus yang banyak dan terdapat
poliartikuler.
Bursa olekranon, tendon achilles, permukaan
ekstensor lengan bawah, bursa infrapatelar, dan heliks
telinga adalah tempat-tempat yang sering terjadi tofus.
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosa Gout berdasarkan Asosiasi
Rematik Amerika 1997
1. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi
2. Adanya tofus yang berisi kristal urat
3. Di dapatkan kristal urat yang khas dalam cairan
sendi atau topusberdasarkan pemeriksaan kimiawi,
dan mikroskopik dengan sinarterpolarisasi, atau
terdapat 6 dari 12 kriteria di bawah ini :
a. Lebih dari sekali mengalami serangan akut artritis.
b. Inflamasi maksimal terjadi pada hari pertama
c. Terjadi peradangan secara maksimal dalam sehari
d. Oligoartritis (jumlah sendi yang meradang 2 -4)
e. Kemerahan pada sendi yang meradang.
f. Sendi metatarsopalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau
membengkak.
g. Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal pertama.
h. Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki).
i. Topus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di
kartigokartikular (tulang rawan) dan kapsula sendi.
j. Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl).
k. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja).
l. Serangan artritis akut berhenti secara menyeluruh.
PENATALAKSANAAN
 Non farmakologis
- Diet
- Latihan Fisik
PENATALAKSANAAN
 Farmakologis
a. Asimptomatik
- Pilihan tata laksana yang paling disarankan adalah
modifikasi gaya hidup.
- Pemberian obat penurun asam urat tidak dianjurkan secara
rutin dengan pertimbangan risiko dan efektivitas obat
penurun asam urat.
 Gout Akut
- Serangan gout akut harus ditangani secepatnya. Evaluasi adanya
kontraindikasi sebelum pemberian terapi.
- Pilihan terapi gout akut dengan onset <12 jam adalah kolkisin. Terapi
pilihan lain diantaranya: OAINS, kortikosteroid oral dan/atau bila
dibutuhkan aspirasi sendi dilanjutkan injeksi kortikosteroid. Perhatikan
kontraindikasi terapi sebelum diberikan.
- Pemberian obat penurun asam urat tidak dianjurkan pada terapi
serangan gout akut, namun dilanjutkan pada pasien yang sudah
mengonsumsi obat tersebut secara rutin.
- Pada penyakit komorbid:
- Hipertensi: pertimbangkan untuk mengganti terapi antihipertensi
golongan thiazide atau loop diuretik.
- Dislipidemia: pertimbangkan untuk memulai terapi statin atau feno ibrat.
 Interkritikal dan gout kronis
- Terapi pencegahan serangan gout akut diberikan selama 6 bulan sejak awal
pemberian terapi penurun kadar asam urat, dengan kolkisin 0.5−1 mg/hari
atau OAINS dosis rendah pada pasien yang mengalami intoleransi atau
kontraindikasi kolkisin.
- Kadar asam urat serum harus dimonitor dan dijaga agar <6 mg/dL. Pada
pasien dengan gout berat (terdapat to i, artropati kronis, sering terjadi
serangan artritis gout) target kadar asam urat serum diupayakan sampai <5
mg/dL untuk melarutkan kristal monosodium urat.
- Semua pilihan obat untuk menurunkan kadar serum asam urat dimulai dengan
dosis rendah dan titrasi dosis meningkat sampai tercapai kadar asam urat <6
mg/dL dan bertahan sepanjang hidup.
- Terapi penurun asam urat yang dapat diberikan yaitu alopurinol (100-900
mg/hari), probenecid (1-2 g/hari), febuxostat (80-120 mg/hari).
- Gout kronis dengan to i dan kualitas hidup buruk, bila terapi penurun kadar
asam urat tidak mencapai target dapat diberikan kombinasi inhibitor xantin
oksidase dan obat urikosurik atau diganti dengan peglotikase.
KOMPLIKASI
Tofus

Nefropati Gout
Kronik

Komplikasi Nefrolitiasis asam


urat

Pincang
KASUS

Identitas
Nama : Tn. H
Jenis kelamin : Laki laki
Umur : 43 Tahun
Alamat : BTN Taman Ria Estate
Pekerjaan : PNS
Tanggal Masuk RS : 24 November 2018
Tanggal pemeriksaan : 26 November 2018 dan tanggal 27 November
2018
Ruangan : Cendrawasih Bawah
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri lutut kiri


Riwayat penyakit sekarang:

 Pasien laki laki usia 43 tahun masuk rumah sakit


dengan keluhan nyeri lutut kiri sejak satu bulan
terakhir disertai bengkak dan kesulitanuntuk
digerakkan nyeri hilang timbul. Nyeri yang dirasakan
hilang timbul. Nyeri ini juga kadang dirasakan pada
lutu sebelah kanan. Sebelumnya pasien juga sudah
pernah merasakan nyeri yang sama tetapi
mengalami perbaikan ketika minum obat. Pada
persendian lutut pasien juga terasa panas ketika
diraba. Pasien juga sering mengalami demam selama
3 minggu terakhir terutama saat nyeri lututnya timbul.
Pasien juga mengeluhkan ada mual, nyeri ulu hati dan
penurunan BB. Pasien mengaku bahwa awal
mengalami sakit seperti ini sejak awal awal masuk
kuliah dan memberat saat sekarang.
 Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat DM tipe 2
Riwayat Asam urat
 Kebiasaan (Lifestyle)

Ada riwayat merokok


 Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama


Riwayat Pengobatan:
Metformin
Novorapid
Lantus
Na diclofenat
Allupurinol
 Pemeriksaan Fisis
 Keadaan Umum:
 Sakit sedang
 Kesadaran : E4V5M6(Composmentis)
 Tanda Vital
 TD : 110/90 mmHg
 Nadi : 92 x/menit
 Pernafasan : 20x/menit
 Suhu : 37oC
 Kepala
 Bentuk : Normocephal
 Rambut : Hitam lurus
 Mata :Konjungtiva anemis (+/+), Sklera
ikterik (-/-)
 Telinga : Pendengaran normal
 Mulut : bibir Sianosis (-), bibir kering (-),
lidah kotor (-)
 Leher
 KGB : Pembesaran (-)
 Tiroid : pembesaran (-)
 Massa lain : tidak ada
Thorax

 Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris bilateral
Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

 Jantung
Inspeksi : iktus kordis tampak pada ICS V linea axillaris
anterior
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS V linea axillaris anterior
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : S1 dan S2 murni reguler.
 Abdomen
 Inspeksi : perut datar
 Auskultasi : Peristaltik normal
 Palpasi : Hepar dan lien tidak ada permbesaran
 Perkusi : Tympani
 Ektremitas
 Superior : akral hangat (+/+) edema (-/-)
 Inferior : akral hangat (+/+) edema (-/+)
Pemeriksaan Penunjang

DARAH LENGKAP NILAI RUJUKAN

WBC 11.2 x 103/mm3 4,8 – 10.8


RBC 4.23 x 106/uL 4.0 – 6,1
HGB 11.3 g/dL 14-18
HCT 37.8 % 40 – 54
MCV 89.3 fL 80-100
MCH 26.7 pg 27 – 32
MCHC 29.9 g/Dl 32 – 36
PLT 331 x 103/uL 150 -450
PEMERIKSAAN KIMIA DARAH DAN FUNGSI
NILAI RUJUKAN
GINJAL

CHOLESTEROL 192 0 – 200


LDL 132 0 – 130
HDL 56 35 – 55
TRIGLISERIDA 87 0 – 200
ASAM URAT 7.9 3.4-7.00

GD2PP 312 mg/dl 100 – 199 mg/dl

GDP 257 mg/dl 80 – 125 mg/dl


Resume
 Pasien laki laki usia 43 tahun
 Nyeri lutut kiri sejak satu bulan terakhir disertai edema
dan eritema dan kesulitan untuk digerakkan
 Pasien juga sudah pernah merasakan nyeri yang sama
tetapi mengalami perbaikan ketika minum obat
 Pada persendian lutut pasien juga terasa panas ketika
diraba
 Pasien juga sering mengalami demam selama 3 minggu
terakhir terutama saat nyeri lututnya timbul
 Riwayat asam urat dan DM tipe 2
 LDL: 132mg/dL
 Asam urat : 7.9 mg/dL
 GDP 257 mg/dl
 GD2PP 312 mg/dl
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital: TD
160/100 mmHg, Nadi: 77x/menit, Suhu 37.1°C,
dan Pernafasan: 28x/menit. Conjungtiva anemis
(+/+), edema palpebra (+/+), shifting dullness (+),
pitting edema keempat extremitas . Hasil
laboratorium: RBC 3.75 x 106/uL, HGB: 10.9
mg/dL, HCT: 32,3%, Cl- :108.13mmol/L, ureum 64
mg/dl, creatinin 3.70 mg/dl, albumin 2.5 gr/dL,
Cholesterol: 389mg/dL, LDL: 275mg/dL,
Trigliserida: 489mg/dL, Asam urat : 10.2mg/dL.
Pemeriksaan urinalisis didapatkan protein : +3,
darah: +3, sedimen eritrosit: 17-19, epitel sel : (+).
Pemeriksan ultrasonografi (USG) didapatkan
pyelonephritis bilateral.
 Diagnosis
 Gout Artritis akut
 DM type 2
 Dislipidemia
 Penatalaksanaan
 Non medika mentosa:
 Tirah baring
 Diet rendah purin
 Latihan fisik ringan
 Medikamentosa:
 IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
 Drips santagesik 1ampul/24jam
 IV metil prednisolone 1/2ampul/24jam
 Novorapid 3 x 10 unit
 Recolfar loading dose 1,2mg
PEMBAHASAN
 Arthritis gout merupakan salah atu penyakit
metabolic (metabolic syndrome) yang terkait dengan
pola makan diet tinggi purin dan minuman
beralkohol. Masalah ini akan timbul jika terbentuk
kristal kristal monosodium urat (hiperurisemia) pada
sendi sendi dan jaringan disekitarnya. Dikatakan
sebagai hiperurisemia jika kadar asam urat serum
pada laki-laki lebih dari 7,0mg/dl dan pada
perempuan lebih dari 6,0mg/dl.
 Hasil Anamnesis, pemerksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pada pasien :

 Pasien laki laki usia 43 tahun


 Nyeri lutut kiri sejak satu bulan terakhir disertai edema dan
eritema dan kesulitan untuk digerakkan
 Pada persendian lutut pasien juga terasa panas ketika
diraba
 Pasien juga sering mengalami demam selama 3 minggu
terakhir terutama saat nyeri lututnya timbul
 Riwayat asam urat dan DM tipe 2
 LDL: 132mg/dL
 Asam urat : 7.9 mg/dL
Terapi
Teori Kasus

 IVFD NaCl 0,9% 20


 Kolkisin tpm
 OAINS  Drips santagesik
 Kortikosteroid 1ampul/24jam
 IV metil prednisolone
1/2ampul/24jam
 Novorapid 3 x 10 unit
 Recolfar loading dose
1,2mg

You might also like