Professional Documents
Culture Documents
LANSIA
Kevin Andrew
406162001
OBESITAS
■ Kelebihan lemak dalam tubuh, jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh
dan kadang terjadi perluasan kedalam jaringan organnya
2. Obesitas Ginoid
■ Abdomen kecil, panggul, bokong dan paha relative besar
■ Obesitas Berdasarkan Kondisis Sel
1. Tipe Hiperplastik
■ Jumlah sel lemak lebih banyak dibandingkan dengan kondisi normal
■ Ukuran sel yang normal
■ Terjadi sejak masa anak-anak, sulit diturunkan ke berat badan normal
2. Tipe Hipertropik
■ Jumlah sel yang normal, tetapi ukuran sel lebih besar dari ukuran normal.
■ Terjadi pada dewasa
■ Risiko tinggi DM dan HT
3. Tipe Hiperplastik – Hipertropik
■ Jumlah maupun ukuran sel yang terdapat pada tubuh seseorang melebihi ukuran normal.
■ Proses kegemukan dimulai sejak masa anak-anak dan berlangsung terus hingga dewasa.
■ Risiko penyakit degeneratif
■ Obesitas Berdasarkan Tingkatan
1. Simple Obesity
Kelebihan BB 20% dari berat ideal dan tanpa disertai penyakit diabetes melitus,
hipertensi, dan hiperlipidemia.
2. Mild Obesity
Kelebihan BB 20-30% dari berat ideal yang belum disertai penyakit tertentu, tetapi
sudah perlu diwaspadai.
3. Mederat Obesity
Kelebihan BB 30-60% dihitung dari berat ideal, risiko tinggi penyakit
4. Morbid Obesity
Kelebihan BB 60% dengan risiko sangat tinggi terhadap penyakit pernapasan, gagal
jantung, dan kematian mendadak.
■ Obesitas Berdasarkan Usia
■ Dari survei Indeks Masa Tubuh (IMT) pada kelompok usia ≥ 60 tahun di kota besar
di Indonesia tahun 2004, 15,6% pria dan 26,1% wanita mengalami obesitas
■ Menurut penelitian pada usia lanjut kelompok binaan Puskesmas di Kecamatan
Kota Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara (2005), 19 orang (30,6%) lansia
mengalami obesitas dari 62 responden.
■ National Health Survey (2004-2005), pada penduduk Australia menunjukkan data
hasil prevalensi overweight meningkat dari 29,5% menjadi 32,6% dan obesitas dari
11,1% menjadi 16,4% pada kelompok umur 55-64 tahun
DETERMINAN OBESITAS
1. Pola Makan
■ Kebiasaan makan dimalan hari
■ Pola makan tinggi kalori dan lemak
3. Faktor Psikologis
■ Gangguan emosional akibat adanya tekanan psikologis atau lingkungan kehidupan
masyarakat yang dirasakan tidakmenguntungkan, dapat mengubah kepribadian
seseorang sehingga orang tersebut menjadikan makanan sebagai pelariannya
4. Genetik
■ Bila salah satu orang tua obesitas sekitar 40-50% anak-anaknya akan mengalami obesitas,
sedangkan bila kedua orang tuanya obesitas, 80% anak-anaknya akan menjadi obesitas
5. Metabolisme Basal
■ Seseorang yang mempunyai kecepatan metabolisme rendah akan cenderung lebih mudah
gemuk jika dibandingkan dengan orang yang mempunyai kecepatan metabolisme tinggi
■ Berat badan akan semakin meningkat sesuai dengan peningkatan usia.
■ Secara alami, metabolisme basal pada usia yang semakin senja akan semakin menurun.
6. Hormon
■ Hormon leptin, estrogen dan hormon pertumbuhan mempengaruhi nafsu makan,
metabolism dan distribusi lemak tubuh.
■ Wanita menopause fungsi hormon tiroid di dalam tubuhnya akan menurun. Akibatnya,
kemampuan untuk menggunakan energi akan berkurang.
■ Pada usia lanjut terjadi penurunan metabolisme basal tubuh sehingga mempunyai
kecenderungan untuk meningkat berat badan
1. Hipertensi
■ Berat badan yang berlebih sudah tentu akan meningkatkan beban jantung dalam memompa
darah keseluruh tubuh. Hal ini menyebabkan tekanan darah cenderung akan lebih tinggi.
■ Pembuluh darah pada lansia lebih tebal dan kaku atau disebut aterosklerosis, sehingga tekanan
darah akan meningkat
2. DM
■ Diabetes mellitus sebenarnya merupakan penyakit keturunan, tetapi kondisi tersebut tidak selalu
timbul jika seseorang tidak kelebihan berat badan.
■ Pada umumnya, penderita diabetes mempunyai kadar lemak yang abnormal dalam darah
3. Kanker
■ Laki-laki yang mengalami obesitas akan berisiko lebih tinggi untuk menderita kanker usus
besar, rektum, dan kelenjar prostat.
■ Wanita yang telah menopause, umumnya pada usia lebih dari 50 tahun dan mengalami
kelebihan berat badan akan mudah terserang penyakit kanker payudara.
4. PJK
■ Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan akan meningkatkan risiko penyakit
init jantung coroner. Oleh karena itu, usia lanjut lebih disarankan mengkonsumsi ikan
karena dapat menurunkan risiko menderita penyakit jantung dibandingkan sumber protein
hewan lain.
5. Arthritis Gout
■ Penyakit ini sering menyerang penderita kegemukan yang mengalami kelebihan berat badan
> 30% dari berat badan ideal dan kandungan asam urat dalam darahnya tinggi.
6. Batu Empedu
PENGELOLAAN OBESITAS
(1 gls = 100 g)
Sumber : Ditjen Binkesmas, Depkes RI (1992)
1. Pencegahan Primer
■ Pemeriksaan berkala yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan yang datang ke
posyandu lansia secara periodik atau di puskesmas dengan menggunakan KMS lansia.
■ Promosi kesehatan untuk mengubah perilaku masyarakat khususnya lansia dalam hal
konsumsi pangan (merencanakan menu harian makanan dengan gizi seimbang, seperti
membatasi konsumsi lemak dan mengkonsumsi makanan berserat) dalam bentuk
penyuluhan.
■ Melakukan olahraga atau aktifitas fisik secara teratur sesuai dengan kemampuan dan
kondisi masing-masing lansia.
2. Pencegahan Sekunder
Upaya yang dilakukan bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang diakibatkan oleh
proses degeneratif. Upaya yang dilakukan adalah pengobatan bagi penderita obesitas.
Diantaranya
■ Penggunaan obat-obat pelangsing : harus dibawah pengawasan dokter karena tidak semua
masalah obesitas dapat diberi obat. Penggunaannyapun sebaiknya hanya sebagai tindakan
sementara.
■ Pembedahan : merupakan jalan pintas bagi penderita obesitas. Pada umumnya dengan
pembedahan, penderita obesitas akan mengalami berat badan hingga 35%, penurunan
kolesterol tubuh mencapai 50%, penurunan trigliserida, dan penurunan insulin pada
penderita diabetes mellitus.
3. Pencegahan Tersier