You are on page 1of 20

Kasus 1:

Gatalnya Tangan dan Kakiku..!


Tema : gatalnya tangan dan kakiku…!!
Seorang pria berusia 30 tahun, datang ke poliklinik
kulit dan kelamin rumah sakit tempat anda bekerja dengan
keluhan gatal ditangan dan kaki kiri dan kanan sejak 7
hari yang lalu. Gatal disertai kulit kemerahan, bersisik dan
mengelupas. Pasien bekerja di tempat pencucian motor
dan mobil sejak 1 bulan dengan lama bekerja 9 jam
perhari. Setiap kali mencuci motor menggunakan sabun
detergen.
Pasien mengatakan bahwa ditemapt-tempat yang
gatal tersebut mengalami penebalan dengan lipatan kulit
yang kasar dan kering, kemudian oleh pasien diberi obat
salep yang dibeli di warung akan tetapi gatal tidak
mengalami perbaikan dan bahkan kulitnya muncul seperti
retak-retak. Pasien menyangkal pernah menderita
penyakit yang sama, dan tidak ada riwayat alergi. Di
anggota keluarga, teman-temandi tempat kerja tidak ada
yang menderita penyakit seperti ini.
• Gatal/pruritus : sensasi kulit yang iritatis dan
menimbulkan rangsangan untuk menggaruk
• Eritema : kemerahan pada kulit yang disebabkan
pelebaran darah kapiler yang reversible
• Kulit : merupakan lapisan terluar penutup tubuh
yang mempunyai fungsi sebagai barrier terhadap
segala bentuk /macam trauma dari luar baik
fisik, mekanik maupun kimiawi
• Kulit kering/ xerosis : menggambarkan
hilangnya/berkurangnya kadar kelembaban
stratum korneum
• Skuama : kumpulan lapisan dari kulit terluar
stratum korneum
Tidak ada Laki-laki 36 thn, gatal
Obat salep
riwayat tangan dan kaki kiri
penyakit dan kanannya sejak 7
yang sama hari yang lalu
efloresensi

Bahan jamur
alergi
iritan

skabies

Dermatitis kontak
 Memiliki 5 lapisan :
 1. Stratum kornemum : lapisan paling luar, sel
bertanduk, mengandung keratin.
 2. Stratum lusidum : beberapa lapis sel yang telah
mati, inti tidak jelas tapi dermosoma masih jelas
terlihat, sedangkan kerato-hyalin sudah menjadi eledin.
 3. Stratum granulosum : 1-3 lapis, sel berbentul elips.
 4. Stratum spinosum : sel berbentuk poligonal, terdiri
dari beberapa lapis, semakin ke atas semakin memipih.
 5. Stratum basale : epitel kubis sebaris rendah, bersifat
mitosis aktif.
dibedakan atas 2 bagian :
1. Stratum papilare : membentuk jalinan dengan
epidermis pada kulit tidak berambut, terdapat papil,
dan sering terdapat ujung saraf dan pembuluh
darah.
2. Stratum retikulare : serabut kolagen pada stratum
ini lebih padat, dan anyamannya mengarah
horizontal terhadap permukaan kulit. Dalam ilmu
bedah mengetahui arah anyaman serabut kolagen
ini sangat penting karena dalam operasi yakni
memberikan proses kesembuhan yang lebih cepat.
• jaringan ikat longgar
• mengandung jaringan lemak dengan jumlah
bervariasi
 Etiologi:
◦ Penyebabnya dikarenakan oleh kontak dengan
nahan yang bersifat iritan:
 Bahan pelarut
 Detergen
 Minyak pelumas
 Asam
 Alkali
 Serbuk kayu
Faktor bahan iritan Faktor individu Faktor lain
Bahan pelarut Perbedaan ketebalan Ukuran molekul
kulit
Detergen Usia (<8 thn dan usia Daya larut
lanjut lebih rentan)
Minyak pelumas Ras ( kulit hitam Konsentrsi bahan
>tahan dari kulit iritan dan vehikulum
putih)
Asam Jenis kelamin Lama kontak
(wanita>pria)
Alkali Pernah dan sedang Kekerapan
penyakit kulit (ambang
rangsang menurun)
Serbuk kayu Adanya oklusi
Gesekan, trauma fisis,
suhu dan kelembaban
Keratinosit lepaskan
Bahan Iritan Merusak membran lemak keratinosit
TNFa  aktivasi sel
T, makrofag,
Menembus membran sel Rusak lisosom, granulosit  induksi
mitokondria, komponen inti. ekspresi molekul adesi
sel & pelepasan
sitokin
Fosfolipase aktif

Lepaskan Asam Lepaskan Diasilgliserida, Platelet


Arakidonat Activating Factor, Inositida.
Aktivasi sel mast 
AA diubah menjadi melepaskan histamin 
Stimulasi ekspresi gen &
Prostaglandin & Leukotrien perbahan vaskular.
sintesis protein

•Menginduksi vasodilatasi. IL1 aktifkan T-helper


•Meningkatkan permebilitas vaskular  mengeluarkan IL2 &
mengekspresi reseptor IL2 
mempermudah transudasi pengeluaran
stimulasi autokrin dan proliferasi
komplemen dan kinin sel tsb
DKI AKUT DKI AKUT DKI
LAMBAT KUMULATIF
ETIOLOGI Penyebab DKI akut
adalah iritan kuat,
Gambaran klinis dan
gejala sama dengan
Jenis dermatitis
kontak ini paling
misalnya larutan DKI akut, tetapi baru sering terjadi.
asam sulfat dan asam muncul 8-24 jam Penyebabnya ialah
hidroklorid atau basa atau lebih setelah kontak berulang-
kuat, misalnya kontak dengan iritan. ulang dengan iritan
natrium dan kalium Bahan iritan yang lemah (faktor fisis,
hidroksida. Biasanya dapat menyebabkan misalnya gesekan,
terjadi karena DKI akut lambat, trauma mikro,
kecelakaan, dan misalnya podofilin, kelembaban rendah,
reaksi segera timbul. antralin, tretinoin, panas atau dingin
Intensitas reaksi etilen oksida. juga bahan kimiawi
sebanding dengan seperti detergen atau
jumlah kontak sabun.
dengan iritan.

MANIFESTAS Kulit terasa pedih,


panas, rasa terbakar,
Contohnya Dermatitis
yang disebabkan oleh
Gejala klasik berupa
kulit kering, eritema,
I KLINIS kelainan yang terlihat bulu serangga yang skuama, likenifikasi,
berupa eritema terbang pada malam difus. Bila kontak
edema, bula, hari (dermatitis terus berlangsung
mungkin juga venerata), penderita akhirnya kulit dapat
nekrosis. Pinggir baru merasa pedih retak seperti luka iris
kelainan kulit esok harinya, pada (fisura). Keluhan
berbatas tegas, dan awalnya terlihat penderita umumnya
pada umumnya eritema dan sore rasa gatal atau nyeri
asimetris. harinya sudah karena kulit retak
 Patch test : Merupakan pemeriksaan gold standar dan di gunakan untuk
menentukan substansia yang menyebabkan kontak dermatitis dan
digunakan untuk mendiagnosis Dermatitis Kontak Alergik (DKA).
Patch test dilepas setelah 48 jam,hasilnya dilihat dan reaksi positif dicatat.
Untuk pemeriksaan lebih lanjut,dan kembali dilakukan pemeriksaan pada
48 jam berikutnya.Jika hasilnya didapatkan ruam kulit yang membaik
(negatif),maka dapat di diagnosis sebagai Dermatitis Kontak Iritan (DKI )
 Diagnosis DKI berdasarkan anamnesis yang
cermat dan pengamatan gambaran klinis.
 DKI akut lebih mudah diketahui karna
munculnya lebih cepat dan DKI kronis
timbulnya lambat serta mempunyai variasi
gambaran klinis yang luas.
 Uji Tempel dengan bahan yang di curigai
 Infeksi sekunder  Staphylococcus aureus
 Neurodermatitis
 Post inflamatori
hiperpigmentasi/hipopigmentasi
 Ad vitam : ad bonam
 Ad functionam : ad bonam
 Ad sanationam : dubia

You might also like