You are on page 1of 17

PENYELENGGARAAN JENAZAH

MUHAMMAD PUTRA JUNIOR (2018110064)


HAFI ALVIANSYAH (2018110072)
ULIN PUSPA ARUM (28110082)
 Menghadapi Sakaratul Maut
Sakaratul maut adalah suatu kondisi di mana pasien ingin menghadapi
kematian, yang memiliki berbagai hal dan berharap untuk mati.
Definisi sakaratul maut adalah penghentian kondisi pernafasan, denyut
nadi, dan tekanan darah serta hilangnya menanggapi rangsangan eksternal,
ditandai dengan penghentian aktivitas otak atau penghentian fungsi
jantung dan paru-paru diselesaikan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan prosesi menegangkan itu dalam


firmannya :
“Allah mengingatkan para hambanya dengan keadaan orang yang akan
tercatat nyawanya, bahwa ketika ruh sampai pada tahap yaitu tulang-
tulang yang meliputi ujung leher atau kerongkongan, maka pada saat
itulah penderitaan mulai berat.”
 Tata Cara Menghadapi Sakaratul Maut

• Pertama, menidurmiringkan orang tersebut ke sisi badan sebelah


kanan untuk menghadapkan wajahnya ke arah kiblat.
• Kedua, disunahkan mengajari (men-talqin) orang yang sedang sekarat
kalimat syahadat yakni lâ ilâha illallâh dengan cara yang halus dan
tidak memaksanya untuk ikut menirukan ucapan syahadat tersebut.
Bedasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
Artinya: “Ajarilah orang yang mau meninggal di antara kalian dengan
kalimat lâ ilâha illallâh.”
• Ketiga, disunahkan membacakan surat Yasin kepada orang yang
sedang sekarat.
• Keempat, orang yang sedang mengalami sakit dan merasakan sudah
adanya tanda-tanda kematian ia dianjurkan untuk berbaik sangka
(husnu dhan) kepada Allah.
 Memandikan Jenazah
1. Hukum memandikan mayit
Memandikan mayit hukumnya fardhu kifayah.
2. Siapa yang memandikan mayit?
• Yang memandikan mayit hendaknya orang yang paham fikih pemandian
mayit. Lebih diutamakan jika dari kalangan kerabat mayit.
• Dan wajib bagi jenazah laki-laki dimandikan oleh laki-laki. Demikian juga
jenazah wanita dimandikan oleh wanita. Karena Kecuali suami terhadap
istrinya atau sebaliknya. Hal ini dikarenakan wajibnya menjaga aurat.
• Kecuali bagi anak yang berusia kurang dari 7 tahun maka boleh dimandikan
oleh lelaki atau wanita.
3. Perangkat memandikan mayit

• Sarung tangan atau kain untuk dipakai orang yang memandikan


agar terjaga dari najis, kotoran dan penyakit
• Masker penutup hidung juga untuk menjaga orang yang
memandikan agar terjaga dari penyakit
• Spon penggosok atau kain untuk membersihkan badan mayit
• Kapur barus yang sudah digerus untuk dilarutkan dengan air
• Daun sidar (bidara) jika ada, yang busanya digunakan untuk
mencuci rambut dan kepala mayit. Jika tidak ada, maka bisa diganti
dengan sampo
• Satu ember sebagai wadah air
• Satu embar sebagai wadah air kapur barus
• Gayung
• Kain untuk menutupi aurat mayit
• Handuk
• Plester bila dibutuhkan untuk menutupi luka yang ada pada mayat
• Gunting kuku untuk menggunting kuku mayit jika panjang

4. Cara memandikan mayit


• Melemaskan persendian mayit
• Melepas pakaian yang melekat di badannya
• Menutup tempat mandi dari pandangan orang banyak
5. Teknis pemandian
“Berniat dan membaca basmalah, keduanya wajib ketika mandi untuk orang
hidup. Kemudian angkat kepalanya jika ia bukan wanita hamil, sampai
mendekati posisi duduk. Kemudian tekan-tekan perutnya dengan lembut.
Perbanyak aliran air ketika itu, kemudian lapisi tangan dengan kain dan
lakukan istinja (cebok) dengannya. Namun diharamkan menyentuh aurat
orang yang berusia 7 tahun (atau lebih). Kemudian masukkan kain yang
basah dengan jari-jari ke mulutnya lalu gosoklah giginya dan kedua lubang
hidungnya. Bersihkan keduanya tanpa memasukkan air. Kemudian
lakukanlah wudhu pada mayit. Kemudian cucilah kepalanya dan jenggotnya
dengan busa dari daun bidara. Dan juga pada badannya beserta bagian
belakangnya. Kemudian siram air padanya. Disunnahkan diulang hingga tiga
kali dan disunnahkan juga memulai dari sebelah kanan. Juga disunnahkan
melewatkan air pada perutnya dengan tangan. Jika belum bersih diulang
terus hingga bersih. Dimakruhkan hanya mencukupkan sekali saja, dan
dimakruhkan menggunakan air panas dan juga daun usynan tanpa kebutuhan.
Kemudian sisirlah rambutnya dan disunnahkan air kapur barus dan bidara
pada siraman terakhir. Disunnahkan menyemir rambutnya dan memotong
kumisnya serta memotong kukunya jika panjang”.
Jika tidak memungkinkan mandi, maka diganti tayammum

• Apabila tidak ada air untuk memandikan mayit, atau dikhawatirkan


akan tersayat-sayat tubuhnya jika dimandikan, atau mayat tersebut
seorang wanita di tengah-tengah kaum lelaki, sedangkan tidak ada
mahramnya atau sebaliknya, maka mayat tersebut di tayammumi
dengan tanah (debu) yang baik, diusap wajah dan kedua tangannya
dengan penghalang dari kain atau yang lainnya.
 Mengkafani Jenazah
1.Hukum Mengkafani Mayit
• Mengkafani mayit hukumnya sebagaimana memandikannya, yaitu
fardhu kifayah. Berdasarkan hadits dari Abdullah bin Abbas
radhiallahu’anhu tentang orang yang meninggal karena jatuh dari
untanya, di dalam hadits tersebut Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:
“Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara. Dan kafanilah dia
dengan dua lapis kain” (HR. Bukhari no. 1849, Muslim no. 1206).
Mengkafani merupakan rangkaian dalam pengurusan untuk mayit
sebelum dikebumikan/dimakamkan. Proses tersebut dilakukan setelah
mayit dimandikan. Ada beberapa hal penting dalam mengkafani, karena
mengkafani mayit tidak hanya asal bungkus namun ada beberapa cara
yang harus dilakukan sesuai dengan syariat Islam.

Tata Cara Mengkafani Jenazah


• Laki-Laki: 5 Lembar
• Perempuan: 7 Lembar
• Anak-Anak: 3 Lembar
• Tata Cara Mengkafani Jenazah – Laki-laki

• Bentangkan 5 lembar kain kafan yg sudah dipotong sesuai ukuran


sang mayit, kemudian disusun, untuk kain yg paling lebar maka
letakan paling bawah. Namun jika kain itu sama lebarnya, maka
geser kain yg ditengah ke kanan sedikit & yg paling atas ke kiri
sedikit, atau bisa sebaliknya.
• Berilah kain kafan wangi-wangian.
• Siapkan 3 – 5 utas tali, letakkan tepat di bawan kain yg paling
bawah.
• Persiapkan kafan yg sudah diberikan wangi-wangian untuk
nantinya diletakkan di bagian anggota badan tertentu.
Bagian Manfad (lubang terus), antara lain:
• Kedua mata
• Hidung
• Mulut
• Kedua telinga
• kemaluan

Bagian anggota sujud, antara lain:


• Dahi
• Kedua telapak tangan
• Kedua lutut
• Jari-jari kedua kaki
Bagian persendian & anggota yg tersembunyi, antara lain:
• belakangnya kedua lutut
• ketiak
• belakangnya kedua telinga

Setelah siap kain kafan, maka angkat dengan hati-hati jenazahnya


kemudian baringkan di atas kain sebagaimana sudah disebutkan di atas.
Tutup bagian anggota badan tertentu, kemudian selimutkan kain kafan
selembar demi selembar dimulai dari kain yang teratas hingga yang
paling bawah, lalu ikatlah dengan tali-tali yang sudah disiapkan di
bawahnya.
Tata Cara Mengkafani Jenazah – Perempuan

• Bentangkan 2 lembar kain kafan yg sudah dipotong sesuai ukuran


sang mayit, kemudian letakkan kain sarung tepat pada badan antara
pusar & kedua lututnya

• Persiapkan baju kurung & kerudung di tempatnya

• Sediakan 3 – 5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan

• Sediakan kapas yg sudah diberikan wangi-wangian, yg nantinya


diletakkan pada anggota badan tertentu
• Setelah siap kain kafan, lalu angkat dan baringkan jenazah di atasa
kain kafan.

• Letakkan kapas yg sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota


tubuh seperti halnya pada jenazah laki-laki

• Selimutkan kain sarung pada badan mayit, antara pusar & kedua lutut,
pasangkan baju kurung berikut kain penutup kepala (kerudung). Untuk
yg rambutnya panjang itu bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di
atas baju kurung tadi tepatnya di bagian dada

• Terakhir selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai


dari yg atas sampai paling bawah, kemudian ikat dengan beberapa utas
tali yg tadi telah disediakan.
 Menguburkan Jenazah

1. Jenazah dikubur dalam sebuah lubang dengan kedalaman setinggi orang berdiri
dengan tangan melambai ke atas dan dengan lebar seukuran satu dzira’ lebih satu
jengkal.

2.Wajib memiringkan jenazah ke sebelah kanan dan menghadapkannya ke arah


kiblat. Sekiranya jenazah tidak dihadapkan ke arah kiblat dan telah diurug tanah
maka liang kubur wajib digali kembali dan menghadapkan jenazahnya ke arah kiblat
bila diperkirakan belum berubah. Disunahkan untuk menempelkan pipi jenazah ke
bumi.
3. Bila tanahnya keras disunahkan liang kubur berupa liang lahat. Yang
dimaksud liang lahat di sini adalah lubang yang dibuat di dinding kubur
sebelah kiblat seukuran yang cukup untuk menaruh jenazah. Jenazah
diletakkan di lubang tersebut kemudian ditutup dengan menggunakan
batu pipih agar tanahnya tidak runtuh mengenai jenazah.

4. Setelah jenazah diletakkan secara pelan di dasar kubur disunahkan


pula untuk melepas tali ikatannya dimulai dari kepala. Akan lebih baik
bila orang yang meletakkan dan meluruskan jenazah di liang kubur
adalah orang laki-laki yang paling dekat dan menyayangi si mayit pada
saat hidupnya.

You might also like