You are on page 1of 37

MIOPIA

TIKA KURNIA ILLAHI


20174011062
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny E
• Umur : 40 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Pekerjaaan : Ibu rumah tangga
• Agama : Islam
• Alamat : Bandongan, Magelang
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
• Mata kanan dan kiri untuk membaca kabur
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS):
• Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Tidar tanggal 1 Agustus 2018 dengan keluhan
kedua mata terasa kabur terutama mata kanan. Keluhan dirasakan terutama jika
digunakan untuk membaca dan melihat jarak jauh. Pasien merasakan mata kanan
dan kiri terasa berbeda. Terkadang terasa pusing dan melihat tulisan seperti
berbayang. Pasien tidak pernah menggunakan kacamata sebelumnya. Pasien
menyangkal adanya pandangan berkabut, sakit kepala yang disertai mual dan
muntah, silau, gatal dan mengganjal
RIW. PENYAKIT DAHULU
• Riwayat keluhan serupa : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat trauma : (+) 9 tahun yang lalu jatuh dari tangga
• Riwayat mondok : tidak pernah
• Riwayat operasi : tidak pernah
RIW. PENYAKIT KELUARGA
• Keluhan sama : (+) ayah dan ibu pasien
• Riwayat trauma : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat diabetes mellitus : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum : Cukup

• Kesan
OD: mata tenang
OS : mata tenang
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Pemeriksaan Oculli dextra (OD) Oculli sinistra (OS)

Visus Jauh 6/12 3/60

Refraksi Dilakukan Dilakukan

Koreksi 6/12 >>S-1,00>>6/7,5 3/60>>S-4,00>>6/6


Add +1,00 Add +1,00
Visus Dekat Dilakukan Dilakukan
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Pemeriksaan OD OS
1. Sekitar mata (supersilia) Kedudukan alis baik, scar Kedudukan alis baik, scar
(-) (-)
2. Kelopak mata
- Pasangan N N
- Gerakan N N
- Lebar rima 10 mm 10 mm
- Kulit N N
- Tepi kelopak N N
3. Apparatus Lakrimalis
- Sekitar glandula lakrimalis N N
- Sekitar sacus lakrimalis N N
- Uji flurosensi - -
- Uji regurgitasi - -
- Tes Anel - -
Pemeriksaan OD OS
4. Bola Mata
- Pasangan N N
- Gerakan N N
- Ukuran N N
5. TIO Palpasi N+ N+
6. Konjungtiva
- Palpebra superior N N
- Forniks Tenang Tenang
- Palpebra inferior N N
- Bulbi Injeksi konjungtiva Injeksi konjungtiva
(-) (-),
7. Sklera Ikterik (-), Ikterik (-),
perdarahan (-) perdarahan (-)
PEMERIKSAAN OD OS
8. Kornea
- Ukuran Ø 12 mm Ø 12 mm
- Kecembungan N Cembung
- Permukaan N N
- Uji Flurosensi - -
- Placido - -
9. Camera oculi anterior
- Ukuran N N
- Isi Jernih, fler (-), Jernih, fler (-),
hifema (-), hifema (-),
hipopion (-) hipopion (-)
10. Iris
- Warna Coklat Coklat
- Bentuk Bulat Bulat
PEMERIKSAAN OD OS
11. Pupil
- Ukuran Ø 4 mm Ø 4 mm
- Bentuk Bulat Bulat
- Tempat Sentral Sentral
- Tepi Reguler Reguler
- Reflek direct + +
- Reflek indirect + +
12. Lensa
- Ada/tidak Ada Ada
- Kejernihan Jernih Jernih

- Letak Sentral, belakang Sentral, belakang


iris iris
DIAGNOSIS
• OD Myopia Ringan
• OS Myopia Sedang
• ODS Anisometropia
TATALAKSANA
Farmakologi :
• VOD 6/12 >>S-1,00>>6/7,5 6/6 add +1,00 Dp 59
• VOS 3/60 >> S-4,00>>6/6

Non Farmakologi
• Diberikan edukasi kepada pasien untuk rutin menggunakan kacamata dan
kontrol minimal setahun sekali
PROGNOSIS
OD OS
1. Ad vitam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
2. Ad fungsionam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
3. Ad sanam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
4. Ad kosmetikum Dubia ad bonam Dubia ad bonam
ANATOMI MEDIA REFRAKTA
Media refrakta pada mata terdiri dari
a. Kornea
b. Humor Aqueous
c. Lensa
d. Badan Kaca (Vitreous Humour)
Jalur Penyampaian informasi visual ke otak
Mata

Saraf Optik

Optik kiasma

Jalur Optik

Ganglion genikulatum
lateral

Visual korteks
• Obyek diterima oleh masing-masing mata lalu kemudian diteruskan oleh nervus
optikus.
• Masing-masing mata tidak sama dalam melihat obyek, pesan ini diteruskan hingga
sampai optik kiasma. Di optik kiasma inilah terjadi penggabungan obyek yang
dilihat oleh masing-masing mata
FISIOLOGI MELIHAT NORMAL
KELAINAN REFRAKSI
Kelainan refraksi adalah keadaan di mana bayangan tegas tidak
dibentuk pada retina (makula lutea atau bintik kuning dan tidak
terletak pada satu titik yang tajam)
Kelainan refraksi dapat berupa:
a. Miopia
b. Hiperopia
c. Astigmatisma

• Miopia terjadi bila titik fokus sistem optik media penglihatan terletak di depan makula
lutea.
• Hipermetropia terjadi bila sinar sejajar difokuskan di belakang makula lutea
• astigmatisme adalah suatu keadaan dimana sinar yang sejajar tidak dibiaskan dengan
kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasan sehingga fokus pada retina tidak
pada satu titik
d. Anisometropia
Anisometropia adalah suatu kondisi dimana terdapat perbedaan refraksi pada kedua
mata. Adanya perbedaan tajam penglihatan antara mata kanan dan kiri lebih sensitif
mempengaruhi penglihatan binokular.

Perbedaan yang signifikan pada kelainan refraksi antara kedua mata lebih dari 1.00D
di meridian manapun cukup untuk dikategorikan sebagai anisometropia.
MYOPIA
Myopia (Nearsighted) merupakan suatu keadaan dimana bayangan benda yang
terletak jauh difokuskan di depan retina oleh mata yang tidak berakomodasi
ETIOLOGI MYOPIA
• Miopia disebabkan karena terlalu kuat pembiasan sinar di dalam
mata untuk panjangnya bola mata akibat:
• Kornea terlalu cembung.
• Lensa mempunyai kecembungan yang kuat sehingga bayangan dibiaskan
kuat.
• Bola mata dan sumbu mata (jarak kornea - retina) terlalu panjang
• Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes mellitus.
Kondisi ini disebut miopia indeks.
• Miopi karena perubahan posisi lensa. Misal pasca operasi glaukoma
mengakibatkan posisi lensa lebih ke anterior.
FAKTOR RESIKO
• Genetik dan lingkungan
• Perilaku
KLASIFIKASI
Menurut American Optometric Assosiation,
miopia secara klinis dapat dibagi menjadi 5, Ukuran
yaitu:
a. Miopia Simpleks
b. Miopia Nokturnal
c. Pseudomiopia
d. Miopia Degeneratif Miopia
e. Miopia Induksi

Onset Usia
Miopia Maligna
Miopia maligna biasanya bila miopia lebih dari 6
dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan
pada panjangnya bola mata sampai terbentuk
stafiloma postikum yang terletak pada bagian
temporal papil disertai dengan atofi korioretina.
Atrofi retina berjalan kemudian setelah
terjadinya atrofi sklera dan kadang-kadang
terjadi ruptur membran Bruch yang dapat
menimbulkan rangsangan untuk terjadinya
neovaskularisasi subretina.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
GEJALA SUBYEKTIF GEJALA OBYEKTIF

•Kabur bila melihat jauh. Miopia simpleks


•Membaca atau melihat benda kecil harus dari •Segmen anterior: bilik mata dalam, pupil lebih
jarak dekat. melebar, bola mata sedikit menonjol
•Lekas lelah bila membaca (karena konvergensi •Segmen posterior: gambaran cresent miopia di sekitar
papil saraf optik
yang tidak sesuai dengan akomodasi),
astenovergens. Miopia Patologik
•Segmen anterior serupa dg miopia simplek
•Segmen posterior ditemukan kelainan pada
•Badan kaca
•Makula
•Retina
•Koroid
DIAGNOSIS KLINIS
Pemeriksaan tajam penglihatan  Visus < 6/6

Koreksi Sferis +0,5 Hipermetropia

Tidak Membaik

Koreksi Sferis -0,5 Myopia

Pinhole

MembaikAstigmatism Tidak membaik (cek med. Ref)


TATALAKSANA
A. Kacamata
Keuntungan
• Memberikan perbaikan penglihatan dengan mengoreksi bayangan pada miopia.
• Memundurkan bayangan ke retina.
• Mencegah munculnya pterigium yang biasanya diakibatkan oleh paparan sinar matahari dan iritasi kronik
dari lingkungan
Kerugian
• Mengganggu penampilan
• Tepi gagang disertai tebalnya lensa akan mengurangi lapang pandang penglihatan tepi
• Kacamata tidak selalu bersih.
• Pemakaian kacamata dengan lensa positif/negatif yang berat, akan melihat benda menjadi lebih
besar/kecil
• Terasa ada yang mengganjal di dekat hidung dan telinga sehingga tidak nyaman
• Mengganggu aktivitas. Bila berada dalam lingkungan yang panas, kaca sering berembun atau terkena
keringat.
B. Lensa Kontak
Kelebihan
• Pada kelainan refraksi yang berat, penglihatan melalui lensa kontak praktis tidak berubah (seperti
penglihatan mata normal).
• Dengan lensa kontak, luas lapang pandangan tidak berubah.
• Pada anisometropia
• Dapat digunakan untuk tujuan kosmetik yaitu pada miopia tinggi yang memerlukan kaca mata berlensa
tebal.
Kekurangan
• Mata lebih mudah kena infeksi, apabila pemakainya kurang mengindahkan kebersihan atau bila
lingkungan sekitarnya kurang bersih.
• Lebih mudah terjadi erosi kornea
Bedah pada miopia
Keratotomi radial

Keratotektomi fotoreaktif
LASIK
• LASIK merupakan metode terbaru di dalam operasi mata. LASIK direkomendasikan
untuk miopia dengan derajat sedang sampai berat. Pada LASIK digunakan laser dan
alat pemotong yang dinamakan mikrokeratome untuk memotong flap secara sirkular
pada kornea.
• Syarat untuk dilakukan LASIK :
• Umur telah lebih dari 18 tahun
• Tidak mempunyai riwayat penyakit auto imun
• Tidak sedang menyusui atau sedang hamil
• Kacamata telah stabil ukurannya
KOMPLIKASI
• Komplikasi yang dapat timbul pada penderita miopia antara lain ablasi retina dan
strabismus esotropia
PROGNOSIS
• Kacamata dan kontak lensa dapat mengkoreksi ( tetapi tidak selalu ) penglihatan
pasien menjadi 5/5. Operasi mata dapat memperbaiki kelainan mata pada orang
yang memenuhi syarat.
• Tidak ada angka kejadian berdasarkan penelitian yang menjelaskan bahwa kontak
lensa atau latihan mata dapat menghentikan progresifitas dari miopi. Ketegangan
mata dapat dicegah dengan menggunakan cahaya yang cukup pada saat
membaca dan bekerja, dan menggunakan kacamata atau lensa yang disarankan.
Pemeriksaan secara teratur sangat penting untuk penderita degeneratif miopi karena
mereka mempunyai faktor resiko untuk terjadinya ablasi retina, degenerasi retina atau
masalah lainnya.
PENCEGAHAN
• Pencegahan kebiasaan buruk
• Anak dibiasakan duduk dengan posisi tegak sejak kecil
• Memegang alat tulis dengan benar
• Mengistirahatkan mata selama 5 hingga 10 menit setiap melakukan pekerjaan dekat selama
30-45 menit
• Batasi jam membaca, e.Aturlah jarak baca yang tepat yaitu 30 sentimeter, dan gunakanlah
penerangan yang cukup
• Bila memungkinkan untuk anak-anak diberikan kursi yang bisa diatur tingginya sehingga jarak
bacanya selalu 30 cm
• Jangan biasakan anak untuk membaca dengan posisi tiduran di lantai maupun
tempat tidur.
• Jika ada kelainan pada mata, kenali dan perbaiki sejak awal
TERIMAKASIH

You might also like