You are on page 1of 14

Kimia Pestisida

Pesticide Formulation and Application


Pesticide and Environment

Bambang Adi Kumoro H1031151024

Indah Permatasari H1031151030

Candra Putra Wijaya H1031151050

Suparnawati H1031151056

Faridah H1031151080
Apa itu formulasi pestisida ?
Formulasi pestisida adalah campuran bahan kimia
yang secara efektif mengontrol hama.

Merumuskan pestisida melibatkan


Pengolahannya untuk meningkatkan penyimpanannya,
penanganan, keselamatan, aplikasi, atau efektivitas

(Ware et al,. 1994)

Apa yang membentuk formulasi?


Formulasi pestisida adalah campuran bahan aktif dan lainnya
(sebelumnya disebut bahan lembam).
Bahan aktif adalah zat itu mencegah, membunuh, atau mengusir hama atau
bertindak sebagai pengatur tanaman, Pengering.

Pestisida datang dalam berbagai formulasi berbeda karena


variasi dalam kelarutan bahan aktif,
kemampuan untuk mengendalikan hama, dan kemudahan
(Label Review Manual. 1998) penanganan.
Macam Formulasi Pestisida
(Djojosumarto, 2008)

Formulasi Padat Formulasi Cair


Macam Formulasi Pestisida
(Djojosumarto, 2008)

1. Wettable Powder (WP) : sediaan bentuk tepung (ukuran partikel beberapa mikro) d
engan kadar bahan aktif relatif tinggi (50 – 80%), yang jika dicampur dengan air aka
n membentuk suspensi. Pengaplikasian WP dengan cara disemprotkan.
2. Soluble Powder (SP) : formulasi berbentuk tepung yang jika dicampur air akan me
mbentuk larutan homogen. Digunakan dengan cara disemprotkan.
3. Butiran : sediaan siap pakai dengan konsentrasi bahan aktif rendah (sekitar 2%).
Ukuran butiran bervariasi antara 0,7 – 1 mm. Pestisida butiran umumnya digunakan
dengan cara ditaburkan di lapangan (baik secara manual maupun dengan mesin pe
Formulasi Padat nabur).
4. Water Dispersible Granule (WG atau WDG) : berbentuk butiran tetapi penggunaa
nnya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan terlebih dahulu dengan air
dan digunakan dengan cara disemprotkan.
5. Soluble Granule (SG), mirip dengan WDG yang juga harus diencerkan dalam air d
an digunakan dengan cara disemprotkan. Bedanya, jika dicampur dengan air, SG a
kan membentuk larutan sempurna.
6. Tepung Hembus, merupakan sediaan siap pakai (tidak perlu dicampur dengan air)
berbentuk tepung (ukuran partikel 10 – 30 mikron) dengan konsentrasi bahan aktif
rendah (2%) digunakan dengan cara dihembuskan (dusting).
Macam Formulasi Pestisida
(Djojosumarto, 2008)

1. Emulsifiable Concentrate atau Emulsible Concentrate (EC) : sediaan berbentuk pe


katan (konsentrat) cair dengan kandungan bahan aktif yang cukup tinggi. Oleh karena
menggunakan solvent berbasis minyak, konsentrat ini jika dicampur dengan air akan m
embentuk emulsi (butiran benda cair yang melayang dalam media cair lainnya). Bersa
ma formulasi WP, formulasi EC merupakan formulasi klasik yang paling banyak diguna
kan saat ini.
2. Water Soluble Concentrate (WCS) : formulasi yang mirip dengan EC, tetapi karena m
enggunakan sistem solvent berbasis air maka konsentrat ini jika dicampur air tidak me
Formulasi Cair mbentuk emulsi, melainkan akan membentuk larutan homogen. Umumnya formulasi ini
digunakan dengan cara disemprotkan.
3. Aquaeous Solution (AS) : pekatan yang bisa dilarutkan dalam air. Pestisida yang difo
rmulasi dalam bentuk AS umumnya berupa pestisida yang memiliki kelarutan tinggi dal
am air. Pestisida yang diformulasi dalam bentuk ini digunakan dengan cara disemprotk
an.
4. Soluble Liquid (SL) : pekatan cair. Jika dicampur air, pekatan cair ini akan membentu
k larutan. Pestisida ini juga digunakan dengan cara disemprotkan.
5. Ultra Low Volume (ULV) : sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra r
endah, yaitu volume semprot antara 1 – 5 liter/hektar. Formulasi ULV umumnya berbas
is minyak karena untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah digunakan butiran s
emprot yang sangat halus.
Apa yang dipertimbangkan saat membuat formulasi?

Beberapa formulasi lebih efektif pada permukaan


Jenis permukaan tertentu daripada yang lain. Perubahan warna
atau lubang dari permukaan tanaman atau
permukaan lain dapat terjadi dengan beberapa
formula.
(Bohmont. 1990)

Banyak produk pestisida yang dibeli dan digunakan


Pelatihan oleh masyarakat merupakan formulasi siap pakai
(RTU) yang tidak memerlukan pengenceran dan
dapat diterapkan dengan cepat dan mudah.
Contoh :
Formulasi siap pakai yang digunakan oleh pemilik
rumah adalah butiran untuk kontrol serangga dan
gulma dan umpan untuk kontrol hewan pengerat.

(Bohmont. 1990)
Apa yang dipertimbangkan saat membuat formulasi?

Orang-orang yang menggunakan, menangani,


Keselamatan bagi manusia, mengangkut, atau membuang pestisida harus
hewan, dan lingkungan mengetahui cara yang tepat untuk menghadapinya.
Perlengkapan keamanan penting untuk
meminimalkan potensi paparan pestisida selama
aplikasi. Aplikator layak alat pelindung diri (APD)
dapat mencakup kemeja lengan panjang, celana,
sepatu jari kaki tertutup, karet tahan kimia sarung
tangan, alat bantu pernapasan, dan / atau pelindung
mata. Peralatan yang diperlukan untuk suatu aplikasi
akan tercantum pada label

Selain keamanan mereka yang bekerja


dengan pestisida, keselamatan manusia, hewan
peliharaan, dan lingkungan di dekat lokasi
aplikasi perlu diperhitungkan. Untuk
memfasilitasi ini, label sering kali memiliki
pernyataan kehati-hatian untuk dilindungi
satwa liar dan spesies non-target lainnya.

(Farm Chemicals Handbook.1997)


Bisakah pestisida dicampur bersama?

Label produk pestisida akan mencantumkan Tidak semua pestisida dapat dicampur bersama
bahan kimia apa pun yang tidak boleh dicampur (tidak kompatibel) karena mereka terpisah dari
(yaitu, tidak sesuai dengan) atau wadah bahwa itu larutan, gel, mengental, atau menyumbat peralatan
tidak boleh dicampur dalam. Misalnya, belerang selama aplikasi..
yang dapat dibasahi tidak boleh dicampur dengan
Lorsban atau Morestan karena mereka tidak
kompatibel Pestisida yang secara fisik berbeda
(mis., Debu versus cairan) biasanya tidak kompatibel
Beberapa pestisida dapat dicampur bersama
(mis., Keduanya kompatibel satu sama lain).

(Label Review Manual. 1998) (Bohmont. 1990)


Pesticide and Environment
Bioakumulasi dan cemaran pestisida dilingkungan
Bioakumulasi adalah penimbunan subtansi didalam tubuh suatu
organism, dalam hal ini bahan kimia pestisida tersetabilitas dan
kelarutanya terakumulasi dalam organisme
(Shing. 2012)

Pencemaran dari penggunaan pestisida ;


yaitu melalui Adsorption, Leaching, Volatilizatio,
Spray Drift , Runoff
Spray Drift adalah gerakan tetesan
Adsorpsi adalah peroses penggikat insektisida semprot yang berada di udara jauh dari
lokasi penyemprotan.
dengan partikel tanah, karena ketertarikan antara
partikel kimia dan tanah.

Leaching adalah pencemaran melalui


tanah dengan penyerapan dari
permukaan tanah. Insektisida yang
larut dalam air bisa bergerak bersama
air di tanah..

Runoff adalah pergerakan


Volatilisasi adalah konversi zat padat atau cair insektisida dalam air di atas
menjadi gas. Setelah diuapkan, insektisida permukaan yang miring.
dapat bergerak dalam aliran udara menjauh Insektisida dapat bergerak
sebagai senyawa yang larut
dari permukaan yang dirawat.
dalam air atau melekat pada
partikel tanah dari tanah yang
(Shing.,DK.,2012 ; Arif.A.,2015) terkikis
Degradasi Pestisida
Degradasi adalah proses pemusnahan pestisida
oleh mikroba, reaksi kimia, atau cahaya, yaitu Degradasi Kimia adalah degradasi pestisida
dapat berlangsung dari berjam-jam atau berhari- oleh reaksi kimia di tanah. Laju dan jenis
hari hingga bertahun-tahun, tergantung pada reaksi kimia yang terjadi dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan dan karakteristik kimiawi suhu tanah, tingkat pH, kelembaban, dan
pestisida tersebut pengikatan insektisida ke tanah.

Degradasi Mikroba adalah degradasi pestisida


oleh mikroorganisme seperti jamur dan bakteri.
Ketika kondisi seperti, oksigen dan kelembaban Fotodegradasi adalah degradasi pestisida oleh sinar mata
tanah yang memadai, suhu hangat dan pH yang hari. Semua insektisida rentan terhadap fotodegradasi sa
baik hadir maka kerusakan mikroba cenderung mpai batas tertentu. Tingkat kerusakan tergantung pada int
meningkat ensitas cahaya, lama paparan, dan sifat-sifat insektisida.
References

Arif.,A., 2015.,”Penggaruh Bahan Kimia Terhadap Penggunaan Pestisida Lingkingan”., Jurnal FIK
Bohmont, B.L. The standard pesticide user’s guide (revised). Prentice Hall: Princeton, NJ, 1990.
Djojosumarto P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Farm Chemicals Handbook 1997; Meister Publishing Company, Willoughby, OH, 1997.
Label Review Manual; U.S. Environmental Protection Agency, Office of Pesticide Programs, U.S. Government Printing
Office: Washington, DC, 1998. http://www.epa.gov/oppfead1/labeling/lrm
Shing.,DK.,2012 .”Pesticide Chemistry and Toxicologi”., University of Delhi
UNINAM
Ware, G.W. The Pesticide Book, 4th ed; W.H. Freeman: Fresno, CA, 1994.
THANKS
YOU 

You might also like