Professional Documents
Culture Documents
Vivian Saputra
405140126
LI
• Fisiologi & tatalaksana persalinan normal
• Fisiologi & tatalaksana masa nifas normal
– Definisi masa nifas
– Reflek neuroendokrin saat menyusui
– Pemberian obat”an
– KIE asupan nutrisi pada ibu yg akan menyusui
– Asuhan ibu dan bayi selama nifas
– Masalah yg mungkin timbul baik fisik dan psikologis
• Perinatologi
• Konseling KB
FASE PARTUS
• Partusmasa pelahiran bayi (memerlukan perubahan dlm
fungsi uterus & serviks)
a) EPITEL ENDOSERVIKS
Slama hamil,sel epitel endoserviks berproliferasi
Kanalis endoserviks dilapisi o/ epitel skuamosa berlapis & kolumnar pnghasil
mukus melindungi serviks dari invasi mikroba
Epitel mukosa berfungsi sbg struktur yg mengenali antigen & memberi sinyak
ke sel imun dibwhnya jika patogen mengalahkan kemampuan protektif ny.
b) JARINGAN IKAT SERVIKS
Serviks terdiri dri 10-15% otot polos & jar I sisanya dibentuk o/ jar ikat
ekstrasel
Terdiri dari :kolagen tipe 1,3,4 ,glikosaminoglikan ,proteoglikan & elastin
c) KOLAGEN
Merupakan komponen utama serviks & berperan dlm menentukan
disposisi struktur serviks.
Kolagen terdiri dari 3 rantai alfa (yg saling mengelilingi u/ mmbentuk
prokolagen.
d)GLIKOSAMINOGLIKAN
Polisakarida yg mngandung gula amino & dpt membentuk kompleks dgn
protein u/ membentuk proteoglikan
Slh 1 GAGshialuronan
Kandungan hialuronan meningkat di serviks slama fase pematangan
e) PROTEOGLIKAN
Glikoprotein ini bnyak ditemukan di serviks & prubahan komposisi
proteoglikan didlm matriks serviks jg mnyertai pematangan serviks
Diserviks terjadi ekspresi 2 proteoglikan kecil :leusin-dekorin & biglikan
f) PERADANGAN
Perubahan pd matriks ekstrasel selama fase 2 pematangan serviks disertai
o/ invasi sel radang ke dlm stroma
Adanya kemotraktan serviks yg menarik sel radang mbebaskan protease
(mbantu proses pengurainan kolagen & komponen matriks lain)
Fase 3 Partus:Persalinan
• Fase 3 = persalinan aktif,kontraksi uterus yg menyebabkan dilatasi
progresif serviks & pelahiran
• Fase 3 biasanya dibagi menjadi 3 stadium (kala)persalinan
Proses mmbuka nya serviks sbgai akibat his dibagi dlm 2 fase:
1) Fase laten:berlangsung slama 8 jam ,pmbukaan terjadi sgt lambat smpai
mncapai ukuran diameter 3 cm
2) Fase aktif: dibagi dlm 3 fase ,yakni:
a)Fase akselerasi:dlm wktu 2 jam pmbukaan 3 cm mnjdi 4 cm
b) Fase dilatasi maksimal:dlm waktu 2 jam pmbukaan brlangsung sgt cpt ,dari 4 cm
mnjadi 9 cm
c) Fase deselerasi:pmbukaan mnjdi lambat kembali,dlm wktu 2 jam pmbukaan dari
9 cm mnjadi lengkap
William Obsetric 24th edition
Kontraksi Uterus pd persalinan
• Kontraksi otot polos uterus slma persalinan menimbulkan nyeri
• Pnyebab nyeri msh belum diketahui scara pasti,ttp bbrp
kemungkinan:
a) Hipoksia miometrium yg berkontraksi
b) Penekanan ganglion saraf diserviks & uterus bag bawah o/
berkas otot yg berkontraksi & saling mngunci.
c) Peregangan serviks akibat dilatasi
d) Peregangan peritoneum yg terdapat di atas fundus
Pemisahan selaput ketuban dpt mbantu pematangan serviks &
dpt jg mningkatkan persalinan
Interval antar 2 kontraksi akan ber- scara bertahap dri skitar 10
mnt pd permulaan kala 1 persalinan mnjadi hanya 1 mnt pd kala
2.
Kontraksi yg terus menerus akan mnggangu aliran darah
uteroplasenta hipoksemia jnin
Pd persalinan fase aktif durasi stiap kontraksi berkisar 30-90
dtk rerata 1 mnt.
Tekanan cairan amnion yg dihasilkan o/ kontraksi pd persalinan
spontan rerata :40mmHg
Perubahan bentuk uterus slama persalinan &
Gaya tambahan slama persalinan
• Stiap kontraksi mnyebabkan bentuk uterus yg ovoid mnjadi
memanjang
• Perubahan bentuk mnimbulkan efek penting pd proses persalinan
1) Trjdi pningkatan tekanan sumbu janin (pnurunan diameter
horizontal berfungsi meluruskan kolumna vertebra
janin)hal ini menekan kutub atas janin shingga janin
menempel erat ke fundus ,kutub bwh smakin terdorong ke
bwh
2) Dgn memendeknya uterus serat longitudinal trtarik lbh
kencang akibatnya segmen bwh & servik mnjadi bagian yg
lentur & ke2 nya tertarik ke atas & mengelilingi kutub bwh
janin
Gaya terpenting u/ mngeluarkan janin:gaya yg dihasilkan oleh
tekanan intraabdomen ibu
Kontraksi otot abdomen scara bersamaan dgn upaya ekspirasi
paksa dgn glotis trtutup mengejan (pushing)
Perubahan Serviks slama KALA 1
• Karena gaya kontraksiterjdi 2 perubahan dasar pd serviks :pendataran &
dilatasi pd serviks
• Agar kepala janin dpt melewati serviks maka kanalis servisis uteri harus
melebar hingga garis tengah mncapai 10 cm (serviks telah membuka lengkap)
• Pendataran servikspemendekan kanalis servisis uteri dari pnjang skitar 2 cm
mnjd lubang dgn tepi yg sgt tipis.
– Pendataran serviks diibaratkan sbg p’tukan saluran dimana yg tadinya panjang & sempit
diubah mnjadi saluran yg melebar dan tumpul .
– Krn mningkatnya aktivitas miometrium slama persiapan uterus untuk persalinan maka
pendataran serviks yg telah melunak kdang terjdi sblm persalinan dimulai.
– Pendataran serviks mnyebabkan ekspulsi sumbat mukus ktika kanalis servisis uteri
memendek.
• Terbentuklah suatu tarikan sentrifugal yg mengenai serviks dan menyebabkan
terjadinya :peregangan/pmbukaan serviks.
• Kontraksi uterus mnyebabkan tekanan pd membrantimbul efek hidrostatik
kantong amnion mnyebabkan dilatasi kanalis servisis uteri.
• Jk terjd ketuban pecah dini tdk mmprlambat pmbukaan serviks slama bag
presentasi janin berada dlm posisi memberikan tekana pd serviks & segmen
bwh uterus.
• Trbentuknya forebag cairan amnionbag terdepan dari kantong & cairan
amnion yg trletak dibag dpn presentasi
KALA 2
1) His menjadi lbh kuat & lbh cpt ,kira2 2-3 mnt skali,krn dlm hal ini kepala
janin sdh msk diruang panggul,maka pd his dirasakan tekanan pd otot
dasar panggul yg secara reflektoris mnimbulkan rasa mengedan.
Wnita merasa pula tekanan kepada rektum & hendak BAB
Perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dgn anus membuka
Labia mulai membuka dan tdk lama kmudian kepala janin tmpak dlm
vulva pd wktu his.
Bila dasar panggul sdh lbh berelaksasi ,kpala janin tdk masuk lgi diluar
his dan dgn his & kekuatan mengedan maks kepala janin dilahirkan dgn
suboksiput dibwh simfisis dan dahi ,muka dan dagu melewati
perineum.
2) Stlh istirahat sbentar,his mulai lagi untuk mengeluarkan badan & anggota
bayi
Pd primigravida Kala II brlangsung rata2 1 ½ dan pada multi gravida rata-rata ½
jam
KALA 2 :Perurunan Janin
Perubahan dasar panggul slama
persalinan
• Jalan lahir ditopang & scara fungsional trtutp o/ bbrp lap jaringan membentuk
dasar panggul.
• Struktur terpenting :otot levator ani & jaringan ikat fibromuskulus yg
mmbungkus prmukaan atas & bawahnya.
• Levator ani :terdiri dari puboviseral,puborektal,dan iliokoksigeus yg mnutup bag
bwh rongga pelvis sbg suatu diafragma.
• Bag lateral & posterior dasar panggul:ditempati oleh otot piriformis & koksigeus.
• Otot levator ani memiliki ketebalan bervariasi (3-5mm) ,slama hamil ,levator ani
biasanya mengalami hipertrofi ,membentuk pita tebal yg meluas ke blakang dari
pubis & mengelilingi vagina skitar 2 cm diatas bidang himen.
• Ketika berkontraksilevator ani menarik rektum & vagina ke dpn & keatas dalam
arah simfisis pubis.
• Jika perineum diregangkan scara maks ,maka anus akan melebar scara maks
KALA 3
• Stlh bayi lahir,uterus teraba keras dgn fundus uteri sdikit diatas pusat
• Bbrp menit kemudian uterus berkontraksi lagi u/ melepaskan plasenta dari
dindingnya.Biasanya plasenta lepas dlam 6-15 mnt stlh bayi lahir & keluar
spontan /dgn tekanan pd fundus uteri.
PELAHIRAN PLASENTA & MEMBRAN
Kala ini dimulai segera stlh keluarnya janin & terdiri dari pemisahan dan
pengeluaran plasenta.
Stlh janin lahir,uterus scara berkontraksi.
Fundus uteri kini trltak tpt dibwh ktinggian umbilkus.
Pengecilan mendadak ukuran uterus diikuti oleh pnurunan luas tmpt
implantasi plasenta.
Agar dpt mnyesuaikan plasenta mningkatkan ketebalan,ttp karena
elastisitasnya rendahakhirnya lepas.
Tegangan yg terbentuk menarik lap terlemah desidua (desidua spongiosa)
Ketidakseimbangan antara ukuran plasenta yg tetap & tmpt implantasi yg
mnciutplasenta lepas
Dgn berlanjutnya proses pemisahan ,trbentuk hematoma (yg merupakan
hasil pelepasan plasenta) diantara plasenta yg terlepas & desidua
Pemisahan membran janin & pengeluaran
plasenta
• Ber-nya luas permukaan rongga uterus mnybabkan membran
janin (amniokorion)& desidua parietalis mbentuk bnyak
lipatan.
• Membran ini terkelupas dari dinding uterus ,akibat kontraksi
miometrium & krn traksi yg ditimbulkan oleh plasenta yg
terlepas ,yg trletak di segmen bwh uterus/vagina bag atas
• Stlh proses pemisahankorpus uteri biasanya mmbntuk massa
otot yg hampir pdat,dgn dinding anterior & posterior
(ketebalan 4-5 cm).
PENGELUARAN PLASENTA
Plasenta dpt dikeluarkan o/ pningkatan tekanan intra-abdomen
Slama pelahiran plasenta terbentuuk hematom retroplasenta
yg mendorong bag tengah maju & mnyebabkan terlepas mnuju
ke rongga uterus
Akibat hematomaplasenta turun,menyeret membran &
mengelupaskannya dari perlekatannya ke uterus.
FASE 4 PARTUS:MASA NIFAS
• Slama skitar 1 jam stlh pelahiran,miometrium ttp berada dlm
status berkontraksi kaku & persisten srta teretraksi menekan
pmbuluh darah uterus & mmungkinkan trbntuknya trombosis
didlm lumen pmbuluhperdarahan pasca persalinan dpt
dicegah.
Reseptor Oksitosin
pengaktifan reseptor ini menyebabkan peningkatan aktivitas fosfolipase C yg diikuti
oleh peningkatan kalsium sitosol & kontraktilitas uterus.
progesteron & estradiol: regulator utama ekspresi reseptor oksitosin
a) Pmberian estradiol: mningkatkan reseptor oksitosin
b) Progesteron bekerja di dlm sel miometrium u/ mningkatkan pnguraian reseptor
oksitsoin
Relaksin
Peran ini mencakup remodeling matriks ekstrasel di uterus,serviks,vagina ,payudara &
simfisis pubis serta mendorong proliferasi sel & menghambat apoptosis
Efek relakssin pd proliferasi & apoptosis sel diperantarai melalui reseptor terkait
protein G,RXFP1
Kerja CRH pd kelenjar adrenal janin
• Produksi steroid harian oleh kelenjar adrenal janin menjelang aterm : 100-200mg/hari
• Fungsi & zona steroidogenik berbeda dr pd org dewasa
– Kelenjar janin blm mnghasilkan kortisol smpai trimester terakhir krn itu kadar kortisol janin
mningkat slama minggu terakhir kehamilan
– Kadar DHEA jg mningkatmnyebabkan peningkatan estrogen ibu (trutama estriol)
• Diduga rangsangan untuk tumbuh berasal dari plasenta
• CRH yg berasal dari plasenta berperan penting dlm hipertrofi adrenal janin &
peningkatan steroidogenesis pd akhir kehamilan.
• Mnurut penelitian:CRH mrangsang DHEA s adrenal & biosintesis kortisol janin
Endotelin-1
Penginduksi kuat kontraksi miometrium
Diproduksi oleh miometrium
Endotelin 1 jg disintesis di amnion,tp bahan ini akan diurai jika diangkut
dari amnion ke miometrium.
Enkefalinmngkatalis penguraian endotelin 1 ,sgt aktif di chorion laeve.
Angiotensin II & Corticotropin
•
Releasing Hormone
Angiotensin 2
• Ada 2 reseptor angiotensin 2 di uterusAT 1 & AT 2
• Pd wanita tdk hamil: reseptor AT2 lbh dominan ttp pd wnita
hamil reseptor AT 1 lbh bnyak diekspresikan
• Pngikatan Ang 2 ke reseptor di membran plasmammicu
kontraksi
b) Presentasi Janinbag tubuh janin yg terendah didlm maupun dibag terdekat jalan lahir
• Bag tsb dpt dirasakan melalui serviks pd px vagina
• Pd letak memanjang :bag yg terpresentasi: kepala/bokong
• Jika letak janin :transversal mrupakan bag yg terpresentasi & dirasakan melalui
serviks.
Presentasi Kepala
-secara umum,kepala terfleksi maks shingga dagu mnyentuh dada
-fontanel posterior (ubun2 kecil)bag yg terpresentasi & presentasi ini disebut:presentasi
verteks /oksiput
-yg lbh jarang: leher janin dpt terekstensi maks (shingga oksiput dan punggung
bersentuhan)& wajah (bag terendah pd
jalan lahir)presentasi wajah
-Presentasi sinsiput & dahihmpir slalu berubah mnjadi presentasi verteks /presentasi
wajah melalu fleksi/ekstensi leher
- Janin atermbiasanya terdapat pd presentasi verteks
Presentasi Bokong
presentasi bokong ,3 konfigurasi yg umum:presentasi frank,total & footling
presentasi bokong dpt terjadi akibat keadaan yg menghambat terjadinya versi
normal (ms septum yg menonjol ke dlm rongga uterus)
kekhasan sikap janin: ekstensi kolumna vertebralis yg terlihat pd presentasi
bokong frank(jg dpt mencegah perputaran janin)
jika plasenta terletak di segman uterus bag bwhmnggangu anatomi intrauterus
yg normal & mnyebabkan presentasi bokong
•Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat pada sekitar 3
cm dari pusat (umbilikus) bayi .
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus
dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras).
Tanda –tanda pelepasan plasenta
• Uterus menjadi globular & lbh kaku
• Umumnya sering keluar sjumlah darah yg bnyak dan tiba2
• Uterus naik didlm abdomen krn plasenta,saat terlepas
,berjalan turun mnuju ke segman bag bawah & vagina
.disini massa besar tsb mendorong uterus kearah atas
• Tali pusat mnonjol lbh jauh keluar vaginamnunjukan
bhwa plasenta tlh berjalan turun
Tanda tsb kadang muncul dlm 1 mnt stlh pelahiran neonatus &
biasanya 5 mnt
MENILAI PERDARAHAN
• Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan pastikan bahwa selaputnya lengkap dan
utuh.
• Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan
aktif.
Melakukan Asuhan Pasca Persalinan
(Kala IV)
• Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
• Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-
bayi (di dada ibu minimal 1 jam).
– Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusu
– Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 60-90
menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke-45-60, dan berlangsung
selama 10-20 menit.
– Jika bayi belum menemukan puting ibu - IMD dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih
dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit
berikutnya.
• Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam, pindahkan ibu ke
ruang pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu Lanjutkan asuhan
perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian vitamin K1,
salep mata) dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu untuk menyusu.
Setelah kontak kulit ibu-bayi dan IMD selesai:
• Timbang dan ukur bayi.
• Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1% atau antibiotika lain).
• Suntikkan vitamin K1 1 mg (0,5 mL untuk sediaan 2 mg/mL) IM di paha kiri anterolateral
bayi.
• Pastikan suhu tubuh bayi normal (36,5 – 37,5oC).
• Berikan gelang pengenal pada bayi yang berisi informasi nama ayah, ibu, waktu lahir, jenis
kelamin, dan tanda lahir jika ada.
• Lakukan pemeriksaan untuk melihat adanya cacat bawaan (bibir sumbing/langitan
sumbing, atresia ani, defek dinding perut) dan tanda-tanda bahaya pada bayi.
Satu jam setelah pemberian vitamin K1, berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan
anterolateral bayi.
• Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan.
• Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu .
• Pencegahan Perdarahan pada semua bayi baru lahir, apalagi Bayi Berat Lahir
Rendah diberikan suntikan vitamin K1 (Phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis
tunggal, intra muskular pada antero lateral paha kiri,Suntikan Vitamin K1
dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B.
• Pencegahan infeksi mata menggunakan salep mata antibiotik tetrasiklin 1%
• Pmberian imunisasi Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam
setelah pemberian Vitamin K1 secara intramuskular
Tanda bahaya yang harus diperhatikan adalah:
• Tidak mau minum atau memuntahkan semua ATAU
• Kejang ATAU
• Bergerak hanya jika dirangsang ATAU
• Napas cepat ( ≥ 60 kali /menit ) ATAU
• Napas lambat ( < 30 kali /menit ) ATAU
• Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat ATAU
• Merintih ATAU
• Teraba demam (suhu aksila > 37.5 °C) ATAU
• Teraba dingin (suhu aksila < 36 °C ) ATAU
• Nanah yang banyak di mata ATAU
• Pusar kemerahan meluas ke dinding perut ATAU
• Diare ATAU
• Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki
Gawat Janin
Definisi
• Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen sehingga
terjadi hipoksia. Gawat janin dalam persalinan dapat terjadi bila:
• Persalinan berlangsung lama
• Induksi persalinan dengan oksitosin (kontraksi hipertonik)
• Terjadi perdarahan atau infeksi
• Insufisiensi plasenta: post term atau preeklampsia
Diagnosis
• Denyut jantung janin (DJJ) abnormal
– DJJ < 100x/menit DI LUAR kontraksi
– DJJ > 180x/menit dan ibu tidak mengalami takikardi
– DJJ ireguler: kadang-kadang ditemukan DJJ > 180x/menit tetapi disertai
takikardi ibu. Hal ini merupakan reaksi terhadap:
• • Demam pada ibu
• • Obat-obatan yang menyebabkan takikardi (misal: tokolitik)
• • Amnionitis
• Mekonium
Mekonium kental merupakan indikasi perlunya percepatan persalinan dan penanganan mekonium
pada saluran napas atas neonatus.
Mekonium yang dikeluarkan pada saat persalinan sungsang bukan merupakan tanda kegawatan
kecuali bila dikeluarkan pada awal persalinan.
• a. Talaksana Umum
Bila sedang dalam infus oksitosin: segera hentikan infus.
• Posisikan ibu berbaring miring ke kiri.
• Berikan oksigen.
• Rujuk ibu ke rumah sakit.
• Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan yang sesuai.
• Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan DJJ tetap abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi,
lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin:
• Jika terdapat perdarahan dengan nyeri hilang timbul atau menetap, pikirkan kemungkinan
solusio plasenta
• Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau tajam) berikan antibiotika
untuk amnionitis
• Jika tali pusat terletak di bagian bawah janin atau dalam vagina, lakukan penanganan prolaps
tali pusat
• Jika DJJ tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lain gawat janin (mekonium kental pada
cairan amnion) rencanakan persalinan dengan ekstraksi vakum atau cunam, ATAU seksio
sesarea.
• Siapkan segera resusitasi neonatus
RESUSITASI
BAYI BARU
LAHIR
D. Intubasi
Intubasi Endotrakea dilakukan pada keadaan berikut:
1. Ketuban tercampur mekonium & bayi tidak bugar
2. Jika VTP dengan balon & sungkup tidak efektif
3. Membantu koordinasi VTP & kompresi dada
4. Pemberian epinefrin untuk stimulasi jantung
5. Indikasi lain: sangat prematur & hernia diafragmatika.
E. Obat-obatan
Obat-obatan yang harus disediakan untuk resusitasi bayi baru lahir adalah epinefrin
dan cairan penambah volume plasma.
Epinefrin
Indikasi : Setelah pemberian VTP selama 30 detik dan pemberian secara
terkoordinasi VTP + kompresi dada selama 30 detik, frekuensi jantung tetap < 60
kali/menit.
F. Penghentian Resusitasi
•Jika sesudah 10 menit resusitasi yang benar, bayi tidak bernapas dan tidak ada denyut
jantung, pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi.
•Orang tua perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan, jelaskan keadaan bayi.
•Persilakan ibu memegang bayinya jika ia menginginkan.
Lanjutan manajemen bayi
asfiksia
KOMPLIKASI PARTUS LAMA
• Komplikasi bagi ibu
korioamnionitis intraparatum & infeksi
panggul pascapartum lbh sering terjadi
pd persalinan yg tdk menentu /lama .
ruptur uterus
pembentukan fistula
cedera dasar panggul
cedera saraf pascapartum pd
ekstremitas bawah
PARTOGRAF
• Partograf dimulai pada pembukaan 4 cm. Kemudian, petugas harus
mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut:
• Denyut jantung janin
• Air ketuban:
- U: selaput ketuban utuh
- J: air ketuban jernih
- M: bercampur mekonium
- D: bercampur darah
- K: kering
• Perubahan bentuk kepala janin (molase)
- 0: sutura masih terpisah
- 1: sutura menempel
- 2: sutura tumpang tindih tapi masih dapat diperbaiki
- 3: sutura tumpang tindih tak dapat diperbaiki
• Pembukaan serviks: dinilai tiap 4 jam dan ditandai dengan tanda silang
• Penurunan kepala bayi: menggunakan sistem perlimaan, catat dengan
tanda lingkaran (O). Pada posisi 0/5, sinsiput (S), atau paruh atas kepala
berada di simfisis pubis.
• Waktu: menyatakan berapa lama penanganan sejak pasien diterima
• Jam: catat jam sesungguhnya
• Kontraksi: lakukan palpasi untuk hitung banyaknya kontraksi dalam 10
menit dan lamanya. Lama kontraksi dibagI dalam hitungan detik: <20 detik,
20-40 detik, dan >40 detik
• Oksitosin: catat jumlah oksitosin pervolum cairan infus serta jumlah tetes
permenit.
• Obat yang diberikan
• Nadi: tandai dengan titik besar.
• Tekanan darah: tandai dengan anak panah
• Suhu tubuh
• Protein, aseton, volum urin: catat setiap ibu berkemih
MEKANISME
PERSALINAN
NORMAL
Tahap Peristiwa
1. Kepala terfiksir (engagement) Sinklitismus
2. Turun (descent) • Asinklitismus posterior
• Asinklistismus anterior
3. Fleksi Janin memasuki ruang panggul
4. Fleksi maksimal Posisi bayi di dasar panggul
5. Rotasi internal • Putaran paksi dalam di dasar panggul
• Terjadi :
• Ubun- ubun kecil berputar ke arah depan sehingga
berada di bawah simfisis (Hipomochilion ubun-ubun kecil
di bawah simfisis)
• Kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat
dilahirkan
6. Ekspulsi kepala janin Berturut-turut lahirlah :
ubun-ubun besar --- dahi --- muka --- dagu
T
Volume yang ada dalam payudara (150-300 ml/hari)
R mendekati kapasitas lambung bayi usia 1 – 2 hari
U Pencahar ideal (membersihkan zat yang tidak terpakai
dari usus BBL, mempersiapkan GIT bayi)
M
ASI Transisi/ Peralihan
• Keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang (hari 4-10)
• Berwarna putih
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Pessarium
• Diafragma vaginal
– Terdiri atas kantong karet yg berbentuk mangkuk dengan
per elastis pada pinggirnya.
– Diafragma dimasukkan ke dalam vagina sebelum koitus
untuk menjaga jgn sampai sperma masuk ke dalam uterus.
• Untuk memperkuat khasiat diafragma, obat spermatisida
dimasukkan ke dalam mangkok dan dioleskan pada pinggirnya.
– KI pemasangan diafragma:
• Sistokel berat
• Prolaps uteri
• Fistula vagina
– Efek samping reaksi alergi thd obat spermatisida yg
digunakan; terjadi perkembang biakan bakteri yg
berlebihan di dlm vagina jika diafragma dibiarkan terlalu
lama terpasang
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Pessarium
Keuntungan Kelemahan
• Hampir tdk ada efek • Diperlukan motivasi yg
samping cukup kuat
• Dgn motivasi yg baik dan • Pemakaian yg tdk teratur
pemakaian yg betul, dpt menimbulkan kegagalan
hasilnya cukup memuaskan • Tingkat kegagalan lbh tinggi
• Dpt dipakai sebagai dibanding pil atau IUD
pengganti pil, IUD, atau pd
perempuan yg tdk blh
menggunakan pil / IUD oleh
krn suatu sebab
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Kontrasepsi hormonal
• Pil kontrasepsi
– Pil kontrasepsi kombinasi skrg tdk berisi estrogen
dan progesteron alamiah lg, tp menggunakan sintetik
• Progesteron sintetik:
– Yg berasal dr 19 nor-testoteron yg banyak digunakan:
noretinodrel, norethindron asetat, etinodiol diasetat, dan
norgestrel.
– Yg berasal dr 17 alfa-asetoksi-progesteron di amerika tdk
digunakan lg percobaan pd anjing, penggunaan yg lama
menimbulkan kanker mamma
• Estrogen yg banyak dipakai: etinil estradiol dan mestranol
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Mekanisme kerja
• Komponen estrogen dalam pil menekan sekresi FSH
menghalangi maturasi folikel dalam ovarium.
• Krn pengaruh estrogen pd hipofisis tdk ada, maka tdk ada
pengeluaran LH.
• Pd pertengahan siklus haid kadar FSH rendah dan tsk terjadi
peningkatan kadar LH sehingga menyebabkan ovulasi terganggu
• Komponen progesteron dalam pil memperkuat khasiat estrogen
estrogen sehingga mencegah ovulasi
• Khasiat lain dr progestagen:
– Lendir serviks uteri menjadi lbh kental menghalangi penetrasi
spermatozoon untuk msk ke uterus
– Kapasitasi spermatozoon yg perlu untuk memasuki ovum terganggu
– Bbrp progestagen tertentu (cth: noretinodrel) mempunyai efek
antiestrogenik thd endometrium menyulitkan implantasi ovum yg
telah dibuahi.
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Efek samping
• Kelebihan estrogen:
– Mual
– Retensi cairan krn kurangnya pengeluaran air dan natrium
– Sakit kepala dpt disebabkan krn retensi cairan
– Nyeri pada mamma
– Konsumsi estrogen dosis tinggi dalam jangka waktu lama pembesaran
mioma uteri
• Kelebihan progesteron
– Pendarahan tidak teratur
– Bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnnya BB
– Acne efek androgenic dr jenis progestagen yg dipakai dlm pil
– Alopesia efek androgenic dr jenis progestagen yg dipakai dlm pil
– Kadang2 mammae bisa mengecil
– Fluor albus ditemukan pd pil dengan progestagen dosis tinggi
memungkinkan infeksi kandida albicans
• Efek samping berat fenomena thromboembolisme
– Ada peningkatan pd faktor 7, 8, 9, 10 dan penurunan antitrombin 3
Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Katzung Basic and clinical pharmacology. 12th ed.
Kontraindikasi
Mutlak: Relatif:
• Adanya tumor2 yg • Depresi
dipengaruh estrogen • Migrain
• Penyakit hati yg aktif (akut • Mioma uteri
& kronik) • Hipertensi
• Pernah mengalami trombo- • Oligomenorhea
flebitis, trombo-emboli
• amenorhea
• Kelainan serebro-vaskuler
• DM
• Kehamilan
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Memilih pil kombinasi
• Untuk pertama kali pakai pil yg
mengandung 50mcg mestranol dan 1 mg
norethindrone
• Jika psn mengalami banyak efek samping krn
estrogen (mual, muntah, dll) ganti pil
dengan pil yg mengandung estrogen < 50mcg
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Cara pemakaian pil kombinasi
• Pil yg berjumlah 21 – 22 diminum mulai dari hari ke
5 haid tiap hari terus menerus, dan kemudian
berhenti jika bungkus habis.
– Bbrp hr setelah berhenti terjadi withdrawal bleeding
pil bungkus kedua diminum pada hari ke5 setelah dari
permulaan perdarahan
– Jika tdk terjadi withdrawal bleeding bungkus kedua
diminum 7 hari setelah bungkus pertama habis.
• Jika lupa minum sehari keesokan harinya minum
2 pil
• Jika lupa minum 2 hari berturut2 dpt diminum 2
pil bsknya dan 2 pil lusanya
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Post-coital contraception (morning after pill)
• Estrogen dalam dosis tinggi dpt mencegah kehamilan
jika diberikan segera setelah koitus yg tdk dilindungi
• Jika terapi mulai dalam 72 jam 99% effektif
• Efek samping mual, muntah, sakit kepala, dizziness,
breast tenderness, dan abdominal and leg cramp
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Kontrasepsi suntikan (depo provera)
• Suntikan setiap 3 bulan
– Mekanisme kerja: – Keuntungan:
• Menghalangi terjadinya • Efektivitas tinggi
ovulasi dgn cara menekan • Pemakaian sederhana
pembentukan GnRH dr • Menyenangkan akseptor krn injeksi
hipotalamus hanya 4x setahun
• Lendir serviks bertambah • Reversibel
kental menghambat
penetrasi sperma melalui • Cocok untuk ibu yg menyusui
serviks uteri – Waktu pemberian:
• Implantasi ovum dan • post partum, sebelum ibu
endometrium dihalangi meninggalkan RS.
• Mempengaruhi trasnpor • Sebaiknya diberikan setelah ASI
ovum di tuba terbentuk. Kira2 hari ke 3 – 5
– Kekurangan : • Disuntikkan 1x dlm 3 bln, dosis 150
• Menimbulkan pendarahan yg mg/cc
tdk teratur (spotting)
• Menimbulkan amenorea
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Kontrasepsi suntikan (depo provera)
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Alat kontrasepsi dalam rahim
• Mekanisme:
– IUD dimasukkan ke dalam uterus.
– AKDR menghambat kemampuan sperma untuk
masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi
sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah
sperma dan ovum bertemu, mencegah implantasi
telur dalam uterus.
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi pertama. 2013
Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
• Keuntungan :
– Hanya memerlukan 1x pasang
– Tidak menimbulkan efek sistemik
– Ekonomis cocok u/ penggunaan massal
– Efektivitas cukup tinggi
– Reversibel
• Efek samping:
– Perdarahan
– Rasa nyeri dan kejang perut
– Gangguan pada suami suami merasakan ada benang
IUD sewaktu senggama
– Ekspulsi (pengeluaran sendiri)
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
IUD
• Komplikasi
– Infeksi
– Perforasi
– Kehamilan
• Waktu pemasangan IUD:
– Sewaktu haid sedang berlangsung
• Dpt dilakukan pd hr pertama haid/ hari terakhir haid
– Sewaktu post partum
– Sewaktu postabortum kecuali jika ditemukan
septic abortion
– Sewaktu melakukan seksio sesarea
Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, editors. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.
Medikamentosa
Syarat pemberian oksitosin
Pada keadaan HIS mundur, tidak boleh diberikan pada
HIS normal
Janin dalam keadaan baik
Sebaiknya janin dalam letak kepala
Jangan diberikan pada multipara, bekas seksio sesarea
atau bekas miomektomi
ES oksitosin
Hipoksia janin
Ruptur uterus
Intoksinasi air
142
Oksitosin
• Cara pemberian
– 5 IU dimasukkan ke dalam glukosa 5% 500 ml dan diberikan IV
dengan kecepatan 8 tetes per menit
– Bila dalam 30 menit tidak ada peningkatan HIS, tambahkan
kecepatan menjadi 12 tetes
– Harus diberikan pengawasan yang ketat
– Setelah partus, infus masih diteruskan 30-60 menit untuk
menghindari atonia uteri dan pendarahan pasca persalinan
143
• Dosis pemberian oksitosin dengan janin
hidup :
1. 5 IU oksitosin dalam 500 ml dekstrose
5%. Ini berarti 2 tetesan
mengandung 1 mIU.
2. Dosis awal 1-2 mIU (2-4 tetes) per
menit.
3. Dosis dinaikkan 2 mIU (4 tetes) per
menit setiap 30 menit.
4. Dosis maksimal 20-40 mIU (40-80 tetes)
per menit.
144
Ritodrin, Terbutalin, Fenoterol
• Ritodrin, terbutalin, fenoterol digunakan (sebagai
infus) untuk menunda kelahiran prematur
• Efek samping: takikardia, hiperglikemia, hipokalemia,
edema paru (bila hidrasi berlebihan) pada sang ibu,
sedangkan bayinya dapat mengalami hipoglikemia
145
UTEROTONIK
• Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus
• Indikasi :
– Induksi persalinan
– pencegahan & penanganan perdarahan post partum
– Pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus
– penanganan aktif pada Kala III persalinan
146
METERGIN
Merupakan alkaloid ergot
Mekanisme Kerja
Mempengaruhi otot uterus => berkontraksi terus-menerus
=> memperpendek kalaIII
Menstimulasi otot-otot polos terutama dari p.d. perifer dan
uterus
P.d. => vasokonstriksi => TD naik => efek oksitosik pada
kandungan mature
Indikasi
Oksitosik
Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan
atau paska abortus
147
METERGIN
Efek samping Kontra indikasi
Kontraksi uterus • Persalinan kalaI dan II
Kontraksi segmen bawah uterus
=> retensio plasenta • Penyakit vascular
Diare, mual dan muntah • Penyakit jantung parah
Penglihatan kabur
Sakit kepala
• Fungsi paru menurun
Kejang • Fungsi hati dan ginjal menurun
kulit dingin • Hipertensi yang parah
nadi lemah dan cepat
Bingung • eklampsia
Koma
meninggal
148
METERGIN
Cara Penggunaan Dosis
• Oral : mulai kerja setelah • Oral : 0,2-0,4 mg , 2-4 kali
sepuluh menit sehari selama 2 hari
• IV : mulai kerja 40 detik • IV / IM : 0,2 mg
• IM :mulai kerja 7-8 menit • IM boleh diulang 2– 4 jam
• (Hal ini lebih bila perdarahan hebat
menguntungkan karena
efek samping << )
149
MISOPROSTOL
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin E1 sintetik
Mekanisme / cara kerja
Di absobrsi secara ekstensif dan dide-esterifikasi=> aktif : as.
misoprostol
Absorbsi dihambat oleh makanan
Indikasi
oksitosik
Menstimulus kontraksi uterus
Indikasi misoprostol untuk pematangan serviks :
preeklampsia berat/eklampsia dan serviks belum matang
sedangkan seksio sesarea belum dapat segera dilakukan atau bayi
terlalu prematur untuk bisa hidup
kematian janin dalam rahim lebih dari 4 minggu belum in partu,
dan terdapat tanda-tanda gangguan pembekuan darah
150
MISOPROSTOL
• Efek samping
– Dapat menyebabkan kontraksi uterin
– Diare
• Kontra indikasi
– Pada kehamilan aborsi.
– Misoprostol mempunyai risiko meningkatkan kejadian
ruptura uteri => hanya dikerjakan di pelayanan kesehatan
yang lengkap (ada fasilitas bedah sesar)
• Sediaan : 100 dan 200 µg
151
MISOPROSTOL
Dosis dan cara pemberian:
• intravagina , dosis 25 µg pada fornix posterior dan dapat
diulang pemberiannya setelah 6 jam bila kontraksi uterus
masih belum terdapat.
• Bila dosis 2 x 25 µg masih belum terdapat kontraksi uterus,
berikan ulang dengan dosis 50 µg tiap 6 jam
• Dosis maksimum : 4 x 50 µg ( 200 µg )
• Pemberian per oral 100 µg = pemberian 25 µg per vaginam
Indikasi
• Pencegahan dan pengobatan perdarahan sesudah
melahirkan atau keguguran karena uterus atoni atau
subinvolusi (uterus tetap besar, tidak kembali ke
ukuran semula)
153
Metil Ergometrin Maleat
Interaksi
• Dengan Obat Lain : Inhibitor CYP3A4: antifungi golongan azol, siprofloksasin,
klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, isoniasid, nikardipin, propofol,
protease inhibitor, kuinidin, verapamil meningkatkan efek metilergometrin. Agonis
5-HT (sumatriptan), inhibitor MAO, sibutramin, agonis serotonin lainnya
ditingkatkan efeknya oleh metilergometrin.
• Vasokontriksi berat akan terjadi bila metilergometrin diberikan bersamaan dengan
vasokonstriktor atau betabloker.
• Efek ergometrin menurun bila diberikan bersama antipsikotik, metoklopramid.
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Faktor risiko : C. Kontraksi berkepanjangan dari
pembuluh darah uterus dan atau peningkatan tonus otot uterus akan menurunkan
aliran darah ke plasenta yang dapat mengakibatkan hambatan pertumbuhan janin di
hewan.
- Te rhadap Ibu Menyusui : Sejumlah kecil metilergometrin ditemui di ASI
154
Metil Ergometrin Maleat
Efek Samping
• Infark kardovaskuler : miokardial akut, hipertensi, sakit dada
temporer, palpitasi
• SSP : halusinasi, pusing, kejang, sakit kepala
• Metabolisme endokrin : intoksikasi air
• Saluran cerna : mual, muntah, diare, rasa tidak enak
• Lokal : tromboflebitis :
• Neuromuskuler skeletal: kram kaki
• Telinga : tinitus
• Pernafasan : dipsnea, kongesti hidung
• Lain2 : diaforesis
155
Metil Ergometrin Maleat
Sediaan
• Tablet : Maleat 0,2 mg
• Larutan Injeksi dalam Ampul 0,2 mg/ml, 1 ml
156
Metil Ergometrin Maleat
Kontra Indikasi
• Pasien sepsis
• penyakit vaskuler obliteratif
• gangguan hati/ginjal
• kehamilan trimester II, bila diberikan secara i.v.
• Penggunaan harian jangka panjang => fibrosis
peritoneal dan pleura
157
Prostaglandin
• Bereaksi pada serviks membantu pematangan serviks.
• prostaglandin menyebabkan peningkatan kadar kalsium
intraseluler menyebabkan kontraksi otot miometrium.
• ES: mual, muntah, diare, dan demam.
• Analog prostaglandin:
– Gel dinoprostone (Prepidil) mengandung 0,5 mg
dinoproston
– noprostone inserts (Cervidil) mengandung 10 mg
dinoprostone
158
Analgesia
• Obat oral : fenyl butazon • Opioid – pethidin diberikan
• Tramadol 50-100 mg, oral dengan dosis 25-50 mg/i.m
atau supp, i.m. atau iv tiap 2 jam
• Fentanil – bekerja cepat 30
menit, dosis 50-100
ug/iv/im –
159
Ketamin
• Ketamin mempunyai kemanan yang tinggi
• Dosis : 1-2 mg/kg BB
160
Analgesi Infiltrasi
• Sikap : selalu aspirasi – • Dapat diberikan
awas masuk sirkulasi tersendiri/kombinasi
pada seksio sesarea
emergensi
• Lidokain 0.5% - 30-40 cc
• Infiltrasi pada kulit dan
sub peritoneal
161
Anestesi Spinal
• Indikasi : seksio sesarea
• Teknik : menggunakan jarum tumpul atau tajam no 27-29
• Cairan hiperbarik bupivakain 0.25%- 25 mg atau lidokain1%
• Kombinasi bupivacain 0.5% 12.5 mg + fentanyl 10 ug. - cukup
2 jam
162
Newborn: Resuscitation
• Open & clear the airway only if it is blocked
– Head Slightly extended
– Mouth/nose are blocked suction (repeat once or total 20s)
• Mouth 5cm from the lips, 3cm into each nostril (suck while
withdrawing)
• Ventilate if still not breathing
– Bag/mask ventilation within 1 minute after birth (<32 weeks
preferable to start with 30% oxygen)
Newborn Resuscitation
• Ventilate if still not breathing (continued)
– Breathing + HR (every 1-2 minutes of ventilation)
• Chest rise
• HR <100 per minute take ventilation corrective steps
• HR <60 per mineute give supplemental oxygen,
chest compressions, other ventilatory support and
medications
– At any time, if the baby starts breathing/crying and has no
chest in-drawing stop ventilating observe then:
• Skin to skin contact
• Exclude a second baby, give oxytocin (if no already
given)
• Wash hands, re-glove, trim the cord
Newborn Resuscitation