Professional Documents
Culture Documents
Sandy Laveda
MALPOSISI DAN MALPRESENTASI
Malpresentasi dan Malposisi
• Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain presentasi
belakang kepala
• Malposisi adalah posisi abnormal ubun-ubun kecil relatif
terhadap panggul ibu
Presentasi Dahi
• Terjadi manakala kepala janin dalam sikap ekstensi sedang
• Bila menetap, bayi tidak dapat dilahirkan karena besarnya diameter
oksipitomental
• Diagnosis :
• Pada pemeriksaan vagina teraba pangkal hidung, tepi atas orbita,
sutura frontalis, dan ubun-ubun besar, tetapi tidak dapat meraba dagu
atau mulut janin
• Pada palpasi abdomen teraba oksiput dan dagu janin di atas simfisis
dengan mudah
Presentasi Dahi
Presentasi Muka
• Terjadi apabila sikap janin ekstensi maksimal sehingga oksiput
mendekat ke arah punggung janin dan dagu menjadi bagian
presentasinya
• Janin masih dapat dilahirkan vaginal apabila posisi dagunya di
anterior
• Diagnosis :
• Pada pemeriksaan vagina dapat diraba mulut, hidung, tepi orbita,
dan dagu
Presentasi Muka
Presentasi Majemuk
• Adalah terjadinya prolaps satu atau lebih ekstremitas pada
presentasi kepala ataupun bokong
• Diagnosis :
• Pada pemeriksaan vagina teraba kepala, tangan/lengan dan/atau kaki
• Pada presentasi bokong teraba juga lengan/tangan
Presentasi Majemuk
Presentasi Bokong
• Adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong,
kaki, atau kombinasi keduanya
• Diagnosis :
• Pemeriksaan palpasi abdomen
• Pemeriksaan dalam vagina
• Pemeriksaan USG
Persalinan Buatan
• Vakum
• C-sectio
Ekstrasi Vakum
• Definisi : suatu persalinan dimana janin dilahirkan dengan
ekstrasi tenaga negatif (vakum) pada kepalanya.
IBU IBU
• Ruptura uteri
• Untuk memperpendek kala II
• Penyakit dimana ibu tdk boleh
pada : mengejan ( payah jantung,
• Penyakit jantung preeklampsia berat)
kompensata
• Penyakit paru fibrotik
• Waktu : kala II yg memanjang
JANIN
• Letak muka
JANIN • After coming head
• Gawat janin • Janin preterm
(masih kontroversi)
Syarat Vakum
• Pembukaan > 7cm (pada multigravida)
• Penurunan kepala janin boleh pada hodge II
• Harus ada kontraksi uterus
• Harus ada tenaga mengejan
Prosedur Vakum
• Ibu dalam posisi litotomi
• Beri anestesi bila ibu nyeri saat dipasang mangkuk, pada
dasarnya tidak dibutuhkan narkosis umum
• Pilih mangkuk yg sesuai dg pembukaan (pada pembukaan
lengkap => no 5)
• Pasang mangkuk ke dalam vagina dengan posisi miring di
bagian terendah kepala menjauhi ubun2 besar
• Pasang denominator sesuai tonjolan mangkuk
• Dilakukan penghisapan dengan pompa dengan tenaga
0,2kg/cm2 dengan interval 2 menit
( tekanan yg diperlukan 0,7-0,8 kg/cm2 dg waktu 6-8menit)
• Dengan adanya tekanan -, terbentuk kaput suksedanum
artifisialis pada mangkuk
• Sebelum melakukan traksi, priksa ulang apakah ada bagian
jalan lahir yg ikut terjepit
• Bersamaan dg his, suruh ibu mengejan dan manguk ditarik
searah sumbu panggul
• Ibu jari dan telunjuk tangan kiri menahan mangkuk dan
tangan kanan melakukan tarikan dengan memegang pada
pemegang
• Lakukan traksi selama ad his dan mengikuti putaran paksi
dalam. Bila his berhenti, hentikan traksi
• Kepala janin dilahirkan dg menarik mangkuk ke arah atas
sehingga kepala janin lahir sebagaimana lazimnya
• Saat kepala mengadakan defleksi, tangan penolong menahan
perineum
• Setelah kepala lahir pentil dilepas => udara masuk ke botol =>
tekanan – hilang => mangkok dilepas
• Bila perlu melakukan episiotomi maka dilakukan sebelum
pemasangan mangkuk / pd waktu kepala membuka vulva
Kriteria Ekstrasi Vakum Gagal
• Waktu dilakukan traksi, mangkuk terlepas
sebanyak 3 x
• Tenaga vakum terlalu rendah
• Tekanan – dibuat terlalu cepat => ≠ kaput suksedanum
sempurna yg mengisi seluruh mangkuk
• Selaput ketuban melekat antara kulit kepala dg
mangkuk
• Bagian jalan lahir ada yg terjepit
• Tangan kiri & kanan penolong tidak bekeja sama
dengan baik
• Defect pada alat , ex: kebocoran karet selubung
• Adanya disporposi sefalo-pelvik
• Dalam waktu ½ jam setelah traksi janin tidak lahir
Komplikasi Vakum
IBU
• Pendarahan
• Trauma jalan lahir
• Infeksi
JANIN
• Ekskoriasi kulit kepala
• Sefalohematoma
• Subgaleal hematoma => dpt cepat diabsorbsi,
bisa menimbulkan ikterus neonatorum
• Nekrosis kulit kepala => alopesia
Keunggulan & Kerugian Vakum dibanding
Cunam
Keunggulan Kerugian
• Pemasangan mudah : • Persalinan memerlukan
mengurangi bahaya trauma & waktu yg lebih lama
infeksi
• Tenaga traksi tidak sekuat
• Tidak diperlukan narkosis umum cunam
• Mangkuk tidk menambah besar • Pemeliharaannya lebih
ukuran kepala yg harus melalui sukar, karena bagiannya
jalan lahir banyak terbuat dari karet
• Dapat digunakan pada kepala yg dan harus selalu kedap
masih tinggi dan pembukaan udara
serviks yg belu lengkap
• Trauma kepala janin >ringan
Sectio Sesarea
• Definisi :
persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh dan BB janin > 500gr
• Jenis :
• Seksio secara klasik : pembedahan secara sanger
• Seksio secara transperitoneal profunda
(lower segmen caesarean section)
• Caesarean hysteroctomy
• Seksio sesaria ektraperitoneal
• Seksio sesarea vaginal
Cesarean Sectio
(A) Classic (B) low vertical (C) transverse incisions
Indikasi C-section
Indikasi Ibu Indikasi Janin
• Panggul sempit absolut • Kelainan letak
• Tumor jalan lahir • Gawat janin
• Stenosis serviks / vagina
• Plasenta previa TIDAK Dilakukan Pada :
• Disporposi sefalopelvik • Janin mati
• Ruptura uteri • Syok, anemia berat
sebelum diatasi
• Kelainan kongenital
berat
Teknik C-section Klasik
• Desinfeksi dinding perut dan lapangan operasi
dipersempit dengan duk steril
• Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas
simfisis sepanjang 12 cm sampai dibawah umbilikus lapis
demi lapis sampai kavum peritoneal
• Dalam rongga perut di sekitar rahim dilingkarai dengan
kasa laparotomi
• Dibuat insisi secara tajam dengan pisau pd SAR dan
diperlebar secara sagital dengan gunting
• Setelah kavum uteri terbuka, selput ketuban dipecahkan
• Janin dilahirkan dengan meluksir kepala dan mendorong
fundus uteri
Teknik C-section Klasik
• Pemotongan servix di korpus uteri-horisontal
• Setelah janin dilahirkan seluruhnya, tali pusat dijepit dan
dipotong diantara kedua penjepit
• Plasenta dilahirkan secara manual, disuntikan 10 U
oksitosisn ke dalam rahim secara intra mural
• Luka insisi SAR dijahit kembali
• Lap I : endometrium & miometrium dijahit jelujur
• Lap II : miometrium saja dijahit simpul
• Lap III : perimetrium saja dijahit simpul
• Setelah dinding rahim selesai dijahit, kedua adneksa di
eksplorasi
• Rongga perut dibersihkan dari sisa2 darah
• Menjahit luka dinding perut
lower segmen
caesarean section
Indikasi C-section Klasik
• Bila terjadi kesukaran dalam memisahkan blader untuk
mencapai segmen bawah rahim misalnya karena perlekatan
akibat pembedahan c-section yg lalu / adanya tumor di
segmen bawah rahim
• Janin besar dalam letak lintang
• Plasenta previa dengan insersi plasenta di dinding depan
segman bawah rahim
Komplikasi
a) infeksi puerperalis/nifas bisa terjadi dari
• infeksi ringan yaitu kenaikan suhu beberapa hari saja,
• sedang yaitu kenikan suhu lebih tinggi disertai dehidrasi
dan perut sedikit kembung,
• berat yaitu dengan peritonitis dan ileus paralitik.
• Preeklampsia – eklampsia
• Hipertensi gestasional
Faktor resiko
• Primigravida, primipaternitas
• Hiperplasentosis (molahidatidosa, kehamilan
multipel, DM, hidrops fetalis, bayi besar)
• Umur yang ekstrim
• Riwayat keluarga pernah preeklampsia /
eklampsia
• Penyakit ginjal dan hipertensi yg sudah ada
sebelum hamil
• Obesitas
• Patofisiologi
• Teori kelainan vaskular plasenta
• Invasi trofoblas ke dalam lapisan otot dilatasi a.spiralis.
penurunan tek darah peningkatan aliran darah pada
uroplasenta darah cukup banyak remodeling arteri spiralis
• Pada hipertensi, tidak terjadi invasi trofoblas, sehingga kegagalan
remodeling hipoksia dan iskemi plasenta
• Teori iskemia plasenta, radikal bebas, disfungsi endotel:
• Iskemi dan hipoksia menghasilkan oksidan hidroksil yang sangat
toksis.merusak membran sel yang mengandung banyak asam
lemak tak jenuh menjadi peroksida lemak.merusak nukleus,
protein sel endotel
• Produksi oksidan yang bersifat toksis dapat diimbangi dengan
antioksidan
• Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi.
• Antioksidan spt vit E pada hipertensi kehamilan menurun
dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang tinggi merusak sel
endotel
• Disfungsi endotel
• Sel endotel terpapar peroksida lemak kerusakan sel endotel
gangguan fungsi endotel (disfungsi endotel). Pada kerusakan ini akan
terjadi:
• Gangguan metabolisme prostaglandin prostaglandin menurun
• Agregasi sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan
• Perubahan khas pada glomerular endotheliosis
• Peningkatan permeabilitas kapiler
• Peningkatan faktor koagulasi
• Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
• Primigravida memiliki resiko lebih besar terjadi hipertensi dibanding
multigravida
• Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko lebih
besar dibandingkan dengan suami sebelumnya
• Seks oral mempunyai resiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam
kehamilan
• Teori adaptasi kardiovaskular
• Teori genetik
• Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotip janin
• Teori defisiensi gizi
• Diberikan banyak minyak ikan dan kalsium untuk pencegahan
hipertensi
• Teori stimulus inflamasi
• Lepasnya debris trofoblas dalam sirkulasi darah merupakan
rangsangan utama terjadinya inflamasi
• Adanya debris trofoblas berlebihan mengakibatkan aktivitas
leukosit yang tinggi pada sirkulasi ibu
Hipertensi Kronik
Definisi
• Hipertensi yang didapatkan sebelum timbulnya kehamilan
• Sekunder
• 10%, berhubungan dengan penyakit ginjal, vaskular kolagen,
endokrin dan pembuluh darah
Diagnosis
• Bila didapatkan hipertensi yang telah timbul sebelum kehamilan atau <
20 minggu
• Ciri-ciri :
– Umur ibu > 35 tahun
– TD sangat tinggi
– Umumnya multipara
– Umumnya ditemukan penyakit DM, kelainan jantung, ginjal
– Obesitas
– Penggunaan obat-obat antihipertensi sebelum kehamilan
– Hipertensi yang menetap pasca kehamilan
Dampak Hipertensi Kronik
• Bagi ibu
– Bila pasien mendapat terapi dan hipertensi terkendali tidak
berpengaruh buruk pada kehamilan
– Tapi punya risiko terjadinya solusio plasenta, superimposed pre-eklamsia
– Hipertensi kronik yang diperberat oleh kehamilan akan memberi tanda :
• Kenaikan mendadak TD kemudian proteinuria
• Tekanan darah > 200 mmhg/ > 130 mmhg dengan akibat segera terjadi
oliguria dan gangguan ginjal
– Penyulit :
• Solutio plasenta : risiko terjadinya 2-3x
• Superimposed preeklamsia
Dampak Hipertensi Kronik
• Bagi janin :
• Pertumbuhan terhambat atau fetal growth restriction, intrauterine
growth restriction (IUGR)
• Insiden fetal growth restriction berbanding langsung dengan derajat
hipertensi yang disebabkan ↓ perfusi uteroplasenta insufisiensi
plasenta
• Risiko pe↑ persalinan preterm
Pemeriksaan Penunjang
• ECG (ekokardiograf)
• Pemeriksaan mata
• Usg ginjal
• Fungsi ginjal
• Fungsi hepar
• Hb
• Hematokrit
• Trombosit
Pemeriksaan Pada Janin
• USG
• Profil biofisik
Penatalaksanaan
• Untuk mencegah hipertensi yang ringan menjadi berat dapat
dilakukan dengan :
• Perubahan pola hidup :
• Diet, Merokok, alkohol, Substance abuse
• Antihipertensi
• Pada hipertensi kronik berat umumnya hanya memperhatikan
keselamatan ibu dibanding status kehamilan guna mencegah :
• CVA
• Infark miokard
• Disfungsi jantung & ginjal
• Antihipertensi diberikan :
• Sedini mungkin pada batas hipertensi stage 1 yaitu ≥140
mmhg/ ≥ 90 mmhg
• Jika terjadi disfungsi end organ
Antihipertensi
• α-metildopa
• Suatu α2 – reseptor agonis ]
• Dosis awal 500 mg 3x/hari, maks 3gr/hari
• Calsium channel blockers
• Nifedipin : dosis bervariasi antara 30-90 mg/hari
• Diuretik tiazid
• Tidak diberikan karena akan menggangu volume plasma ganggu
aliran darah uteroplasenta
Preeklampsia
Definisi
• Hipertensi yang timbul > 20 minggu kehamilan dan proteinuria
• Dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat
• Urutan gejala pada preeklamsia -> edema, hipertensi dan
proteinuria. Bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan
diatas, dianggap bukan preeklampsia
Preeklampsia Ringan
Definisi
Glukosa 50 gr
<140mg% >140mg%
N DMG
Penatalaksanaan
• Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
• Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
• Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
• Mencegah episode hipoglikemia
• Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
• Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan
normal
• Perencanaan makan
• Insulin
• Obat hipoglikemik oral tidak dipakai saat hamil & menyusui
efek teratogenik & dikeluarkan melalui ASI
Penanganan Obstetrik
• Penyakit tidak berat dan pengobatan/ diet dapat mengontrol
baik persalinan normal
• Diabetes agal berat dan memerlukan insulin induksi
persalinan dini minggu ke 36-38
• Diabetes agak berat, riwayat kematian janin dalam kandungan
Seksio sesarea minggu ke 37
• Diabetes berat dengan komplikasi, riwayat persalinan buruk
induksi persalinan dini / seksio sesarea
• Pengawasan persalinan : monitor janin dengan baik (DJJ,
elektro toko kardio gram, USG)
• Tubektomi ibu yang sudah mempunyai anak dan pada
setiap kehamilan dan persalinan mengancam nyawa ibu dan
bayi
Prognosis
• Bila penyakit ditangani oleh ahli penyakit dalam serta kehamilan
& persalinan diawasi & ditolong oleh ahli kebidanan
prognosis baik
• Diabetes berat, lama, komplikasi prognosis buruk
• Prognosis bayi jelek; Faktor resiko morbiditas & mortilitas bayi
• Berat & lamanya sakit, adanya asetonuri
• Insufisiensi plasenta
• Komplikasi & disatosia persalinan
• Respiratory stress syndrome
• Prematuritas & cacat bawaan
• Angka kematian perinatal 10 – 15 %
Pencegahan
• Kontrol berat badan normal atau mendekati level
normal dengan makan yang sehat, rendah lemak, tinggi
serat
• Olahraga teratur
• Tidak mengkonsumsi alkohol
• Tidak merokok
• Modifikasi gaya hidup dan / atau obat-obatan tertentu
dapat digunakan pada orang dengan pradiabetes untuk
mencegah perkembangan diabetes
Tiroid
Hipertiroid
• Insiden : 1/2000 kehamilan
• Susah terdeteksi jika stadium ringan
• Gejala :
• Takikardi, nadi rata-rata waktu tidur meningkat, tiromegali,
eksoftalmus, BB tidak bertambah meskipun cukup makan
• Gambaran lab
• Kadar serum T4 bebas meningkat, tiroptropin menurun
Etiologi
• Penyakit graves (tersering)
• Proses autoimun
Terapi
• Tirotoksisitas selama kehamilan dapat di
kontrol dengan obat jenis thiomide
• PTU
• Tiroidektomi
Hasil Akhir Kehamilan
• Bergantung pada tercapai atau tidaknya penontrolan
metabolik
• Tiroksin yg berlebihan mengakibatkan keguguran spontan
• Meningkatkan resiko untuk preeklampsia, gagal jantung,
keadaan perinatal yang buruk
Efek pada Janin dan Neonatus
• Janin bisa dalam keadaan eutiroid, hiper atau hipotiriod
• Terlihatnya gambaran goiter tirotoksikosis pada janin atau bayi
baru lahir, biasa dalam keadaan nonimmune hydrops atau
meninggal
• Dapat terjadi goiter hipotiroid pada janin dengan ibu
pengkonsumsi obat thiomide
• Bisa terjadi hipotiroidism tanpa adanya goiter karena
masuknya tirotropin-receptor blocking antibodies ibu melalui
plasenta
Penatalaksanaan Hipertiroid
Dosis Efek / Komplikasi Pengawasan
Thionamides
Propylthiouracil 100 - 150 mg tiap 8 jam Ibu Tiap 4 minggu dan
(PTU) •Skin rash menyesuaikan
•Agranulositosis (0.5%) dengan terapi anti-
•Hepatitis TFT tiroid
Methimazole 10-15 mg tiap 8 jam Fetus
(Tapazole) Fetus •Hipotiroid
Adrenergic Blockers
Propranolol 20 - 40 mg tiap 6 jam Fetus Denyut Jantung
(Inderal) •Intrauterine growth
retaration
Atenolol (Tenormin) 50 - 100 mg tiap hari
•Respiratory distress
•Bradikardi
•Hipoglikemia
•Hipoterimia
Pembedahan
Thyroidectomy Ibu Sca++
•Keguguran TFT’s
•Hipoparatiroid
•Paralysis nervus laringeus
Hipotiroid
• Diagnosis ditegakkan bila kadar tiroksin bebas rendah dan
kadar tirotropin tinggi
• Keadaan hipotiroid dihubungkan dengan infertilitas
• Defisiensi kelenjar tiroid klinik Ditemukan pada 1,3/1000
orang, sedangkan subklinis 23/1000 orang
Hipotiroid Subklinis
• Pada wanita 18-45 tahun sekitar 5% dan sekitar 2-3% menjadi
kegagalan tiroid secara klinis
• Keturunan merupakan faktor resiko
• DM tipe 1 dan antibodi anti mikosomal merupakan faktor
resiko lainnya
Efek Hipotiroid Subklinis pada
Hasil Kehamilan
• Tergantung asupan iodin
• Hipotiroid dengan gambaran klinis yang jelas berhubungan
dengan keadaan perinatal yang buruk
• Anak2 yang dilahirkan oleh ibu yang kadar T4 < 10 persentil
beresiko mengalami ketidak seimbangan perkembangan
psikomotor
• Hipotiroid subklinis meningkatkan persalinan prematur, solutio
plasenta, perawatan bayi di NICU
Defisiensi Iodin
• Iodin dibutuhkan pada saat konsepsi untuk perkembangan
neurologik janin (220 g/ hari)
• Defisiensi iodin mempengaruhi gagguan neurologik janin
• Berefek sedang pada fungsi intelektual dan psikomotor
• Kretinisme endemik bila kasus berat
• Pemberian tambahan iodin sebelum kehamilan bisa mencegah
kerusakan neurologik yang berat
Hipotiroid Kongenital
• 1/ 4000-7000 bayi
• 75% bayi hipotiroid memiliki kondisi agenesis kelenjar tiroid
atau dishormogenesis, 10% lainnya hipotiroid transiedn
• Pemberian terapi pengganti tiroksin secara dini dan agresif
sangat penting untuk bayi-bayi ini, kecuali pada yang
menderita hipotiroid kongenital yang bera
KETUBAN PECAH DINI (KPD)
Ketuban Pecah Dini
(preterm rupture of the membrane)
• Ketuban Pecah Dini (PROM) :pecahnya selaput
chorioamniotik sebelum terjadi proses
persalinan.
• Diagnosa KPD :seorang ibu hamil mengalami
pecah selaput ketuban dan dalam waktu 1 jam
kemudian tidak terdapat tanda awal persalinan.
• Bila terjadi pada kehamilan < 37 minggu disebut
KPD Preterm
Fungsi Selaput Amnion
• Kantung amnion merupakan tempat yg baik untuk gerak dan
perkembangan muskuloskeletal janin
• Gerak pernapasan yg disertai aliran cairan amnion ke dalam sal
pernapasan janin penting bagi perkembangan saccus alveolaris paru
• Selaput ketuban penghalang masuknya polimikrobial flora vagina ke
dalam kantung amnion
Arti Klinis KPD
• Bila bagian terendah janin belum masuk prolapsus atau
kompresi talipusat akibat berkurangnya cairan amnion.
• KPD sering diikuti dengan adanya tanda persalinan.
• Peristiwa KPD > 24 jam seringkali disertai infeksi intrauterine.
Angka Kejadian
• Merupakan komplikasi pada 10% kehamilan aterm dan 4%
kehamilan preterm
128
Alkohol
• Mekanisme teratogenik alkohol tidak diketahui tetapi mungkin
berhubungan dengan metabolit asetaldehid.
• Kadar asetaldehid yang tinggi dalam darah menyebabkan
kelainan FAS (Fetal Alcohol Syndrome) pada bayi.
• Pada tingkat seluler metabolit ini menyebabkan kerusakkan
sintesis protein sehingga sel-sel mengalami hambatan
pertumbuhan.
• Konsumsi alkohol lebih dari 20 g/hr berhubungan dengan
peningkatan kejadian persalinan preterm dan ikterus
neonatarum.
• Konsumsi alkohol juga meningkatkan resiko abortus trimester
kedua dan meningkatkan mortalitas janin hingga 50%.
• Untuk janin yang dilahirkan oleh wanita peminum alkohol
berat depat terjadi gejala withdrawal dalam 12 jam pertama
pascalahir. Terapi : barbiturat jangka pendek. 129
Kafein
• Kafein
peningkatan frekuensi dan ritme jantung, sulit tidur,
iritabilitas, gugup dan ansietas (kecemasan).
Pada janin dapat menyebabkan takikardi (denyut jantung
janin melebihi batas normal/terlalu cepat)
130
Rokok
• Ibu hamil yang merokok lebih dari 10 batang/hari insidensi
abortus, kematian perinatal dan retardasi pertumbuhan intra
uterine yang lebih tinggi.
• Nikotin yang terkandung dalam rokok efek vasokontriksi
kuat dan meningkatkan tekanan darah, frekuensi jantung,
peningkatan epinefrin dan CO2 (meningkatkan resiko kasus
terjadinya abortus spontan, plasenta abnormal, pre eklampsia,
eklampsia, BBLR)
131
Rokok
• Tembakau:
• Risiko maternal:abortus, solusio plasenta, insufisiensi
placenta, berat lahir rendah, dan plasenta previa, KPD
adalah salah satu komplikasi.
• Risiko perinatal: sindrom kematian bayi mendadak/SIDS,
penyakit paru kronis, otitis media.
• Seorang perokok pasif mempunyai resiko sama dengan
perokok aktif.
• Bayi yang lahir dari seorang perokok mempunyai ukuran
pjg tubuh, kepala, dada yang lebih kecil, pH tali pusat
yang rendah dan menunjukkan kelainan pada
pemeriksaan Neurologik.
132
Dangers of smoking during
pregnancy
• Cigarette smoke contains more than 2,500
chemicals
• Nicotine, tar, and carbon monoxide are thought
to be the most dangerous to the baby.
133
Smoking while pregnant:
• Lowers the amount of oxygen available to you
and your growing baby.
• Increases your baby’s heart rate
134
Increases:
• The chances of miscarriage and still birth
• The risk that your baby is born premature
• Chances of your baby dying from SIDS (sudden infant
death syndrome)
• The chances of your baby being born low birth
weight.
• Your baby’s risk of developing lung problems
• The likelihood of certain birth defects, including cleft
lip and/or cleft palate
• Risk of diabetes. The more the mother smokes the
higher the risk
• The chance of lasting problems like asthma, and 135
learning disabilities
After baby is born
• It is important to stay smoke-free after you bring
your baby home
• No one should be allowed to smoke in the
house
136