1. Mengenali sudden cardiac arrest (SCA) dari menganalisa
respon dan pernafasan. (ie korban tidak bernafas) 2. Look,listen and feel” tidak digunakan dalam algortima BLS 3. Hands-only chest compression CPR digalakkan pada sesiapa yang tidak terlatih 4. Urutan ABC diubah ke urutan CAB, chest compression sebelum breathing. 5. Health care providers memberi chest compression yang efektif sehingga terdapat sirkulasi spontan. 6. Lebih terfokus kepada kualiti CPR Sumber :AHA 2010 Guidelines 7.7.Kurangkan Kurangkanpenekanan penekananuntuk untukmemeriksa memeriksanadi nadi untuk untuk health health for careproviders. care providers Cardiopulmonary 8. Algoritma BLS yang lebih mudah diperkenalkan. Resuscitation and Emergency 9. Rekomendasi untuk mempunyai pasukan yang serentak Cardiovascular mengandali chest compression, airway management,rescue Care breathing, rhythm detection dan shock. 2005 2010
Frekuensi kompresi dada sekitar Frekuensi kompresi dada minimal
100x/menit 100x/menit Kedalaman kompresi untuk dewasa 1,5-2 Kedalaman kompresi dewasa paling sedikit inchi 2 inch Menunggu recoil dada yang sempurna Menunggu recoil dada yang sempurna dalam sela kompresi dalam sela kompresi Menghindari ventilasi berlebihan Menghindari ventilasi berlebihan
Look feel listen Look, feel, listen tidak digunakan
ABC CAB
Emergency respone system: Emergency respone system
Setelah memastikan pasien unresponsive Cek respon sambil melihat pasien open airway cek pernafasan menentukan pernafasan abnormal/tidak abnormal cardiac arrest bernafas cardiac arrest Landmark kompresi 3 jari diatas xiphoid Landmark kompresi ½ korpus sternum Mengapa creatinin sebagai marker pada CKD? • Kreatinin merupakan produk penguraian kreatin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi.
• Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP
(adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK).
• Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah
secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin. Guyton & Hall Buku ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11 • Gagal ginjal kronis disebabkan oleh hilangnya sejumlah besar nefron fungsional yang progresif • Penurunan jumlah nefron akan menyebabkan banyak produk buangan metabolisme, seperti ureum dan kreatinin karena zat2 tersebut sangat bergantung pada filtrasi glomerulus untuk ekskresinya. Guyton & Hall Buku ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11 • Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relative sama dalam plasma hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal
• kadar kreatinin sebesar 2,5 mg/dl dapat menjadi
indikasi kerusakan ginjal. Kreatinin serum sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi glomerulus. Guyton & Hall Buku ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11 Bagaimana penanganan Hipertensi Urgensi? • Manajemen penurunan tekanan darah pada pasien dengan HT Urgensi tidak membutuhkan obat-obatan parenteral.
• Obat obatan oral aksi cepat akan memberi manfaat untuk
menurunkan tekanan darah dalam 24 jam awal Mean Arterial Pressure (MAP) dapat diturunkan tidak lebih dari 25%.
• Pada fase awal standard goal penurunan tekanan darah
dapat diturunkan sampai 160/110 mmHg.
Devicaesaria A. 2014. Hipertensi Krisis.
Jakarta : Medicinus vol 27: 9-17 • Penggunaan obat-obatan anti-hipertensi parenteral maupun oral bukan tanpa risiko dalam menurunkan tekanan darah. • Pemberian loading dose obat oral anti-hipertensi dapat menimbulkan efek akumulasi dan pasien akan mengalami hipotensi saat pulang ke rumah. • Optimalisasi penggunaan kombinasi obat oral merupakan pilihan terapi untuk pasien dengan hipertensi urgensi.
Devicaesaria A. 2014. Hipertensi Krisis.
Jakarta : Medicinus vol 27: 9-17 • Captopril adalah golongan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor dengan onset mulai 15-30 menit.
• Captopril dapat diberikan 25 mg sebagai dosis awal
kemudian tingkatkan dosisnya 50-100 mg setelah 90-120 menit kemudian.
• Efek yang sering terjadi yaitu batuk, hipotensi,
hiperkalemia, angioedema, dan gagal ginjal (khusus pada pasien dengan stenosis pada arteri renal bilateral).
Devicaesaria A. 2014. Hipertensi Krisis.
Jakarta : Medicinus vol 27: 9-17 • Nicardipine adalah golongan calcium channel blocker yang sering digunakan pada pasien dengan hipertensi urgensi.
• Penggunaan dosis oral biasanya 30 mg dan dapat
diulang setiap 8 jam hingga tercapai tekanan darah yang diinginkan. Efek samping yang sering terjadi seperti palpitasi, berkeringat dan sakit kepala.
Devicaesaria A. 2014. Hipertensi Krisis.
Jakarta : Medicinus vol 27: 9-17 • Labetalol adalah gabungan antara α 1 dan β- adrenergic blocking dan memiliki waktu kerja mulai antara 1-2 jam. • Secara umum labetalol dapat diberikan mulai dari dosis 200 mg secara oral dan dapat diulangi setiap 3-4 jam kemudian. Efek samping yang sering muncul adalah mual dan sakit kepala
Devicaesaria A. 2014. Hipertensi Krisis.
Jakarta : Medicinus vol 27: 9-17 • Clonidine adalah obat-obatan golongan simpatolitik sentral (α2 adrenergicreceptor agonist) yang memiliki mula kerja antara 15-30 menit dan puncaknya antara 2-4 jam.
• Dosis awal bisa diberikan 0,1-0,2 mg kemudian berikan
0,05-0,1 mg setiap jam sampai tercapainya tekanan darah yang diinginkan, dosis maksimal adalah 0,7 mg.
• Efek samping yang sering terjadi adalah sedasi, mulut
kering dan hipotensi ortostatik.
Devicaesaria A. 2014. Hipertensi Krisis.
Jakarta : Medicinus vol 27: 9-17 • Nifedipine adalah golongan calcium channel blocker yang memiliki pucak kerja antara 10-20 menit. • Nifedipine kerja cepat tidak dianjurkan oleh FDA untuk terapi hipertensi urgensi karena dapat menurunkan tekanan darah yang mendadak dan tidak dapat diprediksikan sehingga berhubungan dengan kejadian stroke.