You are on page 1of 33

ALVEOLEKTOMI

Overview case
• Tn J, 39 tahun

• Keluhan utama :

Pasien datang dengan keluhan terdapat gusi yang menonjol dan


keras menyerupai tulang pada gusi depan kanan rahang atas,
tonjolan tersebut sering terasa sakit apabila teraba, terkena
makanan yang keras dan tersentuh alat pada saat perawatan gigi
sehingga sering menimbulkan luka pada gusi

• Riwayat penyakit umum : tidak ada


Pemeriksaan fisik :

• Kesadaran : compos mentis

• Tekanan darah : 120/80 mmHg

• Nadi : 68x/menit

• Respirasi : 80x/menit

• Suhu : 36,8ºC

• Gizi : sedang
Ekstra Oral
• Wajah : simetris • Konjungtiva : non anemis

• Kelenjar limfe : tidak • Bibir : simetris

teraba, tidak sakit • Sendi TMJ : t.a.k.

• Mata, pupil : isokor, • Ekspresi : normal


simetris

• Sklera : non ikterik


Intra oral
• Oral hygiene : buruk • Lidah : coated tongue,

• Gingiva : oedem fissure tongue

generalisata • Sublingual : t.a.k

• Kalkulus : seluruh gigi • Palatum : sedang

• Mukosa bukal : t.a.k. • Tonsil : T1-T1


Diagnosa
• Exoxtosis a.r. Gingiva labial rahang bawah
Rencana perawatan
• Alveolektomi
Pencegahan Infeksi Silang
• Proteksi operatot dan tim

• Proteksi pasien

• Alat-alat yang digunakan

• Ruangan operasi
Proteksi tim dan operator
• Pakaian pelindung

• Sarung tangan bedah

• Masker

• Pelindung kepala

• Kacamata pelindung
Proteksi pasien
• Pasien diposisikan pada dental
chair  untuk bedah pada rahang
bawah  posisi pasien setinggi
sikut operator
• Desinfeksi area yang akan
dilakukan pembedahan  kulit
sekitar mulut dan mukosa rongga
mulut
• Wajah sekitar area operasi ditutup
menggunakan doek bolong
Alat-alat

Dry heat

Chemical
Sterilisasi alat
Moist
heat
Ethylene
oxide
Alat bahan yang digunakan
• Alat dasar (kaca mulut, pinset, • Cairan irigasi
sonde, ekskavator) • Povidone iodine
• Scalpel dan blade • Tampon
• Pinset cirugis dan anatomis • Pehacaine
• Rasparatorium • Syring 3cc
• Arteri klem • Benang
• Bone file
• Bur tulang
• Rongeur forceps
• Needle holder
• Jarum
• Gunting jaringan dan gunting
benang
• Suction tip
Jarum
Benang

Dapat diserap Tidak dapat diserap

Chromic Benang
Plain cut Vicryl dexon Silk sintetis
gut

Digunakan untuk jaringan yang Digunakan untuk


letaknya didalam, ex: otot, penutupan luka pada
kulit, membran mukosa,
facia, pemb. darah
tendon, lebih kuat dan
tahan lama
Anastesi
• Menggunakan anastesi infiltrasi

• Dilakukan untuk menganastesi sebuah gigi atau suatu

daerah tertentu yang dipersarafi oleh suatu cabang


saraf
Prinsip dasar bedah
• Insisi flap intraoral

• Desain flap

• Penanganan jaringan

• Hemostasis

• Dekontaminasi dan debridemen


Insisi flap intra oral
• Prinsip insisi :

• Memakai blade tajam dengan ukuran

tepat

• Tekanan kuat dan tidak terputus-putus

• Hindaria memotong struktur vital

• Blade tegak lurus dengan mukosa

yang akan diinsisi

• Insisi pada attached gingiva  ujung

blade harus mengenai tulang


Desain flap
• Prinsip flap :
• Flap harus cukup lebar agar memberikan
lapang pandang dan wilayah kerja yang cukup
• Apeks dari flap tidak boleh lebih besar dari base
flap  x=2y
• Blood supply axial harus ikut serta dalam base
flap
• Base dari flap tidak boleh berbelit, berkelok
berlebihan, diratik berlebih, atau ditekan
berlebih
• Flap harus mengambil semua struktur yang
berada diatas tulang
Jenis flap
• Envelope

• Triangular

• Trapezoid

• Semilunar
Hemostasis
• Untuk mencegah kehilangan darah berlebih saat bedah

 memelihara kapasitas pembawa oksigen pada pasien

• Membantu mekanisme hemostasis alami  menekan

daerah luka menggunakan tampon atau tempatkan


hemostat pada pembuluh darah

• Pemanfaatan agen vasokonstriktor  aplikasi epinefrin

kurang lebih 7 menit


Dekontaminasi dan debridemen
Irigasi dengan saline steril berulang ketika bedah dan akhiri
dengan volume besar tapi tekanan kecil
Penjahitan
• Jahitan terputus (Interupted Suture).
Continous Suture (jahitan bersambung )
Jahitan bersambung terkunci (Continuous
Interlocking Suture)
Jahitan Matras Vertikal
Alveolektomi
• Suatu tindakan bedah yang dilakukanuntuk mereduksi
atau mengambil prosesus alveolaris sebelum pembuatan
gigi tiruan untuk mengurangi masalah stabilitas retensi
dari gigi tiruan

• Macam–macam alveolektomi:
• Alveolektomi post ekstraksi satu gigi
• Alveolektomi post ekstraksi dua atau tiga gigi
• Alveolektomi post multipel ekstraksi
• Alveolektomi pada edentulous alveolar ridge
• Alveolektomi Eksostosis
Prosedur alveolektomi
• Aseptik dan antiseptik  kulit sekitar rongga mulut dan mukosa
di dalam rongga mulut
• Menutup bagian wajah pasien dengan doek bolong

• Anastesi
• TEKNIK:

• Tarik pipi dan bibir sehingga jaringan menjadi tegang


• Penusukan dilakukan pada lipatan mukobukal, jarum ditusukkan ke arah apeks
gigi (bevel jarum menghadap tulang), dimasukkan terus sampai ujung jarum
di daerah apeks akar gigi (ingat panjang akar masing-masing gigi)
• Aspirasi, bila negatif, masukkan anestetikum 0,6 – 1 cc secara perlahan (20
detik)
• Tarik jarum secara perlahan
• Insisi  menggunakan scalpel dan blade no 15  membentuk

desain triangular

• Refleksikan mukoperiosteum dengan menggunakan periosteal

elevator dengan hati-hati sampai 1,5 cm dari tepi eksostosis

• Tahan flap dengan menggunakan jari atau menggunakan

rasparatorium

• Hilangkan eksostosis dengan menggunakan bur tulang sambil

diberikan cairan saline steril untuk mengurangi overheating


tulang.
• Jaringan tulang kemudian dihaluskan dengan bone file.

• Jaringan tulang yang sudah dihaluskan dipalpasi 

memastikan tidak ada daerah yang tajam

• Irigasi menggunakan larutan salin

• Bagian gusi yang berlebih digunting dan dilakukan

aproksimasi

• Dilakukan penjahitan dengan teknik interupted


Penjahitan
Macam-macam jahitan terdiri atas:
1.Jahitan terputus (interupted suture)

2.Jahitan bersambung(continous Suture)

3.Jahitan matras (matrass suture): Vertikal & horizontal

4.Jahitan modifikasi: tension suture, blunket suture (continous


lock suture), button suture, subcuticular suture.
5.Jahitan angka delapan

You might also like