Professional Documents
Culture Documents
Politik UUPA
pertanahan
nasional Asas-asas
[PASAL 33 AYAT penguasaan
3) UUD RI 1945] tanah
PEMBUKAAN Pengaturan
UUDNKRI Perencanaan,
(Tujuan persediaan,
peruntukkan dan
kemerdekaan penggunaan tanah
NKRI)
(PENATAAN
RUANG)
FUNGSI TANAH
DI PERKOTAAN (URBAN AREA) DI PERDESAAAN (RURAL)
Untuk kegiatan keagamaan, hak yang tersedia adalah Hak Pakai (pasal 49 ayat
2 UUPA) dengan jangka waktu tidak terbatas.
Untuk perwakilan negara asing, misalnya untuk kantor kedutaan dan/atau rumah
kediaman kepala perwakilan asing, diberikan Hak Pakai secara cuma-cuma dan jangka
waktunya pun tidak terbatas (=selama digunakan).
Kemungkinan status tanah yang tersedia:
1. Tanah Negara
2. Tanah Hak Perorangan:
sudah bersertipikat
bekas hak milik adat yang belum bersertipikat
3. Tanah Hak Pengelolaan
4. Tanah Hak Ulayat
(1) Segi fisik terdiri dari:
Letak tanahnya yang menyangkut masalah yurisdiksi
Luas tanahnya, dalam hal ini perlu diteliti ukuran yang tepat
Batas-batas tanahnya untuk mencegah konflik dengan tanah yang
bersebelahan
Sertipikat Hak Tanah yang memuat data Bagian tanah-tanah bekas hak Indonesia,
yuridis dan data fisik atas bidang tanah yang antara lain bekas Hak Milik Adat, yang
bersangkutan. dianggap sebagai tanda buktinya (sebelum
UUPA) ialah berupa tanda bukti
Di dalam sertipikat hak atas tanah terdapat: pembayaran pajak (Petuk Pajak), antara
lain:
1.Salinan Buku Tanah (berisi data yuridis)
1. Pajak hasil bumi/”landrente” (bagi Hak Milik
2.Surat Ukur (berisi data fisik tanah) Adat di desa-desa), disebut dengan istilah:
- Girik (Jawa Barat);
- Ketitir (di Jawa Tengah dan Timur);
- Pipil (di Bali dan NTB)
2. Verponding Indonesia
(bagi Hak Milik Adat di kota-kota besar)