dengan berjalan terpincang-pincang dan wajah menahan nyeri. “Dokter, lutut kanan saya nyeri sekali sejak 2 minggu ini”, kata Ny.Mira. Sebenarnya keluhan nyeri lutut itu sudah mulai dirasakan hilang timbul sejak 2 tahun ini, dan memberat apabila Ny.Mira naik turun tangga atau berjalan jauh. Selama ini Ny.Mira membeli obat di warung yang hanya dapat sedikit mengurangi nyeri. Dari pemeriksaan fisik didapatkan BB 70 kg dan TB 155 cm. Pemeriksaan pada lutut kanan menunjukkan adanya krepitasi, nyeri tekan, dan tanda efusi sendi. Riwayat trauma dan jatuh disangkal. Efusi Sendi merupakan kelurnya cairan menuju suatu bagian / jaringan sebagai eksudasi. Krepitasi merupakan kretak-kretak pada gerak pasif yang biasanya menunjukkan kerusakan sendi lanjut. Ny. Mira berusia 60 tahun berjalan terpincang-pincang Nyeri lutut sejak 2 minggu yang lalu keluhan nyeri lutut itu sudah mulai dirasakan hilang timbul sejak 2 tahun ini, Nyeri memberat apabila naik turun tangga atau berjalan jauh Pemakaian obat di warung pemeriksaan fisik didapatkan; BB 70 kg dan TB 155 cm krepitasi, nyeri tekan, dan tanda efusi sendi. Riwayat trauma dan jatuh disangkal. Ny. Mira berusia 60 tahun mengalami nyeri hebat sejak 2 minggu yang lalu dengan keluhan nyeri hilang timbul sejak 2 tahun yang lalu. Didapat hasil pemeriksaan, lutut kanan menunjukkan adanya krepitasi, nyeri tekan, dan tanda efusi sendi. Riwayat trauma dan jatuh disangkal. Ny. Mira 60 th mengalami Osteoarthritis Berat Badan yang tidak ideal (obesitas) memicu terjadinya osteoarthritis Gangguan sendi lutut pada pemicu berhubungan dengan usia pasien yang telah memasuki masa menopouse. DEFINISI Osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai oleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada permukaan persendian (Price, 2006). Tidak ada bakteri atau virus yang menyebabkan osteoarthritis. Adapun penyebab dari osteoarthritis adalah (Anonim, 2007): adanya peradangan kronis pada persendian pernah mengalami trauma dan radang pada sendi karena faktor usia keturunan berat badan yang berlebihan, dapat memberatkan sendi dalam menopang tubuh. stres pada sendi >biasanya stres pada sendi ini terjadi pada olahragawan. Usia Jenis Kelamin Kegemukan dan penyakit metabolik Pekerjaan Cedera sendi Olahraga berat Kelainan pertumbuhan dan faktor lainnya Osteoarthritis (OA) bervariasi pada masing- masing negara, tetapi data pada berbagai negara menunjukkan bahwa arthritis primer adalah yang paling banyak ditemui, terutama pada kelompok usia dewasa dan usia lanjut. Prevalensinya meningkat sesuai pertambahan usia. Data radiografi menunjukkan bahwa OA terjadi pada sebagian besar usia lebih dari 65 tahun, dan pada hampir setiap orang pada usia 75 tahun. OA ditandai dengan nyeri dan kaku pada sendi, serta adanya hendaya keterbatasan gerakan (Muchid, 2006) Nyeri Sendi apabila digerakkan Kaku pagi Keterbatasan gerak sendi Krepitasi Deformitas Perubahan gaya berjalan Nyeri tekan Efusi sendi Pada proses timbulnya OA, kondrosit yang terstimulasi akan melepaskan aggrekan dan kolagen tipe dua yang tidak adekuat ke kartilago dan cairan sendi. Aggrekan pada kartilago akan sering habis serta jalinan-jalinan kolagen akan mudah mengendur (Felson, 2008). Kegagalan dari mekanisme pertahanan oleh komponen pertahanan sendi akan meningkatkan kemungkinan timbulnya OA pada sendi (Felson, 2008) Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis osteoarthritis adalah: Penyempitan celah sendi yang asimetris Peningkatan densitas tulang subkondral (sklerosis) Kista pada tulang Osteofit pada pinggir sendi Perubahan struktur anatomi sendi Farmakologi - Analgesik ex.OAINS, analgesik topikal - Chondroprotective Agent (menjaga atau merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien OA) ex. tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya Definisi Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun dengan karakteristik adanya inflamasi kronik pada sendi disertai dengan manifestasi sistemik seperti anemia, fatique, dan osteoporosis. Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik, dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008). Artritis reumatoid merupakan penyakit yang jarang pada laki-laki dibawah umur 30 tahun. Insiden penyakit ini memuncak pada umur 60-70 tahun. Pada wanita, prevalensi penyakit ini meningkat dari pertengahan abad ke- 20 dan konstan pada level umur 45-65 tahun dengan masa puncak 65-75 tahun. Poliartitis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang. Terjadi proses peradangan (inflamasi) Kekakuan pada pagi hari selama lebih dari 1 jam Keterbatasan gerak sendi Artitis erosi merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Nodula-nodula reumatoid Pada rheumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot . (Smeltzer & Bare, 2002). Tanda-tanda inflamasi pada sendii (Rubor, Color, Tumor, Dolor, Function laesa) Keterbatasan gerak sendi Deformitas Sendi terasa nyeri dan kaku pada pagi hari Jika tidak tertahan lagi dapat mengakibatkan demam i. Foto polos Pembengkakan jaringan lunak Penyempitan ruang sendi karena hilangnya tulang rawan sendi Erosi tulang pada tepi sendi Penurunan kepadatan tulang ii. CT-Scan Memperlihatkan patologi dari tulang, erosi pada sendi-sendi kecil ditangan Mengindasikan letak destruksi tulang dan stabilitas tertinggi tulang secar cepat iii. Ultrasonografi Mengevaluasi sendi-sendi kecil pada arthritis reumatoid Efusi sendi: hipoekhoik, hipertrofi sinovium: ekhogenik Nodul-nodul reumatoid terlihat sebagai cairan yang memenuhi area kavitas dengan pinggiran yang tajam Mengevaluasi manifestasi dari hiperemia pada peradangan jaringan sendi iv. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Perubahan jaringan lunak, kerusakan kartilago, dan erosi tulang-tulang Non farmakologik -edukasi dan pendekatan multidisiplin dalam perawatan penderita. Farmakologik - Analgesik (OAINS, Acetaminofen, dll) - Imunosupressan (DMARD) Definisi
Gout adalah sekelompok penyakit yang
terjadi akibat deposit kristal monosodium urat di jaringan. Deposit ini berasal dari cairan ekstra selular yang sudah mengalami supersarusasi dari hasil akhir metabolisme purin yaitu asam urat. Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit atau penimbunan Kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolism asam urat abnormal. Konsumsi alkohol Pola makan Suku bangsa / Ras Konsumsi Alkohol Konsumsi Ikan laut Penyakit lain Tahap Artritis Gout Akut Tahap Artritis Gout Intermediet Tahap Artritis Gout Kronik bertofus i. Pemeriksaan laboratorium kadar asam urat > 7 mg/dL Kadar asam urat > 6 mg/ dL kadar asam urat didalam urin > 760- 1000 mg/dL ii. Pemeriksaan Radiologis Pembengkakan sendi asimetris Kista subkortikal tanpa erosi Pengapuran didalam tofus iii. Pemeriksaan Cairan sendi Kristal urat/monosodium urate Kristal dari sel-sel radang Kristal-kristal asam urat berbentuk jarum/batangan Terapi gout akut Konfirmasi diagnosis Awali terapi dengan NSAID dosis penuh (full dose) segera pada saat serangan, kecuali jika kontraindikasi. Berikan colchicine jika NSAID tidak dapat diberikan. Gunakan dalam 24‐48 jam serangan akut. Gunakan colchicine dengan hati‐hati karena toksisk, dan monitor respon. Jika serangan melibatkan 1‐2 sendi, berikan steroid intra‐artikular. Jika penyakit parah atau NSAID/colchicine tidak ditoleransi baik berikan steroid sistemik. Hiperurisemia pada saat serangan akut jangan diterapi. Terapi gout kronik Mulai terapi menurunkan kadar urat pada psien yang mengalami serangan lebih dari 2 kali dalam setahun (obat penurun kadar urat tidak diberikan selama serangan akut, obat pilihan penurun kadar urat untuk mayoritas pasien adalah allopurinol). Gunakan urikosurik pada pasien yang tidak tahan atau alergi allopurinol dan pada pasien dengan fungsi ginjal normal tetapi ekskresinya rendah. Pertimbangkan pemberian kombinasi dengan colchicine sampai tercapai kadar urat serum rendah dan tidak ada serangan akut yang kambuh dalam 6‐12 bulan. Monitor kadar urat serum setiap 3‐6 bulan dan pada pasien yang simptomatis terapi disesuaikan dengan kadar Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin, modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif. Bertambahnya umur dan adanya beban biomekanik pada sendi Peningkatan katabolik, degenerasi tulang rawan sendi Kartilago sendi terdiri dari kondrosit dan matriks yang disebut kolagen dan proteoglikan Proteoglikan tersusun dari molekul-molekul agrekan dan hialuronat yang berfungsi sebagai pengembali bentuk rawan sendi Degradasi rawan sendi berkaitan dengan degradasi kolagen dan proteoglikan oleh enzim autolitik seluler seperti: kolagenase, metaloproteinase Kondrosit dapat mengeluarkan plasminogen aktivitor inhibitor (PAI-I) dan tissue inhibitor of metaloproteinase (TIMP) Efusi Sendi merupakan kelurnya cairan menuju suatu bagian / jaringan sebagai eksudasi. Dapat diakibatkan radang sendi, cedera pada ligamen, atau penumpukan cairan di bursa. Perhatikan struktur disamping. Cairan sinovial berada di suatu ruangan antar sendi yang dilapisi oleh ligamentum, kapsula fibrosa,dan membran sinovial. Ketika terjadi inflamasi, maka akan terjadi pembengkakan. Hal tersebut akan meningkatkan eksudat pada cairan sendi. Sehingga terjadilah desakan antar sendi oleh cairan sinovial. Ketika terjadi ketidakseimbangan antara stress mekanis yang diberikan dengan kekuatan pelindung. Maka keelastisitasan dari ligamentum, kapsula fibrosa,dan membran sinovial akan menurun sehingga terjadilah efusi. KETIGA HIPOTESIS KAMI DAPAT DITERIMA, YAITU; 1. Ny. Mira 60 th mengalami Osteoarthritis 2. Berat Badan yang tidak ideal (obesitas) memicu terjadinya osteoarthritis 3. Gangguan sendi lutut pada pemicu berhubungan dengan usia pasien yang telah memasuki masa menopouse.