You are on page 1of 45

LAPORAN AKHIR

UNIT OPERASI PROSES 2

Wetted Wall Column

GROUP 12 Senin
Derryadi Angputra, Febrianti Ayu A.F,
Irvi Nurul Jannah, Kirana Widiani
TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan besarnya koefisien perpindahan massa rata-
01 rata dari lapisan tipis air ke dalam aliran udara, serta
mengamati karakteristik perpindahan massa air-udara
pada suatu dinding kolom yang terbasahi (Wetted Wall
Column)
Mengamati dan memahami hubungan antara kelembaban
02 udara relatif (HR) dan kelembaban udara absolut (H)
terhadap laju alir fluida di kolom dinding terbasahi.

03 Mengamati dan memahami laju alir fluida terhadap


koefisien perpindahan massa (kG) dari lapisan tipis air ke
dalam aliran udara.
Memahami hubungan antara bilangan Sherwood terhadap
04
koefisien perpindahan massa (kG) air ke udara dalam Wetted
Wall Column.
TEORI DASAR
Difusi
Difusi adalah peristiwa perpindahan massa dimana suatu
komponen dari larutan berkonsentrasi tinggi berpindah ke
konsentrasi yang lebih rendah.

Peristiwa perpindahan massa (difusi) akan berhenti ketika


mencapai konsentrasi kesetimbangan (tidak ada perbedaan
gradien konsentrasi)
Wetted Wall Column
Pada Wetted Wall Column (WWC), perpindahan massa terjadi
melalui pengontakkan air dengan jenis aliran tertentu
(laminar, transisi, atau turbulen) dan udara dengan kecepatan
tertentu.

Terdapat 2 jenis perpindahan massa berdasarkan sifat


pengontakkan :
1. Zat pengontak langsung: dilakukan jika ingin menghasilkan
pemisahan 2 fasa dan larutan fasa tunggal dengan
penambahan panas.
2. Zat pengontak tidak langsung: memerlukan zat lain yang
harus ditambahkan sehingga pemisahan dapat lebih
sempurna dan hasil yang lebih murni.
Hukum Fick I
Jika suatu komponen A bergerak dalam suatu larutan B, maka
laju perpindahan massa A dalam arah z per-satuan luas (flux A)
akan didefinisikan sebagai :
𝜕𝐶𝐴 𝜕𝐶𝐴
𝐽𝐴 = −𝐷𝐴𝐵 = −𝐶 𝐷𝐴𝐵
𝜕𝑧 𝜕𝑧
Persamaan ini biasa disebut Hukum Fick I, 𝐷𝐴𝐵 adalah difusifitas
zat A melalui zat B. Tanda negatif menunjukkan difusi terjadi
pada konsentrasi yang menurun.

Hukum Fick I didasari pada adanya pemahaman mengenai


gradient konsentrasi antara 2 titik akibat difusi molekuler.
Hukum Fick II
Jika komponen A dan B bergerak, maka perpindahan massa
harus didefinisikan terhadap suatu posisi tertentu :

𝑁 = 𝑁𝐴 + 𝑁𝐵

Dimana 𝑁𝐴 adalah berkas aliran A dan 𝑁𝐵 adalah berkas aliran


B.

Berkas aliran komponen A adalah :

𝑁𝐴 = 𝑁 𝑋𝐴 + 𝐽𝐴
𝐶𝐴 𝜕𝐶𝐴
𝑁𝐴 = 𝑁𝐴 + 𝑁𝐵 − 𝐷𝐴𝐵
𝐶 𝜕𝑧
Persamaan diatas disebut Hukum Fick II
Neraca Massa pada WWC

Laju perpindahan massa pada lokasi


tertentu dapat dihitung dengan
mengasumsikan tidak ada perpindahan
massa dari udara ke air.

𝒌𝑮 𝑷 𝟏 𝒚𝒊 − 𝒚𝑨𝟎 𝟏 − 𝒚𝑨𝑳
= 𝐥𝐧
𝑮 𝟏 − 𝒚𝒊 𝒚𝒊 − 𝒚𝑨𝑳 𝟏 − 𝒚𝑨𝟎
Bilangan Tak Berdimensi
Bilangan tak berdimensi seperti Sherwood, Schimdt dan
Reynold digunakan untuk menentukan karakteristik
perpindahan massa.

1. Bilangan Sherwood : digunakan untuk menyatakan


gradient konsentrasi pada permukaan ( menghitung
konveksi perpindahan massa.
𝑺𝒉 = 𝒌𝑹𝒆𝒂 𝑺𝒄𝒃
2. Bilangan Schimdt : digunakan untuk menyatakan
perbandingan viskositas kinematik dengan difusivitas
massa.
𝝁
𝑺𝒄 =
𝝆𝑫𝑨𝑩
3. Reynold Number : digunakan untuk menyatakan
karakteristik aliran
𝝆𝒗𝑫
𝑹𝒆 =
𝝁
Temperatur
Dry Bulb Temperature adalah termperatur sesungguhnya yang
terbaca termometer ketika terjadi kontak dengan fluida gas
yang mengalir.

Wet Bulb Temperature adalah temperature yang terbaca di


termometer yang permukaannya dibasahi dengan air sehingga
gas yang kontak menjadi jenuh.
Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah istilah yang menggambarkan jumlah
kandungan air dalam udara. Kelembaban berhubungan dengan
suhu dimana ketika suhu semakin rendah, kelembaban udara
akan naik.

1. Kelembaban Absolut : jumlah kandungan air dalam udara


disbanding dengan udara kering. Kelembaban absolut
bergantung pada volume udara.

2. Kelembaban Relatif : perbandingan kandungan uap air


actual dengan keadaan jenuhnya. Kelembaban relative
berganting pada suhu udara
ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
• Kompresor ALAT DAN •

Air
Udara
• Termometer Digital
• Relative Humidity BAHAN
Display
• Wetted Wall Column
• Gelas Ukur
PROSEDUR PERCOBAAN
01 Menyalakan Kompresor

02 Mengalirkan udara ke kolom dan mengatur


Wetted
kecepatan aliran udara

03 Mengalirkan air ke kolom dengan jenis aliran


laminar
Wall

04 Mencatat suhu udara masuk, suhu udara keluar


(wet dan dry), dan kelembaban udara

05 Mengulangi percobaan untuk variasi jenis aliran


lain (transisi dan turbulen)
DATA PENGAMATAN
KONDISI OPERASI DAN DIMENSI ALAT

Diameter kolom = 0,054 m


Panjang kolom = 1,42 m
Wetted
Diameter selang = 0,03 m
Massa jenis air = 1000 kg/m3
Viskositas air = 0,001 kg/ms
Wall

Viskositas udara = 0,0000186


Suhu ruang = 27,7℃
Aliran Laminer
• v = 80 mL/15s = 5,33mL/s
ρvd
• Re = = 1346
μ

∆h Tin dry Tout dry Relative


Tout wet (°C)
(cm) (°C) (°C) Humidity (%)
0.1 30.2 30.5 29.5 59
0.2 30.2 30.2 29.6 59
0.3 30.2 30 29.5 59
0.4 30.2 29.9 29.3 59
0.5 30.2 29.8 29.1 59
Aliran Transisi
• v = 190 mL/15s = 12,67 mL/s
ρvd
• Re = = 3217
μ

Relative
∆h (cm) Tin dry (°C) Tout dry (°C) Tout wet (°C)
Humidity (%)
0.1 30 29.3 28.6 59
0.2 30 29.6 28.3 59
0.3 30 29.6 28.6 59
0.4 30 29.6 28.7 59
0.5 30 29.6 28.6 59
Aliran Turbulen
• v = 280 mL/15s = 18.67 mL/s
ρvd
• Re = = 4750
μ

Relative
∆h (cm) Tin dry (°C) Tout dry (°C) Tout wet (°C)
Humidity (%)
0.1 30.1 30.2 29.1 59
0.2 30.2 30.3 29.1 59
0.3 29.9 30.2 29 59
0.4 30.1 30.1 29.4 59
0.5 30 30 29.4 59
PENGOLAHAN DATA
Algoritma Pengolahan Data
Menghitung fraksi Menghitung
Menghitung Mencari HA0, HAL,
Menghitung Tbulk uap air (yA0, yAL, tekanan parsial
Tinterface dan Hint
yAi) (PA0, PAL, Pai)

Menghitung
Menghitung laju Menghitung laju
Menghitung Menghitung laju koefisien
alir volumetrik alir massa udara,
densitas udara alir udara, v perpindahan
udara, Q G
massa. kG

Menghitung
Menghitung
bilangan Plot ke dalam
difusivitas air di Menghitung PBM
sherwood, reynold, grafik
udara, DAB
dan schmidt
Langkah #1
Menghitung Tbulk dan Tinterface
Tin + Tout dry
Tbulk =
2

Tbulk − Tout wet


Tint =
T
ln T bulk
out wet

Keterangan:
• Tbulk = suhu ruah
• Tinterface = suhu antar muka air-udara
Langkah #1
Menghitung Tbulk dan Tinterface (cont.)
Tin dry Tout dry Tout wet Kelembaban
Jenis Aliran ∆h (cm) Tbulk (°C) Tint (°C)
(°C) (°C) (°C) Relatif (%)
0.1 30.2 30.5 29.5 59 30.35 29.92299
0.2 30.2 30.2 29.6 59 30.2 29.899
Laminer 0.3 30.2 30 29.5 59 30.1 29.79899
0.4 30.2 29.9 29.3 59 30.05 29.67342
0.5 30.2 29.8 29.1 59 30 29.54772
0.1 30 29.3 28.6 59 29.65 29.12185
0.2 30 29.6 28.3 59 29.8 29.04354
Transisi 0.3 30 29.6 28.6 59 29.8 29.19589
0.4 30 29.6 28.7 59 29.8 29.24655
0.5 30 29.6 28.6 59 29.8 29.19589
0.1 30.1 30.2 29.1 59 30.15 29.6219
0.2 30.2 30.3 29.1 59 30.25 29.67129
Turbulen 0.3 29.9 30.2 29 59 30.05 29.52189
0.4 30.1 30.1 29.4 59 30.1 29.74863
0.5 30 30 29.4 59 30 29.69899
Langkah #2
Menghitung HA0, HAL, dan Hint
HA0, HAL, dan Hint dihitung dengan
menggunakan pshycometric chart.
Keterangan:
• HA0 = Kelembaban Absolut
Aliran Udara Masuk
• HAL = Kelembaban Absolut
Aliran Udara Keluar
• Hint = Kelembaban Absolut
Aliran Udara pada Suhu
Interface
Tabel Kelembaban Absolut Udara Masuk, Keluar,
dan pada Antarmuka
Jenis Tin dry Tout dry Tout wet Kelembaban
∆h (cm) Tbulk (°C) Tint (°C) HA0 HAL Hint
Aliran (°C) (°C) (°C) Relatif (%)
0.1 30.2 30.5 29.5 59 30.35 29.92299 0.0262 0.0261 0.0264
0.2 30.2 30.2 29.6 59 30.2 29.899 0.0266 0.0266 0.0267
Laminer 0.3 30.2 30 29.5 59 30.1 29.79899 0.0262 0.0263 0.0265
0.4 30.2 29.9 29.3 59 30.05 29.67342 0.0258 0.026 0.0261
0.5 30.2 29.8 29.1 59 30 29.54772 0.0252 0.0253 0.0255
0.1 30 29.3 28.6 59 29.65 29.12185 0.0246 0.0249 0.025
0.2 30 29.6 28.3 59 29.8 29.04354 0.0238 0.024 0.0242
Transisi 0.3 30 29.6 28.6 59 29.8 29.19589 0.0246 0.0248 0.0249
0.4 30 29.6 28.7 59 29.8 29.24655 0.0247 0.0249 0.0251
0.5 30 29.6 28.6 59 29.8 29.19589 0.0246 0.0248 0.0249
0.1 30.1 30.2 29.1 59 30.15 29.6219 0.0253 0.0252 0.0256
0.2 30.2 30.3 29.1 59 30.25 29.67129 0.0252 0.0251 0.0255
Turbulen 0.3 29.9 30.2 29 59 30.05 29.52189 0.0252 0.0251 0.0254
0.4 30.1 30.1 29.4 59 30.1 29.74863 0.026 0.026 0.0261
0.5 30 30 29.4 59 30 29.69899 0.026 0.026 0.0261
Langkah #3
Menghitung Fraksi Mol Uap Air
(𝐘𝐀𝟎 , 𝐘𝐀𝐋, 𝐘𝐀𝐢 )
H
MA
Y=
H 1
+
MA MB

MA = 18.01 gr/mol
MB = 28.97 gr/mol

Keterangan:
• MA = Molar mass of water
• MB = Molar mass of dry air
Tabel Fraksi Mol Uap Air
Kelembaban Twet & Tin Twet & Tout Twet & Tint
∆h
Jenis Aliran Tin dry (°C) Tout dry (°C) Tout wet (°C)
(cm) Relatif (%)
𝐘𝐀𝟎 𝐘𝐀𝐋 𝐘𝐀𝐢
0.1 30.2 30.5 29.5 59 0.0404613 0.040313 0.040757571
0.2 30.2 30.2 29.6 59 0.04105366 0.041054 0.041201643
Laminer 0.3 30.2 30 29.5 59 0.0404613 0.040609 0.040905641
0.4 30.2 29.9 29.3 59 0.03986819 0.040165 0.040313088
0.5 30.2 29.8 29.1 59 0.03897716 0.039126 0.039422885
0.1 30 29.3 28.6 59 0.03808448 0.038531 0.038679787
0.2 30 29.6 28.3 59 0.03689165 0.03719 0.037488435
Transisi 0.3 30 29.6 28.6 59 0.03808448 0.038382 0.038531029
0.4 30 29.6 28.7 59 0.03823338 0.038531 0.038828499
0.5 30 29.6 28.6 59 0.03808448 0.038382 0.038531029
0.1 30.1 30.2 29.1 59 0.03912578 0.038977 0.039571367
0.2 30.2 30.3 29.1 59 0.03897716 0.038828 0.039422885
Turbulen 0.3 29.9 30.2 29 59 0.03897716 0.038828 0.039274358
0.4 30.1 30.1 29.4 59 0.04016484 0.040165 0.040313088
0.5 30 30 29.4 59 0.04016484 0.040165 0.040313088
Langkah #4
Menghitung tekanan parsial
(𝐏𝐀𝟎 , 𝐏𝑨𝑳, 𝐏𝐀𝐢 ) Jenis
∆h (cm) Pt (atm) PA0 (atm) PAL (atm) PAI (atm)
Aliran
HMB Pt 0.1 1 0.040461 0.040313 0.040758
P= 0.2 1 0.041054 0.041054 0.041202
MA + HMB Laminer 0.3 1 0.040461 0.040609 0.040906
0.4 1 0.039868 0.040165 0.040313
0.5 1 0.038977 0.039126 0.039423
0.1 1 0.038084 0.038531 0.03868
0.2 1 0.036892 0.03719 0.037488
Transisi 0.3 1 0.038084 0.038382 0.038531
MA = 18.01 gr/mol 0.4 1 0.038233 0.038531 0.038828
0.5 1 0.038084 0.038382 0.038531
0.1 1 0.039126 0.038977 0.039571
MB = 28.97 gr/mol 0.2 1 0.038977 0.038828 0.039423
Turbulen 0.3 1 0.038977 0.038828 0.039274
0.4 1 0.040165 0.040165 0.040313
0.5 1 0.040165 0.040165 0.040313
Langkah #5
Menghitung Densitas Udara
PMB
ρ=
RT

• Suhu yang digunakan pada perhitungan densitas


adalah Tin dry.
• Tekanan yang digunakan pada perhitungan
densitas adalah tekanan total (Pt).
Langkah #6
Menghitung Laju Alir Volume Udara (Q) dalam mL/sa

• Diasumsikan bahwa grafik


merupakan hasil kalibrasi
dari zat A dan merupakan
laju alir udara ketika melalui
kolom.
• Dengan menarik garis ke atas
untuk setiap Δh, maka dapat
diperoleh laju alir udara
(liter/detik) pada sumbu y.
Langkah #7 𝑣=
Q
Menghitung Laju Udara (v) dan Laju Alir A
ρQ
G=
Molar Udara (G) MB

Jenis Aliran ρudara Q (L/s) v (m/s) G (mol/s)


1.164637 0.24 1.05E-01 0.009648
1.164637 0.54 2.36E-01 0.021709
Laminer 1.164637 0.75 3.27E-01 0.030151
1.164637 0.9 3.93E-01 0.036181
1.164637 0.93 4.06E-01 0.037387
1.165406 0.24 1.05E-01 0.009655
1.165406 0.54 2.36E-01 0.021723
Transisi 1.165406 0.75 3.27E-01 0.030171
1.165406 0.9 3.93E-01 0.036205
1.165406 0.93 4.06E-01 0.037412
1.165021 0.24 1.05E-01 0.009652
1.164637 0.54 2.36E-01 0.021709
Turbulen 1.16579 0.75 3.27E-01 0.030181
1.165021 0.9 3.93E-01 0.036193
1.165406 0.93 4.06E-01 0.037412
Langkah #8
Menghitung Koefisien Perpindahan Massa (kG), Difusivitas
Air di Udara (DAB), dan PBM
G yAi − YAL 1 − YAL
kG = ln
1 − YAi Pt As YAi − YAL 1 − YA0

2,334 0,5
0,5
−4
Tint PCA − PCB 2,5
1 1
DAB = 3,64 × 10 TCA TCB +
TCA TCB Pt MA MB

Pt − PAL − Pt − PAi
PBM =
P − PAL
ln t
Pt − PAi

TCA = temperatur kritis air = 647,35 K


TCB = temperatur kritis udara = 132,45 K
PCA = tekanan kritis air = 218,29 atm
PCB = tekanan kritis udara = 37,2465 atm
Tabel kG, DAB, PBM
𝒎𝒐𝒍 𝟐
Jenis Aliran kG ( ) DAB (𝒄𝒎 ) PBM (𝒂𝒕𝒎)
𝒄𝒎𝟐 .𝒔.𝒂𝒕𝒎 𝒔
-0.01692 3419517885 0.959465
0 3418886129 0.958872
Laminer 0.052892 3416253488 0.959242
0.171867 3412949356 0.959761
0.065485 3409643586 0.960726
0.057772 3398457699 0.961395
0.064914 3396403341 0.962661
Transisi 0.143051 3400401044 0.961543
0.10834 3401731075 0.96132
0.177384 3400401044 0.961543
-0.012 3411594218 0.960726
-0.02698 3412893207 0.960874
Turbulen -0.05285 3408964601 0.960949
0 3414928019 0.959761
0 3413622005 0.959761
Langkah #9
Menghitung Bilangan Sh, Re, dan Sc
Jenis Aliran Sh Re Sc
-6.3722E-12 354.1853 4.67044E-15
k G PBM RTint d 0 796.9169 4.6713E-15
Sh =
Pt DAB Laminer 1.99225E-11 1106.829 4.6749E-15
6.48072E-11 1328.195 4.67942E-15
ρvd 2.47313E-11 1372.468 4.68396E-15
Re = -4.529E-12 354.3021 4.67974E-15
μ -1.0185E-11 796.9169 4.6795E-15
Transisi -1.9968E-11 1107.925 4.68026E-15
μ 0 1328.633 4.67517E-15
Sc = 0 1373.374 4.67542E-15
ρDAB
2.18749E-11 354.419 4.69628E-15
2.46197E-11 797.4427 4.69912E-15
Turbulen 5.41555E-11 1107.559 4.6936E-15
4.0996E-11 1329.071 4.69176E-15
6.71528E-11 1373.374 4.6936E-15
Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Temperatur

Transisi
Laminer 30.2 Turbulen
30.6 30 30.4
30.4 29.8
30.2

Temperature (C)
29.6

Temperature (C)
30.2 30
Temperature (C)

29.4
30 29.8
29.2
29.8 29 29.6
28.8 29.4
29.6
28.6 29.2
29.4
28.4 29
29.2 28.2 28.8
29 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Flowrate (L/s) Flowrate (L/s)
Flowrate (L/s)
Tin Dry Tout Dry Tout Wet Tinterface Tin Dry Tout Dry
Tin Dry Tout Dry Tout wet Tinterface
Tout Wet Tinterface
ANALISIS HASIL
Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Temperatur

Tout wet < Tout dry,


Pada aliran laminer,
karena pembacaan suhu
Diasumsikan 100%
transisi, maupun turbulen HR pada Tout wet
dipengaruhi selubung
didapatkan suhu Tout dry
> Tin dry > Tout wet.
lapisan air (kelembaban) (kadar air dalam
pada thermometer. titik jenuh).

Semakin banyak
Seharusnya pada ∆ℎ tertentu air yang ada di
(sebelum terjadi kontak Kontak antara udara dan air udara, semakin
udara-air) , didapat Tindry > memungkinkan perpindahan
Toutdry >Toutwet yang kalor antar spesi, banyak kalor
disebabkan kelembaban menyebabkan suhu keluaran berpindah dari
sistem masih lebih kecil dari udara-air lebih rendah.
kelembaban udara luar. udara ke air.
Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Difusivitas

Transisi
Laminer 3.402E+09 Turbulen
3.422E+09 3.401E+09 3.416E+09

3.42E+09 3.415E+09
3.4E+09
3.414E+09
3.418E+09

DAB
3.399E+09 3.413E+09
3.416E+09

DAB
DAB

3.398E+09 3.412E+09
3.414E+09
3.411E+09
3.412E+09 3.397E+09
3.41E+09
3.41E+09 3.396E+09 3.409E+09
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
3.408E+09 Flowrate (L/s) 3.408E+09
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Flowrate (L/s) Flowrate (L/s)
ANALISIS HASIL
Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Difusivitas

Pada percobaan transisi


Pada percobaan laminer,
dan turbulen, data
difusivitas berbanding
bersifat fluktuatif (naik
terbalik dengan laju alir
turun) Seharusnya, nilai
konstanta
difusivitas akan
turun untuk
Berdasarkan teori, jika laju menambahan laju
Waktu kontak yang cepat
alir naik, waktu kontak
menyebabkan pengurangan
alir udara.
udara-air akan semakin
laju difusi
cepat
Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Koefisien
Perpindahan Massa
Transisi
Laminer Turbulen
0.2 0.2 0.01
0.18
0.16 0
0.15 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
0.14
-0.01
0.12
0.1
kG
0.1 -0.02
kG

kG
0.08
0.05 -0.03
0.06
0.04
-0.04
0 0.02
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
0 -0.05
-0.05 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Flowrate (L/s) Flowrate (L/s) -0.06
Flowrate (L/s)
ANALISIS HASIL
Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Koef. Perpindahan Massa

Berbeda dengan Data menunjukkan bahwa


difusivitas, waktu kontak besar koefisien
cepat justru menaikkan perpindahan massa Maka, semakin
interaksi antar fasa cenderung naik. besar laju alir
udara, semakin
besar pula nilai
koefisien
Interaksi antarfasa yang besar akan menaikkan perpindahan
besar perpindahan massa. massanya.
Grafik Hubungan Reynold dan Schmidt

4.707E-15

4.697E-15

Laminer
Sc

4.687E-15
Transisi
Turbulen

4.678E-15

4.668E-15
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Re
ANALISIS HASIL
Perbandingan Re dan Sc

Berdasarkan data, nilai Sc pada aliran Semakin besar laju alir udara, aliran
turbulen dan transisi turun, sedangkan
akan semakin turbulen , Re semakin
Sc untuk aliran laminer naik dengan
pertambahan Re. besar.

Berdasarkan teori,
Sc menunjukan hubungan karakteristik fluida
dengan kemampuan difusi.

Semakin besar Re, difusi berkurang, dan Sc membesar.


ANALISIS PERCOBAAN

Variabel bebas yang


diubah adalah laju alir Air dan udara digunakan
udara yang ditandai oleh sebagai fuida yang
perbedaan kettinggian dikontakkan satu sama lain Mengatur bukaan dari
(Δh) pada manometer, karena mudah didapat dan katup (valve) air dilakukan
menunjukkan besar keduanya mempunyai untuk mengukur volume air
perbedaan tekanan (ΔP). perbedaan suhu yang dapat yang keluar per detik.
diterima untuk percobaan
Tujuannya adalah untuk
ini.
melihat pengaruh laju
perpindahan massa.
ANALISIS PERCOBAAN

Kompresor berfungsi Variabel yang diamati adalah


suhu udara masuk (Tin dry),
untuk mengalirkan udara suhu udara keluar (Tout dry),
ke kolom dari bawah dan Menghitung Re dari laju air Twet, dan humiditas. Data-
air dialirkan dari atas (voulme/luas permukaan) data ini digunakan pada
kolom hingga melapisi untuk memastikan bahwa air proses perhitungan untuk
seluruh dinding kolom berada dalam kondisi yang mengetahui proses
secara merata dan diinginkan (laminar, transisi, perpindahan massa yang
membentuk lapisan turbulen). terjadi.Suhu wet bulb dicatat
guna untuk menghitung
sangat tipis pada kolom. suhu antarmuka (Tint).
ANALISIS KESALAHAN
• Kemungkinan kondisi steady state belum tercapai sehingga
data yang diperoleh belum menunjukkan kondisi setimbang
dan proses difusi yang terjadi belum selesai.
• Ketidakakuratan dari temperatur dalam menunjukkan suhu
Tin, Tout-dry, ToutWet
• Ketidakakuratan alat penunjuk humiditas
• Kesalahan paralaks dalam membaca temperatur pada
termometer

You might also like