You are on page 1of 30

Refarat 2 : Infertilitas

Pembimbing : dr. Danny Taliak


Bab I Pendahuluan
 Infertilitas merupakan kondisi yang umum
ditemukan dan dapat disebabkan oleh faktor
perempuan, laki-laki, maupun keduanya.
 Dapat juga tidak diketahui penyebabnya 
infertilitas idiopatik.
 Memberikan dampak besar bagi pasangan suami-
istri  masalah medis, masalah ekonomi,
maupun psikologis
 Sekitar15% pasangan tidak dapat mencapai
kehamilan dalam 1 tahun
 Kegagalan pasangan suami-istri (pasutri) dalam
memperoleh keturunan, 40% kesulitan punya
anak terdapat pada wanita, 40% pada pria, dan
30 persen pada keduanya.
Bab II Tinjauan Pustaka

 Beberapa ahli mendefinisikan mengenai


infertilitas, sebagai tidak terjadinya konsepsi
setelah 12 bulan perkawinan tanpa pemakaian
metode keluarga berencana /kontraseptik
 Menurut WHO, infertilitas adalah tidak terjadinya
kehamilan pada pasangan yang telah
berhubungan intim tanpa menggunakan
kontrasepsi secara teratur minimal 1–2 tahun
Primer : Bila pasangan belum pernah hamil
Sekunder : bila pasangan sudah pernah hamil
tetapi mengalami kegagalan untuk kehamilan
berikutnya
Idiopatik : telah menjalani pemeriksaan standar
meliputi tes ovulasi, patensi tuba, dan analisis
semen dengan hasil normal
Faktor risiko :

 Konsumsi alkohol
 Merokok
 Berat badan
 Pekerjaan
 Obat-obatan
Bahan dan
efeknya terhadap
kesuburan laki-
laki
Bahan dan
efeknya
terhadap
kesuburan
perempuan
Etiologi : perempuan

• SOPK
Gangguan ovulasi • Gangguan siklus haid ( Amenore primer )
• Insufisiensi ovarium primer

Gangguan tuba • Infeksi ( Chlamidia, Gonorrhoea, TBC)


• Endometriosis
dan pelvis

• Mioma subkutan
• Polip endometrium
Gangguan uterus • Leiomyomas
• Sindrom asherman
Penyebab amenore primer :
Klasifikasi gangguan ovulasi menurut WHO :

WHO I

• Kegagalan pada hipotalamus hipofisis (hipogonadotropin


hipogonadism)
• 10% dari seluruh kelainan ovulasi.

WHO II

• Gangguan fungsi ovarium (normogonadotropin-normogonadism)


• 85% dari seluruh kasus kelainan ovulasi.

WHO III

• Kegagalan ovarium (hipergonadotropin-hipogonadism


• 4-5% dari seluruh gangguan ovulasi.
Sedang/Grade 2
- Kerusakan tuba berat unilateral

Berat/Grade 3
Ringan/ Grade 1
- Kerusakan tuba berat bilateral
- Oklusi tuba proksimal tanpa
adanya fibrosis atau oklusi tuba - Fibrosis tuba luas
distal tanpa ada distensi. - Distensi tuba > 1,5 cm
- Mukosa tampak baik. - Mukosa tampak abnormal
- Perlekatan ringan (perituba- - Oklusi tuba bilateral
ovarium)
- Perlekatan berat dan luas

Grade kerusakan tuba


Penyebab infertilitas pada perempuan :
Fertilitas laki-laki dapat menurun
akibat :
 Kelainan urogenital kongenital atau didapat
 Infeksi saluran urogenital
 Suhu skrotum yang meningkat (contohnya akibat
dari varikokel)
 Kelainan endokrin
 Kelainan genetik
 Faktor imunologi
Faktor utama yang berhubungan dengan infertilitas pria
Pemeriksaan dasar infertilitas :

 Anamnesis  Pemeriksaan fisik


 Kebiasaan merokok atau  Pengukuran tinggi badan,
minum, minuman penilaian berat badan, dan
beralkohol pengukuran lingkar
 Menjalani terapi khusus pinggang
seperti antihipertensi,  Laki –laki :
kartikosteroid, dan Palpasi skrotum , Konsistensi
sitostatika testis, Palpasi epididimis ,
 Siklus haid dan keluhan Pemeriksaan colok dubur
nyeri haid dapat mengidentifikasi
 Frekuensi sanggama pembesaran prostat dan
vesikula seminalis
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan
ovulasi
 Untuk pemeriksaan cadangan ovarium, parameter
yang dapat digunakan adalah AMH dan folikel
antral basal (FAB). nilai AMH dan FAB yang
dapat digunakan:
 1. Hiper-responder (FAB > 20 folikel / AMH >
4.6 ng/ml
 2. Normo-responder (FAB > 6-8 folikel / AMH
1.2 - 4.6 ng/ml)
 3. Poor-responder (FAB < 6-8 folikel / AMH <
1.2 ng/ml)
Pemeriksaan uterus :
Penilaian lendir serviks pasca senggama :

 Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada pasien dengan


infertilitas dibawah 3 tahun.
Pemeriksaan kelainan tuba :
Analisis semen :
Idiopatik :
 Histereskopi
 Laparaskopi
Algoritma penanganan infertilitas WHO 2004
Tatalaksana :
 Kelas I : Kegagalan pada hipotalamus hipofisis
(Anovulasi hipogonadotropin-hipogonadisme) Contoh :
Sindrom Kallman, anoreksia nervosa.  Rekombinan
FSH dan LH, hMG, atau hCG.
 Kelas II : Gangguan pada fungsi hipotalamus hipofisis
(Anovulasi normogonadotropin-normogonadisme).
Contoh : SOPK.  Pemberian Anti Estrogen (KS),
drilling ovarium, penyuntikan gonadotropin. Pilihan lain :
insulin sensitizer : metformin.
 Kelas III : Kegagalan ovarium atau gangguan cadangan
ovarium (Anovulasi hipergonadotropin-hipogonadisme).
Contoh : Sindrom Turner, diminished ovarian reserved,
premature ovarian failure  Konseling.
 Gangguan tuba : Bedah minor dan laparaskopi
 Endometriosis : Agonis GnRH selama 6 bulan
 Idiopatik : Manajemen ekspektatif, klomifen sitrat
 TESE (Testicular sperm extraction )
 MESA (Microsurgical epididymal sperm aspiration )
Terimakasih…

You might also like