You are on page 1of 27

PENGEBORAN AIR TANAH

Oleh: HENARNO PUDJIHARDJO


1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Set Up Drilling Rig


Beberapa komponen pekerjaan di lokasi:
- Mendirikan menara bor
- Menempatkan mesin bor tepat posisi meja
putar berada di atas titik yang ditentukan
- Menempatkan dan menyetel unit pompa
sirkulasi lumpur
- Membuat bak sirlulasi
- Trial semua peralatan yang terpasang.
2. PEKERJAAN PEMBORAN

2.1.) Pemboran Pilot Hole 4”


Metoda yang digunakan memompa lumpur
langsung (Direct Circulation MudMethode).
beberapa pekerjaan yang dilakukan, yaitu :
a.Pengambilan keratan batuan (cutting)
setiap meter, disimpan dalam plastik.
b.Mencatat kecepatan kemajuan pemboran
c.Mencatat semua kejadian saat pemboran:
- Loos Circulation ( kehilangan lumpur)
- Artesian Flowing (kedalaman, debit air).
2.2. Well Logging dan Interpretasi Zona Akuifer
a. Well Logging
Dilakukan setelah pemboran lubang pandu
selesai. Alat yang digunakan adalah
Johnson-Keck type BD 002.
b. Interpretasi Zona Aquifer
Interpretasi untuk menentukan saringan.
Bore hole Log secara vertikal terdiri kolom:
 Drilling Depth (m)

 Cutting Description

 SP dan Resistivity Curve (0,25 dan 2,5)

 Lithology Log

 Well Design
2.3. Pemboran Pelebaran (“Reaming”)

Setelah pengeboraan pilot hole dan telah


dilakukanGeophysical well Logging dan
Interpretasi, dilakukan pembesaran lubang
(“Reaming”) pembesaran Ø 4” menjadi 8”.
3. PEKERAAN KONTRUKSI / INSTALASI
SUMUR

3.a.Material Konstruki sumur bor , meliputi :


- Pipa Screen PVC / Low Carbon
- Pipa Casing PVC /Galvanis
Dalam pelaksanaan pemasangan posisi saringan
ditetapkan setelah mengetahui hasil analisa
litologi dari contoh potongan tanah dan hasil
dari Geoelectrical Logging.
3.b. Pemasangan Gravel Pack/Filter Gravel
Gravel pack dapat diisikan kedalam anulus
lubang bor di luar konstruksi casing dan screen.
Sebelum diisikan gravel dilakukan pencucian dan
pengayakan sehingga gravel bersih dan sesuai
dengan ukuran yang diharapkan.

3.c. Well Head Grouting


Untuk penutup gravel yang telah terpasang,
dilakukan pengecoran atau Grouting Cement.
Sehingga air permukaandan akuifer dangkal tidak
akan masuk kedalam sumur.
4. DEVELOPMENT/ PEMBERSIHAN LUBANG
Setelah pekerjaan konstruksi sumur bor selesai,
dilanjutkandengan pekerjaan development atau
pengembangan sumur:

1) Over pumping/Water Jetting, denganmenggunakan


air bertekanan tinggi sampai air dari sumur jernih.
2) Apabila memerlukan atau menggunakan bahan
kimia untuk melarutkan sisalumpurpemboran,
harus menggunakanBahan kimia yang sesuai
dengan peruntukan sumur bor tersebut yaitu
untuk penyediaan air bersih.
5. PEMOMPAAN UJI (“Pumping Test”)
pemompaan uji dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

5.1. Pemompaan pendahuluan (“Trial Test”)


Sebagai pemompaan pembukadilakukan
dengan debit yang sebesar-besarnya, yang
bertujuan melihat kapasitas sumur secara
kasar.
5. 2. Pemompaan Penurunan Bertingkat
Pemompaan dilaksanakan melalui 2 tahap :
a). Step draw down test
Pemompaan uji dilakukan secara bertahap,
minimal 3 (tiga) kali pemompaan masing-
masing selama 4 jam menerus dengan
debit pemompaan pada setiap tahap
berikutnya lebih besar.
b).Recovery Test
Yaitu pemompaan yang dilakukan sebagai
pemulihan penurunan muka air ataupun
debit air.
Steady Radial Flow to a Well-Confined
Steady Radial Flow to a Well-Unconfined
5.3.Pemompaan Menerus (Long duration test)
a) Pemompaan ini dilakukan dengan debit tetap,
lama pemompaan dilakukan sampai muka air
sumur bor stabil,. Pemompaan ini dilakukan
paling sedikit 24 jam.
b).Recovery Test
Yaitu pemompaan yang dilakukan sebagai
pemulihan penurunan muka air ataupun
debit air.
5.4).Analisa Data Pemompaan
Data hasil dari pemompaan uji kemudian
dianalisa dan hasilnya meliputi kedudukan
muka airtanah statis (SWL), kedudukan
muka air dinamis(PWL),total draw down
(Sw), kapasitas jenis (SQ),debit maksimum
(Qmax) serta debit aman (“save Yield”).
Cooper-Jacob Method of Solution
For the data given in the Fig.
t0 = 1.6 min and s’ = 0.65 m
Q = 0.2 m3/sec and r = 100 m
Thus:
T = 2.3Q/4πs’ = 5.63 x 10-2 m2/sec

T = 4864 m2/sec
Finally, S = 2.25Tt0 /r2

and S = 1.22 x 10-3


Indicating a confined aquifer
STEP DRAWDOWN PUMPING TEST

5.00

4.50

4.00

3.50
Sw/Q, m/l/s

3.00

2.50

2.00

1.50

1.00
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
Discharge (Q), l/s
2.2. Well Characteristics
Sw = BQ + CQ2
Sw/Q = 5,2121 + -1,537 Q
Aquifer loss coefficient (B, m/l/s) = 5,212
Well loss coefficient (C, m/(l/s)2) = -1,537
Exponent by turbulence (n) = 2
Well Efficiency (WE, %) = 123,71 *)
Static Water Level (SWL,m) = 34,00
Pump Chamber (PC, m) = 66,00
Max of Discharge (Q max, l/s) = 6,66 (100%)
= 5,99 (90%)
CONSTANT RATE PUMPING TEST)

Log (t) /Log (t/t'), t in minutes


0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
0.00
Drawdown in meters

-5.00

-10.00
3.1. Pumping Test Data
Continous Discharge Rate Q = 1,50 l/s
Pumping Duration t = 24,00 hours
Static Water Level SWL = 34,00 m
Final Pumping Water Level PWL = 39,00 m
Specific Capacity Sc = 0,30 l/s/m
Max. of Discharge Rate Q max = 9,00 l/s
Q max = 7,20 l/s (80 %)
5.5. Analisa kualitas air.
Melakukan pengambilan contoh air dari sumur
bor kemudian dilakukan test laboratorium untuk
mengetahui kualitas air (sifat fisika dan sifat
kimia air) dan apabila kualitas air menunjukan
adanya unsur kimia dan fisika yang melebihi
batas yang diperbolehkan untuk air bersih, maka
penyedia barang/jasa diharuskan memberi saran
dan rekomendasi untuk pemanfaatannya.

You might also like