You are on page 1of 38

Scientific Review and Regulation

of Food Labeling

Direktorat Standardisasi Produk Pangan

Disampaikan pada Kuliah Legislasi Pangan


Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Bakrie
Jakarta, 24 November 2017
OUTLINE
ul u a n
en d a h
1. P n g a n
b el P a
2. La
Pendahulua KONSEP PENGAWASAN PANGAN
n
Tupoksi BPOM terkait “Pengawasan terhadap persyaratan Keamanan Pangan,
pangan adalah di bidang
Mutu Pangan, dan Gizi Pangan, serta persyaratan label dan
pengawasan pangan iklan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
olahan sesuai pasal 108 untuk Pangan Olahan, dilaksanakan oleh lembaga
ayat (3) huruf b dalam UU
Nomor 18 Tahun 2012
pemerintah yang melaksanakan tugas pemerintahan di
tentang Pangan bidang pengawasan obat dan makanan”

Pengawasan Pangan dilakukan terhadap:


 Kecukupan pangan pokok  persyaratan keamanan, mutu, dan gizi
yang aman, bergizi, dan pangan
terjangkau  persyaratan label dan iklan pangan

Pangan Segar Pangan Olahan

lembaga pemerintah di
bidang Pangan lembaga pemerintah di bidang
pengawasan obat dan makanan
Dasar Hukum Pengawasan Label dan Iklan Pangan
Undang-undang No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan

Bab Judul Pasal


I. Ketentuan Umum 41 buah
II. Asas, Tujuan, dan Lingkup Pengaturan 2–5
III. Perencanaan 6 – 11
IV. Ketersediaan Pangan 12 – 45
V. Keterjangkauan Pangan 46 – 58
VI. Konsumsi Pangan Dan Gizi 59 – 66
VII. Keamanan Pangan 67 – 95
VIII. Label dan Iklan Pangan 96 – 107
IX. Pengawasan 108 – 112
X. Sistem Informasi Pangan 113 – 116
XI. Penelitian dan Pengembangan Pangan 117 – 125
XII. Kelembagaan Pangan 126 – 129
XIII. Peran Serta Masyarakat 130 – 131
XIV. Penyidikan 132
XV. Ketentuan Pidana 133 – 148
XVI. Ketentuan Peralihan 149
XVII. Ketentuan Penutup 150 - 154
Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang Pangan

Pasal 97
1) Setiap Orang yang memproduksi Pangan di dalam negeri untuk
diperdagangkan wajib mencantumkan label di dalam dan/atau pada
Kemasan Pangan.
2) Setiap Orang yang mengimpor pangan untuk diperdagangkan wajib
mencantumkan label di dalam dan/atau pada Kemasan Pangan pada saat
memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Pencantuman label di dalam dan/atau pada Kemasan Pangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditulis atau dicetak dengan
menggunakan bahasa Indonesia
2. Label Pangan

PENTINGKAH LABEL
Sarana komunikasi produsen - konsumen

Penentu keputusan ‘MEMBELI’ bagi


konsumen

PERLUKAH Menciptakan perdagangan


DIATUR ?? yang adil, jujur dan
bertanggung jawab
Melindungi konsumen
Peraturan tentang Label

• UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan


• PP No 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
• Peraturan Kepala Badan POM No. 12 Tahun 2016 Tentang Pendaftaran Pangan Olahan
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.06.51.0475 Tahun
2005 tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK. 03.1.23.11.11.09605
Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor HK.00.06.51.0475 Tahun 2005 tentang Pedoman Pencantuman
Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Acuan Label Gizi.
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Pengawasan Klaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan.
LABEL PANGAN

DITEMPEL PADA KEMASAN

PELABELAN
PANGAN
DIMASUKKAN KEDALAM KEMASAN

DICETAK PADA KEMASAN

Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang


berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang
disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada,
atau merupakan bagian kemasan pangan
Keterangan Pada Label Sekurang-kurangnya berisi* :
1. nama produk : Nama Jenis, Nama dagang
2. daftar bahan yang digunakan/komposisi
3. berat bersih atau isi bersih
4. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau
mengimpor
5. halal bagi yang dipersyaratkan
6. tanggal dan kode produksi
7. tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa
8. nomor izin edar
9. asal usul bahan pangan tertentu
 asal bahan, contoh : protein kedelai, lemak babi,
lemak kakao, minyak nabati
 proses khusus, misal jagung pangan produk rekayasa
genetik/jagung pangan PRG, tahu pangan iradiasi
*Sesuai dengan Pasal 97 ayat (3) UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan
BAGIAN UTAMA LABEL BAGIAN LAIN
Nama Jenis Bakso Daging Sapi Komposisi:

MantaB
daging sapi, tepung
Nama Dagang tapioka, penguat rasa
monosodium glutamat,
penstabil : sodium Komposisi
tripolifosfat, pewarna
eritrosin Cl. No. 45430
Cara Penyiapan:
Rebus air hingga mendidih,
masukkan bakso, tunggu hingga
bakso mengapung, masukkan Cara
Saran bumbu dan tambahkan sayuran Penyiapan
Penyajian dan bawang goreng sesuai
selera. Bakso siap disajikan

Halal Saran Penyajian Simpan beku pada suhu -18o C

Diproduksi oleh: Tanggal dan Kode Petunjuk


Nama dan PT SopoJarwo Produksi:
Bogor 16610 150216 ACD01 Penyimpanan
Alamat Indonesia Isi Bersih 500 g
Baik Digunakan
Produsen BPOM RI MD 123456789013 Sebelum : 17 Des 17

Isi/berat bersih No. pendaftaran Tanggal Kedaluwarsa


Tanggal dan Kode produksi
Tulisan
 Menggunakan bahasa Indonesia
 Istilah asing dapat digunakan sepanjang tidak ada padanannya, tidak dapat diciptakan
padanannya atau digunakan untuk kepentingan perdagangan pangan ke luar negeri
 Kemasan kecil (≤ 10 cm2) : ukuran huruf tidak boleh lebih kecil dari 0.75 mm

Ukuran huruf minimal


huruf kecil “o” jenis Huruf Arial ukuran 1 mm
(Arial 6 point)

Gambar
 Harus menunjukkan hal yang sebenarnya
orenji  Gambar buah, sayur, daging, ikan atau bahan pangan lainnya
 boleh, jika pangan mengandung bahan tersebut, bukan perisa
 Pada komposisi: dicantumkan jumlah (%) bahan tersebut
 Contoh: ”Komposisi : air, gula, ekstrak buah jeruk (2%), perisa
artifisial jeruk”
 Dikecualikan, gambar sebagai saran penyajian (sesuai kewajaran)
Nama Jenis
 harus dicantumkan pada bagian utama label Nama Jenis
 Sesuai dengan SNI wajib/kategori pangan Nama
Pangan Nama
 Cek kesesuaian dengan yang diinput pada
Dagang
system ereg

Nama Dagang
 tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, atau
orenji
kombinasinya yang memiliki daya pembeda
 bukan merupakan nama dagang yang telah mempunyai sertifikat merek
untuk pangan olahan sejenis atas nama orang /badan usaha lain.
 Nama dagang yang telah memiliki sertifikat merek dapat digunakan
dengan mencantumkan tanda ® atau ™ sepanjang tidak terkait dengan
aspek keamanan pangan, gizi, dan kesehatan.
Nama dagang tidak boleh :

Bertentangan dengan perUU yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan, atau


ketertiban umum;

Tidak memiliki daya pembeda;

Telah menjadi milik umum;

Merupakan keterangan atau berkaitan dengan pangan yang didaftarkan;

Menggunakan nama jenis atau nama umum/lazim, misalnya merek “kopi”

Menggunakan kata sifat seperti alami, murni, suci dan kata lain yang semakna.

Menggunakan kata yang terkait aspek keamanan pangan, gizi, dan kesehatan,
misalnya “proven to reduce cholesterol”
Keterangan tentang Berat Bersih atau Isi Bersih
 Berat bersih atau isi bersih  keterangan mengenai kuantitas atau jumlah pangan
olahan yang terdapat di dalam kemasan atau wadah.
 Bobot tuntas atau berat tuntas  ukuran berat untuk pangan padat yang
menggunakan medium cair dihitung dengan cara pengurangan berat bersih dengan
berat medium cair.
 ditempatkan pada bagian utama label.
 Persyaratan pencantuman berat bersih atau isi bersih yaitu :
1) Pangan padat  berat bersih;
2) Pangan semi padat /kental  berat bersih /isi bersih;
3) Pangan cair  isi bersih.
 Penulisan satuan dalam satuan metrik. contoh:
Padat : miligram (mg), gram (g), kilogram (kg)
Cair : mililiter (ml), liter (L)
Semi padat : miligram (mg), gram (g), kilogram (kg), mililiter (ml) atau liter (L)
 Penulisan untuk menerangkan bentuk butiran /bijian sbb:
”Berat bersih : 1 g (Isi 5 butir @ 200 mg)”
Keterangan tentang Nama dan Alamat
pangan olahan yang diproduksi di wilayah Indonesia:
• harus dicantumkan nama dan alamat produsen (nama
kota, kode pos dan Indonesia)
 “Diproduksi oleh ….”; “Diproduksi oleh … untuk ….”
pangan olahan yang dimasukan ke wilayah Indonesia:
 harus dicantumkan nama dan alamat importir. paling
sedikit mencantumkan nama kota, kode pos dan
Indonesia  “Diimpor oleh ….”
 harus dicantumkan nama dan alamat pihak yang s a m b io
S e la i K a c a n g
memproduksi di luar negeri. paling sedikit B e r a t b e r s ih : 2 5 0 g

mencantumkan nama kota dan nama negara. M D 123456789012


D ip r o d u k s i o le h :
P T. S u ry a K e n c a n a
J a k a r t a 1 0 5 6 0 - I n d o n e s ia

16
Pencantuman Kode Produksi
Kode Produksi merupakan kode yang dapat memberikan
penjelasan mengenai riwayat suatu produksi pangan olahan
yang diproses pada kondisi dan waktu yang sama.

dapat dicantumkan dalam bentuk dapat disertai dengan atau berupa


nomor bets tanggal produksi, yaitu tanggal, bulan
tahun dimana pangan olahan tersebut
diproduksi
Pencantuman Keterangan Kedaluwarsa
Batas akhir suatu makanan dijamin mutunya sepanjang penyimpanannya
mengikuti petunjuk yang diberikan produsen.

Baik digunakan sebelum : Tanggal, Bulan, Tahun (sesuai daya simpannya)

Jika kedaluwarsa tergantung cara penyimpanan, maka petunjuk cara


penyimpanan harus ditulis dan berdekatan dg tanggal kedaluwarsa. Contoh:
”Baik digunakan sebelum 10/11 jika disimpan pada suhu 5oC – 7oC”

Umur simpan Penulisan Contoh penulisan


≤ 3 bulan Tanggal, bulan, dan Baik digunakan sebelum :
tahun 10 JAN 13
˃ 3 bulan Bulan dan tahun Baik digunakan sebelum :
NOV 18

Dapat dicantumkan pada tutup botol, bagian bawah kaleng, bagian atas dos
18
Contoh : Baik digunakan sebelum : lihat bagian bawah kaleng
Pencantuman Keterangan Kedaluwarsa

 Pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan keterangan


tanggal kedaluwarsa, yaitu :
 Minuman beralkohol jenis anggur (wine);
 Minuman yang mengandung alkohol lebih dari 10
(sepuluh) persen;
 Cuka;
 Gula (sukrosa); dan
 Roti dan kue yang mempunyai masa simpan kurang dari
atau sama dengan 24 (dua puluh empat) jam.
 Pangan olahan diatas tetap harus mencantumkan tanggal
pembuatan dan atau tanggal pengemasan.
Keterangan Halal

Apakah syarat pencantuman tulisan halal pada label ?

• memperoleh Sertifikat Halal dari MUI yang masih berlaku


• Informasi produk yang tercantum pada sertifikat sesuai
dengan produk yang akan mencantumkan logo halal.

Logo ”halal” harus dicantumkan pada bagian utama label.


Keterangan berkaitan dengan asal dan sifat pangan
• untuk pangan olahan yang tidak dicampur & tidak diproses atau pangan olahan yang diproses
Alami
secara fisika tetapi tidak merubah sifat dan kandungannya

Murni • untuk pangan olahan yang tidak ditambahkan sesuatu apapun, misal AMDK

Dari … • Bahan tsb merupakan salah satu bahan baku utama (minimal 50%)

Dengan … • Diikuti % bahan, dikecualikan bahan yang tidak boleh diklaim

Segar • Tidak boleh bagi pangan yang terbuat dari bahan setengah jadi atau bahan jadi

100% • untuk pangan olahan yang tidak ditambahkan/dicampur dengan bahan lain.

• tidak dapat digunakan untuk pangan olahan yang dicampur dengan bahan yang dapat
mengaburkan keasliannya, seperti penggunaan perisa. Misal : Susu cokelat
Asli
menggunakan cokelat dan perisa cokelat tidak dapat mencantumkan kata “Dengan
Cokelat Asli”
Keterangan Lain
Penggunaan istilah untuk membedakan mutu suatu pangan olahan dapat digunakan
dengan ketentuan sbb :
 Istilah yang dapat digunakan untuk menunjukkan perbedaan suatu jenis pangan
olahan antara lain “spesial”, “premium”, “gold”, “platinum”, “ekstra”, “plus (+)”,
“advanced” atau kata lain yang semakna.
 memiliki perbedaan yang jelas terkait mutu dan/atau gizi dengan pangan olahan
sejenis.
 Perbedaan kandungan gizi harus memenuhi ketentuan berlaku.
 Pangan sejenis  pangan olahan yang diproduksi oleh perusahaan yang sama
dengan nama jenis yang sama dan telah memiliki izin edar.
 disertai dengan tanda asterik (“*”) dan penjelasan tanda bintang dicantumkan
pada bagian utama label.
 Penjelasan mencakup pembeda dan jika perlu dicantumkan pangan olahan sejenis
sebagai pembandingnya.
TULISAN DAN PERINGATAN
1) Pangan olahan yang mengandung bahan berasal dari babi
2) Minuman Beralkohol
3) Pangan Olahan yang Mengandung Alkohol
4) Susu Kental Manis
5) Formula Bayi
6) Pangan yang Mengandung Alergen
7) Pangan Olahan yang Mengandung Pemanis
8) Sediaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
9) Tulisan dan Gambar Terkait Sponsor Suatu Kegiatan
(Event)
Pangan olahan yang mengandung
bahan berasal dari babi
Minuman Beralkohol

Susu Kental Manis

Perhatikan! Tidak Cocok Untuk Bayi sampai usia 12 Bulan


Pangan Olahan yang Mengandung Alergen
Pangan olahan yang mengandung bahan yang dapat
menimbulkan alergi pada konsumen tertentu dapat
mencantumkan keterangan tentang alergen.

Bahan yang dapat menimbulkan alergi a.l: serealia yang mengandung


gluten (seperti gandum, rye, barley, oats, spelt), kerang-kerangan dan
hasil olahnya, telur dan hasil olahnya, ikan dan hasil olahnya, kacang
tanah, kedelai dan hasil olahnya, susu dan hasil olahnya termasuk
laktosa, treenut dan hasil olah kacang, sulfit (10 ppm atau lebih)

Contoh: Komposisi:....................... Informasi Alergen. Mengandung


sulfit
Label pangan yang mengandung pemanis wajib
mencantumkan tulisan (1):
Mengandung pemanis buatan,
disarankan tidak dikonsumsi oleh
anak di bawah 5 (lima) tahun, ibu
hamil dan ibu menyusui;

Pada label pangan olahan yang


menggunakan gula dan pemanis
buatan wajib dicantumkan
tulisan ”Mengandung gula dan
pemanis buatan”.

Pada label pangan olahan yang


menggunakan pemanis buatan
aspartam, wajib dicantumkan
peringatan “Mengandung
fenilalanin, tidak cocok untuk
penderita fenilketonurik”.

Contoh pangan yang mengandung gula dan pemanis buatan


28
Label pangan yang mengandung pemanis
wajib mencantumkan tulisan (2):

 Pada label pangan olahan


yang menggunakan
pemanis poliol, wajib
dicantumkan peringatan
“Konsumsi berlebihan
mempunyai efek laksatif”.

Contoh pangan yang mengandung pemanis alami


sorbitol
Sediaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
Pada label BTP harus dicantumkan:
 Tulisan ”Bahan Tambahan Pangan”,
 Nama golongan BTP,
 Nama BTP, dan
 Nomor Pendaftaran Produsen BTP, kecuali untuk sediaan
pemanis buatan dalam bentuk table top.
SEDIAAN BTP PEMANIS

• Tulisan "Untuk penderita diabetes dan atau orang yang membutuhkan


makanan berkalori rendah”
• Tulisan ”Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh
anak dibawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui”
• Jumlah mg pemanis buatan yang dapat digunakan tiap hari per kg bobot
badan (Acceptable Daily Intake, ADI).
• Kesetaraan kemanisan dibandingkan dengan gula.

• mencantumkan peringatan ”Mengandung fenilalanin, tidak cocok untuk


penderita fenilketonurik”
Aspartam • “Tidak cocok digunakan untuk bahan yang akan dipanaskan”

• mencantumkan peringatan ”Konsumsi berlebihan mempunyai efek laksatif”


Pemanis
poliol

31
Sediaan BTP Pewarna

a. Tulisan ”Bahan Tambahan Pangan”,


b. Nama golongan BTP,
c. Nama BTP,
d. Nomor Pendaftaran Produsen BTP,
e. Nomor indeks (Color Index, CI)
f. Tulisan pewarna pangan yang ditulis dengan huruf besar berwarna hijau di
dalam kotak persegi panjang berwarna hijau.
Contoh
PEWARNA PANGAN PEWARNA MAKANAN
atau
g. Logo huruf M di dalam suatu lingkaran berwarna hitam
M

32
Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
Informasi Nilai Gizi (ING) adalah daftar kandungan zat gizi
pangan pada label pangan sesuai dengan format yang
dibakukan Tidak wajib
Wajib
jika

• Disertai pernyataan bahwa pangan mengandung vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya yang
ditambahkan;
• Dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang mutu
dan gizi pangan, wajib ditambahkan vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya

Informasi yang wajib dicantumkan Zat gizi yang wajib dicantumkan

1. Takaran saji 1. Energi total


2. Jumlah sajian per kemasan 2. Lemak total
3. Catatan kaki 3. Protein
4. Karbohidrat total
5. Natrium
33
ING dapat dicantumkan pada bagian utama label
(Front of Pack, FOP)
1) harus mencakup informasi tentang jumlah energi berdampingan dengan jumlah lemak, lemak
jenuh dan garam (natrium),
2) Pencantuman gula dapat dicantumkan berdampingan dengan zat gizi (energi, lemak, lemak jenuh,
natrium)
3) Pencantumkan zat gizi lainnya dapat dicantumkan sepanjang memenuhi persyaratan klaim yang
ditetapkan,
4) Pencantuman nilai gizi meliputi jumlah dan %AKG zat gizi per kemasan sesuai dengan yang
tercantum pada Tabel Informasi Nilai Gizi (ING).
FORMAT Takaran saji dan
INFORMASI energi total
NILAI GIZI

Lemak,
protein, dan
karbohidrat
Jumlah gizi dan
persentase AKG

Persentase AKG : Jumlah zat gizi


per saji dibandingkan dengan
acuan label gizi dikali 100%

Biru : wajib dicantumkan


(mandatory)
Vitamin dan Merah : wajib dicantumkan
dengan persyaratan
mineral tertentu
Hijau : dapat dicantumkan
secara sukarela
Catatan (voluntary)
kaki 35
Luas permukaan label ≤ 100 cm2
FORMAT LAIN

FormatTabular/
Horizontal

Format Linier

Untuk informasi nilai gizi,


Luas permukaan label ≤ 30 cm 2
silahkan hubungi :
Dan Tidak terdapat klaim Telp (021) 1234567
TULISAN YANG DILARANG DICANTUMKAN

• mengandung suatu zat gizi lebih


unggul dari produk lain.
x
‘Vitamin C paling tinggi’

• dapat menyehatkan

• berfungsi sebagai obat


‘Madu bermanfaat untuk
menyehatkan badan’

‘dapat mengobati kanker’


xx
• merendahkan produk lain ‘nikmatnya tak tertandingi’
x
Pernyataan bebas bahan tertentu tetapi
mengandung bahan tertentu tersebut baik
tidak disengaja maupun sebagai
bahan/senyawa ikutan.
TULISAN YANG DILARANG DICANTUMKAN

• dapat meningkatkan
kecerdasan atau IQ x
‘dengan DHA untuk
meningkatkan kecerdasan
anak’

• tidak mengandung zat tertentu


yang secara alami tidak ada.
x
‘tidak mengandung kolesterol’
 pada produk minyak
goreng

x
• pernyataan dari tenaga ‘Konsumsi produk A untuk
kesehatan atau yang memenuhi kebutuhan protein
anda setiap hari’ (Prof. Abal – ahli
menyerupai. gizi)

Logo yang tidak terkait produk, Keterangan yang kondisinya dipengaruhi


contoh: ISO 9001. oleh waktu seperti Modern, Tradisional,
Canggih dan kata lain yang semakna
GAMBAR YANG TIDAK BOLEH DICANTUMKAN

• tenaga kesehatan atau seolah-olah sebagai tenaga kesehatan


• nama, logo atau identitas lembaga yang melakukan analisis
• Nama dan gambar tokoh yang telah menjadi milik umum,
kecuali mendapat izin dari ybs.

Gambar diambil dari: www.lovelytoday.com, sp.beritasatu.com,


id-id.facebook.com
Direktorat Standardisasi Produk Pangan
Gedung F Lantai 3, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta
Telp. 021-42875584, Fax. 021-42875780
subditspo2@yahoo.com

You might also like