Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Senyawa agonis adalah senyawa yang dapat
menghasilkan respon biologis tertentu
serupa senyawa agonis endogen
Senyawa antagonis adalah senyawa yang
dapat menetralisir atau menghilangkan
respon biologis senyawa agonis
Senyawa antagonis mempunyai dasar
struktur yang mirip dengan senyawa agonis
2
Guna pengetahuan agonis dan antagonis :
1. Merancang kombinasi obat,
2. Pembuatan komposisi obat,
3. Merancang senyawa antagonis
terhadap senyawa agonis endogen
4. Mengetahui dan mengantisipasi
bahaya interaksi obat
3
PENGGOLONGAN SENYAWA ANTAGONIS
BERDASARKAN FASA KERJA OBAT
1. Antagonis farmasetik
Penyebab : OTT, ketidaksesuaian
(incompatibility) antar obat kombinasi,
dan ketidaksesuaian kimia/fisika
Akibatnya :
a. Jumlah senyawa aktif yang dilepaskan
menurun
b. Kecepatan pelepasan senyawa aktif
menurun
4
2. Antagonis farmakokinetik
Menyebabakan ketersediaan hayati obat
menurun, sehingga menurunnya
kadar obat dalam darah dan jaringan.
Penyebab :
a. Menurunnya absorpsi obat
b. Meningkatnya ekskresi obat
c. Menurunnya proses bioaktivasi
d. Meningkatnya proses bioinaktivasi
e. Menurunnya senyawa aktif karena
interaksi obat
5
3. Antagonis farmakodinamik
Antagonis pada tingkat jaringan
atau plasma dan reseptor,
Mempengaruhi interaksi obat –
reseptor sehingga menurunkan
respon biologis obat
6
KOMBINASI OBAT
Yang dimaksud kombinasi obat adalah :
1. Campuran dua atau lebih obat dalam satu
formulasi
2. Penggunaan dua obat dalam formulasi yang
berbeda dan diminum bersamaan
3. Penggunaan obat yang diminum pada waktu
yang berbeda tapi bersama-sama dalam darah
Akibat kombinasi obat : peningkatan atau
penurunan efek obat
7
DESENSITISASI (pencegahan aksi obat):
senyawa antagonis diberikan sehingga
reseptor tidak sensitif terhadap senyawa
agonis
EFEK KURATIF: senyawa agonis kemudian
diberikan senyawa antagonis untuk
menghilangkan efek senyawa agonis atau
efek sampingnya
Penurunan efek obat kadang diinginkan,
kadang tidak diinginkan ( incompatible )
8
Kombinasi obat dapat meningkatkan
efek obat :
1. Efek potensiasi : pada fasa farmasetik
dan farmakokinetik
a. Menghambat bioinaktivasi
b. Menurunkan ekskresi
c. Meningkatkan bioaktivasi
2. Efek sinergisme : pada fasa
farmakodinamik
9
Kombinasi obat yang rasional :
1. Mempunyai efek potensiasi : dosis masing2
lebih rendah, efek terapetik sama, efek
samping lebih kecil
2. Kombinasi obat kausal dan simtomatis
3. Mencegah resistensi
4. Penyebab infeksi belum diketahui, pasien
butuh penanganan segera
5. Mekanisme kerja obat yang berbeda
6. Infeksi ganda
7. Lebih murah dan lebih nyaman
8. Efek samping obat berbeda\
9. Mengurangi efek samping obat
10
Kombinasi obat yang tidak rasional :
1. Salah satu obat menimbulkan efek
potensiasi yang berlebihan
2. Incompatible ( tidak tercampurkan, OTT )
3. Meningkatkan resistensi pada antelmintik
Kerugian kombinasi obat :
1. Tidak ada fleksibilitas dosis
2. Dapat mempengaruhi diagnosa
3. Toksisitas salah satu obat mempengaruhi
dosis terapi obat lain
4. Efek toksik dianggap toksisitas salah satu
obat
5. Terjadi reaksi kimia selama penyimpanan
6. Jarang diperlukan kombinasi obat untuk
penyakit fungsi organ 11
ANTAGONIS PADA FASA FARMAKOKINETIK
12
Agonis + Reseptor ----- (AR) ----- Respon Bio
+
Antagonis kimia
I
produk tidak aktif
13
ANTAGONIS PADA FASA
FARMAKODINAMIK
Antagonis farmakodinamik terjadi pada
interaksi obat-reseptor
Antagonis berperan pada proses biokimia
penting atau melakukan pelblokan pada
reseptor spesifik
Interaksi dapat bersifat :
Reversibel
Kompetitif
Irreversibel
14
Antagonis pada fasa farmakodinamik
dibagi atas :
1. Antagonis kompetitif
2. Antagonis non kompetitif
3. Kombinasi antagonis
kompetitif dan non kompetitif
4. Antagonis fungsional dan
fisiologik
5. Antagonis irreversibel
6. Antagonis tipe kompleks
15
Antagonis kompetitif
Agonis + Reseptor ----- (AR) ------ Respon Biologis
I
Antagonis Kompetitif
16
Antagonis non Kompetitif
1. Pengurangan afinitas
2. Pengurangan aktivitas intrinsik
3. Menghalangi transmisi imfuls
4. Berinteraksi dengan makromolekul (membran, sel
atau jaringan ) yg sama dengan agonis
17
Pengurangan afinitas
obat dan antagonis bekerja pada sel yang sama tetapi
tempat yg berbeda, interaksi antagonis menyebabkan
perubahan bentuk konformasi reseptor sehingga
dapat menurunkan afinitas agonis, akibatnya respon
biologisnyapun menurun.
Pengurangan aktivitas intrinsik
antagonis bekerja pada sel yang berbeda dengan
agonis.
cont : spasmolitik (papaverin) dgn spasmogen
(histamin, asetilkolin, serotonin)
18
Menghalangi transmisi impuls
senyawa agonis pad sl berbeda, menyebabkan
penghalangan transmisi impuls senyawa agonis.
cont : striknin (perangsang SSP) dgn prokain (anestesi)
Berinteraksi dgn makromolekul
berinteraksi dgn makromolekul yg sama dgn agonis yg
merupakan bagian dari reseptor-efektor, sehingga
penurunan respon biologis.
cont : striknin dgn kurare
19
Anatgonis fungsional, fisologis
Anatgonis fungsional : dua senyawa agonis
mempunyai efek berlawanan, bekerja pada satu sel
atau sistem yang sama tapi pada tempat yg berbeda
cont : histamin dan isaoprenalin bekerja pada otot
polos jaringan bronki
22
1. Metabolit dan antimetabolit
23
2. Antagonis dan pemblok selektif
24
3. Agonis dan antagonis ireversibel selektif
25