You are on page 1of 45

Dermatitis Kontak Alergi

et causa Hair Dye


Yulyani Pratiwi

Penguji : dr. Muljani Enggalhardjo, Sp.KK


BAB I
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Bp. I Taman Ubud No. RM : 00-84-96-xx


30 Oktober 1994
24 tahun
Jumat, 8 Maret 2019
13:00
Poliklinik Kulit & Kelamin
RS Siloam Karawaci
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan gatal, perih, bengkak dan
terasa kencang pada tepi rambut sejak 1 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
timbul bintik Gatal, perih dan Klinik  diberikan
2 hari SMRS bengkak disertai
merah di kulit methylprednisolone
mengecat rambut perasaan kencang di
kepala dan sekitar 4 mg
pada malam hari. sekitar tepi rambut
tepi rambut
sejak 1 hari SMRS.
Gatal dan perih yang dirasakan pasien terus menerus.
Gatal dan perih membaik ketika pasien mengaplikasikan
salep betamethasone dipropionate dan salicylic acid,
mengkonsumsi cetirizine 10 mg 3x1 dan membasahi kepala
dengan air dingin. Gatal dan perih semakin memburuk
ketika berkeringat. Pasien mengkonsumsi cetirizine dan
menggunakan salep sejak 1 hari SMRS.
+
8 Maret 2019
Pasien menyatakan bengkak tidak berkurang meskipun telah
mengkonsumsi obat dan menggunakan salep. Skala nyeri yang
dirasakan pasien adalah 5/10. Keluhan yang timbul pada pasien
membuat pasien kesulitan beraktivitas karena rasa gatal, perih dan
keluhan dari segi kosmetik.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pernah mengalami gejala serupa pada tahun 2014 karena
mengecat rambut.
• Pasien menyangkal adanya riwayat alergi baik pada
makanan ataupun obat-obatan. Tidak ada riwayat penyakit
asma, diabetes melitus dan hipertensi pada pasien.
Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Di lingkungan pasien tidak ada yang memiliki keluhan
serupa.
Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa,


tidak memiliki riwayat asma, alergi pada cat rambut,
makanan, maupun alergen lainnya.
Riwayat Alergi dan Pengobatan

Pasien memiliki riwayat alergi terhadap cat rambut. Pasien


menyangkal memiliki riwayat alergi terhadap makanan
maupun obat. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan rutin.
Pemeriksaan Fisik
–Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak sehat
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : 15 ( E4M6V5)
• Berat Badan : 70 kg
• Tinggi Badan : 168 cm
• IMT : 24,8 (Normal)
• Tanda-tanda vital
– Tekanan Darah : 110/80 mmHg
– Denyut Nadi : 80x/menit regular, isi cukup
– Suhu : 36,5oC
– Laju Nafas : 18x/menit
– SpO2 : 99%
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada injeksi
Mata konjungtiva, scar, rash, ataupun mata cekung. Jarak antar mata
simetris. Pupil isokor (3 mm/3 mm).
Kulit dan Normal, tidak ada rash, turgor baik.
kuku
Kepala Rambut Rambut tersebar merata, berwarna hitam
dan wajah Kulit Tampak edema dan eritema disekitar tepi rambut

Fungsi Pergerakan normal tanpa adanya keterbatasan.

Hidung Bentuk dan ukuran normal, tidak ditemukan deviasi, pendarahan, pus,
deformitas dan tidak terdapat napas cuping hidung.
Telinga Bentuk dan ukuran normal, simetris, tidak ditemukan pus, tidak terdapat pendarahan,
pembesaran kelenjar getah bening auricular dan deformitas.
Gigi dan Bibir simetris, merah. Pemeriksaan gigi tidak dilakukan. Tonsil normal (T1/T1).
mulut
Leher Tidak ditemukan rash, pembesaran tiroid, pembesaran KGB leher dan supraklavikular.

Inspeksi Simetris, tidak ada bagian dada yang tertinggal, tidak ada retraksi sela
iga, tidak ada barrel chest, pectus excavatum, pectus carinatum.

Palpasi Tactile focal fremitus normal, simetris di seluruh lapang paru anterior dan
Paru
posterior. Tidak terdapat deviasi trakea.

Perkusi Sonor di seluruh lapang paru anterior dan posterior.


Auskultasi Vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Inspeksi Tidak terlihat ictus cordis.
Palpasi Tidak ada thrill.
Jantung Perkusi Tidak dilakukan.
Auskultasi Katup aorta, pulmo, mitral, tricuspid S1/S2. Tidak ada S3, S4,
murmur, ataupun gallop.
Abdome Inspeksi Simetris, datar, tidak tampak erosi, ekskoriasi, bengkak dan
n kemerahan.
Palpasi Supel, tidak teraba masa maupun pembesaran organ, nyeri
tekan (-)
Perkusi Timpani pada seluruh lapang abdomen
Auskultasi Terdengar bising usus
Ekstremitas, Ekstremitas simetris, tidak ada pucat, sianotik, ikterik,
kulit, dan atau deformitas. Kuku tidak ada clubbing finger,
kuku ataupun koilonychia. Cappilary refill time
(CRT) < 2 detik.
Status Dermatologis

Ad regio capitis tampak plak


eritematosa, berbatas tegas,
berukuran plakat, diatasnya
terdapat papul milier.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
pemeriksaan
penunjang pada
pasien.
Resume
• Bp. I, berusia 24 tahun, datang dengan keluhan gatal dan perih pada tepi rambut sejak 1
hari SMRS.
• 2 hari SMRS pasien mengecat rambut pada malam hari.
• Keesokan paginya timbul bintik merah di sekitar tepi rambut.
• Bintik merah semakin memburuk dari waktu ke waktu
• Gatal dan perih dirasakan terus menerus, membaik ketika menggunakan salep
betamethasone dipropionate dan salicylic acid, mengkonsumsi cetirizine 10 mg 3x1
dan membasahi kepala dengan air dingin, keadaan memburuk ketika pasien berkeringat.
• Pagi hari mengkonsumsi methylprednisolone 4 mg.
• Kemerahan, bengkak dan perasaan kencang pada tepi rambut tidak
membaik meskipun telah mengkonsumsi obat dan menggunakan
salep.
• Skala nyeri yang dirasakan pasien adalah 4/10.
• Keluhan yang timbul menganggu aktivitasi karena rasa gatal,
perih dan keluhan dari segi kosmetik.
• Mengalami keluhan serupa pada tahun 2014
• Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital dan status
generalis dalam batas normal.
• Pada status dermatologis ditemukan pada regio capitis
tampak plak eritematosa, berbatas tegas, berukuran
plakat, diatasnya terdapat papul milier.
Diagnosis Kerja : Dermatitis Kontak Alergi
Diagnosis Banding : Dermatitis Kontak Iritan,
Dermatitis Seboroik
Tatalaksana
• Medikamentosa
– Medixon® 4 mg 2x1 selama 7 hari
– Xyzal® 5 mg 1x1 selama 7 hari
– Elox 10 gr cream 2x1
• Non-medikamentosa
– Memberikan edukasi untuk tidak mengecat rambut
Prognosis

• Quo ad vitam : Ad bonam


• Quo ad functionam : Ad bonam
• Quo ad sanationam : Ad bonam
• Quo ad cosmeticam: Ad bonam
PEMBAHASAN KASUS
Definisi
Dermatitis Kontak Alergi (DKA) adalah sistem
kekebalan tubuh yang memiliki reaksi berlebihan terhadap
zat-zat tertentu, terkadang dalam jumlah yang sangat kecil.
Epidemiologi

>
0,2-2,5% dari populasi Eropa
20% dari penata rambut
Etiologi
Patogenesis
Diagnosis
• Anamnesis
– riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal dan sistemik, kosmetika,
dan berbagai bahan yang diketahui menimbulkan alergi.
– penyakit kulit yang pernah dialami, riwayat atopi, baik dari
yang bersangkutan maupun keluarganya.
• Pemeriksaan fisik
Diagnosis Banding
Pencegahan
Tatalaksana
Prognosis
• Ad Vitam : Bonam
• Ad Functionam : Bonam
• Ad Sanationam : Dubia
• Ad Cosmeticam : Malam
Daftar Pustaka
1. Sularsito SA, Soebaryo RW. Dermatitis Atopik. In: SW SL, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta: BP FKUI; 2015. p. 161–5.
2. Diepgen TL, Ofenloch RF, Bruze M, Bertuccio P, Cazzaniga S, Coenraads PJ et al.
Prevalence of contact allergy in the general population in different European regions. Br J
Dermatol 2016; 174(2): 319-329.
3. Peiser M, Tralau T, Heidler J, Api A, Arts J, Basketter D et al. Allergic contact dermatitis:
epidemiology, molecular mechanisms, in vitro methods and regulatory aspects. Cellular and
Molecular Life Sciences. 2011;69(5):763-781.
4. Handa S, De D, Mahajan R. Contact dermatitis to hair dye: An update. Indian Journal of
Dermatology, Venereology, and Leprology. 2012;78(5):583.
5. Rashid RS, Shim TN. Contact dermatitis. BMJ 2016; 353: i3299.

You might also like