You are on page 1of 39

PULAU JAWA

GEOLOGI INDONESIA (GL-4102)


OUTLINE
• Fisiografi Umum
• Batas-Batas
FISIOGRAFI • Pembagian Administratif

• Present Tectonic
• Past Tectonic
TEKTONIK
• Evolusi Tektonik dan Jalur Magmatisme
• Pola Struktur

• Sejarah Sedimentasi
SEDIMENTASI • Startigrafi Cekungan-Cekungan Sedimentasi
& STRATIGRAFI
FISIOGRAFI
Fisiografi Umum, Bata-batas, Pembagian Administratif
FISIOGRAFI UMUM (1)
Iklim tropis dan curah hujan yang tinggi mengakibatkan tingkat
pelapukan yang cepat dan intensif. Akibatnya di Pulau Jawa banyak
terdapat dataran erosi dan denudasi. Banyak pula terdapat parit-parit
alam (gullies) untuk mengakomodir banyaknya air hujan yang turun.
Tapi nyatanya, topografi Pulau Jawa belum semuanya peneplain karena
erosi dan denudasi masih dapat terimbangi oleh orogenesa muda dan
epirogenesa aktif yang mana gerak perlipatan masih terus berlangsung
dari plesitosen. Hal ini juga dipengaruhi oleh produk vulkanisme yang
dihasilkan lebih besar daripada banyaknya material yang tererosi.
FISIOGRAFI UMUM (2)
• Pada bagian Selatan terdapat penyebaran batuan volkanik pada
Pegunungan Selatan berupa Old Andesite Fromation
• Penyebaran batuan karbonat pada bagian back-arc (bagian Jawa
Utara) dan tatanan intra-arc (bagian Jawa Selatan)
• Penyebaran batuan karbonat di depan Pegunungan Selatan berupa
Reef yang tumbuh selama Oligo-Miosen meliputi Bayah-Sukabumi-
Rajamandala
• Jalur Volkanik Kuarter memanjang E-W di bagian tengah Pulau Jawa
BATAS-BATAS

• Selatan: Samudera Hindia, fore arc basin (pantai terjal dan dalam) dan
subduksi antara lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia, Java Trench
• Utara: pulau berpantai landai dan dangkal (back arc basin) berbatasan
dengan Laut Jawa dan dipisahkan dengan pulau Madura oleh Selat Madura.
• Barat: pulau Jawa dipisahkan dengan pulau Sumatera oleh Selat Sunda
• Timur: pulau Jawa dipisahkan dengan pulau Bali oleh Selat Bali.
PEMBAGIAN ADMINISTRATIF
Secara administratif Pulau Jawa dibagi menjadi 6 provinsi yaitu:
1. Banten
2. DKI Jakarta
3. Jawa Barat
4. Jawa Tengah
5. DI Yogyakarta
6. Jawa Timur
PRESENT TECTONIC
Jenis Orogenesa Aktif
PRESENT TECTONIC
• Bagian dari Orogen Sunda (Sunda Orogeny) di Jawa dan Nusa
Tenggara: melibatkan subduksi lempeng samudera dengan arah tegak
lurus, menghasilkan jalur orogen tipe Andean beserta palung,
komplek akresi, cekungan depan-busur (forearc basin), busur
magmatik dimana gunungapi tumbuh di tepi kontinen Sundaland.
PAST TECTONIC
Unsur-Unsur Tektonik Penyusun Pulau Jawa, Sejarah Terbentuknya Pulau Jawa
PAST TECTONIC (1)

Unsur tektonik penyusun Pulau Jawa menurut Hall dalam Metcalfe (1996) dan Barber et al
(2005):
1. Microcontinent Sibumasu
2. Microcontinent Banda
3. Microcontinent Argo
4. Volcanic Arc Woyla
PAST TECTONIC (2)
Pada zaman Devon, Microcontinent
Sibumasu bergerak dari Gondwana ke
arah utara menabrak Malaya serta
Indochina, dan membentuk Sumatera
bagian barat serta pada bagian
selatannya membentuk Jawa bagian
barat laut.
PAST TECTONIC (3)

Pada akhir Jura Microcontinent Banda


dan Microcontinent Banda Dalam
bergerak dari Australia ke utara, Banda
tersubduksi ke bawah Luconnia
membentuk bagian barat daya Borneo,
dan bagian Jawa bagian barat hingga
tengah. Sementara Banda Dalam
menyusup kebawah Filipina.
PAST TECTONIC (4)
• Pada akhir Jura ini pula Microcontinent
Argo bergerak dari Australia dan menyusup
ke baah Microcontinent Banda yang telah
datang lebih dulu membentuk jalur suture
Meratus-Karangsambung pada zaman pra
tersier.
• Singkapan batuan Pra-Tersier, seperti
yang ditunjukkan oleh singkapan batuan
kompleks melange (batuan bancuh atau
campur aduk) Luk Ulo-Karangsambung dan
kompleks batuan metamorf Bayat dan
berlanjut ke arah Pegunungan Meratus di
ujung tenggara Kalimantan
PAST TECTONIC (5)
Pada zaman Kapur, terbentuk volcanic arc
sebagai hasil penutupan Laut Mesotethys
yaitu berupa suture Woyla Arc, yang
nantinya membentuk bagian timur dari
Sumatera dan Jawa bagian ujung timur.
Pada kenozoikum jalur meratus berhenti
dan terjadi evolusi jalur magmatisme
yang memanjang di bagian selatan Jawa.
EVOLUSI TEKTONIK DAN JALUR
MAGMATISME
Evolusi Tektonik beserta Jalur Magmatisme dari Pra Tersier, Tersier hingga Kuarter
TEKTONIK & JALUR MAGAMTISME PRA
TERSIER (1)
Fase tektonik awal terjadi saat Mesozoikum, ketika pergerakan
Lempeng Indo-Australia ke arah timurlaut menghasilkan subduksi
dibawah Sunda Microplate sepanjang suture Karangsambung-Meratus,
dan diikuti oleh fase regangan (rifting phase) selama Paleogen dengan
pembentukan serangkaian horst (tinggian) dan graben (rendahan)

Pembentukan cekungan depan busur (fore arc basin) berkembang di


daerah selatan Jawa Barat dan Serayu Selatan di Jawa Tengah
TEKTONIK & JALUR MAGAMTISME PRA
TERSIER (2)
Jalur subduski purba pada Pra-Tersier tepatnya memiliki umur Kapur Akhir. Jalur ini
dapat diamat mulai dari Jawa Barat selatan (Ciletuh), Pegunungan Serayu (Jawa
Tengah) dan Laut Jawa bagian timur ke Kalimantan Tenggara. Sedangkan jalur busur
magmatik pada fasa ini menempati lepas pantai Utara Jawa.
TEKTONIK & JALUR MAGAMTISME TERSIER (1)
• PERIODE EKSTENSIONAL (Eosen)
Terjadi evolusi geologi yang cukup signifikan, terutama di wilayah Jawa
Tengah-Jawa Timur, ditandai dengan berubahnya arah lajur subduksi
yang pada zaman Kapur Akhir-Paleosen berarah NE-SW menjadi E-W
pada zaman Tersier

• PERIODE TENSIONAL (Oligosen)


Terdapatnya jalur magmatik Tersier Oligo-Miosen (atau OAF= Old
Andesite Formation, Van Bemmlen, 1949) berarah E-W di sepanjang
bagian selatan Pulau Jawa menunjukkan adanya sistem subduksi
lempeng Tersier yang lebih muda, disebut sebagai Pegunungan Selatan
TEKTONIK & JALUR MAGAMTISME TERSIER (2)
TEKTONIK & JALUR MAGAMTISME KUARTER
• Mundurnya jalur subduksi dan jalur magmatik pada Pualu Jawa ini
juga terus terjadi dari mulai Kuarter hingga saat ini dengan
mekanisme yang serupa, yaitu akibat adanya roll back extension.
Zona subuksi dan zona magmatis pada Kuarter relatif lebih
berdekatan akibat sudut penunjaman lebih tajam.
POLA STRUKTUR
Pola Meratus, Pola Jawa, Pola Sunda dan Pola Sumatera
POLA STRUKTUR
Pulunggono dan Martodjojo (1994) mengenali tiga
arah struktur utama di Pulau Jawa:
1. Pola Meratus (NE-SW)
2. Pola Sunda (N-S)
3. Pola Jawa (E-W)

Dan menurut Satyana (2007) disamping ke tiga


struktur utama tersebut, terdapat pula
4. Pola Sumatera (NW-SE)
POLA MERATUS
• Berarah NE-SW
• Dominan di kawasan lepas
pantai utara, ditunjukkan oleh
tinggian-tinggian Karimunjawa,
Bawean, Masalembo dan Pulau
Laut (Guntoro, 1996).
• Di Pulau Jawa arah ini terutama
ditunjukkan oleh pola struktur
batuan Pra-Tersier di daerah Luk
Ulo, Kebumen Jawa Tengah.
POLA SUNDA
• Berarah N-S
• Umum terdapat di lepas pantai
utara Jawa Barat dan di daratan
di bagian barat wilayah Jawa
Barat.
• Arah ini tidak nampak di bagian
timur pola Meratus.
POLA JAWA-
SAKALA

• Berarah W-E
• Mendominasi daratan Pulau Jawa, baik struktur sesar maupun struktur
lipatannya.
• Di Jawa Barat pola ini diwakili oleh Sesar Baribis, serta sesar sungkup dan
lipatan di dalam Zona Bogor.
• Di Jawa Tengah sesar sungkup dan lipatan di Zona Serayu Utara dan Serayu
Selatan mempunyai arah hampir barat-timur.
• Di Jawa Timur pola ini ditunjukkan oleh sesar-sesar sungkup dan lipatan di
Zona Kendeng.
More about SAKALA

• Struktur arah barat-timur atau Arah Jawa, di cekungan Jawa Timur


ternyata ada yang lebih tua dari Miosen Awal, dan disebut Arah
Sakala (Sribudiyani et al., 2003). Struktur Arah Sakala yang utama
adalah zona sesar RMKS (Rembang-Madura-Kangean-Sakala) dan
merupakan struktur yang menginversi cekungan berisi Formasi Pra-
Ngimbang yang berumur Paleosen sampai Eosen Awal sebagai
endapan tertua
POLA SUMATERA
• Terutama terdapat di wilayah Jawa Barat dan di Jawa Tengah bagian
timur struktur ini sudah tidak nampak lagi
SEDIMENTASI & STRATIGRAFI
Sejarah Sedimentasi, Stratigrafi Ceungan-Cekungan Sedimentasi Pulau Jawa
SEJARAH SEDIMENTASI
Interaksi lempeng telah diyakini berpengaruh terhadap pembentukan
maupun konfigurasi cekungan yang dikontrol oleh sesar-sesar
bongkah pada basement.
Menurut Sujanto dan Sumantri (1977), pola pengendapan di Pulau
Jawa selama Tersier memperlihatkan berbagai gejala seperti sesar
tumbuh (growth faulting),pembentukan paparan karbonat
regional (regional platforming), pengendapan seperti flysch pada
palung, pertumbuhan terumbu pada volkan-volkan tua dan
sedimentasi gelinciran-pemerosotan-turbiditik (turbiditic-sliding-
gliding sedimentation)
• merupakan endapan syn-rift yakni sedimen yang terendapkan bersamaan
dengan proses peregangan yang mengakibatkan pembentukan horst dan
graben
• Seri batuan Volkanik (Fm Jatibarang), Fm Ciletuh dan Fm Karangsambung di

Paleogen Komplek Luk Ulo mewakili sedimen yang diendapkan pada fore arc basin yang
labil

• terjadi kegiatan perkembangan volkanisme “old andesite” di Jawa bagian


selatan yang menghasilkan batuan volkaniklastik serta perkembangan paparan
dan terumbu karbonat yang menghasilkan endapan karbonat.
• Produk kegiatan volkanisme ini tersebar sepanjang Jawa bagian selatan, Pada

Neogen Oligo-Miosen batuan karbonat tersebar yang jauh dari pengaruh Busur
Volkanik Oligo-Miosen dan terutama berkembang di tatanan tektonik backarc
CEKUNGAN SEDIMENTASI PULAU JAWA

Cekungan:
1. North West Java
2. Sunda
3. South West Java
4. South Central Java
5. East Java
NORTH WEST JAVA BASIN
a. Basement
b. Fm. Jatibarang
c. Fm. Talangakar
d. Fm. Baturaja
e. Fm. Cibulakan Atas
f. Fm. Parigi
g. Fm. Cisubuh

Stratigrafi Cekungan Jawa Barat Utara (Ron A. Noble


dkk., 1997)
SUNDA BASIN
a. Basement
b. Fm. Talangakar
c. Fm. Baturaja
d. Fm. Gumai
e. Fm. Air Benakat

Stratigrafi regional cekungan Sunda (dimodifikasi


dari Bushnell dan Temansja, 1986)
SOUTH WEST JAVA BASIN

a. Basement g. Fm. Sareweh


b. Fm. Bayah h. Fm. Badui
c. Fm. Cicacurup i. Fm. Bojongmanik
d. Fm. Cijengkol j. Fm. Genteng
e. Fm. Citarate k. Fm. Cimanceuri
f. Fm. Cimapag l. Fm. Cipacar

Korelasi Stratigrafi Daerah Gunung Pongkor


dengan Daerah Banten Selatan (Basuki, dkk 1992)
SOUTH CENTRAL JAVA
BASIN
a. Basement
b. Fm. Karangsambung
c. Fm. Totogan
d. Fm. Gabon
e. Fm. Waturanda
f. Fm. Kalipucang
g. Fm. Penosogan
h. Fm. Halang

Stratigrafi regional cekungan Jawa Tengah Selatan


EAST JAVA BASIN

a. Basement f. Fm. Woncolo


b. Fm. Ngimbang g. Fm. Ledok
c. Fm. Kujung h. Fm. Mundu
d. Fm. Prupuh i. Fm. Paciran
e. Fm. Tuban j. Fm. Lidah

Stratigrafi regional cekungan Jawa Timur (Johansen, 2003)


REFRENSI
• https://www.scribd.com/doc/59733314/Cekungan-Jawa-Timur-Utara
• http://siboxer.blogspot.co.id/2012/01/cekungan-jawa.html
• Mulhadiyono, 1973, Petroleum Possibilities of the Banyumas Area, Indonesian Pet. Assoc., 2 nd
Annual Convention Proceeding.
• PERTAMINA-BEICIP, 1992, Global Geodynamics, Basin Clasification and Exploration Play-Types in
Indonesia, PERTAMINA, Jakarta.
• Sujanto, F.X., Sumantri, Yanto R., 1977, Preliminary Study on the Tertiary Depositional Patternsof
Java, Indonesian Pet. Assoc., 6th Annual Convention Proceeding.
• http://media.unpad.ac.id/thesis/270110/2009/270110090086_2_5508.pdf
• http://siboxer.blogspot.co.id/2012/01/cekungan-jawa.html
• Adnan, A., Sukowitono, dan Supriyanto, 1991. Jatibarang Subbasin-A Half Garben Model in the
Onshore 22 of Northwest Java. Prosiding tahunan IAGI 20, h 279-288.
• Arpandi, D., Patmosukismo, S., 1975. The Cibulakan Formation as One of the Most Prospective
Stratigraphic Units in the Northwest Java Basinal Area. IPA Proceeding, Vol 4th Annual
Convention, Jakarta.

You might also like