You are on page 1of 2

Sabtu, 6 april 2019 Jumat, 5 april 2019

Baca: Baca :
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (35:1-12)
1 Samuel 17-18 "Tuhan berkenan kepada korban orang benar, dan ingatannya tidak
Paulus bersurat kepada Timotius dari penjara akan dilupakan."
Roma. Terungkap betapa ia sering disakiti dan Memenuhi hukum Tuhan itu sama dengan mempersembahkan banyak
kurban, dan memperhatikan segala perintah Tuhan itu sama dengan
dikecewakan, baik oleh para lawan maupun kawan. mempersembahkan kurban keselamatan. Membalas kebaikan hati
Salah seorang penentang yang sering orang sama dengan mempersembahkan kurban sajian, dan memberi
menyulitkannya ialah Aleksander (ay. 14; lih. 1Tim. derma sama dengan menyampaikan kurban syukur. Yang direlai oleh
Tuhan ialah menjauhi kejahatan dan menolak kelaliman itu sama
1:19-20). Sewaktu penahanan dan pengadilannya dengan dengan kurban penghapus dosa. Janganlah tampil di hadirat
yang pertama di Roma, ia merasa ditinggalkan Tuhan dengan tangan kosong, sebab semuanya wajib menuruti
kawan-kawan (ay. 16). Termasuk oleh keempat perintah Tuhan. Persembahan orang jujur melemaki mezbah, dan
harumnya sampai ke hadapan Yang Mahatinggi. Tuhan berkenan akan
orang yang disebutnya (ay. 21). Namun, tiada jejak kurban orang yang jujur, dan takkan melupakannya. Muliakanlah Tuhan
kekecewaan berkepanjangan kepada mereka. dengan kemurahan, dan buah bungaran di tanganmu janganlah
Paulus memercayakan pengalaman buruknya kausedikitkan. Bawalah pemberianmu dengan muka riang, dan dengan
suka hati sertakanlah bagian sepersepuluh menjadi barang kudus.
kepada Tuhan (ay. 14, 17). Ia memilih untuk hidup Berikanlah kepada Yang Mahatinggi sesuai dengan apa yang diberikan-
dalam kasih karunia-Nya. Jadi, ia pun berkarunia Nya kepadamu: itupun harus dengan murah hati dan seturut
membebaskan diri dan orang lain dari ekspektasi penghasilanmu. Sebab Tuhan pasti membalas, dan akan membalas
engkau tujuh kali lipat. Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab tidak
yang terlampau menuntut. Ucapan "anugerah-Nya akan Ia terima! Jangan menaruh harapan pada kurban kelaliman.
menyertai kamu" (ay. 22) bukan basa-basi belaka Sebab Tuhan adalah hakim yang tidak memihak
Bacaan : Yesaya 43 : 1 – 7
anganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau.”
Ketika seorang anak kecil terpisah dari orangtuanya, ia akan berusaha untuk mencari-cari orang tuanya. Dan ketika mengalami
kebingungan serta kecemasan, ia akan mulai menangis sejadi-jadinya. Tentu hal ini akan menarik perhatian orang banyak
yang berada di sekeliling anak tersebut. Mungkin ada yang tergerak untuk berusaha untuk menolongnya. Bangsa Israel
yang terserak-serak ke seluruh penjuru dunia setelah ditaklukkan oleh Kerajaan Babel, hidup dalam pembuangan selama
beberapa tahun baik dalam masa pemerintahan Kerajaan Babel maupun Media-Persia. Hal ini tentu menjadi sebuah
pukulan berat bagi bangsa ini. Ada begitu banyak anggota keluarga yang terpisah tanpa memiliki kepastian apakah dapat
berjumpa kembali. Kecemasan karena terpisah tentu menjadi sesuatu yang sangat wajar. Apakah mereka masih diberi
kesempatan untuk bersua dengan saudara, orangtua atau kerabat yang dikasihi? Tentu seolah-olah menjadi sebuah tanda
tanya besar. Mungkin saja setiap malam yang mereka lalui, harus dilalui dengan perasaan sepi, rindu, cemas bahkan takut.
Namun bila kita kaji, keterpurukan Israel ini adalah buah dari ketidak-taatan Israel kepada Allah. Namun toh demikian,
Allah tak ingin mereka selamanya terpisah. Maka Ia kembali tampil sebagai Allah Sang Penyelamat Israel. Allah yang telah
membawa bangsa ini keluar dari tanah perbudakan di Mesir, sekali lagi menyatukan bangsa atau keluarga-keluarga yang
terpisah. Bangsa yang telah remuk, dibentuk, dibangun kembali. Mereka dipanggil dari seluruh penjuru dunia untuk
dipersatukan kembali. Kehidupan kita-pun seringkali terserak-serak karena ketidak-taatan kita sendiri. Namun Allah tidak
membiarkan kita sendirian dan tenggelam dalam kecemasan. Ia sendiri yang menyatukan kembali keluarga-keluarga yang
tercerai-berai serta rusak karena problematika hidup yang menjerat mereka. Dan tentu Allah akan berkarya di dalam diri
mereka yang mau mengintrospeksi diri, terbuka, serta bertobat kembali.

“Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga

You might also like