Professional Documents
Culture Documents
Adenotonsilitis
Riefki Indira Hudi/20174011171
Dokter Pembimbing:
dr. Yunie Wulandari Sp. THT-KL, M. Kes
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. D
Pekerjaan : Pelajar
Umur : 13 tahun
Status pernikahan : Belum menikah
Jenis Kelamin : Perempuan
Masuk RS : 13 Februari 2018
Agama : Islam
Alamat : Beringin, Semarang
KELUHAN UTAMA
Nyeri telan
Antropometri
BB : 41 kg
TB : 148 cm
IMT : 18.71
Pemeriksaan THT
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
• Diagnosis kerja
Adenotonsilitis Kronis
• Penatalaksanaan -> Pro Adenotonsilektomi
TINJAUAN PUSTAKA
Adenoid
Adenoid bersama
tonsila palatina dan
lingual membentuk
Tonsila Palatina cincin jaringan limfe
Tonsila lingual
pada pintu masuk
saluran nafas dan
saluran pencernaan
yang dikenal sebagai
cincin Waldeyer
Jaringan adenoid di
nasofaring ditemukan pada
dinding atas dan posterior,
walaupun dapat meluas ke
fossa Rosenmuller dan
orifisium tuba eustachius.
Ukuran Adenoid
1. Hipertrofi fisiologi
2. Hipertrofi Patologis
Disebabkan infeksi
a. Streptococcus Beta Hemolitikus Grup A
b. Streptococcus Pyogenes
c. Streptokokus grup B, C,
d. Adenovirus
e. Epstein Barr
f. Virus Herpes
Adenoid membesar merupakan respons terhadap kolonisasi dari flora normal itu
sendiri atau mikroorganisme patogen karena poses mekanisme sistem imun adenoid
Patogenesis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Polos
b. CT Scan
c. Endoskopi
Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Polos
b. CT Scan
c. Endoskopi
Dilihat tanda dan gejala klinik yang dialami pasien, seperti rhinore,
PND, batuk berulang, tampang wajah, cara berbicara, tidur
mendengkur, dll
Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Polos
b. CT Scan
c. Endoskopi
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Polos
b. CT Scan
c. Endoskopi
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Polos
b. CT Scan
c. Endoskopi
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Polos
b. CT Scan
c. Endoskopi
Nervus trigeminus
mempersarafi bagian atas
tonsil melalui cabangnya
yang melewati ganglion
sphenopaltina yaitu n.
palatina. Bagian bawah
tonsil dipersarafi n.
glossopharingeus
(Brodsky, 2006).
Histologi
Tonsilitis AKUT
Tonsilitis Kronis
Tonsilitis Akut
Pemeriksaan:
Tonsil membengkak, hiperemis, tampak detritus, pembengkakan
lnn. Submandibula dan nyeri tekan.
Tonsilitis Membranosa
a. Tonsilitis difteri
b. Tonsilitis septik
• Patofisiologi:
Proses radang berulang ( epitel
mukosa & jaringan limfoid) =>
penyembuhan: diganti jaringan
parut => kripti melebar => diisi
oleh detritus, Menembus
kapsul tonsil => timbul
perlekatan di sekitar fosa
tonsilaris
• Tanda dan gejala:
Rasa mengganjal di tenggorokan
Rasa sakit atau nyeri terus menerus di trnggorokan
Merasakan kering di tenggorokan
Nafas berbau,
nafsu makan berkurang,
mudah lelah,
mulut bau
• Pemeriksaan:
Tonsil membesar,
Ada dentritus terutama pada penekanan
permukaan tidak rata
Kadang pembesaran kelenjar limfe submandibuler
Diagnosis
Tonsilitis Kronis secara umum diartikan sebagai infeksi atau inflamasi
pada tonsila palatina yang menetap lebih dari 3 bulan. Etiologi penyakit ini
dapat disebabkan oleh serangan ulangan dari Tonsilitis Akut yang
mengakibatkan kerusakan permanen pada tonsil, atau kerusakan ini dapat
terjadi bila fase resolusi tidak sempurna (Kargoshaie,2009).
Kriteria diagnosis satu atau lebih keluhan dari anamnesis yang berulang
disertai dengan pembesaran ukuran tonsil dan atau pemeriksaan fisik lainnya.
Dari anamnesis, akan didapatkan keluhan penderita sering datang dengan
keluhan rasa sakit pada tenggorok yang terus menerus, sakit waktu menelan,
nafas bau busuk, malaise, kadang-kadang ada demam dan nyeri pada leher
(Brodsky,2006).
Differential Diagnosis
a. Penyakit-penyakit dengan pembentukan
pseudomembran atau adanya membran
semu yang menutupi tonsil/ tonsilitis
membranosa
• Terapi operatif
Tonsilektomi didefinisikan sebagai prosedur
bedah (dengan atau tanpa adenoidektomi) yang
menyingkirkan tonsil secara keseluruhan,
termasuk kapsulnya dengan cara diseksi ruang
peritonsilar antara kapsul tonsil dan dinding
maskuler (Baugh, 2011).
Indikasi adenoidektomi menurut Rusmarjono:
mulut berulang/kronik
• Otitis media akut berulang
• Sleep apnea
• Gangguan menelan
• Gangguan berbicara
• Kelainan bentuk wajah muka
dan gigi (adenoid face)
Indikasi untuk dilakukan tonsilektomi menurut
Brodsky yaitu:
1) Kontraindikasi relatif
• Palatoschizis
• Radang akut, termasuk tonsilitis
• Poliomyelitis epidemica
• Umur kurang dari 3 tahun
2) Kontraindikasi absolut
• Diskariasis darah, leukemia, purpura, anemia
aplastik, hemofilia
• Penyakit sistemis yang tidak terkontrol: DM,
penyakit jantung, dan sebagainya.
Komplikasi
• Komplikasi sekitar tonsil
Adenotonsilitis
Adenotonsilitis Kronik
Kesimpulan
• Adenotonsilitis merupakan peradangan tonsil faringeal dan tonsil
palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer