You are on page 1of 96

SEMI-SOLID DOSAGE FORM

Definisi dan Karakteristik

Bentuk sediaan semi padat yang digunakan


untuk pemakaian pada kulit (kulit sehat, sakit
atau terluka) atau membran mukosa (hidung,
mata). Bahan obat harus larut atau terdispersi
homogen dalam basis.
Topical: applied to any external body surface e.g., eye, external
ear, nasal mucosa, buccal, rectum, vagina, urethra
Topical Dosage Forms
• Ointments

• Creams

• Gels and Jellies

• Pastes

• Others described in text book


Components
• Active ingredient

• Non active ingredients/excipients


• Base
• Surfactan
• Powders
• Humectants
• Thickening agents
• Sequestering agents
• Bufer
• Penetration enhancers
• Skin moisturizers
• Parfum
• Color
Ideal requirements of Semisolid Base
1. Non irritating

2. Non-dehydrating

3. Non greasy, non-staining

4. Compatible with medicaments

5. Stable

6. Easily removable with water

7. Able to absorb water and/or other liquids

8. Able to efficiently release medicaments (Bioavailability)

9. Do not to alter skin functions

10. Miscible with skin secretions

11. Even phase distribution (homogeneity/phase separation, bleeding)

12. Non-gritty (Particles size)

13. Good texture: fell upon application (stiffness, greasiness, tackiness)

14. Non microbial contamination


Semisolid Base
Classification of Ointment
Bases
• Basis Hidrokarbon (Oleaginous)

• Basis Absorbsi (anhydrous)

• Basis Absorbsi (W/O type)

• Basis Tercuci (O/W type)

• Basis terlarut
Basis Hidrokarbon (Oleaginous)
Contoh : Vaselin, White Petrolatum/ paraffin,
White Ointment, Plastibase, Yellow Ointment
(Bees Wax)
Sifat:
• Emollient
• Occlusive
• Nonwater-washable
• Hydrophobic
• Greasy
• Asal:
• Tanaman (Vegetable): Olive olil, cotton seed oil, sesame oil, almond oil,
peanut oil dan coconut oil umum digunakan sebagai softening agents dan
sebagai basis dalam emulsi, lotion dan ointment bases.
• Hewan (Animal fat)
• Mineral :
• Liquid petrolatum
• White and yellow petrolatum
• Paraffin wax
• Ceresin (Mixture of ozokerite and paraffin wax)

®)
• Plastibase (Jelene
• These bases have following properties:
• Emollients
• Retained for prolonged periods
• Used as occlusive covering
• Vehicles for ophthalmic ointments
• Used for antibiotics which are unstable in presence of water
Petrolatum/parafin
Parafin adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak
mineral. Terdiri dari 2 bentuk, yaitu bentuk padat dan bentuk cair.
Parafin padat digunakan untuk mengeraskan salep sebab titik lebur
campuran akan naik. Parafin cair terdiri dari 2 macam yaitu yang
viskositasnya encer dan viskositas kental. Viskositas encer digunakan
untuk pembuatan Vanishing cream, viskositas kental digunakan untuk
pembuatan cold cream.
Minyak tumbuhan
Contohnya : oleum sesami, oleum olivarum

Ditambahkan dalam dasar salep sebagai pelumas, melunakkan


dasar salep, untuk mengurangi efek pengeringan dan untuk
menurunkan titik lebur. Minyak tumbuhan banyak dipakai dalam
sediaan kosmetik seperti krim pembersih dan pendingin, krim untuk
kulit kering dan lotion.
Basis Absorbsi (anhydrous)
Contoh : Hydrophilic Petrolatum, Anhydrous Lanolin
(adeps lanae), Aquaphor

Sifat :

• Emollient

• Occlusive

• Absorb water

• Anhydrous

• Greasy
• Basis absorbsi bersifat hidrofilik, dapat berupa bahan yang anhidrous
atau basis hidrous yang mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi
air yang ditambahkan. Basis anhidrous yang telah menyerap air dapat
membentuk emulsi tipe W/O. Kata absorbsi hanya menunjukkan pada
kemampuan basis dalam menyerap air.

• Hidrophilic petrolatum digunakan sebagai pengganti adeps lanae,


berbau dan dasar salep ini dapat mengabsorbsi air.
Hidrophilic petrolatum USP

Cholesterol 30 g
Stearyl alkohol 30 g
White wax 80 g
White petrolatum 860 g
1000 g

Adanya kholesterol memungkinkan dasar salep dapat menyerap


air atau cairan obat dalam air, hingga terbentuk suatu emulsi tipe W/O
dan sukar dihilangkan dari kulit.
Adeps lanae
Adeps lanae merupakan lemak bulu domba, mengandung
kholesterol kadar tinggi dalam bentuk ester dan alkohol, sehingga dapat
mengabsorbsi air. Bila digunakan pada kulit dapat merupakan lapisan
penutup dan melunakkan kulit. Tetapi banyak yang alergi terhadap
adeps lanae. Disamping itu adeps lanae bertendensi menjadi tengik dan
baunya kurang menyenangkan
Basis Absorbsi (W/O type)

Contoh : Lanolin, Cold Cream USP, rose water ointment N.F., Wool
alcohol ointment B.P.

Sifat:

• Emollient

• Occlusive

• Contain water

• Some absorb additional water

• Greasy
• Cold Cream (W/O) salep yang
dibuat dengan menggunakan emulgator lipofil. Salep yang dibuat
dengan emulgator lipofil mempunyai kemampuan menarik air, sehingga
membentuk sistem emulsi tipe W/O. Emulgator yang biasa digunakan
dalam cold cream (W/O) adalah adeps lanae, ester asam lemak sorbitat,
dan alkohol lemak teroksidasi rendah).
Basis Tercuci (O/W type)
Contoh : Hydrophilic Ointment

Sifat:

• water washable

• nongreasy

• can be diluted with water

• nonocclusive
Cold Cream (O/W)

salep yang dibuat dengan menggunakan emulgator hidrofil.


Emulgator yang biasa digunakan dalam cold cream (O/W) adalah
emulgator sterat (mis. Polioksi 40 sterat), emulgator komplek (alkohol
teremulsi/Self emulsifying waxes/emulsifying waxes) mis. Lanette N R.
Keuntungan lain dari salep dengan basis tipe
O/W :

• Kemampuan penyebarannya pada kulit baik


• Efek dingin, yang dihasilkan melalui penguapan lambat
dari air pada kulit
• Tidak ada penghambatan fungsi rambut secara
fisiologis, terutama Respiratio sensibilitis, karena tidak
ada penutupan kedap pada permukaan kulit dan tidak
terjadi penyumbatan dari pori kulit
• Tampak putih dan bersifat lentur-lembut
(pengecualian untuk kream stearat)
• Pelepasan obatnya baik
• Karena kandungan air tinggi (sampai 70 %), sediaan salep tipe ini dapat
terkena suatu serangan mikrobial, dapat dihindari dengan
penambahan bahan pengawet (metil/propil paraben). Disamping itu
diperlukan perlindungan terhadap kehilangan air/penguapan

• Kurang cocok untuk obat yang larut dalam air dan mudah terhidrolisa.
Basis terlarut
Contoh : Polyethylen Glycol ointment
Sifat:

• usually anhydrous
• water soluble and washable
• nongreasy
• nonocclusive
• lipid free
• Polietilen glikol/Makrogol/poliglikol adalah
produk polimerisasi dari etilenoksida atau produk
kondensasi dari etilenglikol. Tergantung pada
pemilihan persyaratan reaksinya diperoleh produk
dengan tingkat polimerisasi yang berbeda, yang
dinyatakan melalui keterangan molekul rata-rata.
• Rumus molekulnya H(O-CH2-CH2)nOH.
• Dengan naiknya ukuran molekul, konsistensinya
makin meningkat. PEG sampai massa molekul 600
menggambarkan cairan kental. Produk yang
sampai massa molekul 20000 bersifat sejenis
malam.
• Salep – PEG dibuat dengan pencampuran dan peleburan bersama 2
jenis PEG (cair dan padat/semi padat) dengan perbandingan tertentu
sehingga akan diperoleh suatu konsistensi yang dikehendaki.

Contoh :
R/ PEG 4000 40 %

PEG 400 60 %
Sifat-sifat dari salep basis PEG
• PEG tidak merangsang
• Memiliki kemampuan lekat dan distribusi yang baik pada kulit
• Tidak mencegah pertukaran gas dan produksi keringat
• Dapat dicuci dg air dan dapat digunakan pada kulit yang
berambut
• PEG tidak dapat digunakan pada mata, karena aktivitas osmotik
memungkinkan kemampuan hisap yang tinggi
• PEG memiliki bersifat bakterisida sehingga pada penyimpanan
beberapa bulan tidak perlu dikhawatirkan serangan bakteri
• Karena PEG mempunyai daya hisap osmotik yang tinggi, maka
salep basis PEG dapat menyerap kelembaban dari udara dan
dapat menyebabkan penguraian otooksidasi dari PEG dan akan
terbentuk hidroperoksida dan senyawa karbonil sebagai produk
sekunder (aldehida, asam). Sehingga dibutuhkan pengemasan
yang kedap udara dan terlindung cahaya.
• Seleksi pembawa yang optimum dari klasifikasi
tersebut memerlukan kompromi dalam formulasi
obat.

Contoh:
• Stabilitas dan aktivitas obat sangat tinggi dalam
basis hidrokarbon, tetapi basis hidrokarbon kurang
nyaman karena berlemak.

• Basis PEG yang larut air sangat menyenangkan,


tetapi glikol dapat menyebabkan iritasi pada
jaringan yang trauma.
Pemilihan dasar salep yang tepat : harus
mempertimbangkan beberapa faktor antara lain

1. Laju pelepasan yang diinginkan bahan obat dari basis salep


2. Peningkatan absorbsi obat perkutan yang diinginkan

3. Kelembaban kulit yang dikehendaki


4. Stabilitas obat dalam basis (jangka lama/pendek)
5. Pengaruh obat bila ada hambatan kekentalan
KLASIFIKASI GEL
• POLIMER PENYUSUN
o INORGANIK GEL (Polimer anorganik, Sistem 2 fase)
o ORGANIK (Polimer organik, Sistem 1 fase)
• L

• PELARUT
o HYDROGEL (pelarut air)
o ORGANOGEL (pelarut organik)
Basis untuk gel?

• Karbopol (Karbomer)
Carbopol 934 NF,Carbopol 934 P NF, dan Carbopol 71 G NF

• HPMC : grade HPMC ??

• Gelatin

• Alginat, dll.
PENGAWETAN SALEP TERHADAP BAKTERI

• Pengawet ditambahkan pada basis salep untuk


mencegah kontaminasi, pengrusakan dan pembusukan
oleh bakteri atau fungi, karena banyak basis salep yang
merupakan substrat mikroorganisme.
• Harus memperhatikan stabilitasnya terhadap
komponen bahan yang ada dan terhadap wadah .
• Beberapa bahan pengawet dapat mengiritasi jaringan
mukosa dari mata dan hidung.
• Metil/propil paraben: mengiritasi hidung.
• Asam borat: boleh untuk mata, tetapi untuk hidung
tidak boleh (efek toksik bila diserap)
ANTIOKSIDAN
• Antioksidan ditambahkan ke dalam salep bila diperkirakan terjadi
kerusakan basis karena terjadinya oksidasi.
• Sistem anti oksidan ditentukan oleh komponen formulasi dan
pemilihannya tergantung pada beberapa faktor : seperti toksisitas,
potensi, kompatibel, bau, kelarutan, stabilitas, dan iritasi.
• Sering digunakan 2 antioksidan untuk mendapatkan efek sinergis
• Contoh : BHT, BHA
Surfaktan (Surface active agents)
Fungsi:
1. emulsifying untuk membentuk sistem O/W atau W/O,
sebagai
2. Pensuspensi
3. Thickening
4. Cleansing
5. penambah kelarutan
6. Pembasah
7. bahan pemflokulasi.
Contoh: surfaktan nonionik (ester polioksietilen),
kationik (contoh benzalkonium klorida)
anionik (contoh natrium dodesil sulfat).
Fungsi Nilai HLB
Solubilizing agents > 16

Detergents 13-16

O/W emulsifying agents 8-16

Wetting and spreading agents 7-9

W/O emulsifying agents 3-8


Ideal properties of emulsifier includes:

a)Must reduce surface tension for proper emulsification.

b)Prevents coalescence should quickly absorb around the dispersed


phase.
c)Ability to increase the viscosity at low concentration.

d)Effective at low concentration.


Serbuk/powders
Fungsi: protective, lubrikan, absorben, astrigen, dan juga
untuk tujuan khusus untuk meminimalkan iritasi

Jenis serbuk Fungsi

Zink oksida Protective


Talk Protective, meminimalkan iritasi

Protective, lubrikan dan absorben


Amilum

koloidaPensuspensi, gelling, emulsion


Veegum, bentonit,
silikon dioksida stabilizing dan viscosity agents dalam gel,
dan lotion
Humectants

Material-material seperti gliserin, propilen glikol, polietilen glikol BM


rendah, dan sorbitol mempunyai tendensi berikatan dengan air,
sehingga dapat mencegah hilangnya air dari wadah, penyusutan
(shrinkage) air dari produk/sediaan. Senyawa-senyawa ini juga dapat
berfungsi untuk memudahkan aplikasi sediaan pada kulit,
melunakkan/melembutkan kulit
Bahan pengental/Thickening agents

Fungsi: agar diperoleh struktur yang lebih kental (meningkatkan


viskositas)

contoh: polimer hidrofilik, baik yang berasal dari alam (natural polimer)
seperti agar, selulosa, tragakan, pektin, natrium alginat; polimer
semisintetik seperti metil selulosa, karboksi metil selulosa, hidroksietil
selulosa, dan CMC Na; serta polimer sintetik seperti karbopol
(karbomer, karboksipolimetilen).
Stiffeners (pengeras)

• Berfungsi untuk meningkatkan titik lebur dan menambah viskositas


sediaan.

• Contoh: Paraffin padat


Sequestering agents

Fungsi: untuk membentuk kompleks dengan ion-ion logam (metal ions)


sehingga tidak terjadi auto-oksidasi. Ion-ion logam dapat berfungsi
sebagai katalis untuk auto-oksidasi

Contoh sequestering agents asam etilendiamin tetra asetat, asam sitrat,


dan asam fosfat
Bufer

Fungsi: untuk mengontrol pH sediaan sehingga sesuai dengan pH kulit


(untuk kenyamanan dan keamanan pada saat aplikasi). Pengontrolan
pH juga berguna dalam kaitannya dengan kelarutan dan stabilitas
bahan obat, serta efektivitas preservatif dan gelling agents.
Permeation Enhancers
Enhancer adalah bahan yang mampu meningkatkan absorpsi obat perkutan.

Mekanisme enhancer dalam meningkatkan absorpsi obat tergantung pada


jenis enhancernya (bahan pelarut, bahan pembasah, emulgator, dll). Misal
melalui penurunan tegangan permukaan, melalui pembasah yang lebih baik
dari kulit, atau melalui mekanisme solubilisasi.
1. Bahan pelarut organik :
aseton, benzen, kloroform, sikloheksan,
sikloheksanon,dimetilasetamid, dimetilformamid,
dimetilsulfoksid, etanol, etilenglikol, etileter,
propilenglikol, tetrahidrofuril alkohol.

2. Lemak alkohol, esterl lemak alkohol :


ester oleil asam oleat, ester dekil asam oleat, ester
heksil asam laurinat, 2-oktildodekanol, campuran
ester alifatis asam, ester propil asam miristat, ester
propil asam palmitat dan ester propil asam adipat.
Contoh enhancer
Bahan lainnya

Bahan untuk menjaga kelembaban kulit (skin moisturizers).

FRAGRANCES:-

Examples of widely use fragrances are Lavender oil, Rose oil, Lemon oil,
Almond oil
METODE PEMBUATAN SALEP
Baik dalam ukuran kecil maupun besar, salep dibuat
dengan 2 metode umum :
1. Metode pencampuran/incorporation
2. Metode peleburan

Olsa vacuum mixer homogenizer Olsamix


Metode pencampuran/incorporation
• Jika bahan obat larut dalam air/minyak, maka
dapat dilarutkan dalam air. Kemudian larutan
tersebut ditambahkan (incorporated) ke dalam
bahan pembawa (vehicle) bagian per bagian.

• Jika bahan obatnya tidak larut (kelarutannya


sangat rendah), maka partikel bahan obat harus
dihaluskan, dan kemudian disuspensikan ke dalam
bahan pembawa (vehicle).
Metode peleburan
• Metode peleburan dilakukan dengan meleburkan/memanaskan basis salep yang
padat (mis.lemak, malam) dan kemudian obat dicampurkan ke dalam basis
sambil didinginkan dan terus diaduk.

• Basis emulsi : metode pembuatan ?


PACKAGING OF NOVEL SEMISOLIDS

Most semisolid products are manufacture by heating and


are filled into the container while cooling still in the liquid
state. It is important to established optimum pour point,
the best temperature for filling and set or congealing point,
the temperature at which the product become immobile in
the container.

Topical dermatological products are packed in either jar or


tubes whereas ophthalmic, nasal, vaginal and rectal
semisolid products are almost always packed in tubes.
QUALITY ASSURANCE AND QUALITY CONTROL
OF SEMISOLIDS
• A “PERFECT PRODUCT” requires an organized effort by the entire company to
prevent or eliminate errors at every stage in production.

• Quality must be built into a drug product during product and process design and
it is influenced by the physical plant design, space, ventilation, cleanliness and
sanitation during routine production.
• It considers, Materials, In process control and Product control which
include specifications and the product itself, specific stability
procedures for the product, freedom from microbial contaminationand
proper storage of the product and container, packaging and labeling to
ensure that container closer system provide function protection of the
product against such factors as moisture, oxygen.

• Parameters to be considered during evaluation of semi-solids include


raw material specification, in process control and finished product
specifications.
RAW MATERIAL SPECIFICATION
Raw material quality assurance
monograph
IN PROCESS CONTROL
Processing of semisolids involves mixing, milling, heating and cooling of
bulk products. Therefore, it is essential to develop in process control. Some
important in process tests are as follows:

1. Complete solubilization (if applicable)


2. pH
3. Viscosity measurement
4. Uniformity of distribution of active ingredients
5. Physical stability
6.Measurement of density or specific gravity
FINISHED PRODUCT SPECIFICATIONS
• Most semisolids are heated to high temperature, processed and
packaged in a hot or warm liquid state.

• There is a considerable lapse time until they achieve their final physical
state. At this point they should be tested for conformity with final
specifications
Pathway for finished product
specification
MICROBIAL TEST
• With exception of ophthalmic ointments, topical preparations are not
require being sterile. They must meet acceptable standards for microbial
contents and preparations that are prone to microbial growth must
contain anti-microbial preservatives.

• Microbial limits are stated in USP. For example: Betamethasone valerate


ointment USP, must meet the requirements of the tests for absence of
Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa
• In the USP chapter titled “Microbial Attributes of Non sterile
Pharmaceutical Products”, emphasis is placed on strict adherence to
environmental control and application of GMP to minimize both type
and the number of microorganisms in unsterilised pharmaceutical
product.

• The USP states that dermatological products of such type should be


examined for Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus and
those intended for rectal or urethral or vaginal use should be testedfor
yeasts and molds, common offenders at these sites of application.
PHYSICAL TESTS
• Viscosity measurement is done with the help of Brook-field viscometer,
Cone and plate viscometer and Penetrometer – for consistency
measurement.

• Texture analysis:- Stable micro systems have launched a new Q.C. device
– Texture analyzer which is used to detect
a)Ointment flow characteristic
b)Ointment consistency

c)Gel strength

d)Flavour release

e)Sachet or Tube extrusion force measurement


CHEMICAL TESTS
Chemical tests to be performed include:

a.Chemical potency test

b.Content uniformity test

c.pH measurement
IN-VITRO RELEASE PROFILE TEST
• The principal in vitro technique for studying skin penetration involves use
of some variety of a diffusion cell like Franz cell and Flow through cell in which
animal or human skin is fastened to a holder and the passage of compounds
from the epidermal surface to a fluid bath is measured

• Modified USP type II dissolution apparatus


Prosedur pengujian ?

Stability test ?

You might also like