You are on page 1of 28

KEBIJAKAN PUBLIK DAN

KEWARGANEGARAAN YANG DEMOKRATIS:


Bagaimana Kebijakan membentuk karakteristik
kewarganegaraan?

Kelompok 4 Dosen:
Galuh – Gilang – Harliyani – Pepti - Tantri Prof. Dr. Catur Sugiyanto, M. A.
DEFINISI “KEWARGANEGARAAN”
1. Melekatnya hak, keistimewaan, dan tugas sebagai seorang
warga negara.
2. Karakter seorang individu yang dipandang sebagai anggota
masyarakat; perilaku warga negara dalam hal tugas, kewajiban,
dan fungsi warga negara.
(Random House Dictionary of the English Language, 1988)
Kewarganegaraan yang demokratis

Kewarganegaraan demokratis mengacu pada karakteristik dan


tindakan yang harus ditunjukkan seseorang dalam suatu
demokrasi supaya mereka dianggap layak dan pantas
mendapatkan hak istimewa dan hak-hak masyarakat.

Kewarganegaraan demokratis merujuk pada cara masyarakat


dan bagaimana kebijakan publik memperlakukan warga
negara secara sama atas persamaan hak dan kesempatan.
Dryzek (1996) menyimpulkan bahwa ada 4 jenis dialog demokrasi antar
warganegara US:

Contended Republican
Mereka yang mempercayai Deferential Conservatism
pemerintah, dan percaya bahwa Pemerintah harus sangat dibatasi,
diskusi dapat membawa pada tetapi biarkan para ahli untuk
suatu keadaan yang berada mengatur, ketika mereka dilengkapi
diantara apa yang baik untuk dengan baik untuk mengawal
kepentingan nasional
individu dan apa yang baik untuk
masyarakat A B

Disaffected Populism D Private Liberalism


Rakyat mempercayai elit hanya C Pemerintah memiliki peran yang
akan mengatur kepentingan terlalu besar dalam kehidupan
mereka sendiri, bukan kepentingan masyarakat. Pemerintah perlu
nasional. Rakyat perlu menyerahkan sebagian perannya
memobilisasi dan mengambil alih kepada privat dan mekanisme
kekuasaan pasar.
Studi banding Conover atas warganegara US dan Inggris
warganegara US berfokus lebih jauh pada
hak-hak sipil, seperti kebebasan berpendapat

Inggris berfokus lebih pada hak-hak sosial


Bagaimana Kebijakan membentuk
karakteristik kewarganegaraan?
Paradigma baru dalam kewarganegaraan
menunjukkan kesepakatan bahwa
kewarganegaraan membutuhkan
pengetahuan tentang institusi dan prinsip-
prinsip demokrasi, keterampilan untuk
mempengaruhi politik dan kebijakan, dan
sifat yang menggambarkan kepercayaan
terhadap demokrasi
The Indiana General Assembly in 1995

memperlakukan
menghormati orang lain dengan
cara yang diri
hak orang lain sendiri ingin
hidup damai dalam diperlakukan
Jujur dan masyarakat dan
tidak menggunakan menghormati
terpercaya kekerasan untuk diri sendiri
menyelesaikan bertanggung menghormati
perselisihan
Good menghormati
jawab pribadi hak orang lain
Citizen untuk untuk memiliki
otoritas mendapatkan pandangan dan
pekerjaan/ agama sendiri
tidak mencuri menghormati pendapatan menghormati
bendera orang tua dan
nasional keluarga
selalu
melakukan
yang terbaik
Enam Pilar Karakter, 2004

Mengambil bagian untuk membantu menjaga lingkungan


membuat komunitas dan
dunia menjadi tempat
yang lebih baik
Six Pillars of
bertanggung jawab memperlakukan orang lain
Character
atas apa yang terjadi dengan hormat dan
2004
di sekitar Anda bermartabat

berpartisipasi dalam mengikuti aturan keluarga,


layanan masyarakat sekolah,dan masyarakat
Pluralism Democracy

 Pluralism democracy akan menciptakan kebijakan-kebijakan yang mendukung


terciptanya keseimbangan, harmoni, sehingga berdampak positif pada
kesetaraan peluang untuk “maju dan berkembang”.
 Lalu bagaimana mewujudkannya?  melalui transmisi di bidang pendidikan.
 Pluralism dalam hal kehidupan berdemokrasi memastikan setiap warga negara
harus diperlakukan sebagai anggota masyarakat dari negara itu sendiri, tanpa
ada diskriminasi.
Masalah Tentang
Pengaruh Politik
Kelompok
Kepentingan dan
Kekayaan
Pembuatan Karena ingin Akibatnya terjadi
kebijakan meningkatkan taraf permasalahan dan
dipengaruhi oleh hidupnya, pemerintah tidak
kelompok kelompok ini lagi mampu
kepentingan mendesak memecahkan
tertentu, yang pemerintah masalah atau tidak
jumlahnya semakin membuat kebijakan mampu lagi
meningkat demi kepentingan mencapai tujuan
. mereka kebijakan
.
Menurut Lowi (1979), beberapa kebijakan yang dibuat karena
tuntutan dari kelompok kepentingan tertentu :

• Akibatnya..
Liberalisme kepentingan
kelompok, hal ini dapat
Undang-Undang tidak jelas, menghalangi perencanaan
tidak transparan

Merusak moralitas dan


Terlalu banyak memberikan
kewarganegaraan
keleluasan dan kekuasaan
kepada pemerintah daerah
Tidak adanya keadilan
dan musyawarah
Undang-undang tidak
mengandung standar aturan
hukum yang jelas
Menyalahgunakan arti
warganegara dan demokrasi
Demokrasi hukum, yang memungkinkan warga untuk
mengetahui apa yang sedang dilakukan pemeritah,
kepada siapa, mengapa, dan dengan sumber daya apa .
(Lowi, 1979)

Partisipasi aktif warga yang lebih besar (Greider, 1992)

Kontrol Media diberi tanggung jawab yang


besar dalam mengawal kebijakan (Fallows,
1997)

Pembuktian integritas oleh pejabat


terpilih (Rausch 1994)
Masalah Tentang “Big Goverment" dan "Pelajaran Moral":
Kritik Konservatif
 Kritik konservatif terwujud dalam teori pilihan publik
 Teori pilihan publik : sudah sifat alamiah manusia untuk selalu
mementingkan diri sendiri dan berusaha memperoleh utilitas yang tinggi.
 Semakin besar pengaruh pemerintah dimana semua kebijakan
diserahkan kepada pemerintah maka akan semakin tidak efisien
• Pelajaran moral yang diterima:
• Kritik Konservatif: warga harus mandiri, mampu menyediakan untuk diri
sendiri dan keluarganya dan disiplin untuk memanfaatkan kesempatan
pendidikan
Masalah
Warga Negara
dan Para Ahli
 Dari perspektif ilmu kebijakan, desain kebijakan tidak boleh
ditentukan oleh :
• kelompok kepentingan karena memiliki konflik kepentingan
• warga negara biasa karena mempunyai pengetahuan yang
sedikit tentang sains atau teknologi atau hukum
 Pejabat publik seharusnya hanya menetapkan tujuan umum
nasional dan menyerahkan rinciannya kepada para ahli di institusi,
dipandu oleh temuan ilmiah dan strategi manajemen yang
profesional (Kennan 1995).
 Peran warga negara kebijakan menyimpang

solusi para ilmuwan, manajer, dan pakar hukum


DAMPAK NEGATIF...
Pengambilan keputusan yang berorientasi teknis atau
berorientasi ilmiah AKAN menghalangi pemahaman dan
masukan dari warga negara
Dengan demikian,
Pengetahuan dan keahlian ilmiah tidak serta-merta menghasilkan
kebijakan publik terbaik, karena kebijakan harus melayani banyak
peran dalam masyarakat
 Sehingga diusulkan Desain kebijakan diskursif dan partisipatif yang
bertujuan agar warga negara biasa berpartisipasi dalam pengembangan
dan implementasi kebijakan (Fischer 2003; Hajer dan Wagenaar 2003;
Feldman dan Khademian 2002)
 Meskipun terkadang terdapat masalah yang ditimbulkan dan hasil
evaluasi biasanya tidak dilakukan. (Innes dan Booher 2003; Healey et
al. 2003)
 Setidaknya hal ini menciptakan inklusi dan rasa menjadi bagian; yang
membawa makna baru ke dalam kehidupan masyarakat.
Masalah Kesetaraan : Desain Kebijakan dan
Kesenjangan dalam Kewarganegaraan
Partipasi dan keterlibatan Kebijakan publik memainkan
warga negara dalam politik peranan penting dalam
ditemukan tak hanya rendah di partisipasi yang tidak merata
AS, Namun juga tidak merata di dalam masyarakat
berbagai karakter demografi

masyarakat berpendapatan rendah


Teori Schneider dan Ingram
cenderung pasif dalam
menyebutkan beberapa kebijakan
berpartisipasi. Selain karena sudah
yang melibatkan partisipasi
merasa puas, kelompok tersebut
masyarakat
tidak memiliki sumber daya untuk
dapat berpartisipasi
Populasi Target

Advantaged
Dependents
04 03 02 01

Contenders
Deviants
Populasi Target

CONTENDER ADVANTAGED

POLITICAL
RESOURCES

DEVIANT DEPENDANT

KONSTRUKSI SOSIAL
Kelompok Respon Terhadap design kebijakan

Sumber kekuasaan politik tinggi


Advantaged (kelompok yang diuntungkan) yang searah dengan design
kebijakan

Sumber kekuasaan politik tinggi yang


Contenders (kelompok penentang) tidak searah dengan design
kebijakan
Tidak memiliki sumber kekuasaan politik,
Dependents (kelompok “tergantung”)
searah dengan design kebijakan

Deviants (Kelompok “penyimpang”) Tidak memiliki sumber kekuasaan politik,


tidak searah dengan design kebijakan
Desain Kebijakan dan Populasi Sasaran
Advantaged
Contenders Dependents Deviants
(kelompok
(kelompok (kelompok (Kelompok
yang
penentang) “tergantung”) “penyimpang”)
diuntungkan)

cenderung ke arah
cenderung aturan kebijakan harus
fokus pada distribusi simbol disiplin atau
mengandung disiplin dan
benefit melalui regulasi publik tetapi yang eksklusif, hukuman, diberikan
program dengan ambiguitas persyaratan dengan aturan ketat dan
pembangunan signifikan selama legitimasi melalui dugaan
kelayakan yang
kapasitas dengan implementasi, yang bahwa kelompok tersebut
aturan yang inklusif memudahkan populasi ketat, dan patut dihukum untuk
dan ekspansif sasaran menghindari hukuman atas pelanggaran hukum dan
(subsidi, regulasi sebagian besar ketidaktaatan bahwa publik perlu
positif) lingkungan regulasi dilindungi dari mereka
terhadap aturan
• konsep Kewarganegaraan dan demokrasi menimbulkan pertentangan dan
perdebatan yang terus berkembang, dipengaruhi oleh kebijakan publik baik secara
eksplisit maupun implisit.
• Kewarganegaraan juga meliputi keterlibatan dan partisipasi masyarakat
• Kebijakan publik berperan untuk menyediakan, mengontrol dan memberikan
kemudahan akses agar masyarakat dapat berpartisipasi
• Terdapat beberapa kekhawatiran tentang kompetensi warga negara untuk terlibat
dalam musyawarah kebijakan; kelompok-kelompok kepentingan dan para ahli dalam
mempengaruhi peran warga negara biasa untuk berpartisipasi

You might also like