You are on page 1of 41

TB PADA

ANAK

NUR ADZHANI

1610211001
PENDAHULUAN

“ 1/3 penduduk dunia telah terinfeksi oleh M.tuberculosis dengan angka tertinggi di
Afrika,Asia,dan Amerika Latin”
-WHO

 Penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas baik dinegara maju maupun
negara berkembang
 Yg mempengaruhi epidemiologi TB:perubahan stragtegi pengendalian
infeksi HIV
pertumbuhan populasi yg cepat
DEFINISI

– “penyakit infeksius yg terutama menyerang penyakit parenkim paru”


- Jurnal FK UNDIP

Petunjuk Teknis TB Anak adalah penyakit TB yang terjadi pada anak usia 0-14
tahun
Manajemen TB Anak
(Kemenkes 2013)
ETIOLOGI

 Batang/basil
 BTA
Mycobacterium
 Pewarnaan ziehl-
tuberkulosis
neelsen
 Bakteri aerob
 P: 2-4 MM & L:0,2-
0,5 MM
NOTES!!  Mati dalam waktu 2
Dinding sel yang kaya akan lipid (asam mikolat) jam jk terkena sinar
menjadikan basil ini resisten terhadap aksi matahari langsung
bakterisid dari antibodi dan komplemen serta  non motil
membuat kuman tahan terhadap asam sehingga  tidak berspora dan
disebut BTA dan kuman ini tahan terhadap tidak berkapsul
gangguan kimia dan fisika
EPIDEMIOLOGI

 USIA ( 5-14 tahun yang lebih tinggi dari


kelompok umur 0-4 tahun)
 JENIS KELAMIN
 STATUS GIZI
 TEMPAT(LINGKUNGAN DAN KONDISI
EKONOMI
 WAKTU
FAKTOR RESIKO

INFEKSI TB SAKIT TB
 Kontak dgn TB positif
 Daerah endemis  Usia < = 5 thn(krn imunitas
 Kemiskinan selular belum berkembang
 Lingkungan tidak sehat sempurna,progresitiv sdlm 1 thn
 Tempat penampungan sejak terinfeksi)
umum(ex:pantiasuhan,penjara)  Perubahan uji tuberkulin dlm 1
NOTES!! thn dari -  +
Pasien TB anak jarang menularkan kepada orang lain  malnutrisi
karena:  Imunokompromais(ex:HIV,kegan
a) Jumlah kuman TB yg sedkit /paucibacillary asan)
b) Lokasi infeksi primer di daerah parenkim yg jauh dr  Sosek yg rendah
bronkustidak produksi sputum  Kepadatan hunia
c) Di parenkim sedikit/tidak produksi sputum dan tidak  Pendidikan yg rendah
ada reseptor batukjarang batuk
MANIFESTASI KLINIS

MANIFESTASI SPESIFIK
MANIFESTASI SISTEMIK

1. Kelenjar limfe:
Demam tidak tinggi,hilang o Pembesaran kelenjar limfe >>kel.kolli
timbul ( >=2 wminggu) o Tidak nyeri tekan
Anoreksia o Tidak hangat
Bb menurun/tetap o Mudah digerakan
o Saling melekat/confluence
Malaise(5L)
2. SSP:
Sesak (jarang) o Nyeri kepala
Diare persisten o Kesadaran menurun
Batuk > minggu (jarang) o Kaku kuduk
o Muntah
o kejang
3. Sistem skelet
o Nyeri dan bengkak sendi
o Keterbatasan gerak
o >> anak karna masih dlm masa pertumbuhan
o Kelainan tulang irreversible(ex:bengkak sandi,gibbus,sulit
bungkuk)
4. Kulit
o skrofuloderma
5. mata
Konjungtivitis fliktenularis
Tuberkel koroid(dgn funduskopi)
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

PX FISIK

PX PENUNJANG
ANAMNESIS
Keluhan umum keluhan tambahan

– Malaise – Demam tidak tinggi(subfebril)


– Anoreksia – Berkeringat waktu subuh
02.3005.00
– Mengurus
– Cepat lelah
PX FISIK
PX PENUNJANG
1.UJI TUBERKULIN

 Komponen protein kuman TB  PPD RT-23 2TU atau PPD S 5TU

 Spesifisitas >90%  0-4 mm: negatif

 Tidak praktis 5-9 mm:positif meragukan


>10 mm:positif
 Px imunitas selular tidak dapat membedakan
infeksi dan sakit TB positif negatif
 Disuntikakn scr intraktan sebanyak 0,1 ml dibagian
volar lengan bawah pembacaan 48-72 jam 1.Infeksi TB alamiah:
penilaian indurasi dilokasi suntikan(tepi indurasi -infeksi TB tanpa sakit TB
1.Tidak ada infeksi TB
tandai dgn pulpen lalu ukur diameter trasnversal -Iinfeksi TB dan sakit TB
2.Masa inkubasi Infeksi TB
indurasi ) dgn satuan mm -TB yg telah sembuh
3.anergi
2.Infeksi mikobakterium
 Nilai juga tebal tipis indurasi dan perhatikan ada atipik
tidak vesikel&bula
2.Uji interferon(Interferon
gamma release essay,IGRA)
 Px imunita selular dgn spesimen darah
 Mengukur produksi IFN-𝛾 oleh limfosit yg telah tersensititasi oleh antigen protein
spesifik M.tuberculosis yaitu early secretory antigenic target-6(ESAT-6) dan cuture
filtrate protein
 Lebih spesifik dari uji tuberkulin
 1 kali kunjungan
 Macam :1.TB-GOLD  mengukur jumlah IFN 𝛾 dgn ELISA
2.T-SPOT-TB menghitung jumlah IFN 𝛾 screting T cell berupa titik titik
(SPOT FOAMING CELLS)
3.PX RADIOLOGIS

 Secara AP dan foto lateral


 Gambaran kelainan anatomik paru dan luas kelainan
 Tidak khas namun ada gambaran secara umum :
-pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dgn atau tanpa infiltrat
-konsolidasi segmental/lobar
-milier -garis fibrotik
-kalsifikasi dn infiltrat -penarikan trakea atau mediastinum ke sisi yg sakit
-Atelektasis
-kavitas
-efusi pleura
-tuberkuloma
4.PX SEROLOGIS

– UJI : TBPAP(uji peroksidase-anti perksidase untuk TB paru


Myocodot
immunochromatograhic test(ICT)
- TBPAP:Sensitivitas 98% spesifitas 94%
penilaan Sistem imun humoral,kemampuan produksi antibodi dr kelas
IgG thdp antigen basil TB
5.PX MIKROBIOLOGI

– MACAM : px mikros apusan langsung untuk menemukan BTA


PX biakan kuman M.tuberculosis(6-8 week atau 1-3 week dgn px bactec)
- Syarat sputum :sputum kental,sputum purulen,hijau kekuningan,3-5 ml
- Kesulitan pengambilan spesimen :1.jumlah kuman TB disekret bronkus anak sedikit
2.sulit mengamsil spesimen karena suka tertelan
3.lokasi kuman diparenkim yg jauh dari bronkus
Px bilas lambung (gastric lavage) 3 hari berturu2,min 2 hari
6.PX PATOLOGI ANATOMI

– Agregasi el epiteloid yg dikelilngi oleh limfosit granuloma (ditengahnya


terdapat perkijuan atau nekrosis kaseosa )
– Multinucleated giant cell/sel datia langerhans
– Kumpulan limfosit
– Yg sering di px adalah limfadenopati kolli
– Kesulitan sama spt px mikrobiologis dan penggunaan jarum halus karena
jaringan yg terambil hanya berupa sel
SISTEM SKORING
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGI
FIRST LINE SECOND LINE

R:Rifampisin Para amionosalicylic acid(PAS)


H:isoniazid Cycloserin terizidone
P:piraZinamid Ethionamide
E:Etambutol Protihionamide
S:Streptomicin Ofloxacin
Levofloxacin
Moxifloxacin
isoniazid

– Secara oral – ESO


– bakterisid 1.hepatotoksik:jarang pada anak
– Dosis 5-15 mg/kgBB/hari:tablet Peberian dihentikan apabila:kadar
– Dimetabolisme di hati transaminase serum naik 5 kali
normal,ikterik,mual,muntah,nyeri perut
– Eliminasi obat pada anak lebih cepat
dariapda dewasa->dosis lebih tinggi 2.Neuritis perifer:kesemutan pada
dari dewasa tangan dan kaki

– Di ASI terdapat isoniazid


rifampisin

– Bakterisid – ESO:
– Diabsorpsi saat perut kosong(1 jam 1.Perubahan warna urin
sblm makan) 2.Ludah
– Scr oral dgn dosis 10-20 3.Keringat
mg/kgBB/hari
4.Sputum dan air mata jadi orange
kemerahan
5.Mual dan muntah
6.hepatotoksisitas
pirazinamid

– Bakterisid dalam keadaan asam – ESO:


– Scr oral dgn dosis 15-30 1.Artalgia
mh/kgBB/hr 2.Artritis
– Diberikan saat jumlah kuman yg 3.Gout
sangat banyak
4.Hepatotoksisitas
5.Anoreksia
6.Ggn sal cerna
etambutol

– Bakteriostatik(hambat – ESO :
pertumbuhan bakteri)jika dosis 1.Neuritis optik
tinggi bisa bakteriosid
2.Buta warna merah-hijau
– Scr oral dgn dosis 15-20
mg/kgBB/hari
– Eksresi melalui ginjal dan sal.cerna
– Pemberian pada TB berat
streptomisin

– Bakterisid dan bakteriostatik pd – ESO


kuman ekstraselular – 1.ganguan pendengaran:tinnitus
– >> meningitis TB dan MDR- – 2.gangguan keseimbangan
TB,resiten dgn isoniazid dan TB
berat – 3.pusing

– Scr intramuskular 15-40


mg/kgBB/hari
– Dapat menembus plasenta
Paduan obat TB

FASE LANJUTAN
FASE INTENSIF
2 BULAN PERTAMA LANJUTAN DARI FASE INTENSIF
MINIMAL 3 OBAT 4 BULAN
(rifampisin,isoniazid,pirazinamid)
2 OBAT
(rifampisin da isoniazid)

TUJUAN
1.Membunuh kuman intra dan
ekstraseluler
2.Mencegah resistesi obat
*notes
Pemberian tiap hari
PENATALAKSANAAN
non farmakologi
1. Pendekatan DOTS(Directly observed treatment shortcourse)
 Strategi untuk menganggulangi TB
 KOMBIPAK(Kombinasi OAT dlm 1 paket) dan FDC (kombinasi OAT dlm 1 tablet)
The 5 elements of
komitmen politis
do+s 1 dx sputum
mikroskopis
bermutu
ketersediaan 2
OAT bermutu
WHO 1991

3
5
Pengobatan
directly observed jangka pendek
treatment short course diawasi PMO
RR baku utk menilai
hasil & kinerja
2.Lacak sumber penularan 3.aspek edukasi dan sosial
ekonomi

– Sumber:orang dewasa yg – Pasien anak tidak perlu diisolasi


menderita TB aktif dan kontak erat krn tidak menular
dgn anak trsbt – Aktfitas anak tidak perlu dibatasi
– Pelacakan sentripetal dan – Perlu penangan gizi yg baik
sentrifugall (mencari anak lain yg
mungkin tertular jg )
4.pencegahan

Imuniasasi BCG
– Untuk bayi sebelum 2 bulan
– Bayi :0,05 ml dan anak :0,10 ml
– Scr intrakutan didaerah insersi otot
deltoid kanan
– Efek samping:ulserasi lokal dan
limfadenitis
– Kontraindikasi :defisiensi imun,gizi
buruk,prematur bayi
PROGNOSIS

-pasien resisten obat


kecualli
-usia lanjut
baik
-gangguan kekebalan
tubuh
KOMPLIKASI

KOMPLIKASI STADIUM
KOMPLIKASI DINI
LANJUT

 Kolaps lobus (akibat sumbatan


duktus)
Pleuritis  Bronkiektasis(pelebaran bronkus
setempat)
Laryngitis  Pneumotoraks
Efusi pleura  Infeksi organ lain:otak,tulang dan
sendi
DAFTAR PUSTAKA

– Buku saku ilmu penyakit paru:Halim Danusantoso,2000.


– Respirologi anak :Ikatan Dokter Anak Indonesia,2013 .edisi I
– Jurnal FK undip

You might also like