You are on page 1of 18

A F I N A Z H A R FA N I ( 2 0 1 6 0 2 0 0 2 )

DEVI ANGGUN FERIANI (201602011)


D I A H AY U P U T R I A N I (201602012)
FA I S A L A R I F R O H M A N T O ( 2 0 1 6 0 2 0 1 7 )
IKA RESTIANA MONIKA (201602022)
I N TA N D W I TA M A L A (201602023)
P U J I L E S TA R I H A N D AYA N I (201602030)
R I S A L K E LV I N R O V I AT (201602033)
VIRDA SEPTIANA (201602038)

Perawatan Korban
Bencana Pada Kelompok
Khusus
Definisi……
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2001) definisi bencana adalah peristiwa
atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan
manusia, serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga
memerlukan bantun luar biasa dari pihak luar.
Sedangkan, definisi bencana (disaster) menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang
menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya
derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respons dari
luar masyarakat atau wilayah yang terkena.
Jadi dapat disumpulkan Perawatan Korban Bencan Pada kelompok Khusus adalah suatu
tindakan yang dilakukan untuk memberikan perawatan/pelayanan kepada korban bencana pada
lansia,disabilitas dan sakit kronik
Jenis Bencana Usep Solehudin (2005)
•Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadian-kejadian alami
seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan
lainnya.
•Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia
seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan,
gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya.
TUJUAN……??
1.Mencegah dan membatasi jumlah korban manusia serta kerusakan harta benda dan lingkungan hidup.

2.Menghilangkan kesengsaraan dan kesulitan dalam kehidupan dan penghidupan korban bencana.

3.Mengembalikan fungsi fasilitas umum utama, seperti komunikasi/transportasi, air minum, listrik,
telepon termasuk mengembalikan kehidupan ekonomi dan sosial daerah yang terkena bencana.

4.Mengurangi kerusakan dan kerugian lebih lanjut.

5.Meletakkan dasar-dasar yang diperlukan guna pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
dalam konteks pembangunan.

6.Menjamin terselenggaranya penanggualangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan


menyeluruh.
DAMPAK BENCANA PADA LANSIA,DISABILITAS &
SAKIT KRONIK
1. Secara fisik
Pertambahan usia adalah normal dan fungsi fisiologis menurun secara perlahan-lahan. Namun demikian,
derajat tersebut tidak sama dan terdapat perbedaan antara setiap individu. Oleh karena itu, pengaruh dari
bencana terhadap lansia pun beraneka ragam sesuai dengan fungsi fisiologis yang dimiliki oleh setiap
individu.

2. Secara Mental
Lansia memiliki beberapa pengalaman. Bencana pun akan menjadi pengalaman kehilangan.
3. Sosial
Jika melihat sisi ekonomi, penyokong nafkah dirumah lansia adalah lansia itu sendiri, dan banyak
yang hidup dari uang pensiunan. Kehilangan rumah dan harta akan mengakibatkan kehilangan
harapan untuk membangkitkan kehidupan dan harapan untuk masa depan.
PRINSIP PELAKSANAAN PERAWATAN PADA LANSIA
Perawatan bencana berfokus pada pasien usia diatas 60 tahun
Keperawatan lansia sebelum bencana :
1) Memfasilitasi Rekontruksi Komunitas
Sebelum bencana dilaksanakan kegiatan penyelamatan antara penduduk dengan cepat dan tepat
atau lebih kesiapsiagaan.
2) Menyiapkan Pemanfaatan Tempat Pengungsian
Diperlukan upaya untuk meyusun perencanaan pelaksanaan pelatihan praktek dan pelatihan
keperawatan supaya pemanfaatan yang realistis dan bermanfaat akan tercapai.
3) Melibatkan lansia dalam pengambilan keputusan dan sosialisasi Disaster Plan dirumah.
Keperawatan Bencana Pada
lansia Saat bencana
1. Tempat Aman
Yang diprioritaskan pada saat terjadi bencana adalah memeindahkan orang lansia ke tempat yang yang
aman. Orang lansia sulit memperoleh informasi karena penurunan daya pendengaran dan penurunan
komunikasi dengan luar.
2. Rasa Setia
Selain itu, karena memiliki rasa setia yang dalam pada tanah dan rumah diri sendiri, maka tindakan
untuk mengungsipun berkecenderungan terlambat dibandingkan dengan generasi yang lain.
3. Penyelamatan Darurat
(Triage,Treatment, dan Transportation) dengan cepat. Fungsi indera orang lansia yang mengalami
perubahan fisik berdasarkan proses menua, maka skala rangsangan luar untuk memunculkan respon
pun mengalami peningkatann sensitivitas sehingga mudah terkena mati rasa.
Keperawatan Bencana pada
lansia Pasca Bencana
Lingkungan dan Adaptasi
Dalam kehidupan ditempat pengsian, terjadi berbagai ketidakcocokan dalam kehidupan sehari-hari
yang disebabkan oleh fungsi fisik yang dibawa oleh setiap individu sebelum bencana dan
perubahan lingkungan hidup ditempat pengungsian. Kedua hal ini saling mempengaruhi, sehingga
mengakibatkan penururna fungsi fisik orang lansia yang lebih parah lagi.
Manajemen Penyakit dan Pencegahan Penyakit Sekunder
Lingkungan di tempat pengungsian mengundang tidak hanya ketidakcocokan dalam kehidupan
sehari-hari bagi orang lansia, tetapi juga keadaan yang serius pada tubuh. Seperti penumpukan
kelelahan karena kurang tidur dan kegelisahan.
Lanjutan….
Orang Lanjut Usia Dan Perawatan Pada Kehidupan Di Rumah Sendiri
Lansia yang sudah kembali krumahnya, pertama membereskan perabotan diluar dan didalam rumah.
Dibandingkan dengan generasi muda, sering kali lansia tidak bisa memperoleh informasi mengenai
relawan, sehingga tidak bisa memanfaatkan tenaga tersebut dengan optimal.
Lanjut Usia Dan Perawatan Di Pemukiman Sementara
Lansia yang masuk ke pemukiman sementara terpaksa mengadaptasikan/ menyesuaikan diri lagi terhadap
lingkungan baru (lingkungan hubungan manusia dan lingkungan fisik) dalam waktu yang singkat.
Mental Care
Lansia mengalami penuruan daya kesiapan maupun daya adaptasi, sehingga mudah terkena dampak
secara fisik oleh stressor. Namun demikian, orang lansia itu berkecenderungan sabar dan diam walaupun
sudah terkena dampak dan tidak mengekspresikan perasaan dan keluhan.
PRINSIP PELAKSANAAN PERAWATAN PADA
DISABILITAS
Pra bencana
1. Identifikasi kelompok rentan dari kelompok individu yang cacat dan berpenyakit kronik
2. Sediakan informasi bencana yang bisa diakses orang-orang dengan keterbatasan fisik seperti
tuna rungu,tuna netra dll
3. Perlunya diadakan pelatihan-pelatihan penanganan kegawat daruratan bencana bagi petugas
ksehatan kususnya untuk menangani korban dengan kebutuhan khusus (cacat)
4. Memberikan simulasi bencana bagi penyandang disabilitas.
PRINSIP PELAKSANAAN
PERAWATAN PADA
DISABILITAS
Saat bencana :
1. Sediakan alat-alat emergency dan evakuasi yang khusus untuk orang cacat alat bantu berjalan
dengan korban kecacatan,alat-alat BHD sekali pakai,dll.
2. Tetap menjaga dan meningkatkan kewaspadaan universal untuk petugas dalam melakukan
tindakan kegawat daruratan.
3. Saat terjadi bencana, penyandang cacat membutuhkan waktu yang lama untuk mengevakuasi
diri sehingga supaya tidak terlambat dalam mengambil keputusan untuk melakukan evakuasi
4. Dalam penyampaian informasi digunakan bermacam-macam alat disesuaikan dengan ciri-ciri
penyandang cacat.
PRINSIP PELAKSANAAN
PERAWATAN PADA
DISABILITAS
Keperawatan Bencana Pasca Bencana:
Lingkungan dan Adaptasi
Dalam kehidupan ditempat pengungsian, terjadi berbagai ketidakcocokan dalam kehidupan sehari-hari yang
disebabkan oleh fungsi fisik yang dibawa oleh setiap individu sebelum bencana dan perubahan lingkungan hidup
ditempat pengungsian. Kedua hal ini saling mempengaruhi, sehingga mengakibatkan penururna fungsi fisik orang
lansia yang lebih parah lagi.
Manajemen Penyakit dan Pencegahan Penyakit Sekunder
Lingkungan di tempat pengungsian mengundang tidak hanya ketidakcocokan dalam kehidupan sehari-hari tetapi
juga keadaan yang serius pada tubuh. Seperti penumpukan kelelahan karena kurang tidur dan kegelisahan.
Perawatan Di Pemukiman Sementara
Disabilitas yang masuk ke pemukiman sementara terpaksa mengadaptasikan/ menyesuaikan diri lagi terhadap
lingkungan baru (lingkungan hubungan manusia dan lingkungan fisik) dalam waktu yang singkat.
PRINSIP PELAKSANAAN PERAWATAN PADA
PENYAKIT KRONIK
Pra bencana
 Menurut Ida farida 2013 keperawatan pada fase persiapan sebelum bencana bagi korban
dengan penyakit kronik:
 Mempersiapkan cacatan self-care mereka sendiri,terutama nama pasien,alamat ketika
dirawat,rumah sakit,dan dokter yang merawat
 Membantu pasien mebiasakan diri untuk mencatat mengenai isi dari obat yang diminum,
pengobatan diet dan data olahraga
 Memberikan pendidikan bagi pasien dan keluarganya mengenai penanganan bencana sejak
masa normal
PRINSIP PELAKSANAAN
PERAWATAN PADA PENYAKIT
KRONIK
Saat bencana :
Sediakan alat-alat emergency, alat pelindung diri bagi petugas (penolong) dan
proses evakuasi untuk orang berpenyakit kronis (HIV-AIDS dan penyakit infeksi
lainnya)
Tetap menjaga dan meningkatkan kewaspadaan universal untuk petugas dalam
melakukan tindakan kegawat daruratan
PRINSIP PELAKSANAAN
PERAWATAN PADA PENYAKIT
KRONIK
Keperawatan Bencana pada Kronik Pasca Bencana:
Lingkungan dan Adaptasi
Dalam kehidupan ditempat pengungsian, terjadi berbagai ketidakcocokan dalam kehidupan
sehari-hari yang disebabkan oleh fungsi fisik yang dibawa oleh setiap individu sebelum bencana
dan perubahan lingkungan hidup ditempat pengungsian. Kedua hal ini saling mempengaruhi,
sehingga mengakibatkan penururna fungsi fisik orang lansia yang lebih parah lagi.
Manajemen Penyakit dan Pencegahan Penyakit Sekunder
Lingkungan di tempat pengungsian mengundang tidak hanya ketidakcocokan dalam kehidupan
sehari-hari bagi dipengungsian bagi orang penderita penyakit kronik, Seperti kurang tidur yang
membuat orang sakit kronik tidak nyaman.
Lanjutan….
Perawatan Pada Kehidupan Di Rumah
Membutuhkan bantuan orang lain karena memiliki penyakit dengan masa penyembuhan lama
Mental Care
Pasien dengan penyakit kronik mengalami penuruan daya kesiapan maupun daya adaptasi,
sehingga mudah terkena dampak secara fisik oleh stressor dan memerlukan empati dari
kleuaraga terdekat
KESIMPULAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, maka kewaspadaan dan kesiapan untuk
mengantisipasi bencana sangat diperlukan terutama pendidikan dan pelatihan.
Pada lansia,disabilitas dan penyakit kronik membutuhkan adaptasi dengan lingkungan
pengungsian dan berpusat pada mental care. Untuk mengurangi dampak pada kelompok
rentan ,petugas yang terlibat dalam perencanaan dan penanganan bencana perlu
memepersiapkan peralatan-peralatan kesehatan sesuai dengan kebutuhan kelompok- kelompok
renta tersebut.
TERIMA KASIH

You might also like