You are on page 1of 40

MATA TENANG VISUS TURUN

MENDADAK

YALENKO AFIRIO
Topik

 Perdarahan vitreus
 Ablasio Retina
 Retinopati serosa sentral
 Oklusi vena retina sentral
 Oklusi arteri retina sentral
 Neuritis
PerdarahanVitreus
Badan Vitreus

 Perlekatan badan
vitreus
Perdarahan vitreous

 Ekstravasasi darah ke ruang potensial


yang terbentuk didalam badan vitreus

Sumber Perdarahan
• Perdarahan dari retina
• Trauma
• Masuknya darah menuju retina dan badan
vitreous yang disebabkan oleh intraocular.
Etiologi

 Perdarahan dari pembuluh darah normal retina


 Perdarahan dari pembuluh darah abnormal retina
– Neovaskularisasi retina pada retinopati iskemik
 Masuknya darah dari retina atau sumber
perdarahan lainnya – ruang subretina atau pada
segmen anterior mata.
Patogenesis
Penyebab

 More frequent causes


 Posterior vitreous detachment with or without
retinal tears (38%)
 Proliferative diabetic retinopathy (32%)
 Branch retinal vein occlusion (11%)
 Age-related macular degeneration (2%)
 Retinal macroaneurysm (2%)

 Less frequent causes


 Arteriosclerosis
 Retinal periphlebitis
Clinical Features -Workup

 Anamnesis
1. Trauma
2. Pembedahan mata
3. Diabetes • Symptoms
4. Anemia sikel sel 1. Pandangan berkabut
2. Floaters
5. Myopia tinggi
3. Pandangan berawan
4. Fotofobia
5. Persepsi adanya bayangan pada
saat melihat
6. Pada perdarahan vitreous masif,
pasien mengeluhkan penurunan
visus secara mendadak.
Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan Slit lamp – undilated pupil to check


for iris neovascularization
 Oftalmoskopi indirek
 Gonioskopi – evaluasi neovaskularisasi
 Pengukuran TIO
 Ultrasonografi B-scan
 Fluroscein angiography
Clinical Features - Sign
 Adanya darah di dalam badan vitreous.
Treatment

 Pengobatan konservatif bed rest, elevasi kepala


(upright resting position)
 The bleeding usually does not continue to spread
into the vitreous body
 The blood in the retrohyaloid space will settle more
quickly

 Obati penyebabnya
 Vitrektomi  membersihkan vitreous (jika
perdarahan tidak diabsorbsi setelah 3 bulan)
Ablasio Retina
Retinal Detachment

 Pemisahan retina sensorik, yakni lapisan fotoreseptor dan jaringan bagian dalam, dari
epitel pigmen retina di bawahnya
Klasifikasi
Regmatogenosa

Traksi

Serosa dan
hemoragik
Ablasio Retina Rhegmatogenosa

 Ditandai dengan pemutusan (suatu regma) total


(full-thickness) retina sensorik, traksi vitreous
dengan derajat bervariasi, dan mengalirnya cairan
vitreus melalui robekan ke dalam ruang subretina.
Ablasio Retina Rhegmatogenosa

 Didahului atau disertai oleh pelepasan vitreus posterior dan berhubungan


dengan myopia, afakia, degenerasi lattice, dan trauma mata.
 Berhubungan dengan robekan retina (hole or tear) yang membuat masuknya
cairan ke subretina dan dapat memisahkan lapisan sensori retina dari epitel
pigmen retina
Tipe-tipe robekan retina

 Robekan tapal kuda (Horeshoe tears) 


kuadran superotemporal
 Lubang atrofik kuadran temporal
 Dialisis retina Kuadran inferotemporal
Pathogenesis
Manifestasi klinis

 Gejala Prodormal: bintik hitam (floaters) didepan


mata dan fotopsia
 Gejala pelepasan retina: kehilangan penglihatan
relative lokal pada retina yang lepas.
 Kehilangan penglihatan secara mendadak jika
ablasio pada retina besar dan terletak di sentral.
Treatment
 Retinopeksi pneumatik udara atau gas yang
dapat memuai disuntikkan ke dalam vitreus untuk
mempertahankan retina dalam posisinya.
 Scleral buckling  mempertahankan retina di
posisinya, sementara adhesi korioretina terbentuk,
dengan melekukkan sclera menggunakan eksplan
yang dijahitkan pada lekukan retina.
 Vitrektomi Pars plana  pelepasan traksi vitreo-
retina, drainase internal cairan subretina, dan
penyuntikan gas atau udara untuk
mempertahankan retina di posisinya.
Klasifikasi
Rhegmatogenous

Tractional

Serous &
Hemorrhagic
Tractional Retina Detachment
 Terjadi karena retina ditarik secara mekanis oleh kontraksi
jaringan fibrosa di vitreous (pita traktus vitreoretinal)
Etiology
• Traksi jaringan skar pada post-traumatic terutama pada
luka tajam
• Retinopati diabetikum proliferative
• Retinitis Post-haemorrhagic proliferans
• Retinopathy of prematurity
• Plastic cyclitis
• Retinopathy sikel sel
• Retinopati proliferative pada Eales’ disease
Treatment

 Vitrektomi pars plana memungkinkan


pengangkatan unsur penyebab traksi diikuti
dengan penyingkiran membrane- membrane
fibrotik.
 Retinotomi dan/atau penyuntikan perfluorokarbon
atau cairan berat untuk meratakan retina
(temponade gas, minyak silicon, atau scleral
buckling)
Tractional Retina Detachment
Klasifikasi
Rhegmatogenous

Tractional

Serous &
Hemorrhagic
Serous & Hemorrhagic Retinal Detachment

 Dapat terjadi walaupun tidak terdapat pemutusan


retina atau traksi vitreus.
 Hasil penimbunan cairan di bawah retina sensorik
dan terutama disebabkan oleh penyakit epitel
pigmen retina dan koroid.
 Degenerasi, inflamasi, dan infeksi, serta
neovaskularisasi subretina, mungkin berhubungan
dengan ablasio retina serosa.
Central Serous Corioretinopathy
Central Serous Retinophaty

 Suatu keadaan lepasnya retina dari lapisan pigmen


epitel di daerah macula akibat masuknya cairan
melalui membrane Bruch dan pigmen epitel
inkompeten
 Biasanya dijumpai pada laki-laki berusia antara 20-
50 tahun, perempuan hamil dan pada usia >60
tahun
Clinical features

 Symptoms: visus menurun mendadak


(20/20-20/80) disertai metamorfopsia,
hipermetropia dengan skotoma relative
dan positif, penurunan kemampuan
melihat warna
Treatment
 Retinopati serosa sentral akan sembuh setelah kira-
kira 8 minggu dengan tidak terdapatnya kebocoran
 cairan subretina akan diserap kembali dan retina
akan melekat kembali pada epitel pigmen tanpa
gejala sisa subjektif yang mencolok
 Melihat letak kebocoran, terkadang tidak
diperlukan fotokoagulasi. Bila terjadi penurunan
visus akibat gangguan metabolism macula, maka
dapat dipertimbangkan fotokoagulasi.
 Kelainan menghilang dengan sendirinya setelah 6-
8 minggu, biasanya akan hilang total 4-6 bulan.
Central Retinal Vein Occlusion (CRVO)
Gejala
 kehilangan penglihatan tiba-tiba dan
tanpa rasa sakit
Faktor predisposisi
 Bertambahnya usia.
 Hipertensi.
 Diabetes.

Tanda-tanda
• Ketajaman visual dan adanya Relatif Afferent Pupillary Defect (RAPD)
bervariasi tergantung tingkat keparahan dan lamanya
• Refleks merah abnormal.
• Funduskopi perdarahan luas.
Manajemen
Skrining diabetes dan hipertensi.
Rujuk segera ke dokter spesialis mata
Central Retinal Artery Occlusion
Gejala
kehilangan penglihatan tiba-tiba dan
tanpa rasa sakit
Tanda-tanda • Investigasi dan
 Ketajaman visual <6/60. Manajemen
 RAPD  fundus: retina pucat, • Tingkat LED dan protein
penyempitan arteriolar dan venular.
C-reaktif (CRP) untuk
menyingkirkan Giant Cell
Arteritis.
• Rujuk segera ke dokter
spesialis mata
Neuritis Optik
Gejala
 Hilangnya penglihatan tanpa rasa sakit berjam-jam sampai berhari-hari.
 Turunya ketajaman penglihatan visual, warna dan kontras.
 Biasanya unilateral, tapi mungkin jarang bilateral.
 >> perempuan antara 18-45.
 nyeri orbital berhubungan dengan gerakan mata.
 Gejala neurologis fokal lainnya.
Manajemen
Pemeriksaan ophthalmic dan
Tanda-tanda neurologi lengkap.
 RAPD Rujuk segera ke dokter mata
 Berkurangnya ketajaman visual.
 Penurunan penglihatan warna.
 +/- cakram optik bengkak.
 Mungkin ada tanda neurologis fokal
lainnya
Thank You

You might also like