You are on page 1of 21

Penatalaksanaan Anestesi

pada Tumor Jantung

dr.Taufik, Sp.An
Definisi
• Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh
akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan
jaringan setempat pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas
pertumbuhannya
• Myxoma merupakan jenis tumor primer jinak pada jantung yang
sering terjadi pada orang dewasa, yang umumnya muncul pada
atrium kiri.
Klasifikasi
• Tumor pada jantung dibagi menjadi 2 kelompok:
• Tumor primer: berasal dari dalam jantung dan
bisa terjadi pada bagian manapun dari jaringan
jantung. Tumor ini bisa berupa kanker atau
nonkanker dan biasanya jarang terjadi.
• Tumor sekunder: berasal dari bagian tubuh yang
lain (biasanya paru-paru, payudara, darah, dan
kulit), yang menyebar ke jantung da
Epidemiologi
• Tumor primer pada jantung merupakan jenis tumor yang jarang
ditemukan dalam dunia kedokteran, dengan angka kejadian 0,0017
hingga 0,19 persen
• Myxoma merupakan jenis tumor primer jinak pada jantung yang sering
terjadi pada orang dewasa, sedangkan rhabdomyoma merupakan jenis
tumor primer yang sering ditemukan pada anak-anak.
• Myxoma merupakan tumor jinak yang umumnya muncul pada atrium
kiri
• Myxoma merupakan cardiac tumor yang dapat terjadi pada semua
golongan usia, tetapi tumor ini umumnya terjadi pada usia 30-60 tahun.
Anatomi dan fisiologi

Mycoma pada atrium kiri Mycoma pada atrium


kanan
Etiologi

• Bersifat herediter biasanya pada wanita,


seringkali pada usia antara 40-60 tahun.
• Tumor yang berasal di beberapa bagian
lain dari tubuh biasanya paru-paru,
payudara, darah, atau kulit, dan kemudian
menyebar (metastasize) ke jantung
Patofisiologi
Manifestasi klinis
• Gangguan konstitusional, seperti lelah,
demam, bercak kemerahan, artralgia,
mialgia, dan penurunan berat badan, dan
juga kelainan laboratorium seperti anemia
dan peningkatan laju endap darah dan
serum C-reaktif protein, serta kadar
globulin
Posisi selama operasi
• Saat dilakukan induksi pasien dalam posisi
supinasi.
• Setelah induksi pasien diposisikan sesuai dgn
lokasi yg akan operasi.
• Perubahan posisi akan menyebabkan hipotensi
krn kompensasi hemodynamic reflek.
• Saat melakukan perubahan posisi kepala &
lengan dihindarkan dari tekanan supaya tdk
terjadi kerusakan syraf, hiperekstensi & over
rotasi
Penatalaksanaan anestesi
pada tumor jantung
• Setibanya di ruang operasi, sebelum
diinduksi diberi oksigenasi dengan
facemask (8L / menit) dan semua
pemantau standar American Society of
Anesthesiologists (ASA) dimulai.
-Pemasangan Kateter vena sentral ganda-lumen (14, 18
gauge, panjang 13 cm dari ujung kateter ke kulit; Arrow
International, USA) dimasukkan ke vena jugularis interna
kanan sebelum induksi anestesi umum
- Kemudian tekanan vena sentral (CVP) diukur
- Larutan Ringer Laktat 1000 ml diberikan

- Induksi anestesi umum dilakukan perlahan-lahan


dengan midazolam 2 mg iv, etomidate 8 mg iv, rocuronium
50 mg iv, sufentanyl 30 μg iv, dan skopolamin 0,3 mg iv
- Anestesi umum dipertahankan dengan propofol (200 mg
/ jam) dan cis-atracurium (10 mg / jam), dan sufentanyl (iv,
sesekali sesuai dengan perubahan hemodinamik).
Sementara itu, dopamin (3-8 μg / kg / menit) diberikan
terus menerus.
Monitoring: vital signs, temperatur, status koagulasi,
status volume cairan & kedalaman anestesi
Airway Managemen
• Lakukan intubasi, digunakan pelumpuh otot.
- Obat untuk pemeliharaan anestesi umum ditolak sementara. Sekitar 24
menit setelah induksi anestesi umum
- Ulinastatin (30.000 U) dan metilprednisolon (40 mg) juga diberikan.
Kemudian tim operasi mengangkat neoplasma dengan berhasil dari RV,
RVOT dan arteri pulmonalis.
- Total CPB dan waktu cross-clamp adalah 90 dan 24 menit, masing-
masing. Pasien disapih dari CPB dengan mudah dengan pembuat
kecepatan dan infus epinefrin 6 µg / menit.
- Setelah CPB, denyut jantung pasien dipertahankan sekitar 90 kali /
menit, tekanan darah 90-100 / 50-60 mmHg, dan CVP 9-11 mmHg.
operas
Mengakhiri anestesi
• 7an: pasien sadar penuh, responsif, kontraksi otot
kembali normal. Hal ini u/ mengurangi resiko
obstruksi jalan nafas dan aspirasi pada saat
extubasi
• Cara: - mematikan / stop obat sedasi
- melakukan reversal u/ sisa pelumpuh otot
- pasien nafas spontan
- pemberian analgetik
- mengembalikan ke posisi supinasi
- melakukan ventilasi dgn O2 100%
- melakukan extubasi dalam
• Indikasi extubasi dalam
- u/ mengurangi resiko spasme laring
- pd penderita asma
- op. pd penderita yg tdk boleh batuk
ex.: operasi telinga tengah
operasi katarak
operasi tumor otak
operasi abdominal
Manajemen anestesi dari
prosedur bedah
• 1. Evaluasi preoperatif: diagnosis
preoperatif yang akurat, penilaian ukuran
tumor, lokasi, keterlibatan katup jantung,
mobilitas tumor, tingkat obstruksi aliran
darah dll dan evaluasi status fungsional
jantung dan komorbiditas pasien secara
keseluruhan
• 2. Penggantian volume pra operasi sangat
penting, hipovolemia harus dihindari
3. Pemantauan: teknik non-thermodilution untuk
pengukuran curah jantung harus digunakan,
4. Kesiapan CPB Darurat: penenang pasien untuk
penempatan jalur invasif pra operasi, atau
menginduksi anestesi umum dapat menyebabkan
kolaps hemodinamik, sehingga kesiapan CPB
darurat adalah wajib. Sterilisasi operasi dan
mengalirkan sebelum inisiasi induksi anestesi
juga wajib. Dalam beberapa
5. Induksi halus dan perlahan-titrasi induksi
anestesi umum dengan agen depresi yang kurang
myocardial, dan pemantauan ketat pasien vital
dan parameter hemodinamik yang penting dalam
mengelola pasien semacam ini.
6. Penggunaan inotropik yang bijaksana:
inotropik adalah pedang sisi ganda untuk jenis
pasien ini. Ketika menggunakan dengan
tepat, inotropik dapat meningkatkan
kontraktilitas miokard dan memperbaiki
hemodinamik. Di sisi lain, inotropik juga dapat
menyebabkan peningkatan kontraktilitas yang
mengarah ke bagian sempit untuk aliran
darah intracardiac.
Terimakasih

You might also like