Contoh Formulasi Hydrogel Mata

Polimer Hidrogel
• Natural Polimer
Polysaccharides, cellulose, starch, chitin,
gelatin and hyaluronic acid (HA) are widely used
for food and pharmaceutical applications
(Shanmugam et al. 2005).
• Semisintetik polimer
are derived by the modification of natural
polymers. Exp: , the deacetylated form of 40
chitin (chitosan) (Dash et al. 2011).
• Synthetic Polimer
Potential to further control the properties such
as pore size, degradation time and mechanical
strength of hydrogels (Ahmad et al. 2012).
Many synthetic hydrogels are prepared by the
free radical polymerisation of acrylate and
methacrylate derived monomers. Examples of
widely used monomers to makes synthetic
polymers include derivatives of phosphoryl choline
(PC) and acrylic acid (especially HEMA), and PVA
and poly (Nvinyl pyrrolidone)
(Gong et al. 2012; Kim et al. 2015).
 Beberapa contoh polimer yang
digunakan untuk sediaan mata
• Polimer N-vinylpyrrolidone : agen penetrasi,
plasticizer, pelarut dan solubilizing agent.
biasanya digunakan sebagai solvent dalam
sediaan. merupakan agen peningkat kelarutan
yang lebih baik dibanding gliserin, propilen
glikol atau etanol.
• Polimer methacrylic acid sebagai pembentuk
lapisan film pada sediaan
(Rowe et al, 2009)
 Contoh formula gel steril: Pilokarpin
hidroklorida (sedian gel untuk mata)
R/ Pilokarpin HCl (zat aktif) 4%
Benzolkonium klorida (pengawet) 0,08%
Dinatriun edeta (chelating agent)
Karbomer 940 (gelling agent)
Natrium hidroksida (adjust pH) qs
Dan atau
Asam hidroklorida (adjust pH) qs
Air murni (purified water) qs 100 ml
1. Benzolkonium klorida :
Semua gel mengandung banyak air sehingga membutuhkan pengawet sebagai antimikroba.
Dalam pemilihan pengawet harus memperhatikan inkompatibilitasnya dengan gelling agent
(Rowe et al, 2009)

2. Fungsi dinatriun edeta:

Dinatrium EDTA digunakan untuk agen pengkelat pada sediaan farmasi seperti sediaan
moutwash, sediaan mata, dan topikal. biasanya digunakan pada konsentrasi 0,005 sampai
0,1 % (Rowe et al, 2009)

3. Karbomer 940 :
• Karbomer merupakan gelling agent yang kuat membentuk gel pada konsentrasi sekitar
0,5%. Dalam media air, yang diperdagangkan dalam bentuk bebasnya, pertama-tama
dibersihkan dulu, setelah udara yang terperangkap keluar semua, gel akan terbentuk dengan
cara netralisasi dengan basa yang sesuai.
• Dalam system cair, basa anorganik seperti NaOH, KOH dan NH4OH sebaiknya ditambahkan.
• pH harus dinetralkan karena karakter gel yang dihasilkan dipengaruhi oleh proses
netralisasi atau pH yang tinggi.
• Viskositas disperse karbomer dapat menurun dengan adanya ion-ion.
• Merupakan gelling agent yang kuat, maka hanya diperlukan dalam konsentrasi kecil,
biasanya 0,5-2%.
• Inkompatibel dengan fenol, polimer kationik, asam kuat, elektrolit kuat.

(Rowe, et al., 2009)

4. Natrium Hidroksida
Fungsi natrium hidroksida sebagai alkalizing
agent, sebagai buffer dalam sediaan. Selain itu
natirum hidroksida berfungsi untuk mengatur
pH dari sediaan (Rowe et al, 2009).

5. Asam Klorida
Fungsi asam hidroklorida sebagai agen
penambah keasaman. pada sediaan biasanya
digunakan untuk mengatur pH dari sediaan
(Rowe et al, 2009)
 Aplikasi Hidrogel
In ophthalmic applications hydrogels are widely used as contact lenses and
implants. They are also investigated as drug delivery systems and vitreous
substitute.

In ophthalmic applications the most successful area for hydrogel products

is soft contact lenses (SCL). Contact lenses are widely used for vision
correction and cosmetic purposes. Some contact lenses are used for
medical purposes such as bandage contact lenses and intraocular lenses
(IOL) (Lai 2013). The first SCL was synthesised from poly (2-hydroxyethyl
methacrylate) (pHEMA) hydrogel. Since then several polymers have been
developed and used for contact lens including methacrylic acid and N-
vinylpyrrolidone (Nicolson & Vogt 2001).
 Daftar pustaka
• Shanmugam, S. et al., 2005. Natural polymers and their
applications. Natural Product Radiance, 4(6), pp.478–481.
• Dash, M. et al., 2011. Chitosan - A versatile semi-synthetic polymer
in biomedical applications. Progress in Polymer Science (Oxford),
36(8).
• Ahmad, A.L., Yusuf, N.M. & Ooi, B.S., 2012. Preparation and
modification of poly (vinyl) alcohol membrane: Effect of crosslinking
time towards its morphology. Desalination, 287, pp.35–40.
• Gong, M. et al., 2012. Investigation on the interpenetrating polymer
networks (ipns) of polyvinyl alcohol and poly(N-vinyl pyrrolidone)
hydrogel and its in vitro bioassessment. Journal of Applied Polymer
Science, 125(4), pp.2799–2806.
• Nicolson, P.C. & Vogt, J., 2001. Soft contact lens polymers: An
evolution. Biomaterials, 22(24), pp.3273–3283.
• Rowe, R.C. et al. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th
Ed. London: The Pharmaceutical Press.