• Sukuk adalah surat berharga Negara yang diterbitkan
berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. SBSN diterbitkan oleh pemerintah RI melalui perusahaan penerbit SBSN atau langsung oleh pemerintah RI. SBSN ini dapat diterbitkan dengan menggunakan akad-akad syariah seperti : mudharabah, musyarakah, istishna’, dan ijarah. Pembayaan bagi hasil atau fee akan dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia cq. Menteri Keuangan RI. Lanjutan…
• SBSN ini diterbitkan berdsarkan UU No. 19 Tahun
2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara oada tanggal 7 Mei 2008 dan merupakan UU yang ditunggu penerbitannya. Tujuan penerbitan SBSN ini adalah untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau proyek-proyek Negara. • Disisi investor, diharapkan penerbitan SBSN ini dapat dilakukan secara ritel sehingga merka yang memiliki dana kecil dapat ikut serta melakukan investasi di obligasi. Karakteristik • Sebagai bukti kepemilikan suatu aset yang berwujud atau hak manfaat. • Pendapatannya yaitu berupa imbalan, marjin/fee, dan bagi hasil, sesuai akad yang digunakannya. • Terbebas dari unsur yg tidak diperbolehkan dalam islam yaitu riba, gharar, dan maisir. • Penggunaan proceds (hasil jual) harus sesuai dengan prinsip syariah. • Penerbitan melalui special purpose vehicle (SPV). Jenis Sukuk a) Obligasi Syariah Mudharabah • Merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil, sehingga pendapatan yang diperoleh investor atau obligasi tersebut tergantung pada pendapatan tertentu dari emiten (sesuai dengan penggunaan dana dari penerbitan obligasi syariah). • Dasar bagi hasilnya dapat berupa pendapatan kotor (laba kotor) atau pendapatan bersih (laba bersih) dengan nisbah keuntungan yang sudah disepekati. • Obligasi syariah mudharabah akan memberikan imbal hasil (return) yang berfluktuasi mengikuti pendapatan yang menjadi dasar nisbah bagi hasil. b) Obligasi Syariah Ijarah
• Merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sehingga pendapatannya bersifat tetap berupa fee ijarah/pendapatan sewa, yang besarannya sudah diketahui sejak awal obligasi diterbitkan. • Imbal hasil obligasi syariah ijarah lebih pasti dibandingkan obligasi syariah mudharabah, karena besaran uang sewa/fee ijarah telah diketahui di awal penerbitan. Oleh karena itu, obligasi syariah ijarah dianggap lebih aman dibanding obligasi syariah mudharabah, walaupun kesempatan investor untuk memperoleh bagi hasil yang lebih tinggi ada pada obligasi syariah mudharabah. c) Obligasi Syariah Musyarakah
• Merupakan obligasi syariah yang
diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah di mana dua pihak atau lebih bekerja sama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan usaha. • Keuntungan akan dibagi sesuai nisbah yang disepakati. • Kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai proporsi modal masing-masing pihak. d) Obligasi Syariah Istishna’
• Merupakan obligasi syariah yang
diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad istishna’ di mana para pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek atau barang. • Harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi barang atau proyek ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan. Akuntansi Sukuk • PSAK No. 101 tentang Akuntansi Sukuk hanya mengatur 2 jenis sukuk, yaitu sukuk mudharabah dan sukuk ijarah. Hal ini disebabkan karena penerbitan sukuk di Indonesia sebagian besar didominasi oleh sukuk ijarah dan sebagian kecil sukuk mudharabah. • Akuntansi ini mengatur pihak yang melakukan transaksi sukuk baik investor maupun penerbit, sehingga apapun bentuk usahanya sepanjang mereka menerbitkan atau berinvestasi pada sukuk maka harus mengikuti aturan PSAK ini. PSAK ini wajib diterapkan oleh entitas swasta, namun entitas sector public juga dapat menerapkan sepanjang tidak dilarang oleh regulasi yang berlaku. Akuntansi untuk penebit Sukuk Sukuk Ijarah Mudharabah Saat Saat entitas menjadi Saat entitas menjadi pihak yang terikat pengakuan pihak yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk. dengan ketentuan penerbitan sukuk mudharabah.
Pengukuran Sukuk mudharabah Sukuk ijarah diakui sebesar nilai
diakui sebesar nilai nominal, disesuaikan dengan premium nominal. atau diskonto dan biaya transaksi terkait dengan penerbitannya. Setelah pengakuan awal, jika jumlah tercatat berbeda dengan nilai nominal maka perbedaan tersebut diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk ijarah dan diakui sebagai beban penerbitan sukuk ijarah. Sukuk Mudharabah Sukuk Ijarah Pengakuan dan Biaya transaksi diakui Biaya transaksi diakui Pengukuran atas Biaya secara terpisah dari sebagai pengurang atas Transaksi sukuk mudharabah. nilai nominal sukuk. Biaya transaksi diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk mudharabah, dan diakui sebagai beban penerbitan.
Return bagi Investor Berupa bagi hasil. Berupa ujrah/fee.
Bagi hasil yang Beban ijarah diakui pada menjadi hak investor saat terutang. sukuk mudharabah diakui sebagai pengurang pendapatan, bukan sebagai beban. Sukuk Mudharabah Sukuk Ijarah Penyajian Begi entitas syariah: Sebagai Disajikan sebagai Dana Syirkah Temporer. liabilitas secara neto Bagi entitas nonsyariah: setelah premium atau Sebagai liabilitas yang terpisah diskonto dan biaya dari liabilitas lain dan dalam transaksi yang belum urutan paling akhir dalam diamortisasi. liabilitas. Biaya transaksi penerbitan sukuk mudharabah disajikan dalam aset sebagai beban tangguhan. Pengungkapan a. Persyaratan utama dalam a. Persyaratan utama penerbitan, sep: aktivitas, dalam penerbitan, sep: nilai, prinsip bagi hasil dan aktivitas, nilai nominal, lainnya. besar imbalan, dan b. Penjelasan aktivitas yang lainnya. mendasari penerbitan seperti: b. Penjelasan aktivitas jenis usaha, tren usaha dan yang mendasari pihak pengelola. penerbitan, seperti: c. Lain-lain. jenis dan umur ekonomik. c. Lain-lain. Akuntansi untuk Investor Sukuk Mudharabah Sukuk Ijarah Sebelum Pengakuan Entitas menentukan klasifikasi investasi, dalam 2 pilihan: a. Diukur pada harga perolehan: jika model usaha nya bertujuan memperoleh arus kas kontraktual (tujuan ditetapkan oleh entitas) dan persyaratannya ada tanggal pembayaran. Untuk sukuk Mudharabah adalah arus kas kontraktual berupa bagi hasil dan pokok, sedangkan untuk sukuk Ijarah adalah arus kas imbalan berupa ujrah. b. Diukur pada nilai wajar. Entitas tidak boleh mengubah klasifikasi kecuali ada perubahan tujuan model usaha. Saat Pengakuan Pada saat tanggal Pada saat tanggal perdagangan atau perdagangan atau penyelesaian transaksi penyelesaian transaksi dalam pasar yang lazim. dalam pasar yang lazim. Pengukuran Sukuk Mudharabah Sukuk Ijarah Jika menggunakan harga Sebesar biaya perolehan Sebesar biaya perolehan perolehan termasuk biaya termasuk biaya transaksi. transaksi, jika ada selisih atas nilai nominal dan biaya perolehan maka diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk. Jika menggunakan nilai Sebesar nilai wajar tidak termasuk biaya transaksi. wajar Setelah Pengakuan Awal Jika menggunakan harga • Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka perolehan entitas membandingkan antara nilai tercatat dan jumlah terpulihkan. Jika jumlah terpulihkan lebih kecil maka diakui rugi penurunan nilai.
• Jumlah terpulihkan adalah jumlah dari nilai
pokok yang akan diterima tanpa memperhitungkan nilai kini. Sukuk Mudharabah Sukuk Ijarah Jika menggunakan nilai • Diukur pada nilai wajar, selisih antara nilai wajar wajar dan jumlah tercatat diakui dalam laba rugi. • Penentuan nilai wajar investasi mengacu pada urutan sebagai berikut: - Kuotasi harga di pasar aktif, atau - Harga yang terjadi dari transaksi terkini jika tidak ada kuotasi harga di pasar aktif, atau - Nilai wajar instrument sejenis jika tidak ada kuotasi harga di pasar aktif dan tidak ada harga yang terjadi dari transaksi terkini. Penyajian • Tergantung pada pilihan pengukuran. • Pendapatan investasi dan beban amortisasi disajikan secara neto dalam laba rugi. Pengungkapan • Klasifikasi berdasarkan jumlah investasi. • Tujuan model usaha yang digunakan. • Jumlah investasi yang direklasifikasikan, jika ada dan penyebabnya. • Nilai wajar untuk investasi yang diukur pada biaya perolehan.