You are on page 1of 53

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

Manado, 02 April 2019

KEBIJAKAN KESELAMATAN
KONSTRUKSI

Disampaikan oleh:
Subdirektorat Konstruksi Berkelanjutan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
OUTLINE
01 LATAR BELAKANG

02 TRANSFORMASI KEBIJAKAN
KESELAMATAN KONSTRUKSI

03 ACTION PLAN KESELAMATAN


KONSTRUKSI
1
LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K T O R AT B I N A P E N Y E L E N G G A R A A N J A S A KO N S T R U K S I
1 LATAR BELAKANG
5 (Lima) Masalah Strategis Keselamatan Konstruksi

1 3
Kegiatan Tenaga ahli secara
konstruksi tidak kuantitas dan
memperhatikan K3 kualitas masih kurang

2 4
Pengawasan K3 Petugas K3 yang
saat kegiatan bersertifikat masih
konstruksi kurang kurang

5
PERLU
Regulasi belum
mendukung TRANSFORMASI
KEBIJAKAN
1 LATAR BELAKANG
Kejadian Kecelakaan Konstruksi pada Tahun 2017-2018

2017 2018
4 Jatuhnya crane (LRT Palembang) Kecelakaan Konstruksi Major
Agt
4 Runtuhnya girder launcher (Proyek
Feb DDT Jatinegara)
22 JPO runtuh (Jalan Tol Bogor-Ciawi-
Sep Sukabumi) 18 Jatuhnya besi hollow (Pembangunan Rumah Susun
Mar Tingkat Tinggi Pasar Rumput)
26
Jatuhnya crane (Tol Bogor Outer 17 Runtuhnya Pengecoran In Situ Slab Proyek Jalan Tol
Okt Ring Road/BORR) Apr Manado-Bitung
27 Runtuhnya DPT Mix-Use Development dan
29 Girder FO runtuh (Jalan Tol PASPRO) Des Kelongsoran Jalan Raya Gubeng, Surabaya
Okt
Kecelakaan Konstruksi Minor
15 Beton lepas dari crane (LRT Jakarta)
Nov 2 Beton girder runtuh (Jalan Tol Depok-Antasari) 01 Longsor pada galian (Proyek Pipa Rusun
Jan Mei Penjaringan)
16 Jatuhnya crane (Jalan Tol Jakarta- 22
22 Box girder runtuh (LRT Jakarta) Launcher roboh (Tol Solo Kertosono)
Nov Cikampek II (El.)) Jan Mei

9 Runtuhnya penopang (Jembatan 20 Jatuhnya bekisting pier head PCB 34 13 Lepasnya Cross Girder (Jembatan Kali Kuto)
Des Ciputrapinggan) Feb (Proyek Tol Becakayu) Jul

30 Beton girder runtuh (Jalan Tol 30 Jatuhnya crane (Double Track Kereta Api 1 Robohnya Perancah (Proyek Jalan Tol
Des Pemalang-Batang) Apr Medan-Badara Kualanamu) Agt Pandaan – Malang)
1 LATAR BELAKANG
Kejadian Kegagalan Bangunan Tahun 2018 dan Kecelakaan Konstruksi Tahun 2019

2018
15
Ambruknya selasar Gedung BEI, Jakarta
Jan

KEGAGALAN 5 Turap longsor di Km 8+6/7 Underpass Jalan


BANGUNAN Feb Perimeter Selatan Bandara Soetta

17 Ambruknya Jembatan Widang, Tuban


Apr
(Jawa Timur)

2019
4 Robohnya Dinding Penahan Tanah (DPT) dan
Struktur Atas Rumah Pompa Durolis Riau
KECELAKAAN Jan

KONSTRUKSI 25
Runtuhnya Jembatan Gantung Banjasari II Pacitan
Jan
1 LATAR BELAKANG
Kasus Kecelakaan Konstruksi pada Sektor Konstruksi
±55.394 Jiwa Kecelakaan
200,000 pada Sektor Konstruksi
173,105

150,000
123,041 Konstruksi,
110,285
32.00%
100,000 Pertambangan,
105,182 Lainnya,
2.60% 20.70%
50,000
Kehutanan,
3.80%
0 Manufaktur,
31.60%
2015 2016 2017 2018 Transportasi,
5.30%
Sumber: BPJS Ketenagakerjaan
Sumber: Jurnal Nasional, 2009, hal. 18

Cacat Total
Fungsi Tetap Meninggal Jumlah Kasus
1.114 5 3.173 Kecelakaan Kerja
Tahun (th. 2018)
2017 173.105
Anatomi Pengobatan Sembuh
1.542 35.204 82.003 Sumber:
BPJS Ketenagakerjaan
LATAR BELAKANG
1 Faktor Ancaman Keselamatan Konstruksi

Tenaga Kerja

KESEHATAN KESELAMATAN
(HEALTH) (SAFETY)
PROSES

Bahan Alat

LINGKUNGAN
(ENVIRONMENT)
1 LATAR BELAKANG
Dampak Kecelakaan Kerja

- Competitiveness index
- Biaya kecelakaan kerja 3,94% dari
PDB Global (ILO 2017) HUBUNGAN TINGKAT DAYA SAING SUATU
NEGARA DENGAN ANGKA KECELAKAAN
Level KERJA

Index of Competitiveness
Makro

Workplace
Accidents
Index of
Level - Performance
Meso Corporate
Level
Mikro
- Project Delay
- Cost Over run
- Human aspect: injurie,
fatality
- Kerusakan Lingkungan

Sumber: ILO, 2003,2012; Chen, et al 2004;


Courtney, 2007, Hosseinian, 2012, Hinze, 1997
1 LATAR BELAKANG
Hubungan Investasi Keselamatan & Biaya Kecelakaan

Efek investasi Budaya Keselamatan Kinerja


keselamatan bervariasi keamanan
tergantung pada Kondisi Bahaya dalam Proyek meningkat

Hubungan antara Investasi Keselamatan dan Biaya


Kecelakaan
(Zou and Sunindijo, 2015).

Total rasio biaya keselamatan (TSCR) adalah jumlah total rasio biaya
kecelakaan (TCAR) dan rasio investasi keselamatan (SIR) dan tanda “x”
memperlihatkan nilai minimum untuk kinerja keselamatan.

Grafik menunjukkan bahwa investasi yang tinggi dalam keselamatan


memberikan kinerja keselamatan yang tinggi tetapi jika dilakukan
dengan biaya yang berlebihan, akan membuat investasi tersebut secara
ekonomis tidak layak dan tidak efektif. Tetapi, ketika tidak ada investasi
keselamatan sama sekali, total biaya keselamatan akan timbul secara
eksponensial sebagai akibat dari meningkatnya jumlah kecelakaan yang
mungkin terjadi.
2 TRANSFORMASI KEBIJAKAN
KESELAMATAN KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K T O R AT B I N A P E N Y E L E N G G A R A A N J A S A KO N S T R U K S I
2 KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

DIAGRAM VENN PERATURAN DAN PERUNDANGAN


Keamanan, Keselamatan,
K4 Kesehatan dan
Keberlanjutan

KK Keselamatan Konstruksi

Keselamatan dan
K3 Kesehatan Kerja
2 KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

PEMBANGUNAN Sesuai UU 2/2017


PEMBANGUNAN
KEMBALI
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH PUSAT
1. Pengkajian Terselenggaranya Jasa Konstruksi yang sesuai
2. Perencanaan
3. Perancangan
dengan Standar K4
4. Pengawasan
5. Manajemen
Penyelenggaraan
PEMBONGKARAN PENGOPERASIAN
Konstruksi

PEMELIHARAAN
2 KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

UU No 2/2017 tentang Jasa Konstruksi


• Keamanan dan keselamatan menjadi asas Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• Terwujudnya keselamatan publik dan kenyamanan lingkungan terbangun adalah tujuan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi melalui penataan sistem Jasa Konstruksi

Permen PUPR No 5/2014 tentang Pedoman SMK3 Bidang PU


• Job Safety Analysis
• K3 pada dokumen pemilihan • Rencana K3 Konstruksi melekat pada kontrak
• Biaya K3 dialokasikan dalam biaya umum • Ahli/petugas K3

Permen PUPR No 28/2015 tentang Pedoman AHSP Bidang Pekerjaan Umum


• Perhitungan biaya untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bersifat umum dialokasikan
dalam Biaya Umum
• Keperluan K3 bersifat khusus diakomodir dalam AHSP Khusus K3

Permen PUPR 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia
Biaya penyelenggaraan K3 dan Keselamatan Konstruksi harus diperhitungkan tersendiri dalam
total biaya penawaran, dengan besaran biaya berkisar sesuai dengan kebutuhan
2 KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Undang-Undang No 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
Dalam menyusun Standar K4 untuk Setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa
setiap produk Jasa Konstruksi, menteri dan Penyedia Jasa wajib memenuhi standar K4
teknis terkait memperhatikan kondisi
geografis yang rawan gempa dan Ayat Pengesahan atau persetujuan atas:
kenyamanan lingkungan terbangun a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau
1 perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
Ayat Ayat c. pelaksanaan suatu proses pembangunan,
5 Pasal 2 pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
d. penggunaan material, peralatan dan/atau
59 teknologi; dan/atau,
e. hasil layanan Jasa Konstruksi

Standar K4 paling sedikit meliputi:


Ayat Ayat a. mutu bahan;
4 3 b. mutu peralatan;
c. K3;
d. prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
Standar K4 setiap produk Jasa Konstruksi e. mutu hasil pelasanaan jasa konstruksi;
diatur oleh menteri teknis terkait sesuai f. operasional dan pemeliharaan;
dengan kewenangannya g. perlindungan sosial tenaga kerja;
h. pengelolaan lingkungan hidup
PEKERJAAN KONSTRUKSI Konsultan Perencana
Mencantumkan telaahan aspek K3 terkait hasil Conceptual Design, Basic Design, AMDAL, RPL dan RKL
YANG BERKESELAMATAN
Konsultan Perancangan
TAHAP Mencantumkan telaahan aspek K3 terkait kriteria dan hasil perancangan, termasuk metode pelaksanaan
PRA KONSTRUKSI konstruksi, metode operasi dan pemeliharaan.
Pengguna Jasa (PPK)
• Mencantumkan potensi bahaya, jenis bahaya dan Tingkat Risiko K3 Proyek
PERMEN PUPR 05/2014

• Menyusun HPS dengan memperhitungkan Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi


Pengguna Jasa (Pokja ULP)
• Mensyaratkan Calon Penyedia Jasa (Kontraktor) wajib merekrut Ahli K3 Konstruksi dan memiliki Sertifikat
SMK3 Perusahaan untuk pekerjaan dengan Tingkat Risiko K3 Tinggi; atau merekrut Ahli K3 Konstruksi
untuk pekerjaaan dengan Tingkat Risiko K3 Rendah
TAHAP • Menjelaskan potensi, jenis dan Tingkat Risiko K3 pada saat Aanwijzing
PEMILIHAN Calon Penyedia Jasa (Kontraktor)
PENYEDIA • Berhak meminta penjelasan terkait RK3 pada saat Aanwijzing
• Wajib memperhitungkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dan melampirkan RK3 pada Dokumen
Penawaran

Penyedia Jasa (Kontraktor)


• Mempresentasikan RK3 pada saat PCM untuk disahkan dan ditandatangani oleh Pengguna Jasa (PPK)
TAHAP
• Melaksanakan RK3K dan meninjau ulang apabila terdapat ketidaksesuaian dalam penerapan di lapangan
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI Pengguna Jasa (PPK)
Melakukan pengawasan terkait pelaksanaan RK3K di lapangan
TAHAP Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi
PENYERAHAN HASIL • Saat Testing & Commisioning, telah memastikan prosedur K3 telah dilaksanakan
AKHIR PEKERJAAN • Menyusun Laporan Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan memuat hasil kinerja Sistem Manajemen K3
2 KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Peraturan Menteri PUPR No. 05/2014

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang ATASAN LANGSUNG KASATKER

a) Mengkoordinasikan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU kepada Kepala Satuan


Kerja dibawahnya;
b) Melaksanakan pemantauan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU di lingkungan
kerjanya;
c) Melaporkan hasil penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU di lingkungan kerjanya
kepada Unit Eselon I melalui Unit Eselon II;
d) Apabila ditemukan hal-hal yang sangat berbahaya, maka dapat memberi peringatan
atau meminta PPK untuk memberhentikan pekerjaan sementara sampai dengan adanya
tindakan perbaikan.
2 KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Peraturan Menteri PUPR No. 05/2014

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang KASATKER

a) Memfasilitasi pegawai di lingkungan kerjanya untuk menjadi Ahli K3


Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi;
b) Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pengendalian penerapan SMK3
Konstruksi Bidang PU pada paket pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh PPK;
c) Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada butir b kepada
Atasan Langsung Kepala Satuan Kerja dengan tembusan Pejabat Struktural Eselon II dan
PPK terkait;
d) mengalokasikan biaya Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU untuk organisasi
Pengguna Jasa pada DIPA Satuan Kerja, antara lain untuk:
1. Penyediaan sarana dan prasarana K3;
2. Program pembinaan penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU.
e) apabila ditemukan hal-hal yang sangat berbahaya, maka dapat memberi peringatan
atau meminta PPK untuk memberhentikan pekerjaan sementara sampai dengan adanya
tindakan perbaikan.
2 KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Peraturan Menteri PUPR No. 05/2014

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

a) Menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU untuk setiap paket pekerjaan konstruksi;


b) Mengidentifikasi dan menetapkan potensi bahaya K3 Konstruksi;
c) Dalam mengidentifikasi bahaya dan menetapkan potensi bahaya K3 Konstruksi, PPK
dapat mengacu hasil dokumen perencanaan atau berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi;
d) Menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang didalamnya memperhitungkan biaya
penyelenggaraan SMK3K Bidang PU;
e) Menyusun dan menetapkan Dokumen Kontrak yang didalamnya memuat ketentuan
penerapan SMK3 Konstruksi bidang PU
f) Membahas dan mengesahkan RK3K yg disusun Penyedia Jasa pd saat rapat persiapan
atas dasar rekomendasi Ahli K3/Petugas K3;
g) Melakukan Pengawasan terhadap Pelaksanaan RK3K;
h) Melakukan Evaluasi terhadap adanya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja untuk
bahan perbaikan dan laporan kepada Kepala Satuan Kerja;
2 KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Peraturan Menteri PUPR No. 05/2014

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

g) Dalam melakukan pengawasan pelaksanaan RK3K dan evaluasi kinerja SMK3


Konstruksi Bidang PU, PPK dibantu oleh Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi dari
internal dan/atau eksternal organisasi PPK;
h) Memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa apabila Penyedia
Jasa tidak melaksanakan RK3K yang telah ditetapkan;
i) Menghentikan bagian pekerjaan yang dinilai berisiko K3 apabila peringatan ke-2 tidak
ditindaklanjuti oleh Penyedia Jasa;
j) Dalam kondisi Penyedia Jasa melakukan pekerjaan yang dapat berakibat fatal, PPK
dapat menghentikan pekerjaan sampai upaya pengendalian telah dilakukan secara
memadai;
2 KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Peraturan Menteri PUPR No. 05/2014

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

m) Segala risiko kerugian akibat penghentian pekerjaan sebagaimana pada pasal 11 huruf
d, 12 huruf e, 13 huruf c, 14 huruf d, 15 huruf e, dan pasal 16 huruf k dan huruf l
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa;
n) Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja konstruksi, apabila PPK tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf k, huruf l dan/atau huruf m
di atas;
o) Memberikan Surat Keterangan Nihil Kecelakaan Kerja, kepada Penyedia Jasa yang
telah melaksanakan SMK3 Konstruksi dalam menyelenggarakan paket pekerjaan konstruksi
tanpa terjadi kecelakaan kerja;
p) Untuk pekerjaan konstruksi yang bersifat swakelola, pihak yang berperan sebagai
penyelenggara wajib membuat RK3K Kegiatan Swakelola;
q) Membuat analisis, kesimpulan, rekomendasi dan rencana tindak lanjut terhadap laporan
kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi yang diterima dari
Penyedia Jasa;
2 KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Peraturan Menteri PUPR No. 05/2014

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang POKJA ULP

a) Memeriksa kelengkapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan memastikan bahwa biaya
SMK3 telah dialokasikan dalam biaya umum;
b) Apabila HPS belum mengalokasikan biaya SMK3 Konstruksi Bidang PU, maka Pokja ULP
wajib mengusulkan perubahan kepada PPK untuk dilengkapi;
c) Menyusun dokumen pemilihan Penyedia Barang/Jasa sesuai kriteria yang didalamnya
memuat:
1. Uraian Pekerjaan;
2. Potensi Bahaya;
3. Identifikasi bahaya K3;
d) memberikan penjelasan pada saat aanwijzing serta menuangkannya dalam berita acara
tentang potensi dan identifikasi bahaya dari pelaksanaan pekerjaan yang akan
dilelangkan;
e) menilai pemenuhan RK3K terkait dengan ketentuan dalam pelaksanaan Pemilihan
Barang/Jasa.
2 PERBAIKAN REGULASI K3
PERMEN PUPR No. 07/PRT/M/2019

PERMEN PUPR No.


07/PRT/M/2019
SE MENTERI PUPR
Sebelumnya
No. 10/SE/M/2018
SE MENTERI PUPR
No. 14/SE/M/2018
Komponen/Item pekerjaan penyelenggaraan keamanan dan
kesehatan kerja serta Keselamatan Konstruksi dimasukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dengan besaran biaya berkisar
antara 1.0% sampai 2.5% dari nilai pekerjaan atau sesuai dengan
kebutuhan.
3 ACTION PLAN KESELAMATAN
KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
D I R E K T O R AT B I N A P E N Y E L E N G G A R A A N J A S A KO N S T R U K S I
3 ACTION PLAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

KOMITEMEN
KEBIJAKAN RENCANA AKSI
KESELAMATAN DAN KESELAMATAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

PEMBENTUKAN KOMITE MEMPERCEPAT


KESELAMATAN SERTIFIKASI AHLI
KONSTRUKSI DAN DAN PETUGAS
BEBERAPA SUBKOMITE K3

PERBAIKAN
ORGANISASI
QHSE
ACTION PLAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
3
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Jakarta, 12 Februari 2009)

Memastikan regulasi K3 ditegakkan


Safety First (K3 didahulukan dan menjadi yang utama)
Setiap individu bertangung jawab pada diri sendiri dan
lingkungan sekitar
Manajemen risiko pada tiap tahapan pekerjaan

Memastikan terselnggaranya SMK3

Memastikan pembinaan SMK3

Memastikan Penyebarluasan Kebijakan K3 ini


ACTION PLAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
3
Komitmen Penyelenggaraan Konstruksi Aman Kementerian PUPR

1 2 3 4 5 6
ACTION PLAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
3
Pembentukan Kelembagaan

PRA KONSTRUKSI PROSES KONSTRUKSI PEMAANFAATAN

KOMITE KESELAMATAN
1. KKB KEGAGALAN BANGUNAN
KONSTRUKSI
OLEH PENILAI AHLI
2. KKJTJ (KOMITE K2)
(UU NO 2-2017)
3. KKBG (PERMEN PUPR NO 2-2018 &
KEPMEN PUPR NO 86-2019)
Pelaksanaan Pemanfaatan Konstruksi
Desain
Konstruksi berkeselamatan dan
berkeselamatan
berkeselamatan berwawasan lingkungan

KKB = Komisi Keamanan Bendungan (Permen PUPR No 27/PRT/M/2015);


KKJTJ = Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (Permen PUPR No 41/PRT/M/2015);
KKBG = Komite Keselamatan Bangunan Gedung (Kepmen PUPR No 93/KPTS/M/2019).
3 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Tugas dan Kewenangan
KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
(Kepmen PUPR No. 66/KPTS/M/2018)
TUGAS KEWENANGAN
1. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan konstruksi 1. Memasuki tempat kerja konstruksi;
yang diperkirakan memiliki potensi bahaya tinggi; 2. Meminta keterangan dari pihak-pihak terkait;
2. Melaksanakan investigasi kecelakaan konstruksi; 3. Meminta data-data yang berhubungan dengan tugas
3. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Menteri Komite; dan
berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, dan/atau 4. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
investigasi kecelakaan konstruksi dalam rangka mewujudkan Keselamatan Konstruksi.
keselamatan konstruksi

Kepmen PUPR No. 86/KPTS/M/2019 tentang Perubahan Kepmen PUPR No. 66/KPTS/M/2018
tentang Komite Keselamatan Konstruksi
TUGAS KEANGGOTAAN
Penambahan tugas Komite Keselamatan Konstruksi, yaitu: 1. Penambahan Dirjen Penyediaan Perumahan sebagai
1. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Anggota Subkomite Bangunan Gedung
3 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Investigasi Kecelakaan Konstruksi serta PE K3 Proyek Konstruksi dengan Potensi Bahaya Tinggi
3 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
PE K3 Proyek Pembangunan Bendungan Karian, Banten

Komite K2 memantau Penempatan papan


langsung kondisi terkait promosi K3 di
penerapan K3 di beberapa lokasi stategis
Proyek Pembangunan di lapangan
Bendungan Karian

Penggunaan body Pemakaian ID card


harness sebagai APD pada seluruh pekerja
pekerja yang bekerja berisi data diri
di ketinggian pekerja, termasuk
golongan darah untuk
situasi darurat dan
sebagai raport
kedisiplinan
penggunaan APD
pekerja
3 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
PE K3 pada Proyek Pembangunan Jembatan Pulau Balang, Provinsi Kalimantan Timur

Komite K2 mengunjungi Pembangunan pylon


proyek Pembangunan jembatan tinggi >80m.
Jembatan Pulau Balang Pengamanan bekerja di
ketinggian dan simulasi
penyelamatan menjadi
perhatian tim Komite K2

Komite K2 memantau
Terlihat papan terkait langsung kondisi
promosi K3 di penerapan K3 di
lapangan lapangan
3 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
PE K3 pada proyek pembangunan SPAM Regional Umbulan-Takeoff Sidoarjo

Komite K2 Penerapan
mengunjungi salah penggunaan APD
satu proyek di lingkungan
SPAM di Sidoarjo proyek

Terlihat spanduk Komite K2


besar di memantau
belakang sebagai langsung kondisi
pengingat penerapan K3 di
pentingnya lapangan
memperhatikan
APD
3 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
PE K3 pada proyek Pembangunan Rusun Pasar Rumput, Jakarta

Pemantauan Pengecekan core


penerapan K3 di lift pada Proyek
Proyek Pembangunan
Pembangunan Rusun Rusun Pasar
Pasar Rumput Rumput

Lisensi K3 Penumpukan
Pesawat Angkat material di
& Angkut yang area Proyek
dimiliki operator Pembangunan
Passanger Hoist Rusun Pasar
Rumput
3 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Evaluasi Penyebab Kecelakaan Konstruksi

Evaluasi Penyebab Kecelakaan Konstruksi

Permasalahan SDM Permasalahan Peralatan


1.Kurangnya kedisipilinan dalam Safety factor pada pelaksanaan masih
melaksanakan Standar Operasional rendah, sehingga mengakibatkan
Prosedur terjadinya kecelakaan
2.Tidak adanya konsultan pengawas di
tempat kerja pada setiap kejadian
kecelakaan kosntruksi
3 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi
Rekomendasi Komite K2
Perlunya perbaikan dalam sistem penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia, di antaranya
adalah dengan:
a. Meningkatkan manajemen terhadap proses yang terkait dengan:
• Standar Operasional Prosedur (SOP). Seluruh pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus sesuai tahap
pelaksanaan dalam SOP dan untuk pekerjaan konstruksi layang harus disetujui oleh KKJTJ.
• Standarisasi, kalibrasi dan masa layanan peralatan. Setiap peralatan yang akan digunakan harus
memenuhi standar kalibrasi dan masa layanan sebelum pelaksanaan pekerjaan.
• Sertifikasi alat dan operator. Operator alat berat harus memiliki kompetensi sesuai bidangnya yang
dibuktikan dengan Surat Izin Operator (SIO) yang masih berlaku.
• Pemenuhan tenaga dan kualifikasi konsultan pengawas yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan proyek infrastruktur.
b. Meningkatkan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan, terutama pada shift
tambahan untuk memastikan pekerja dalam kondisi prima sebelum melaksanakan pekerjaan.
Pengawasan hendaknya tidak hanya dilakukan oleh konsultan pengawas, tapi juga oleh pengguna jasa
bahkan juga oleh kontraktor.
3 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi
Rekomendasi Komite K2
c. Memperhatikan kesejahteraan pekerja
d. Setiap pelaksanaan pekerja yang bersifat/memiliki risiko tinggi (elevated
construction) termasuk pada saat shift pekerjaan tambahan harus dihadiri
dan disetujui oleh 3 (tiga) pihak (pemilik, pelaksana, dan
konsultan)
e. K3 harus dituangkan dalam spesifikasi dan daftar kuantitas
f. BUMN karya membentuk unit kerja khusus BUMN yang menangani
QHSE (Quality Health Safety and Environment) dan bertanggungjawab
langsung kepada Direktur Utama
g. Memberikan peringatan tertulis dan/atau sanksi kepada kontraktor
dan konsultan yang bertanggungjawab dalam proyek konstruksi yang
mengalami kecelakaan
ACTION PLAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
3
Komitmen Penyelenggaraan Konstruksi Aman Kementerian PUPR
Diseminasi Kebijakan K3 Konstruksi dan Sertifikasi untuk Semua Tingkat
(Direktur Utama, General Manager, Insinyur, Pekerja Terampil, dan Mahasiswa)

1 3
1 Penandatanganan
Keselamatan
Komitmen
Konstruksi oleh
Direktur Utama BUMN, disaksikan
oleh Direktur Jenderal Bina
Konstruksi

Pelatihan SMK3 Konstruksi untuk


DIREKSI BUMN TENAGA TERAMPIL
2 Mahasiswa dan Tenaga Kerja

2 4 Sertifikasi Massal Tenaga


3 Terampil

Pelatihan SMK3 Konstruksi untuk


4 General Manager Kontraktor,
Pemimpin Tim, dan Insinyur Ahli
GM KONTRAKTOR, PEMIMPIN (Konsultan Pengawas)
MAHASISWA & TENAGA KERJA TIM, INSINYUR AHLI
3 ACTION PLAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pembentukan Unit QHSE Langsung di Bawah Direktur Utama
Sesuai dengan Surat Menteri PUPR No. KJ.02.20-Mn/304, Tanggal 9 Maret 2018
Agar BUMN Karya bidang Konstruksi membentuk unit kerja khusus yang menangani QHSE (Quality, Health, Safety, and
Environment) dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
STRUKTUR ORGANISASI PT. NINDYA KARYA (PERSERO)

STRUKTUR ORGANISASI PT. PP PROPERTI TBK

Biro QSHE
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

TERIMA KASIH
1 LATAR BELAKANG
Tenaga Ahli Konstruksi

JUMLAH TENAGA AHLI 2015-2018 JUMLAH TENAGA AHLI


PER SUBKLASIFIKASI 2018
120000
92,994
100000

80000

60000

40000 37,383

20000
16,648 17,264
0 9,658 7,975
Muda Madya Utama
Total :
2015 66273 57526 4473 2015 : 128.272
2016 91518 83800 6377 2016 : 181.695 Jumlah
2017 76867 85361 5533 2017 : 167.761
2018 83345 104357 7610 Arsitektur Elektrikal Manajemen Mekanikal Sipil Tata Lingkungan
2018 : 195.312

 Rata-rata peningkatan jumlah tenaga ahli per tahun dari 2015-2018 adalah 11,73 %
 Subklasifikasi dominan : Sipil (51,12 %)
3 DATA PETUGAS K3 KONSTRUKSI TAHUN 2016 S.D FEBRUARI 2019
per Balai Jasa Konstruksi

BALAI JASA KONSTRUKSI BALAI JASA KONSTRUKSI


WILAYAH I ACEH WILAYAH V BANJARMASIN
Pengguna Jasa 236 BALAI JASA KONSTRUKSI
Pengguna Jasa 263
WILAYAH VI MAKASSAR BALAI JASA KONSTRUKSI
Penyedia Jasa 567 Penyedia Jasa 868
Pengguna Jasa 305 WILAYAH VII JAYAPURA
Jumlah 803 Jumlah 1131
Penyedia Jasa 583 Pengguna Jasa 351
Jumlah 888 Penyedia Jasa 819
Jumlah 1170

BALAI JASA KONSTRUKSI


WILAYAH II PALEMBANG TOTAL
Pengguna Jasa 215 KESELURUHAN
BALAI JASA KONSTRUKSI BALAI JASA KONSTRUKSI Pengguna Jasa
Penyedia Jasa 230 1.950
WILAYAH III JAKARTA WILAYAH IV SURABAYA
Jumlah 445 Penyedia Jasa 4.352
Pengguna Jasa 247 Pengguna Jasa 333
Penyedia Jasa 564 Penyedia Jasa 721 Jumlah 6.302
Jumlah 811 Jumlah 1054

Data per 26 Februari 2019


3 DATA PETUGAS K3 KONSTRUKSI TAHUN 2016 s.d 2018
per Provinsi

Nusa Tenggara Timur


Nusa Tenggara Barat

Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah

Sulawesi Tenggara
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sumatera Selatan

Kalimantan Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah
Bangka Belitung
Sumatera Utara

Kepulauan Riau

JUMLAH
Sumatera Barat

Sulawesi Utara

Sulawesi Barat

Maluku Utara
PROVINSI

Jawa Tengah

Papua Barat
Jawa Timur
DKI Jakarta

Yogyakarta
Jawa Barat

Gorontalo
Bengkulu
Lampung

Maluku
Banten

Papua
Jambi
NAD

Riau

Bali
PENGGUNA 66 61 31 73 0 5 41 0 0 174 56 140 51 56 11 189 23 31 23 19 76 96 22 50 145 12 60 7 41 40 211 40 67 33 1950

PENYEDIA 145 228 87 76 0 31 144 0 0 86 181 285 98 104 165 377 9 46 20 51 422 137 135 123 206 79 116 30 108 44 292 90 300 137 4352

TOTAL
PETUGAS K3 211 289 118 149 0 36 185 0 0 260 237 425 149 160 176 566 32 77 43 70 498 233 157 173 351 91 176 37 149 84 503 130 367 170 6302
KONSTRUKSI

Data per 26 Februari 2019


3 STRATEGI PENINGKATAN KUANTITAS AHLI DAN PETUGAS K3

Kuliah umum K3 Bimbingan teknis dan


melalui sistem Sibima sertifikasi terhadap
kepada Mahasiswa Mahasiswa
Bimbingan teknis
terhadap 1.000
penggunaan jasa
melalui e-learning
Bimbingan teknis dan Link and match
sertifikasi terhadap antara dunia
manajemen penyedia konstruksi dan
jasa pendidikan
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS SDM KONSTRUKSI - PENGEMBANGAN KOMPETENSI
3 KEAHLIAN/SPESIALIS BAGI MAHASISWA

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia


(KKNI) Sektor Konstruksi (AHLI MUDA)
1. Analisa Data
AHLI 2. Mandiri, Terukur dan Bermutu
KESELAMATAN 3. Mampu memecahkan masalah
JALAN KOMPETENS
4. Menyusun Laporan
I UMUM
5. • K3 keahlian keprofesian
Meningkatkan DYNAMIC SKILL
• BIM • High Digital literacy: Building
AHLI 6. Mengambil keputusan sesuai standar
BANGUNAN Information Modelling (BIM)
baku, desain dan K3 • Technology Adapters: SMK3,
GEDUNG
7. Bekerja sama dengan tim Green Construction
8. Supervisi & evaluasi penyelesaian • Innovative : Value Engineering
pekerjaan
AHLI 9. Pembelajaran mandiri
BENDUNGAN
10.Mendokumentasikan, audit,
menyimpan dan menemukan kembali
data dan informasi

LINK AND MATCH JASA KONSTRUKSI DAN DUNIA


PENDIDIKAN
PERAN PERGURUAN TINGGI DAN POLITEKNIK
3 Skilling: Link And Match Pendidikan Akademik dan Vokasi

DUNIA JASA
TENAGA KERJA
KONSTRUKSI: KONSTRUKSI
1.Ahli
2.Terampil
Adanya barrier
/ penghalang

KERJA
SAMA 1. BUMN Karya
2. Badan Usaha Jasa Konstruksi
Lainnya
LINK & 3. Kementerian / Lembaga
MATCH
Menghilangkan
PERGURUAN Barrier / a. Harmonisasi Kurikulum dengan SKKNI Bidang
TINGGI, Penghalang Jasa Konstruksi;
POLITEKNIK
b. Pemagangan di Proyek Konstruksi;
c. Peningkatan Kapasitas Asesor dan Guru/Dosen;
d. Uji Kompetensi
PENINGKATAN KUALITAS SDM KONSTRUKSI
3 Keterlibatan Mahasiswa

Peningkatan kualitas SDM di Bidang Jasa Konstruksi


Melalui BIMBINGAN TEKNIS
Pengembangan kompetensi keahlian/spesialis

Penyiapan SDM konstruksi menghadapi Revolusi


industri 4.0

MANFAAT BAGI MAHASISWA

OUTPUT KETERLIBATAN MAHASISWA

Sarjana ++
Mendorong mahasiswa cepat
Ketika lulus mendapat Sarjana mendapat pekerjaan
Teknik dan Tenaga Ahli Muda Peluang kesempatan magang Mendorong mahasiswa Siap menghadapi Memiliki kompetensi
pada bidang konstruksi siap kerja lebih awal revolusi industri 4.0 spesialis (bukan
generalis)
Kesempatan untuk bekerja sesuai
latar belakang pendidikan
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
3 Dalam Meningkatkan Kualitas SDM Konstruksi
“Internet of Things”: Integrasi Mesin dan Internet
Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas“ yang berstruktur
moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik,
menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan
membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet
untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan
bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara
bersamaan.

PENINGKATAN KUALITAS SDM KONSTRUKSI MELALUI INDUSTRI 4.0


SIBIMA SPIM
Sistem Informasi Belajar Insentif Mandiri Sistem Pengendalian Internal Mandiri
Bidang Konstruksi
33 Harmonisasi Pengembangan SDM Keinsinyuran di Bidang Jasa Konstruksi

Undang-undang terkait SDM Insinyur di bidang konstruksi


• UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Ketiga undang-undang tersebut:
• UU No 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran
• mempersyaratkan sertifikasi terhadap tenaga
• UU No 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
profesional/ tenaga kerja ahli melalui uji kompetensi
oleh lembaga sertfikasi profesi
• Sertifikasi bertujuan:
Harmonisasi Pengaturan Profesi (bidang pekerjaan yang  Perlindungan hukum
dilandasi pendidikan keahlian tertentu) diperlukan agar  Perlindungan profesi
perlindungan hukum, perlindungan profesi dan
 Peningkatan produktivitas dan daya saing
peningkatan produktivitas dan daya saing dapat
diwujudkan

Strategi adalah mengedepankan subjek hukum yang


substansinya relatif mengandung pengertian yang sama
sehingga dalam pelaksanaannya dapat dilakukan
bersama-sama.
Harmonisasi Pengembangan SDM Keinsinyuran
3
di Bidang Jasa Konstruksi
Diharapkan dari harmonisasi UU Keinsinyuran No 11 tahun 2014 dengan UU Jasa
Konstruksi No 2 tahun 2017 terdapat penyetaraan untuk level tenaga ahli yaitu :

Tenaga Ahli Muda Insinyur Profesional Pratama

Tenaga Ahli Madya Insinyur Profesional Madya

Tenaga Ahli Utama Insinyur Profesional Utama


1 LATAR BELAKANG
Tenaga Ahli Konstruksi

Distribusi Tenaga
Professional/Teknisi
sekitar 3% dari
keseluruhan tenaga kerja
konstruksi

Data Komposisi Tenaga Kerja Jasa Konstruksi, 2018


Sumber data: Konstruksi Dalam Angka, 2018
www. bps.go.id
2 REGULASI K3
PERMEN PUPR No. 07/PRT/M/2019

PERMEN PU No:05/PRT/M/2014 PERMEN PUPR No. 07/PRT/M/2019


Pasal 20 Ayat 1 Komponen/Item pekerjaan penyelenggaraan
Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang keamanan dan kesehatan kerja serta Keselamatan
PU dialokasikan dalam biaya umum yang Konstruksi dimasukkan dalam Daftar Kuantitas
mencakup: dan Harga dengan besaran biaya sesuai dengan
1. Penyiapan RK3K kebutuhan
2. Sosialisasi dan Promosi K3 1. Penyiapan RKK
3. Alat Pelindung Kerja 2. Sosialisasi dan Promosi K3
4. Alat Pelindung Diri 3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
5. Asuransi dan Perijinan 4. Asuransi dan Perijinan
6. Personil K3 5. Personel K3
7. Fasilitas sarana kesehatan 6. Fasilitas sarana dan prasarana kesehatan
8. Rambu-rambu 7. Rambu-rambu yang diperlukan
9. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3 8. Konsultasi dengan ahli keselamatan
konstruksi, dan
9. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3 dan
Keselamatan Konstruksi
2 KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Tugas dan Wewenang
KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN KOMITE KESELAMATAN BANGUNAN GEDUNG
(Permen PUPR No 27/PRT/M/2015) (Kepmen PUPR No 93/PRT/M/2019)

1. Memberikan rekomendasi kepada Menteri mengenai keselamatan


1. Melakukan pengkajian terhadap hasil evaluasi bangunan gedung dalam hal:
keamanan bendungan; • Percepatan pembentukan tim ahli bangunan gedung di daerah;
2. Memberikan rekomendasi mengenai keamanan • Penerapan persyaratan teknis bangunan gedung (building
bendungan; codes) di seluruh Indonesia; dan
• Percepatan pelaksanaan sertifikat laik fungsi di daerah.
3. Menyelenggarakan inspeksi bendungan.
2. Memberikan rekomendasi kepada Menteri terhadap penerapan
inovasi teknologi pada bangunan gedung;
3. Memberikan rekomendasi kepada Menteri mengenai usulan tim
KOMISI KEAMANAN JEMBATAN & penilai ahli pada kejadian kegagalan bangunan gedung.
TEROWONGAN JALAN 4. Menetapkan Standar Operasional Prosedur yang dianggap penting
(Per men PUPR No 41 /PRT/ M/ 2015 ) untuk KKBG.
5. Memberikan rekomendasi kepada Menteri tentang konsep / gagasan
1. Melakukan pengkajian terhadap evaluasi keamanan /Inovasi penyelenggaraan bangunan gedung yang lebih andal untuk
jembatan dan terowongan jalan yang dilakukan masa depan.
oleh pembangun atau pengelola jembatan dan 6. Apabila diperlukan, dapat mengusulkan kepada Menteri untuk
terowongan jalan; pembentukan KKBG di daerah.
2. Memberikan rekomendasi mengenai keamanan 7. Apabila diperlukan, Ketua Tim Pelaksana dapat menunjuk pakar
jembatan dan terowongan jalan; dan bangunan gedung sesuai dengan keahlian dan kebutuhan selain yang
telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri ini.
3. Menyelenggarakan inspeksi jembatan dan terowongan
jalan.

You might also like