You are on page 1of 31

Pengelolaan

Sampah
Metode
Composting

Nurul Hidayah, SKM, M.Kes


Pengkomposan

Merupakan cara pemusnahan sampah dgn


memanfaatkan proses dekomposisi zat organik
mikroorganisme pembusuk, pada kondisi tertentu,
dan waktu tertentu yg pada akhirnya
menghasilkan bahan berupa kompos/ pupuk.
Tujuan Pengkomposan

1. Mengubah bahan organik


2. Membunuh mikroba pathogen, telur insect &
organisme lain

3. Menyediakan nutrient yang cukup untuk menunjang


kesuburan tanah / tanaman
Manfaat Pengomposan
Memperbaiki kualitas Sifat fisik Tanah
• Kompos memperbaiki struktur tanah yang semula
padat menjadi gembur sehingga mempermudah
pengolahan tanah

• Tanah berpasir menjadi lebih kompak dan tanah


lempung menjadi lebih gembur

• Dengan struktur tanah yang baik ini berarti difusi O2


atau aerasi akan lebih banyak sehingga proses
fisiologis di akar akan lancar.
Memperbaiki kualitas Sifat biologi tanah

• Kompos banyak mengandung mikroorganisme


(fungi, aktinomisetes, bakteri, dan alga)

• Dengan ditambahkannya kompos ke dalam tanah tidak hanya


jutaan mikroorganisme yang ditambahkan, akan tetapi
mikroorganisme yang ada dalam tanah juga terpacu untuk
berkembang

• Proses dekomposisi lanjut oleh mikro-organisme akan tetap


terus berlangsung tetapi tidak mengganggu tanaman

• Pemberian kompos pada lahan sawah akan membantu


mengendalikan atau mengurangi populasi hama
Memperbaiki kualitas Sifat Kimia Tanah

• Kompos merupakan sumber hara dan


mikromineral
• Dalam jangka panjang dpt memperbaiki pH
• Dapat memperkecil ion logam yg bersifat
meracuni
Berdasarkan proses terbentuknya
Kompos Alami
 Di lingkungan alam terbuka, proses pengomposan bisa
terjadi dgn sendirinya.

 Secara alami, rumput, daun-daun dan kotoran hewan


serta sampah lainnya lama kelamaan membusuk dgn
sendirinya karena adanya kerjasama antara
mikroorganisme dgn cuaca.

 Kompos yang dibuat secara alami memerlukan waktu


pembuatan yang lama, yaitu mencapai waktu 3 – 4 bulan
bahkan ada yang mencapai 6 bulan dan lebih
Kompos Buatan
pembuatan kompos dengan campur tangan manusia
sejak dari penyiapan bahan (pengadaan bahan dan
pemilihan bahan),
perlakuan terhadap bahan,
pencampuran bahan,
pengaturan temperatur,
pengaturan kelembaban dan semua dilakukan dibawah
pengawasan manusia.
Proses pembuatan kompos yang dibuat dengan campur
tangan manusia biasanya dibantu dengan penambahan
aktivator pengurai bahan baku kompos
Beberapa Faktor yg Mempengaruhi
Proses Pengomposan
• Suhu  550C – 70 C (pra)
• Suhu pada kompos yang matang = 30-35C
• Kelembaban  50%
• Kandungan nutrien  Karbon (C) dan Nitrogen
(N)
• pH  6-7
• Mikroorganisme
• Ukuran partikel sampah organik
Pengomposan aerob
• Kurang lebih dua pertiga unsur karbon (C)
menguap menjadi Co2 dan sisannya berekasi
dgn nitrogen
• Tidak menimbulkan bau busuk
• Terjadi proses eksotermik timbul panas.
Pengomposan anaerob
• Tanpa oksigen
• Tahap pertama = bakteri penghasil asam
menguraikan bahan organik menjadi asam
lemak, aldehida.
• Proses selanjutnya mengubah asam lemak
menjadi gas metan, amoniak.
• Energi yang dilepas lebih besar
Tahapan pengomposan
• 1. tahap dekomposisi = pra matang
• 2. tahap konversi = pematangan utama
• 3. tahap sintetik = pasca pematangan
Proses Mikrobiologi

Perombakan bahan organik dilakukan oleh kelompok


mikroorganisme

Pada tahap awal terjadi perubahan lingkungan


beberapa spesies menjadi aktif, makin berkembang
dalam waktu.

1. Psikrofil : 0 – 20° C
2. Mesofilik : 20 – 40° C
3. Termofilik : 40 – 60° C
Ciri kompos yg sudah matang
• Warna material kompos agak kehitaman (seperti tanah)
• Suhu berkisar 30-35C
• Apabila dimasukan ke dalam air mengendap, tdk byk yg
mengambang
• Bau menyerupai tanah
• Kelembaban sekitar 30-40%
Proses dekomposisi

• Perkembangan proses dekomposisi yg kurang


baik umumnya disebabkan tidak sesuai bahan
campuran

• Selama proses dekomposisi berlangsung


dilakukan monitoring pada kelembaban dan
suhu
Permasalahan yg mungkin timbul
Permasalahan Penyebab Cara menangulangi

Bahan baku terlalu Kelembaban turun Kompos dibalik secara


kering, proses Bahan dasar kompos berkala
dekomposisi berhenti terlalu kering Menutup timbunan
kompos utk mengurangi
penguapan
Bahan baku terlalu basah, Bahan campuran Kompos dibalik secara
warna kehitaman mengandung air tinggi berkala
Menambah tanah
Dekomposisi berjalan Terlalu kering Menambah bahan yg kaya
lambat nitrogen (kotoran ternak,
limbah dapur)
Metode Pengomposan
• Metode Indore

▫ Bahan dasar yg digunakan campuran sisa tanaman,


kotoran ternah, urine ternak, abu kayu, dan air.
▫ Bahan keras seperti ranting tdk boleh melebih 10% dari
total berat bahan dasar.
▫ Semua bahan disusun dengan ketebalan masing-masing
15cm, dgn total ketebalan timbunan 1-1,5m
▫ Lokasi pembuatan kompos dipilih yg agak tinggi deket
dgn kadang ternak agar bebas dari genangan air
▫ Kedalaman 1 m dan lebar 1,5-2m
▫ Dilakukan pembalikan 3x pada 15, 30 dan 60 hari setelah
kompos mulai dibuat
• Metode Heap

▫ Dilakukan dengan ukuran tanah tinggi 1,5 m dan


panjang 2 m
▫ Bagian tepi dan sekitar timbunan diberi peneduh atau
pelindung
▫ Lapisan pertama seperti dedauan, serbuk gergaji, dll.
Setebal 15 cm
▫ Lapisan kedua seperti kotoran ternak. Setebal 10-15 cm
▫ Disusun bertumpuk hingga ketinggian 1,5 m
▫ Perlu dicacah agar lebih halus
▫ Pembalikan dilakukan setelah 6 dan 12 minggu setelah
proses pengomposan dimulai
• Vermikompos
▫ Menggunakan cacing
 Eisenia foetida
 Lumbricus rubellus
TAHAP PENGOMPOSAN

1. Pemilahan Sampah
sampah dipilah kembali untuk
mendapatkan bahan organik pilihan
sebagai bahan baku kompos.
2. Pencacahan
Sampah organik dicacah dengan ukuran 3-4 cm.
Pencacahan dilakukan untuk mempercepat
proses pembusukan karena pencampuran
dengan bahan baku yang lain seperti kotoran
ternak dan EM-4 menjadi rata sehingga
mikroorganisme akan bekerja secara efektif
dalam proses fermentasi.
3. Pencampuran Bahan Baku

• Bahan baku kompos sebelum dicampur sebaiknya


ditimbang untuk mengetahui takaran aktivator
atau bahan pencampur lain yang diperlukan
sebagai pencampur.

• Pencampuran/pengadukan dilakukan secara


merata kemudian dicampurkan pula campuran
EM-4 (bioaktivator), di atas campuran sampah
dan kotoran ternak.

• Pencampuran dilakukan sekali lagi agar seluruh


bahan bercampur secara merata.
4. Penyemprotan

Bahan baku yang telah ditimbang dan telah di


campur dalam tumpukan kompos untuk
disemprotkan bioaktivator.
Penyemprotan air ke bahan kompos sebaiknya
mencapai kelembaban optimum, yaitu 40-60%.
5. Penumpukan Bahan Baku
• Setelah dilakukan pencampuran secara
merata kemudian dilakukan
penumpukan sesuai wadah atau tempat
sebagai komposter.
• Penumpukan dapat dilakukan dengan
model trapesium, gunungan maupun
pesegi panjang.
• Dalam tumpukan inilah terjadi proses
fermentasi sampah organik menjadi
kompos.
6. Pemantauan
• Dalam masa penumpukan akan terjadi
peningkatan suhu sebagai akibat proses
fermentasi.
• Hari pertama sampai kelima suhu biasanya
mencapai 65° C atau lebih. Hal ini berguna
untuk membunuh bakteri yang tidak
dibutuhkan dan melunakkan bahan.
• Pada hari keenam dan seterusnya suhu dijaga
antara 40-50° C dengan kelembaban lebih
kurang 50 %.
• Suhu dan kelembaban dapat dipertahankan
dengan perlakuan antara lain penyiraman
dan pembalikan tumpukan.
7. Pematangan
Pengkomposan berjalan dengan baik
dengan suhu rata-rata dalam bahan
menurun dan bahan telah lapuk dan
berubah warna menjadi coklat
kehitaman.
8. Pengeringan
• Setelah usia tumpukan mencapai usia
21 hari/3 minggu, maka sampah
organik sudah menjadi kompos.
• Selanjutnya dilakukan pembongkaran
untuk dikeringkan/dijemur.
• Pengeringan dapat dilakukan selama
lebih kurang 1 minggu sampai kadar
air kira-kira mencapai 20-25%.
9. Penggilingan dan Pengayakan
Proses selanjutnya adalah dilakukan
penggilingan terhadap kompos yang
sudah kering. Untuk mendapatkan
butiran-butiran kompos yang siap
untuk dikemas dilakukan pengayakan
sesuai dengan kebutuhan.
TAHAPAN PENGOMPOSAN
KOMPOSTER SKALA RUMAH TANGGA
Di Indonesia, dengan curah hujan yang tinggi,
komposter sistem tertutup lebih cocok
Komposter rumah tangga cocok untuk rumah
yang memiliki cukup ruang

 Contoh komposter
dari drum plastik

You might also like