Professional Documents
Culture Documents
2. Profesi/Institusi
Memberikan informasi dan pemahaman bagi dokter dan institusi
sehingga dapat membantu dalam penanganan yang lebih efektif terhadap
pasien yang menderita risiko osteoporosis, khususnya pada usia dewasa.
3. Bagi Masyarakat
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan memberikan
informasi kepada masyarakat tentang kejadian osteoporosis yang
berhubungan dengan mengkonsumsi kopi.
BAB II
TINJAUAN, RINGKASAN
PUSTAKA DAN KERANGKA
TEORI
Tinjauan Pustaka
A. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai
dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang)
secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh
dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang dan
disertai dengan rusaknya arsitektur tulang yang akan
mengakibatkan penurunan kekuatan tulang yang dalam
hal ini adalah pengeroposan tulang, sehingga
mengandung risiko mudah terjadi patah tulang[3].
Osteoporosis seringkali baru disadari jika telah terjadi
perubahan bentuk tulang ataupun jika telah terjadi
fraktur (patah tulang) karena trauma maupun spontan.
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa
sekitar 200 juta orang menderita osteoporosis
Berdasarkan hasil analisis data risiko Osteoporosis dan
Puslitbang Gizi Depkes bekerja sama dengan Fonthera
Brands Indonesia menyatakan 2 dari 5 orang Indonesia
memiliki resiko osteoporosis.
Osteoporosis dapat menyerang baik wanita maupun
pria. Risiko wanita di Indonesia mengalami osteoporosis
4 kali lebih tinggi daripada pria[3]
Beberapa factor yang dapat menyebabkan osteoporosis
dibagi menjadi:
1.Faktor primer
- Riwayat keluarga
- Jenis Kelamin
- Usia
- Ras/Suku
2. Faktor sekunder
- Kurang aktivitas fisik
- Asupan kalsium rendah
- Kekurangan asupan vitamin D
- Konsumsi tinggi alcohol
- Merokok
B. Kopi
Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari
proses pengolahan biji tanaman kopi. Kopi digolongkan
ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea. Secara
umum kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea
arabica dan Coffea robusta16].
Indonesia sendiri dikenal sebagai negara penghasil kopi
terbesar ke tiga di dunia pada tahun 2010 dengan
tingkat produksi sebesar 547 740 ton (ICO, 2012) [18].
C. Hubungan antara Konsumsi Kopi dengan Osteoporosis
Kebiasaan mengkonsumsi kopi juga dapat menyebabkan
tulang keropos, rapuh dan rusak. Kandungan yang
terdapat dalam kopi salah satunya adalah kafein . Kafein
menghambat proses pembentukan massa tulang
(osteoblast).
Pada keadaan normal, sel-sel tulang yaitu sel
pembangun (oesteoblas) dan sel pembongkar
(osteoklas) bekerja silih berganti, saling mengisi,
seimbang, sehingga tulang terjadi utuh. Apabila kerja
osteoklas melebihi kerja osteoblast, maka kepadatan
tulang akhirnya jadi keropos. Akibatnya, kalsium untuk
membentuk tulang terbuang bersama urin[3]
Ringkasan Pustaka
No Peneliti Lokasi Studi Desain Subjek Variabel Waktu Studi Hasil
1.
Faizah Lailla N, Fitranti Fakultas Cross Sectional Mahasiswi Usia, jenis Juni 2015 Tidak ada hubungan
Deny Y[19]. Peternakan dan Jurusan tergolong kelamin wanita, antara konsumsi kopi
Pertanian dewasa awal asupan protein, dengan risiko
Universitas yakni usia 19-24 fosfor, kalsium. osteoporosis
Diponegoro tahun kafein, dan
Semarang aktifitas fisik
2.
Prihatini S, Mahirawati K.V, Pada setiap 2 Cross Sectional Laki-laki dan Usia, jenis Pada tahun 2008 Ada hubungan antara
Jahari A.B, dkk [9]. kecamatan dan perempuan kelamin, genetik konsusmsi kopi
kabupaten di 3 dewasa asupan zat gizi, dengan risiko
provinsi (Sulawesi umur 25 sampai suplemen, osteoporosis
Utara, Yogyakarta, 70 tahun minums kopii,
Jawa Barat) alkohol, aktifitas
fisik,
merokok
3.
Juniarsana I Wayan , Kota Cross sectional Pada wanita dan Usia, Jenis Tidak ada hubungan
Wiardani Ni Komang Denpasar laki-laki lanjut kelamin, berat antara konsumsi kopi
usia badan, tinggi dengan risiko
badan, osteoporosis
pendidikan,
pekerjaan
4.
Parinduri F.K, Rahfiludin Fakultas Cross sectional 300 mahasiswa Usia, jenis Tahun 2012 Terdapat hubungan
M.Z,M. Fatimah Siti Kesehatan dgn 75 sampel kelamin antara konsumsi
Masyarakat Undip kopi dengan risiko
osteoporosis
Kerangka Teori
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN
DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka Konsep
Populasi
Populasi sasaran yang dipilih adalah seluruh pasien usia dewasa yang berobat
di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Sampel
Sampel adalah pasien usia dewasa yang berobat osteoporosis di Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah secara
Non-Random Sampling dengan metode Consecutive Sampling. Metode ini adalah
memasukkan secara berurutan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
sampai jumlah subyek penelitian terpenuhi.
Kriteria Inklusi
1. Bersedia melakukan penelitian.
2. Berusia dewasa
3. Pasien risiko osteoporosis yang sedang berobat di poliklinik
4. Pasien yang memiliki data Bone Mineral Density (BMD)
5. Mampu berkomunikasi dengan baik
Kriteria Eksklusi
1. Hamil
2. Pasien yang menderita risiko osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit lain chlonic
rheumatoid, atritis, TBC splonditis
3. Lumpuh atau tidak dapat beraktifitas
Penentuan Besar Sampel
Prevalensi sebesar 19,7%
1. Populasi Infinit
n = [(1.96)2 x 0.197 x 0.803] / (0.05)2
= 243.8 = 244
2. Populasi Finit
n = 244 / ( 1 + 244/200 ) = 109.9 = 110
= 110 + drop out 15% (17) = 127
Besar sampel minimal yang diperlukan 127 sampel