You are on page 1of 57

Shafira Reynada Sechan 5552160053

Iranti Anggraini 5552160059


Liqa Sopha Kurniawan 5552160064
Chintya Mega Pratiwi 5552160078
Hesti Yunita 5552160085
AKUNTANSI
MULTINASIONAL
 Pada saat perusahaan Multinasional Indonesia menyusun
Laporan Keuangan untuk pelaporan kepada pemegang
sahamnya, perusahaan harus memasukkan operasi yang
berbasis di luar negeri yang diukur dalam mata uang Rupiah
dan dilaporkan dengan menggunakan Prinsip Akuntansi
Berterima Umum (PABU) di Indonesia.

 Operasi di luar negeri tersebut termasuk entitas anak,


cabang, atau investasi dari perusahaan Indonesia.

Modern Portfolio  Akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam


prinsip-prinsip akuntansi dan perbedaan dalam mata uang
Designed yang digunakan untuk mengukur operasi entitas luar negeri.
Contoh, anak perusahaan Indonesia di Inggris memberikan laporan keuangan ke induk
perusahaan yang dinyatakan dalam poundsterling, menggunakan sistem akuntansi
Inggris yang berbeda dengan metode akuntansi dan pengukuran di Indonesia.

Induk Perusahaan di Indonesia secara umum harus melakukan langkah-langkah berikut


dalam proses translasi dan konsolidasi entitas anak di Inggris tersebut.
 Menerima laporan keuangan entitas anak Inggris yang dilaporkan dalam
poundsterling.
 Menyajikan kembali laporan keuangan tersebut agar sesuai dengan PSAK Indonesia.
 Menjabarkan laporan keuangan yang diukur dalam poundsterling ke dalam nilai
setara Rupiah.
 Mengonsolidasikan akun-akun entitas anak yang telah dijabarkan, yang kini diukur
dalam Rupiah, dengan akun-akun entitas induk.
Beberapa negara mengembangkan prinsip akuntansinya
berdasarkan kebutuhan informasi dari otoritas pajak.

Negara lain mempunyai prinsip akuntansi yang dirancang untuk


memenuhi kebutuhan dari pemerintah pusat sebagai
perencana ekonomi.

Standar akuntansi Indonesia berfokus pada kebutuhan


informasi pemegang saham biasa atau pihak pemberi kredit
(kreditor)

Model pelaporan keuangan utama sedang dalam proses


pengembangan oleh International Accounting Standards Board
(IASB). IASB mengumumkan sebuah standar pelaporan yang
disebut dengan Standar Pelaporan Keuangan Internasional
(International Financial Reporting Standards-IFRS).

Model pelaporan keuangan utama lainnya adalah US GAAP. Jika


diukur berdasarkan kapitalisasi pasar, US GAAP telah digunakan
lebih dari separuh perusahaan didunia ini.
PENENTUAN
MATA UANG
FUNGSIONAL

PSAK 10 mengadopsi konsep mata uang fungsional,


yang didefinisikan sebagai “mata uang pada
lingkungan ekonomi utama di mana entitas
beroperasi,” biasanya, mata uang dari lingkungan
entitas tersebut utamanya menghasilkan dan
mengeluarkan kas.
Penentuan Mata Uang Fungsional
dalam Ekonomi Hiperinflasi

• Pengecualian atas kriteria pemilihan mata uang fungsional


ditentukan saat entitas asing berlokasi di negara seperti
Argentina dan Peru, yang mengalami inflasi yang parah.
• Inflasi yang parah didefinisikan sebagai inflasi yang melebihi
100% selama periode 3 tahun.
• Pengecualian ini mencegah nilai aset dan perubahan laporan
laba rugi yang tidak realistis jika ekonomi hiperinflasi
tersebut diabaikan dan prosedur penjabaran normal yang
digunakan.
Contoh : Asumsikan bahwa anak perusahaan di luar negeri membangun gedung dengan
biaya 1.000.000 peso pada saat nilai tukar adalah Rp.500 = 1 peso. Kemudian
diasumsikan bahwa karena adanya hiperinflasi di negara anak perusahaan luar negeri
tersebut, maka nilai tukar menjadi Rp.0,05 = 1 peso. Nilai gedung hasil translasi pada
saat dibangun dan setelah hiperinflasi adalah sebagai berikut :

Jumlah Tanggal Pembangunan Setelah hiperinflasi


(peso)
Nilai Tukar Jumlah hasil Nilai Tukar Jumlah Hasil
Translasi Translasi
1.000.000 Rp.500 Rp.500 juta Rp.0,05 Ro.50.000

Jumlah yang dijabarkan setelah hiperinflasi tidak mencerminkan nilai pasar atau biaya
historis dari gedung tersebut
Penjabaran versus Pengukuran Kembali
Laporan Keuangan Asing

Terdapat dua metode yang berbeda untuk menyajikan kembali


laporan keuangan entitas asing ke dalam rupiah:

Penjabaran (translation) laporan mata uang


1 fungsional entitas asing ke dalam Rupiah

Pengukuran kembali (remeasurement) laporan


2 mata uang entitas asing ke mata uang fungsional
entitas tersebut.
• Penjabaran adalah metode yang umum digunakan dan diterapkan jika
mata uang lokal adalah mata uang fungsional entitas asing.

• Pengukuran kembali adalah penyajian kembali dari laporan keuangan


entitas asing dari mata uang lokal yang digunakan entitas ke mata uang
fungsional entitas asing.

• Pengukuran kembali hanya diperlukan jika mata uang fungsional


berbeda dengan mata uang yang digunakan untuk pembukuan dan
pencatatan entitas asing.
Mata uang pembukuan dan Mata uang fungsional Metode pernyataan kembali
pencatatan afiliasi asing

Mata uang lokal (yaitu mata Mata uang lokal Penjabaran ke rupiah
uang negara tempat entitas Indonesia menggunakan
asing berlokasi) tingkat kurs kini
Mata uang lokal Rupiah Indonesia (seperti Diukur kembali dari mata
yang diharuskan dalam uang lokal ke rupiah
perekonomian hiperinflasi) Indonesia

Mata uang lokal Mata uang negara ketiga Pertama, diukur kembali
(bukan unit mata uang lokal dari mata uang lokal ke
atau rupiah Indonesia) mata uang fungsional.
Kemudian dijabarkan dari
mata uang fungsional ke
rupiah Indonesia
Rupiah Indonesia Rupiah Indonesia Tidak diperlukan
pernyataan kembali
(restatement); sudah
dinyatakan dalam rupiah
Indonesia
PENJABARAN LAPORAN MATA UANG FUNGSIONAL MENJADI MATA
UANG PELAPORAN PERUSAHAAN INDONESIA

PSAK meyakini bahwa hubungan ekonomi yang mendasari disajikan dalam laporan keuangan
entitas asing tidak boleh didistorsi atau diubah selama proses penjabaran dari mata uang fungsional
entitas asing menjadi mata uang entitas induk.

Ini merupakan hal yang penting untuk dapat mengevaluasi kinerja dari manajemen entitas
asing dengan ukuran ekonomi yang sama dengan yang digunakan dalam operasi entitas asing. Untuk
mempertahankan hubungan ekonomi dalam laporan mata uang fungsional, saldo akun kas harus
dijabarkan dengan kurs yang sebanding.

Akun Laporan Laba Rugi :

Penghasilan dan beban Umumnya, kurs rata-rata untuk periode yang tercakup dalam laporan

Akun Laporan Posisi Keuangan :


Aset dan liabilitas Kurs kini pada tanggal laporan posisi keuangan
Ekuitas pemegang saham Kurs historis
Penyesuaian penjabaran akibat dari proses penjabaran adalah bagian dari laba
rugi komprehensif untuk periode yang bersangkutan. Laba rugi komprehensif
termasuk semua perubahan ekuitas selama periode yang bersangkutan kecuali
perubahan yang diakibatkan oleh pemiliknya dan distribusi ke pemiliknya.

Ada beberapa alternatif format penyajian untuk laba rugi komprehensif, diantaranya adalah :

1. Laporan bentuk tunggal


2. Penyajian dua laporan
3. Hanya menyajikan item yang merupakan bagian dari penghasilan komprehensif lain dalam
skedul akumulasi penghasilan komprehensif lain di dalam laporan keuangan konsolidasian
ekuitas pemegang saham.

Setiap periode penghasilan komprehensif lain ditutup ke akumulasi


penghasilan komprehensif lain, yang mana ditampilkan terpisah dari item
ekuitas pemegang saham lainnya (misalnya, modal saham, share-premium
biasa, dan saldo laba).
Ilustrasi Penjabaran Dan Konsolidasi Entitas Anak Di
Luar Negeri
Figur 12-2 (hal. 90)
Akun Laporan Posisi Keuangan kedua perusahaan pada 1 Januari 20X1 (sesaat sebelum
mengakuisisi saham German Company oleh PT Induk, perusahaan Indonesia)

PT Induk German Company


Kas Rp 3.500.000.000 €2.500
Piutang 750.000.000 10.000
Persediaan 1.000.000.000 7.500
Tanah 1.750.000.000 -0-
Aset Tetap 8.000.000.000 50.000
Total Debit Rp 15.000.000.000 €70.000

Akumulasi Penyusutan Rp 4.000.000.000 €5.000


Utang Usaha 1.000.000.000 2.500
Utang Obligasi 2.000.000.000 12.500
Modal Saham Biasa 5.000.000.000 40.000
Saldo Laba, 31/12/X0 3.000.000.000 10.000
Total Kredit Rp 15.000.000.000 €70.000
1. Pada tanggal 1 Januari 20X1, PT Induk, perusahaan Indonesia membeli 100% saham
beredar dari German Company, sebuah perusahaan yang berlokasi di Berlin, seharga
Rp660.000.000. harga tersebut lebih tinggi Rp60.000.000 dari nilai buku. Selisih biaya
perolehan di atas nilai buku dialokasikan ke paten yang diamortisasi selama 10
tahun.
2. Mata uang lokal untuk German Company adalah euro (€), yang juga merupakan mata
uang fungsionalnya.
3. Pada tanggal 1 Oktober 20X1, entitas anak mengumumkan dan membayar dividen
sebesar €6.250.
4. Entitas anak menerima Rp42.000.000 dari transaksi perusahaan Indonesia pada saat
Kurs adalah €1 = Rp12.000. entitas anak masih memiliki mata uang asing tersebut
pada tanggal 31 Desember 20X1.
5. Kurs spot langsung yang relevan (Rp/€1) adalah :

Tanggal Kurs
1 Januari 20X1 Rp 12.000
1 Oktober 20X1 13.600
31 Desember 20X1 14.000
Rata-rata 20X1 13.000
Tanggal Akuisisi Kertas Kerja Penjabaran
Penjabaran neraca saldo entitas anak dari mata uang fungsional (€) ke rupiah yang merupakan mata uang
pelaporan entitas Induk di Indonesia dilakukan dengan menggunakan metode kurs kini.
• Ayat jurnal yg dibuat oleh PT Induk untuk mencatat pembelian 100% saham German Company :
1 Januari 20X1
(1) Investasi pada saham German Company 660.000.000
Kas 660.000.000

Diferensial pada tanggal 1 Januari 20X1, tanggal akuisisi, dihitung sebagai berikut :

1/1/X1 Biaya perolehan investasi Rp660.000.000


100% Nilai buku investasi :
Modal saham biasa─German Rp480.000.000
Saldo laba─German 120.000.000
Total Rp600.000.000
Persentase saham German Company
yg diakuisisi oleh PT Induk
X 1,00 (600.000.000)
Diferensial yang diatribusikan ke paten
Rp60.000.000
Figur 12-3 (hal. 91)
Kertas kerja untuk menjabarkan entitas anak di luar negeri pada 1 Januari 20X1 (tanggal akuisisi)
mata uang fungsional adalah Euro Eropa
Pos Neraca saldo, € Kurs, Rp/€ Neraca saldo, Rp
Kas 2.500 12.000 30.000.000
Piutang 10.000 12.000 120.000.000
Persediaan 7.500 12.000 90.000.000
Aset Tetap 50.000 12.000 600.000.000
Total Debit 70.000 840.000.000

Akumulasi Penyusutan 5.000 12.000 60.000.000


Utang Usaha 2.500 12.000 30.000.000
Utang Obligasi 12.500 12.000 150.000.000
Modal Saham Biasa 40.000 12.000 480.000.000
Saldo Laba 10.000 12.000 120.000.000
Total Kredit 70.000 840.000.000

Catatan: kurs langsung pada tanggal 1 Januari 20X1 adalah Rp12.000


Penyajian grafik dari akuisisi

Biaya investasi
Rp660.000.000
(goodwill)
Nilai wajar atas aset teridentifikasi neto Rp-0-
Total diferensial
Rp60.000.000 Rp660.000.000
Nilai buku atas aset teridentifikasi neto Kelebihan nilai wajar atas biaya
perolehan dari aset teridentifikasi neto
Rp600.000.000 (paten)
Rp60.000.000
Tanggal akuisisi laporan posisi keuangan konsolidasian

Jurnal eliminasi
E(2) Modal Saham biasa─German Company 480.000.000
Saldo laba 120.000.000
Diferensial 60.000.000
Investasi pada saham German Company 660.000.000
(( mengeliminasi saldo investasi ))

E(3) Paten 60.000.000


Diferensial 60.000.000
(( mengalokasikan diferensial ))
Figur 12-4 (hal 93)
1 Januari 20X1, Kertas Kerja Laporan Keuangan Konsolidasian, Tanggal Akuisisi 100% Pada Harga Di Atas Nilai Buku

Eliminasi
PT induk German Company Debit Kredit Konsolidasian
Kas Rp2.840.000.000 Rp 30.000.000 Rp2.870.000.000
Piutang Usaha 750.000.000 120.000.000 870.000.000
Persediaan 1.000.000.000 90.000.000 1.000.000.000
Tanah 1.750.000.000 1.750.000.000
Aset Tetap 8.000.000.000 600.000.000 8.600.000.000
Investasi Pada Saham
660.000.000 (2) 660.000.000
Germany Co.
Diferensial (2) 60.000.000 (3) 60.000.000
Paten (3) 60.000.000 60.000.000
Total Debit Rp15.000.000.000 Rp840.000.000 Rp15.240.000.000

Akum. Penyusutan 4.000.000.000 60.000.000 4.060.000.000


Uutang Usaha 1.000.000.000 30.000.000 1.030.000.000
Utang Obligasi 2.000.000.000 150.000.000 2.150.000.000
Modal Saham Biasa 5.000.000.000 480.000.000 (2) 480.000.000 5.000.000.000
Saldo Laba 3.000.000.000 120.000.000 (2) 120.000.000 3.000.000.000
Total Kredit 15.000.000.000 Rp840.000.000 720.000.000 720.000.000 15.240.000.000
Setelah tanggal akuisisi
Akuntansi setelah tanggal sangat mirip dengan akuntansi yang digunakan untuk entitas anak domestik.
Perbedaan utama akibat pengaruh dari kurs mata uang asing.
• Entitas anak membuat ayat jurnal berikut dalam pembukuannya pada saat menerima rupiah

(4) Unit Mata Uang Asing (Rp) €3.500


Penjualan €3.500
Mencatat penjualan dan penerimaan Rp42.000.000 pada kurs spot pada tanggal penerimaan : €3.500 =
Rp42.000.000/kurs Rp 12.000

Pada akhir periode, entitas anak menyesuaikan unit mata uang asing (rupiah) ke kurs kini (Rp14.000 = €1) dengan
membuat ayat jurnal berikut :

(5) Kerugian Transaksi Mata Uang Asing €500


Unit Mata Uang Asing (Rp) €500
Menyesuaikan akun yang didenominasi dalam unit mata uang asing ke kurs kini:
Rp42.000.000/Rp14.000 €3.000
Dikurangi: saldo sebelum disesuaikan (€3.500)
Kerugian transaksi mata uang asing €500
kerugian transaksi mata uang asing adalah komponen dari laba neto entitas anak, dan akun
unit mata uang asing diklasifikasikan sebagai aset lancar pada laporan posisi keuangan entitas anak.
Pos Saldo, € Kurs Saldo, Rp
Kas 10.750 14.000 150.500.000
Mata Uang Unit Asing 3.000 14.000 42.000.000
Piutang 10.500 14.000 147.000.000
Persediaan 5.000 14.000 70.000.000
Aset Tetap 50.000 14.000 700.000.000
Beban Pokok Penjualan 22.500 13.000 292.500.000
Beban Operasi 14.500 13.000 188.500.000
Kerugian Transaksi Mata Uang Asing 500 13.000 6.500.000
Dividen Dibayarkan 6.250 13.600 85.000.000
Total Debit 123.000 1.682.000.000

Akum. Penyusutan 7.500 14.000 105.000.000


Utang Usaha 3.000 14.000 42.000.000
Utang Obligasi 12.500 14.000 175.000.000
Modal Saham Biasa 40.000 12.000 480.000.000
Saldo Laba (1/1) 10.000 (a) 120.000.000
Penjualan 50.000 13.000 650.000.000
Total 123.000 1.572.000.000
Akum. Penghasilan Komprehensif Lain─penyesuaian
110.000.000
Penjabaran
Total Kredit 1.682.000.000
Penjualan €50.000
Beban Pokok Penjualan (22.500)
Beban Operasi (14.500)
Kerugian Transaksi Nata Uang Asing (500)
Laba Neto €12.500
Ayat Jurnal PT Induk untuk mencatat investasinya di German Company. PT Induk menerima
deviden dan langsung mengkonversinya ke rupiah.
1 Oktober 2x01

(6) Kas 85.000.000


Investasi pada saham German Company 85.000.000
Dividen yang diterima dari entitas anak di luar negeri
Dibuat untuk mengakui nilai setara €6.250 × Rp 13.600 kurs
rupiah dari bagian entitas induk atas laba
entitas anak, amortisasi selisih biaya
perolehan dengan nilai buku, 31 Desember 20x1
penyesuaian penjabaran kumulatif untuk
diferensial entitas induk , dan dividen (7) Investasi pada saham German Company 162.500.000
yang diterima dari entitas anak di luar Laba Rugi dari Entitas Anak 162.500.000
negeri. Selain itu, entitas induk harus
mengakui bagiannya atas penyesuaian Ekuitas dalam laba neto entitas anak di luar negeri
penjabaran yang timbul dari penjabaran €12.500 × Rp 13.000 kurs rata-rata
laporan keuangan entitas anak.
Perubahan periodik dalam penyesuaian (8) Investasi pada saham German Company 110.000.000
penjabaran entitas induk dari investasi Penghasilan komprehensif lain ̶ Penyesuaian penjabaran 110.000.000
asing dilaporkan sebagai komponen
Bagian entitas induk atas perubahan dalam penyesuaian penjabaran
penghasilan kompherensif lain entitas
dari penjabaranakun entitas anak
induk.
Rp110.000.000 × 1,00
Diferensial tidak ada pada pembukuan entitas anak di luar negeri; ini adalah bagian dari akun investasi
entitas induk.

Namun, nilai buku dijabarkan dari entitas anak di luar negeri merupakan komponen utama dari akun
investasi dalam pembukuan entitas induk dan berkaitan langsung dengan aset berbasis asing

PSAK 10 mengharuskan bahwa alokasi dan amortisasi dari selisih antara investigasi dengan nilai
bukunya dilakukan dari segi mata uan fungsional entitas anak di luar negeri dan jumlah tersebut
kemudian dijabarkan dengan kurs penutup.
Di sisi lain, sisa saldo yang belum diamortisasi dari diferensial dilaporkan dalam laporan posisi
keuangan dan dijabarkan dengan kurs kini yang digunakan untuk akun laporan posisi keuangan.

Pengaruh dari perbedaan kurs tersebut disajikan dalam penyesuaian penjabaran entitas
induk sebagai revisi dari bagian investasi awa entitas induk ke entitas anak.
PT Induk mengamortisasi paten selama periode 10 tahun. Amortisasi paten adalah sebagai berikut:

Euro Eropa Kurs Penjabaran Rupiah Indonesia


Laporan Laba Rugi
Diferensial awal tahun €5.000 12.000 Rp60.000.000
Amortisasi periode ini (€5.000/10th) (500) 13.000 (6.500.000)
Sisa saldo €4.500 Rp53.500.000
Laporan posisi keuangan
Sisa saldo pada 31/12/x1 dijabarkan dengan kurs akhir tahun €4.500 14.000 Rp63.000.000
Selisih untuk penghasilan komprehensif lain ̶ penyesuaian Rp 9.500.000
penjabaran (kredit)
(9) Laba Rugi dari Entitas Anak 6.500.000
Investasi pada Saham German Company 6.500.000
Amortisasi paten:
€500 × Rp 13.000 kurs rata-rata

(10) Investasi pada Saham German Company 9.500.000


Penghasilan komprehensif lain ̶ Penyesuaian penjabaran 9.500.000
Mengakui penyesuaian penjabaran atas kenaikan diferensial

(11) Laba Rugi dari Entitas Anak 156.000.000


Saldo Laba 156.000.000
Untuk menutup laba neto dari entitas anak
Rp162.500.000 – Rp6.500.000
(12) Penghasilan komprehensif lain ̶ Penyesuaian penjabaran 119.500.000
Akumulasi Penghasilan komprehensif lain ̶ Penyesuaian penjabaran 119.500.000
Untuk menutup penghasilan komprehensif lain yang dihasilkan dari investasi pada
entitas anak di Jerman
Rp110.000.000 – Rp9.500.000
Kertas Kerja Konsolidasi di susun Setelah Proses Penjabaran Selesai.
Proses konsolidasi ini sama seperti untuk entitas anak domestik, kecuali untuk dua perbedaan utama :

A B
Entitas induk akan mencatat bagian dari Amortisasi paten untuk periode berjalan
penyesuaian penjabaran yang timbul dijabarkan pada saat kurs laporan laba
dari penjabaran entitas akun anak diluar rugi (kurs rata-rata untuk periode
negeri; berjalan), sedangkan saldo akhir paten
dijabarkan pada saat kurs laporan posisi
Sebagaimana disajikan dalam ayat keuangan (kurs kini).
jurnal (8) Sebagaimana ditunjukkan dalam ayat
jurnal (10)
Dalam contoh ini entitas induk yang memiliki
100% entitas anak, tetapi dalam kasus entitas
Penyesuaian penjabaran harus dihitung
anak tidak memiliki seluruhnya, maka
diferensial dan ditetapkan sebagai bagian dari
kepentingan non pengendali akan ditetapkan
investasi entitas induk ke dalam entitas anak di
sebesar bagian presentasinya atas penyesuaian
luar negeri.
penjabaran.
Kepentingan Non Pengendali Pada
Entitas Anak di Luar Negeri
Sebagai contoh jika PT. Induk memiliki 80% kepemilikan saham di German Company dan
investor lain memilik 20% kepentingan non pengendali, maka kepentingan non pengendali
akan dialokasikan sebesar presentase bagiannya dari penyesuaian penjabaran melalui ayat
jurnal eliminasi.

Kepentingan non pengendali pada laporan posisi keuangan konsolidasian akhir tahun akan
dimasukkan sebesar bagiannya atas akumulasi penghasilan komperhensif lain dari
penyesuaian penjabaran sebagai berikut :

Modal Saham Biasa (Rp480.000.000 x 0,2) Rp96.000.000

Saldo Laba

Saldo Laba Awal (Rp120.000.000 x 0,2) Rp24.000.000

Ditambah : Laba Neto (Rp162.500.000 x 0,20) Rp32.500.000

Dikurang : Dividen (Rp85.000.000 x 0,20) (Rp17.000.000)

Total Saldo Laba Rp39.500.000

Akumulasi penghasilan komprehensif lain ̶ Penyesuaian penjabaran Rp22.000.000


(Rp110.000.000 x 0,20)
Total kepentingan non pengendali Rp157.500.000
Pengukuran Kembali Pembukuan
ke dalam Mata Uang Fungsional
Pengukuran kembali sama dengan penjabaran yang tujuan nya adalah untuk
mendapatkan nilai setara rupiah dari akun akun afiliasi asing sehingga dapat
dikombinasikan atau dikonsolidasikan dengan laporan keuangan perusahaan
Indonesia.
Akan tetapi kurs yang digunakan untuk pengukuran kembali berbeda dengan kurs
yang digunakan untuk penjabaran, yang mengakibatkan nilai rupiah yang berbeda
untuk akun akun afiliasi akhir.

Akun Laporan Posisi Keuangan :


Efek yang dicatat sebesar biaya perolehannya
Persediaan yang dicatat sebesar biaya perolehannya
Biaya dibayar dimuka seperti asuransi, iklan dan sewa
Aset tetap
Paten, merk dagang, lisensi dan formula
Goodwill
Aset tak berwujud lainnya
Biaya dan kredit tangguhan kecuali biaya perolehan kebijakan untuk perusahaan asuransi jiwa
Penghasilan tangguhan
Modal saham biasa
Saham preferen yang dicatat sebesar harga penerbitan

Akun Laporan Laba Rugi :


Penghasilan dan beban yang berkaitan dengan aset dan liabilitas nonmoneter
Beban pokok penjualan
Penyusutan aset tetap
Amortisasi aset tak berwujud
Amortisasi biaya tangguhan
Pada saat mata uang fungsional adalah rupiah, maka pos
nonmoneter pada laporan posisi keuangan akan diukur
kembali menggunakan kurs historis.

Dalam contoh, kurs langsung telah mengalami kenaikan


selama periode berjalan, sehingga akun nonmoneter
lebih rendah pada saat diukur kembali dibandingkan
dengan saat dijabarkan.
Penyajian Laporan Keuangan dari Keuntungan
atau Kerugian Pengukuran Kembali

Setiap keuntungan atau kerugian yang timbul dari proses pengukuran


kembali dimasukkan dalam laporan laba rugi periode berjalan,
biasanya dalam “laba rugi lain”.

Keuntungan atau kerugian pengukuran kembali di masukkan dalam


laba rugi periode berjalan karena jika transaksi sejak awal dalam
rupiah, maka keuntungan atau kerugian kurs akan diakui dalam
periode ini sebagai bagian penyesuaian yang diperlukan untuk
penilaian transaksi luar negeri yang didenominasikan dalam mata
uang asing.
Ilustrasi Pengukuran Kembali Entitas Anak di Luar Negeri

Pengukuran kembali Neraca saldo anak


Tiga Pos memerlukan perhatian khusus:
1. Aset Tetap, menggunakan kurs historis, karena penting mempunyai catatan
perolehan dan pelepasan, maka kurs historis paling sesuai.
2. Beban Pokok penjualan, menggunakan kurs rata-rata karena terjadi secara
merata selama satu periode.
3. Menggunakan kurs rata-rata
Dalam beberapa kasus operasi tersebut tidak dikonsolidasikan karena kriteria yang
diterapkan untuk entitas anak di luar negeri.
Tidak dikonsolidasi Jika
1. Pembatasan valuta asing
2. Pembatasan transfer properti di negara asing
3. Ketidakpastian lain yang diterapkan oleh pemerintah.

Entitas anak di luar negeri yang tidak dikonsolidasi dilaporkan sebagai Investasi dalam
laporan posisi keuangan entitas Induk Indonesia.

Menggunakan metode:
1. Ekuitas, jika perusahaan anak mempunyai kemampuan untuk melaksanakan
atas kebijakan keuangan dan operasional.
2. Biaya, Mengakui laba rugi hanya dari dividen yang diterima.

Jika menggunakan metode ekuitas: laporan keuangan anak diukur kembali atau
dijabarkan, bergantung pada penentuan mata uang fungsional.Jika digunakan
pengukuran kembali, maka laporan keuangan entitas asing akan diukur kembali dalam
rupiah dan investor mencatat presentase dari laba rugi.
Likuidasi Investasi Asing

Akun penyesuaian penjabaran terkait langsung dengan


Investasi perusahaan pada entitas asing, jika investor menjual
sebagian besar dari investasi sahamnya,
PSAK 10 mengharuskan porsi prorata dari akun akumulasi
penyesuaian penjabaran yang dikalokasikan ke investasi
dimasukkan dalam penghitungan keuntungan atau kerugian
atas pelepasan investasi.
LINDUNG NILAI ATAS INVESTASI NETO PADA ENTITAS ANAK DI LUAR
NEGERI

Pada tanggal 1 Januari 2011, PT Induk memutuskan untuk lindung nilai bagian
investasinya yang baru saja dilakukan di German Company yang terkait dengan nilai
buku aktiva bersih German Company. PT Induk tidak yakin apakah kurs langsung
euro akan meningkat atau menurun untuk tahun tersebut dan ingin melindungi nilai
investasi aktiva bersihnya. Pada tanggal 1 Januari 20X1, kepemilikan 100 %. PT Induk
atas aset neto German Company dengan €50.000 (€40.000 saham modal ditambah
€10.000 laba ditahan). PT Induk meminjam €50.000 pada tingkat bunga 5% untuk
lindung nilai investasinya di German Company serta pokok dan bunga jatuh tempo
dan terutang pada tanggal 1 Januari 20X2
Pendekatan Dua Laporan untuk menampilkan laba rugi komperhensif
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
Persyaratan Pengungkapan

Psak 10 mensyaratkan pengungkapan :

1. Keuntungan atau kerugian transaksi mata uang asing baik dalam


laporan laba rugi atau catatan kaki yang meringkas operasi asing
suatu perusahaan
2. Pengungkapan catatan kaki dari perusahaan kurs yang terjadi
setelah tanggal laporan posisi keuangan dan pengaruhnya
Pertimbangan Tambahan dalam
Akutansi untuk Operasi Entitas Luar
Negeri
Kasus Pengukuran kembali : Kertas kerja konsolidasi Selanjutnya
Kertas kerja untuk kasus pengukuran kembali disajikan 12-13. Akun-akun
untuk German Cempany diperoleh dari akun-akun pengukuran kembali yang
dihitung pada figur 12-9. Keuntungan pengukuran kembali dimasukan dalam
neraca saldo entitas anak perusahaan German karena sumber dari akun
tersebut adalah pengukuran kembali terhadap akun entitas anak.

Akun pendapatan dari anak perusahaan dapat dibuktikan sebagai berikut:

Laba Rugi dari anak perusahaan

Bagian induk perusahaan atas 186.500.000


laba rugi anak perusahaan
($18.650x1,00)
Amortisasi paten 6000.000
($60.000.000/10 tahun)
Saldo 31/12/X1 186.500.000
12.13
Ayat jurnal eliminasi sebagai berikut :

E (24) Laba Rugi dari Entitas anak Rp 180.500.000


Dividen Dimumkan Rp 85.500.000
Investasi pada saham german company Rp 95.500.000
Mengeleminasi laba rugi dari entitas anak

E (25) Modal Saham Biasa—German Company Rp 480.000.000


Saldo Laba—1 Januari 20x1 Rp 120.000.000
Diferensial Rp 60.000.000
Investasi pada Saham German Company Rp 660.000.000
Mengeleminasi Saldo Investasi awal Periode

E (26) Paten Rp 60.000.000


Diferensial Rp 60.000.000
Mengalokasikan Diferensial ke Paten

E (27) Beban Operasi—Amortisasi Paten Rp 6.000.000


Paten Rp 6.000.000
Mengamortisasi Paten
Pembuktian Keuntungan Selisih Kurs
Pengukuran Kembali

Penyajian dalam bab ini mengenai proses pengukuran kembali


untuk entitas anak di jerman yang ditunjukan pada figur 12-9
memperlihatkan keuntungan Rp 10.000.000 sebagai pos
penyeimbang yang diperlukan untuk mencapai neraca saldo
yang setara. Pos penyeimbang ini dapat dibuktikan, dan
pembuktiannya dapat ditunjukan di figur 12.14. analisis
tersebut terutama melibatkan pos moneter, karena pos-pos
tersebut diukur kembali dari kurs awal periode, atau kurs pada
tanggal terjadinya transaksi menjadi kurs kini pada akhir
periode tersebut.
12.14
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah penghubung antara dua neraca.
Perusahaan mempunyai kebebasan dan fleksibilitas dalam
penyusunan laporan arus kas. Aturan umum adalah bahwa akun-
akun yang dilaporkan dalam laporan arus kas harus disajikan
kembali dalam rupiah menggunakan kurs yang sama dengan yang
digunakan untuk tujuan neraca dan laporan laba rugi. Oleh karna
kurs rata-rata digunakan dalam laporan laba rugi dan kurs tunai
akhir (kurs sekarang) digunakan dalam neraca maka muncul pos
penyeimbang untuk selisih kurs dalam laporan arus kas. Pos
penyeimbang ini dapat di analisis ke akun spesifik yang
menghasilkan perbedaan tersebut, tetapi tidak memengaruhi
perubahan dalam arus kas periode tersebut.
Penilaian Persediaan Nilai yang Rendah antara Biaya Perolehan dan Nilai
Realisasi dalam Pengukuran Kembali

Penerapan aturan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai pasar untuk persediaan memerlukan
perlakuan kusus pada saat mata uang pencatatan bukan mata uang fungsional. Oleh karna itu, laporan
keuangan entitas asing harus diukur kembali terlebih dahulu menggunakan kurs historis untuk menentukan
nilai biaya perolehan historis dalam mata uang fungsional. Kemudian biaya perolehan hasil pengukuran
kembali ini dibandingkan dengan nilai pasar dari persediaan yang di translasikan menggunakan kurs sekarang.
Langkah terakhir adalah memandingkan biaya perolehan dan nilai pasar, yang keduanya sudah dalam mata
uang fungsional, dan untuk mengakui apakah diperlukan penurunan nilai ke nilai pasar. Perbandingan
dilakukan dalam mata uang fungsional, bukan mata uang lokal atau pelaporan, tetapi tidak ada dalam
pembukuan anak perusahaan atau ada dalam pembukuan tetapi tidak dalam laporan keuangan konsolidasi
Transaksi Antarperusahaan

Sebuah induk perusahaan atau kantor pusat indonesia dapat mempunyai transaksi
penjualan atau pembelian antarperusahaan dengan afiliasi luar negeri yang
menimbulkan piutang atau utang antarperusahaan. Proses translasi piutang atau
utang yang didenomonasi dalam mata uang asing. Sebagai contoh, asumsikan bahwa
perusahaan Indonesia mempunyai iutang yang didenominasi dalam mata uang asing
dari anak perusahaan luar negeri. perusahaan Indonesia akan pertama-tama menilai
kembali piutang yang didenominasi dalam mata uang menjadi nilai setara rupiah
pada tanggal laporan keuangan. Setelah laporan keuangan afiliasi luar negeri
ditranslasikan atau diukur kembali, tergantung mata uang fungsional afiliasi luar
negeri, maka piutang atau utang antar perusahaan akan mempunyai nilai rupiah
yang sama dan dapat dieliminasi.

Jika transaksi mata uang antar perusahaan tidak akan dilunasi dalam
waktu dekat, maka transaksi antar perusahaan tersebut dapat dianggap
bagian dari investasi bersih di entitas luar negeri. Selisih translasi dari
piutang atau utang jangka panjang ditangguhkan dan diakumulasi sebagai
bagian dari akun translasi kumulatif.
Penjabaran ketika Mata Uang Ketiga adalah Mata Uang Fungsional

Terdapat beberapa kasus di mana anak perusahaan Mengukur kembali laporan keuangan anak perusahaan kedalam mata
mempunyai pembukuan dan pencatatan dalam unit uang funsional. Dalam contoh kita, laporan keuangan dinyatakan dalam
mata uang lokal tetapi mempunyai mata uang ketiga euro akan diukur kembali kedalam franc Swiss. Laporan keuangan
sebagai mata uang fungsional. Sebagai contoh, tersebut sekarang sudah dinyatakan dalam mata uang fungsional entitas,
asumsikan anak perusahaan kita, German Cempany, yaitu franc Swiis
mempunyai pencatatan dalam mata uang lokal,
euro. Jika anak perusahaan melakukan sebagian
besar aktivitasnya dalam franc Swiss, maka
manajemen dapat memutuskan bahwa franc Swiss Laporan keuangan yang dinyatakan dalam franc
adalah mata uang funsional anak perusahaan. Jika
pembukuan dan pencatatan entitas tidak Swiss kemudian ditranslasikan ke dalam rupiah
dinyatakan dalam mata uang fungsional, maka menggunakan proses translasi.
harus digunakan proses dua langkah berikut:
THANK YOU

You might also like